Allah Allah Allah

Hadir ❤

Alhamdulillah

DAYA RUSAK SEORANG MURID BERGURU KEPADA MURSYID PALSU AKAN LEBIH BESAR Dalam sebuah tarekat sufi hanya ada dua unsur yakni Guru Mursyid dan Murid, tidak ada unsur lain di antara keduanya, termasuk wakil talqin, sebab wakil talqin hanya membantu atau memfasilitasi terjadinya talqin dzikir, itu pun berdasarkan izin dan tugas dari seorang Guru Mursyid. Kedudukan Mursyid dalam sebuah tarekat adalah inti dari tarekat itu sendiri. Beliau lah yang memberikan bimbingan kepada murid, atas izin dari gurunya yang terus bersambung sanadnya sampai Rasulullah Saw. Karena itu dinilai tidak sah memberikan ijazah atau talqin hanya berdasarkan klaim sendiri atau sepihak tanpa izin dari guru sebelumnya. Syekh Amin Kurdi menjelaskan bahwa seorang Murysid yang arif dan telah wushul atau sampai pada Allah adalah wasilah bagi seorang murid menuju Allah Swt. Mursyid adalah pintu yang harus dilalui murid untuk sampai pada Allah. Siapa yang tidak memiliki guru (Syekh) yang membimbingnya (menuju Allah) maka Mursyidnya adalah setan. Jika murid di tangan orang yang tidak memiliki kapasitas sebagai Mursyid, maka daya rusaknya lebih besar dari pada melakukan perbaikan kepada muridnya. Sebagaimana dijelaskan Syekh Amin Kurdi sebagai berikut, لا يجوز التصدر لأخذ العهد على المريدين وإرشادهم إلا بعد التربية ، والإذن كما قالت الأئمة رحمهم الله تعالى إذ لا يخفى أن من تصدر لذلك وهو غير أهل له فما يفسده أكثر مما يصلحه وعليه إثم قاطع الطريق ، فهو بمعزل عن رتبة المريدين الصادقين فضلا عن المشايخ العارفين Artinya : "Seseorang tidak boleh mengambil janji atas para murid dan melakukan irsyad (bimbingan) dzikir kepada orang lain kecuali setelah memperoleh tarbiyah (pendidikan). Dan adapun izin (dari guru sebelumnya) sebagaimana disampaikan oleh para imam rahimahumullah ta'la, kalau begitu, tidak samar lagi, bahwa orang yang tidak memenuhi syarat untuk itu (yakni tidak berijazah, tidak memiliki izin dan tidak berkapasitas) maka dia lebih banyak merusak muridnya daripada memperbaikinya dan baginya dosa begal (qathi'ut thariq) karena ia telah mencerai-beraikan para murid yang benar (shadiqin) dan terlepas jauh dari para Syekh yang arif (Masyayikh Arifin)." By. Bajul Ikhwan Lampung Timur 37

DAYA RUSAK SEORANG MURID BERGURU KEPADA MURSYID PALSU AKAN LEBIH BESAR Dalam sebuah tarekat sufi hanya ada dua unsur yakni Guru Mursyid dan Murid, tidak ada unsur lain di antara keduanya, termasuk wakil talqin, sebab wakil talqin hanya membantu atau memfasilitasi terjadinya talqin dzikir, itu pun berdasarkan izin dan tugas dari seorang Guru Mursyid. Kedudukan Mursyid dalam sebuah tarekat adalah inti dari tarekat itu sendiri. Beliau lah yang memberikan bimbingan kepada murid, atas izin dari gurunya yang terus bersambung sanadnya sampai Rasulullah Saw. Karena itu dinilai tidak sah memberikan ijazah atau talqin hanya berdasarkan klaim sendiri atau sepihak tanpa izin dari guru sebelumnya. Syekh Amin Kurdi menjelaskan bahwa seorang Murysid yang arif dan telah wushul atau sampai pada Allah adalah wasilah bagi seorang murid menuju Allah Swt. Mursyid adalah pintu yang harus dilalui murid untuk sampai pada Allah. Siapa yang tidak memiliki guru (Syekh) yang membimbingnya (menuju Allah) maka Mursyidnya adalah setan. Jika murid di tangan orang yang tidak memiliki kapasitas sebagai Mursyid, maka daya rusaknya lebih besar dari pada melakukan perbaikan kepada muridnya. Sebagaimana dijelaskan Syekh Amin Kurdi sebagai berikut, لا يجوز التصدر لأخذ العهد على المريدين وإرشادهم إلا بعد التربية ، والإذن كما قالت الأئمة رحمهم الله تعالى إذ لا يخفى أن من تصدر لذلك وهو غير أهل له فما يفسده أكثر مما يصلحه وعليه إثم قاطع الطريق ، فهو بمعزل عن رتبة المريدين الصادقين فضلا عن المشايخ العارفين Artinya : "Seseorang tidak boleh mengambil janji atas para murid dan melakukan irsyad (bimbingan) dzikir kepada orang lain kecuali setelah memperoleh tarbiyah (pendidikan). Dan adapun izin (dari guru sebelumnya) sebagaimana disampaikan oleh para imam rahimahumullah ta'la, kalau begitu, tidak samar lagi, bahwa orang yang tidak memenuhi syarat untuk itu (yakni tidak berijazah, tidak memiliki izin dan tidak berkapasitas) maka dia lebih banyak merusak muridnya daripada memperbaikinya dan baginya dosa begal (qathi'ut thariq) karena ia telah mencerai-beraikan para murid yang benar (shadiqin) dan terlepas jauh dari para Syekh yang arif (Masyayikh Arifin)." By. Bajul Ikhwan Lampung Timur 37

Yaa allah

Shollu ' ala sayyidina muhammad

Semoga saye pun tersentuh juga berkah manaqib majlis aljawahir

Allah

Allah allag allah

Yaa allah

Qobiltu ha

Yaa allah

Amin amin betul sekali

Suara storing min. ada suara lain

sehat selalu abah ali...alfatihah

Qobiltu ha

Barokallah semoga sehat wal afiat sekeluarga Syekh H Awwab bin Ahmad Attamini 🤲

Alhamdulillah, terima kasih Ustadz 🙏

Suara tidak stabil min

Hoaxxxx soaxxxx lihat itu masjid Mekah Madinah. Klo sufi tasawuf. Syiah ya zikir nya rame rame.

Alhamdulillah,, ,jelas sudah saat ini kita mempunyai Guru Mursyid yg masih hidup ❤❤❤

Sehat selalu Ustadz ❤

Dalam ilmu hadits. Hadist doif saja ada beberapa syarat untuk bisa menjadi hadits shohih apalagi untuk menjadi wali Mursyid kammil mukammil tentu harus memenuhi syarat. Bukan hanya pandai berbicara sebab iblis ahli hadits ahli tafsir ahli riwayat. Oleh sebab itu tidak cukup tawasulnya akan tetapi perlu robithoh. Tawasul tanpa robithoh ibarat kabel terputus

Terimakasih Syeih pencerahaannya semoga menjadi barokah utk.kita semua

Kata Kh wahfiuddin sakam, sdh jelas Mursyid kita adalah abah anom,. Maaf beribu ribu maaf Dan menurut info yg saya dpt, beliau abah ali skrng sdh tdk lg menjadi waktal nya Abah. Beliau sdh kelaur dari jalan yg sesuai dg tanbih. 😢🙏

Alhamdulilah, tdi sya baru saja menghadiri manaqib di masjid DARUNAJAH SERDAM TERIMAKASIH BANYAK UST AWAB AHMAD ATTAMIMI Tausiyahnya yg sangat bermanfaaat untuk dunia dan akhirat amiin🙏🙏🙏

Semoga Guru Sehat selalu dan dipanjangkan umurnya,,, aamiin ❤️❤️

Semoga Guru Sehat selalu dan di berikan panjang umur,,, Aamiin ❤️❤️

Nyimak ❤

Mantap

👍

Jgn ada musik musik klw video ilmu

Yaaa allah

ABA ALI ❤️❤️❤️❤️ AL'FATIHAH ❤️❤️❤️❤️

Alhamdulillah pencerahan nya

Saya pernah Berziarah ke makam guru haji Ismail mundu di usia masih kecil bersama ibu dan bapak saya..semoga keturunan ku di berikan ilmu yg bermanfaat dunia dan akhirat aamiiin

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Pak, beli kitab Miftahul Jannah bisa ga disini?

BILKAROMAH ABAH SEPUH ABAH ANOM ABAH AOS QS AL FATIHAH

ALLAHUMMA SHOLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALA ALI SAYIDINA MUHAMMAD , BILBAROKAH WALKAROMAH SYEH ABDUL QODIR AL JAILANI QS AL FATIHAH

❤

Ust Ali itu Mursyid silsilah keberapa pak ustad ?

sehat sllu abah ali.ikwan ahwat ❤❤

Aamiin ❤❤❤

Mantap

Subhanallah begitu lah jalanya kalimat Toyibah LAILLAHAILALLAH

🤫 .... 🤭

Jadi dulu sepertinya yg kita tau saat Isra'- Miraj nabi dari Makah - Sidratal Muntaha { langit ke VII ) , naik Buraq [ semacam burung , yg di ikat dulu di Masjid Aqsa selama Mi'raj ] , sebenarnya saat Miraj itu beliau bersama Malaikat ( Buroq ) , yg kecepatan nya digambarkan dlm : Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun. ( Al-Ma’arij : 4 ) Jadi kl Malaikat cukup sehari , kl manusia biasa [ dengan transporter tercepat ,ie Pesawat .. ] , dg jarak sama perlu waktu 50rb tahun . 2 Petrus 3:8 Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. Mazmur 90:4 Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin , apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.

Isra’ Mi’raj Isra` , ‘saro’ bermakna perjalanan di malam hari. Isra` adalah perjalanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama Jibril dari Mekkah ke Baitul Maqdis , “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha “ ( Al Isra’:1 ) Kisah Isra’ dan lanjut Mi’raj Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun. ( Al-Ma’arij : 4 ) “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. ( Al-Isra` : 1 )