Pak pak😂. Tuhan itu Pencipta. Pencipta kok ditanya penyebabnya😂. Bukan lemah first couse argument, tp kurang belajar jadi kurang nalar😂.
@herligunawan34733 күн бұрын
Penjelasan anda gak jelas
@kanglee-zj9qg5 күн бұрын
Terlalu banyak berfikir menggunakan pemikiran filsafat
@indah-n95 күн бұрын
Beda pendapat rahmad spya berpikir logika ilmiah.. Saking indah luar biasa makna diblik bhsa alqur, an. Mantap ustad . .
@asheeradamita664412 күн бұрын
Subscribe ❤
@UunNurhayati-e8l16 күн бұрын
PRESIDEN RI 2022-SELAMANYA UUN NURHAYATI SPD SSOS WAKIL MAS WAHYU WIDIANTO DI USUNG BU MEGA SAKTI' 🇮🇩 INGAT YANG MENDUAKAN ALLOH SWT SUDAH KAFIR SEMUA ITU SUDAH KAGA BERES SEMUA SUDAH MENDUAKAN ALLOH SWT 🇮🇩❤️🙏 SAYA DAN SUAMI AKAN SECARA BERKESINAMBUNGAN DAN BERKELANJUTAN TANPA ADA PERGANTIAN PEMIMPIN NEGERI YANG ABADI SELAMANYA SECARA BERKESINAMBUNGAN DAN BERKELANJUTAN TANPA ADA PERGANTIAN PEMIMPIN NEGERI YANG ABADI SELAMANYA SECARA BERKESINAMBUNGAN DAN BERKELANJUTAN TANPA ADA PERGANTIAN PEMIMPIN NEGERI INI SEMOGA MEMIMPIN NEGERI INI SELALU ADA DALAM LINDUNGAN ALLOH SWT 🇮🇩❤️🙏
@johaniswerinussa971318 күн бұрын
SAYANG SEKALI BAHWA, MAKNA PIDATO YANG SANGAT GENIUS MENYANGKUT INDONESIA MERDEKA ITU, TIADA SEDIKITPUN MANFAATNYA LAGI, KARENA 5 TAHUN KEMUDIAN, YAKNI PADA TANGGAL 15 februari 1950 di JAKARTA, DIA SENDIRILAH YANG MELIKUIDASI SEMUA YANG DIUCAPKANNYA ITU , DAN MUSNAHLAH SEMUANYA DAN TIDAK ADA LAGI SAMPAI DENGAN HARI INI. Dan yang lebih parah lagi, ialah bahwa, dia sendiri berani menentang Allah melalui janji dan sumpahnya pada tanggal 17 december 1949 pelantikannya sebagai Presiden Negara Republik Indonesia Serikat (RIS), di Jogjakarta. Demikianlah Sukarno dengan segala bentuk tipudayanya dan kebohongannya menyangkut Indonesia merdeka. Sontohloyo,,,,, dan sekarang bukannya lagi Pancasila, melainkan PANCASALAH.
@baniadam154119 күн бұрын
Pernyataan Ini terdapat di kitab apa? Sumbernya dr mana?
@HasanSan-fj1lk21 күн бұрын
❤🎉❤ MIMPI MELIHAT BENDERA MERAH PUTIH BERKIBAR SAYANG ❤🎉❤
@HasanSan-fj1lk21 күн бұрын
❤🎉❤ REZEKINYA MALAM LAILATUL QADAR KEMULIAAN 2019 SAYANG ❤🎉❤
@havidhartanto405621 күн бұрын
Sesuatu yg diadakan yg tadinya tidak ada...pasti ada penyebabnya...sedangkan tuhan sdh ada sebelum semuanya diadakan..
@Sarbani-i1i22 күн бұрын
Guru Gembol itu Guru gibul Jgn ikuti
@saipulkarsot28 күн бұрын
9
@muhammadyusuf6807Ай бұрын
Terima kasih kak, bermanfaat banget
@eLhasaN91Ай бұрын
Bro lupa, Rocky Gerung sering mengemukakan kutipan kutipan dr orang lain... 😂
@cakhas5052Ай бұрын
mugo2 Bung Karno pinaringan ampunan lan keberkahan Illahi
@samagus6193Ай бұрын
Bpk ini gagal paham tentang teori tasal sul???
@samagus6193Ай бұрын
Chanel hambar,,ngambang,,???
@cuitshinobi9672Ай бұрын
Nambah lg chanel goblok gak ngerti.. referensi itu dasar utama dlm agama islam om...
@navilaarrosyid2748Ай бұрын
Saya sependapat
@warmadi2210Ай бұрын
Ternyata yg mngkritik ustad nurudin rata rata orang berilmu sy jg udah mlihat chenel lain yg mngatakan yg hmpir sm dngan chenel ini
@babangbotak7067Ай бұрын
Makin banyak yang ikut2an atas kekisruhan ini.. Makin lieur weh.. 😂😂
@prihyudosumbono3029Ай бұрын
Lha piye to orang ini, lha wong guru gembul sendiri sudah unggah vidio kalau dia kalah debat dgn ustadz Muhammad Nurudin karena tdk mempersiapkan referensi 😂
@JeprixGoАй бұрын
dalam kasus debat ini saya setuju dengan guru gembul dib anding dengan ustd nurudin yg kesannya dia justri defensif dan berusaha provokasi guru gembul , dia terlalu pede sekali dan nampak tdk tenang
@bangrahman1Ай бұрын
Apakah kesimpulan adanya Tuhan merupakan konklusi tak berdasar atau perpindahan dari rasio ke keimanan? Menurut saya, tidak! KESALAHAN Argumen yang biasanya digunakan utk membuktikan adanya Tuhan adalah argumen kausalitas dalam penalaran berikut: Segala sesuatu ada penyebabnya Alam semesta ada Alam semesta ada penyebabnya Apa/siapa penyebabnya? Dia lah Tuhan. Ia menyebabkan alam semesta, dan ia tidak disebabkan oleh sesuatu yang lain. Ia adalah sebab yang tidak disebabkan. Argumen ini lalu dkritik. Jika alam semesta ada penyebabnya karena ada, berarti Tuhan juga ada penyebabnya. Bukankah alam semesta dan Tuhan sama-sama ada? Kenapa berawal pada Tuhan dan disebut sebagai sebab yang tak disebabkan? KOREKSI Kesimpulan adanya Tuhan tidak berawal dari penalaran di atas. Begini... jika segala sesuatu ada sebabnya, berarti segala sesuatu adalah akibat. Jika segala sesuatu adalah akibat, lantas apa/siapa penyebabnya? Apakah yang tidak ada? Tidak mungkin! Penyebabnya pasti yang ada (sesuatu). Karena itu, dari segala sesuatu yag ada, pasti ada yang merupakan penyebab, dan ada yang merupakan akibat. Kesimpulan ini justru bertentangan dengan premis itu sendiri, (Segala sesuatu ada penyebabnya) Premis “segala sesuatu ada penyebabnya” sebenarnya kesimpulan yg salah dari pola penalaran induktif, yaitu menarik kesimpulan yang umum dari hal-hal yang khusus. Penalarannya begini... Manusia ada penyebabnya Tumbuhan ada penyebabnya Hewan ada penyebabnya Masalah ada penyebabnya Kesimpulannya: Segala sesuatu ada penyebabnya. Kesimpulan tsb berlebihan (overgeneralized conclusion). Dalam penalaran induktif, kesimpulan tidak bersifat pasti, hanya kemungkinan atau kemungkinan besar, karena kesimpulan ditarik dari hal-hal yang khusus sementara kesimpulannya bersifat umum. Jadi kesimpulan yang benar adalah “Segala sesuatu kemungkinan besar ada penyebabnya” Sampai disini kita tahu bahwa di antara yang ada, ada yang meruapakan sebab dan ada yang merupakan akibat. Selanjutnya, bagaimana kita tahu ada sebab pertama yg tidak disebabkan dan menyebabkan segala sesuatu yang lain? KETIDAKMUNGKINAN REGRESI TAK TERBATAS Regresi tak terbatas adalah konsep yang menyatakan bahwa sebab dan akibat itu tidak terbatas. Mungkinkah sebab akibat tidak terbatas? Tentu saja tidak! Begini..jika anda ada karena ayah, kakek, buyut dan seterusnya hingga tak terbatas, maka anda tidak ada. Fakta bahwa anda ada (disini saat ini sedang membaca komen ini) meniscayakan adanya sebab pertama yang mengawali semuanya. Sebab pertama ini pasti tidak disebabkan, karena kalau disebabkan juga, maka anda (dan kita semua) tidak pernah ada. KESIMPULAN Dengan demikian, keyakinan adanya Tuhan bukanlah kesimpulan tanpa dasar atau berpindah dari rasio ke keimanan. Keyakinan adanya Tuhan bukanlah dogma. Keyakinan adanya Tuhan adalah niscaya/pasti jika kita menggunakan nalar/rasio. Memang wahyu menginfokan adanya Tuhan, tapi itu bukan sumber utama keyakinan adanya Tuhan. Tuhan telah menyediakan perangkat bagi manusia utk mengenal-Nya, yaitu yg biasa disebut akal, sekaligus mengirim utusan dengan wahyu untuk menegaskan keberadaanNya.
@FarisMujahidin-e7eАй бұрын
terimakasih
@Asia-f9oАй бұрын
Pa,,,Siti Aisyah Soekarno putri muba,, Asialex Noerdin,,🌹🙏🙂,,ny,,Barack Asia Obama's
@WorldChannel01Ай бұрын
Hahaha... Lucu si bapak😂 Itu debat ilmiah, jd harus ad referensi jelas yg bisa di tunjukan pd penonton debat. Maka nya di setiap debat ilmiah di sedia kan proyektor biar semua bisa lihat dan baca referensi yg di paparkan peserta debat. Klo sekedar debat biasa atau debat kusir, gak perlu referensi. Pak, lebih baik berkata benar atau diam. Dari pd ngomong, malu2in diri sendiri😂
@tukangbotot2029Ай бұрын
Anda juga pamer dosen anda 😅
@creativeart7477Ай бұрын
ironi. menang pun masih tantrum. moral dan akhlaknya dipertanyakan.
@ahmadfadlanrizki3754Ай бұрын
mantap
@muhammadfuadhananАй бұрын
Sila 1. Kebangsaan 12.07 Sila 2. Internasionalisme 16.15 Sila 3. Permusyawatan Perwakilan 17.25 Sila 4. Kesejahteraan sosial 17.58 Sila 5. Ketuhanan 20.49
@kangarif9166Ай бұрын
Pendekatan rasional itu berbeda dengan pendekatan ilmiah. Rasional artinya dapat dilogikakan. Sedangkan pendekatan ilmiah utk menyimpulkan sesuatu perlu pembuktian. Contoh: Burung dapat terbang. Burung onta adalah burung. Kesimpulan rasional: burung onta dapat terbang Kalau pendekatan ilmiah maka utk tahu burung onta dpt terbang atau tidak perlu pembuktian. Itupun harus terbukti bahwa jika orang lain melakukan eksperimen yg sama maka hasilnya harus sama.
@kangarif9166Ай бұрын
Contoh lain. Apakah Alquran benar diturunkan dari Allah? Utk pendekatan ilmiah pasti tidak dapat dilakukan utk case di atas. Sedangkan pendekatan rasional dapat berbeda kesimpulan. Rasionalisme orang yg berfikiran bebas akan beda dengan rasionalisme orang yg masih terikat akidah. Karena itu seorang ilmuwan dalam meneliti sesuatu biasanya pikiran akan dinolkan dulu. Sehingga ketika memproses suatu informasi akan lebih obyektif
@ithosrh764Ай бұрын
Wkwkwk gagal paham ini bapak, orang yang di bahas itu bukan zatnya. Padahal sudah dibahas pada debat ust Nurudin dan guru gembul, hakikatnya akal manusia tidak akan pernah mencapai zat tuhan, yg mana tuhan itu tanpa batas sedangkan manusia sangat terbatas pikirannya
@BapakyaiIlyasАй бұрын
solusinya dong minn
@BapakyaiIlyasАй бұрын
di laptopku menjuru ke perpustakaan zotero bukan gaya footnote
@BapakyaiIlyasАй бұрын
kok di laptopku beda min
@TokuHero326Ай бұрын
Itulah mengapa waktu itu Ustadz nuruddin mengajukan teori tasalsul/kemustahilan regresi yang tidak terbatas sehingga prima cuasa menjadi rasional.
@bumitua6153Ай бұрын
Bapak ini jg lg pamer "ketika saya kuliah di inggris....." Pada dasarnya manusia itu suka pamer😅
@jaggi-art5770Ай бұрын
ternyata nurrudin terganggu oleh GG karna followernya banyak
@LilikWiselyАй бұрын
Gk usah banyak bacot di youtube anda bilang ustad gagal.. tangtangi aa tuh ust debat akademis disitu baru kelihatan mana yg memiliki ilmu dan tidak... anda sama gembul sama bisa cuma menyesatkan orang yg rendah fondasinya berkoar di youtube doank basi
@bamerschannel2552Ай бұрын
Penting untuk diketahui, bahwa Terminologi "ilmu" antara GG dan Ustad Nuruddin berbeda. Ini dulu yang dipahami. Guru gembul membatasi definisi ilmu hanya di ranah science, yakni bisa di indera, disaksikan dan dialami langsung, dan dibuktikan atau diverifikasi sehingga bisa diterapkan pada semua orang. Ustad Nuruddin gak berhenti disitu, menggunakan definisi lebih luas, karena menurutnya kausalitas (sebab akibat) termasuk pula didalamnya. Ilmu agama metodologinya pun berbeda dengan science. Sebab sifatnya transendental dan juga mengakui dan percaya pada hal ghaib. Ada unsur "sense". Di science tidak ada seperti itu. Makanya ilmiah menurut GG dan ustad nuruddin jadi berbeda. Contoh ilmiah menurut GG: Bensin deh, Jika dibilang bensin adalah bahan bakar sumber energi, semua orang percaya. Bisa dilihat zatnya Proses pembakarannya menjadi energi pada kendaraan bermotor pada mesin bisa dimengerti dan dilihat juga Secara langsung kita semua bisa menggunakan dan mengalaminya tanpa kecuali. Nah kalau Isra Mi'raj misalnya Kan kita gak bisa lihat langsung Adanya pada perkataan Nabi Di Quran Dan penelitian para sejarahwan Tapi kita gak alami sendiri Makanya dasar percayanya lebih karena kausalitas dan iman. Apakah ilmiah? Ya menurut metode agama Tapi tidak secara science, karena science pembuktiannya gak cukup hanya pada kausalitas Semua orang harus bisa mengalaminya langsung. Yang mana yang benar? Dua duanya benar Tergantung persepsinya mau pakai yang mana Dilihat dari ilmu agama ya Ustad pasti benar Dilihat dari sudut science GG gak salah juga. Cuma ya karena akidah adalah ranah agama, ya harusnya dilihat dari sisi ilmu agama (bukan science). Jadi Ustad Nuruddin lebih tepat.
@RiswanWan-if9edАй бұрын
Malas baca lalu mendebat? Gimana asas kesetaraan argumen? Gimana anda membahas sesuatu yg anda sendiri tdk ketahui? Tdk punya referensi sesuatu artinya tdk punya gambaran tentang sesuatu.
@ridwanawaluddin4981Ай бұрын
aqidah/agama itu bersanad, bukan pendapat kita
@iriantosaadi5744Ай бұрын
Sy setuju Nuruddin cuma pamer kutipan dan referensi,tidak berfikir dan tidak punya kesimpulan!
@iriantosaadi5744Ай бұрын
Guru gembul dijebak Muhibbin2,shg perdebatan tidak adil! Nuruddin culas tidak mau diundang balik ke podcast Guru gembul!
@azhar1943Ай бұрын
thanks pak, izin nanggapin.. tapi kalau premisnya diganti dari "sesuatu" ke "ciptaan", masalahnya terselesaikan gak? p1 : setiap ciptaan itu ada Penciptanya p2 : alam adalah ciptaan k : alam itu mempunyai Pencipta kemudian premis baru p1 : setiap ciptaan itu ada Penciptanya p2 : Tuhan adalah Pencipta k : Tuhan adalah yang menciptakan segala ciptaan-Nya. kalau begitu bisa dibilang konsisten gak? mohon para ahli tanggapan nya, saya disini butuh pencerahan
@hamdanniam1841Ай бұрын
Maaf. Ini pendapat pribadiku. Sejauh pengalaman saya belajar filsafat. Sangat mungkin salah. Kita coba mulai dr dasar 1. Kausalitas kn causa (sebab). Sebuah konsep yg menghubungkan sebab akibat. Secara universal harus konsisten. Terciptanya alam semesta adalah akibat. Terus sebab dr terciptanya apa? di situlah rasional ilmuan melahirkan teori2 mulai dr big bang dll, kemudian diobservasi sebab dr big bang apa dan seterusnya. Konsisten pakai konsep ini sehingga ilmuan2 masih berkelanjutan pd penelitian bgmn alam semesta ini tercipta. 2. Setiap ciptaan ada penciptanya. Iya dlm konteks ini esensinya sama. Pencipta adalah sebab, konsisten pakai konsep kausalitas ini maka sebab dari pencipta (Tuhan) apa? Apa sebab terciptanya Tuhan dan seterusnya... 3. Konsep yg secara diksi anda rubah dr Sebab ke Pencipta itu hematnya masih masuk di dalam konsepnya Aristoteles, First Causa atau final Causa. Dlm konteks diksi anda, pencipta pertama, pencipta yg tdk diciptakan. Atau pencipta final. Kl di dunia materi pengerak yg tdk digerakkan. Tp Apakah ada sesuatu bergerak tanpa sebab? Konsep ini dibantah sehingga tdk mencapai konsensus. Konsensus ilmiah yg lazim adalah seperti hukum kekekalan energi, energi tdk dpt diciptakan jg tdk bs dimusnahkan. Artinya energi yg ada adalah akibat dr energi yg ada sebelumnya. Berarti hukum energi itu konsisten pd konsep kausalitas. 4. Kita coba buat analogi sederhana. Bgmn merasionalkan pencipta final atau pencipta pertama yg tdk diciptakan secara saintifik. Telur (akibat), ayam (sebab), ayam sebabnya apa? Telur. Sebab dr telur apa? Ayam. Terus begitu, Konsisten kausalitas. Apakah manusia bisa merasionalkan Ayam pertama yg tanpa sebab? Bgmn cara membuktikan, meneliti, merasionalkan ttg adanya Ayam pertama, Ayam Final yg tdk lahir dr telur? Ayam dari segala ayam dan telur yg ada. 4. Konsep aksiomatik. Aksioma, konsep kebenaran yg terbukti dg sendirinya, tanpa perlu bukti. Apakah terciptanya Alam semesta bs memakai konsep ini. Kl contoh sederhana, Guru Gembul ada di sini (di ruang diskusi tgl sekian jam sekian). Maka aksiomatiknya Gembul tdk ada di tempat lain pada saat itu. Itu pernyataan yg terbukti secara nalar dg sendirinya, tanpa butuh bukti dan tdk bs dibantah. Karena mustahil guru gembul ada di tempat lain. Apakah nalar logika manusia sampai dg sendirinya kepada klaim terciptanya alam semesta ini otomatis membuktikan adanya Tuhan? Sejarah mencatat Sekelas Nabi pun butuh Wahyu, Nalar/ilmu sekelas Nabi pun mentok. Bgmn Nabi Ibrahim berfikir, kok patung disembah, bgmn Nabi Muhammad menyendiri di Gua Hiro menunggu Wahyu. Itu malah menjadi bukti bahwa Alam semesta tdk menjadi aksioma ttg adanya Tuhan. Karena pembuktian Tuhan dg bantuan Wahyu. Kesimpulannya. Membuktikan adanya Tuhan lewat filsafat dan ilmu turunnnya akan mengalami kebuntuan. Itu sebab lahirnya ilmu Kalam yg berusaha mengkawinkan filsafat dg Wahyu. Metode yg dikemukakan Ust Nuruddin terlalu dipaksakan. Aqidah sejatinya ranah Wahyu, bukan ranah rasional. Jika bukan Nabi, posisi rasional bekerja sbg penguat dr kepercayaan terhadap Wahyu yg sudah lama diturunkan. Berusaha Merasionalkan Allah lbh cocok jika posisinya dia Nabi. Sejak awal sebelum debat Guru Gembul dan Ust. Nuruddin sama2 sadar. Ini hal yg tdk perlu diperdebatkan. Menurutku mereka digerakkan oleh emosi/sentimen/atau ketidakcocokan/motif lain. Tapi dg hadirnya 2 tokoh hebat ini kita semua jd tergerak utk berfikir. Salam damai dr saya yg tdk memihak salahsatu dari ke 2nya. 🙏😊
@anakagung7613Ай бұрын
Kok aksennya mirip Rocky Gerung ya pak?? Ahhahahaha
@ayimulyana6095Ай бұрын
Intinta kematin Itu guru gembul memcari TUHAN .....
@setiyantosetiyanto5140Ай бұрын
Dosen uin ginj ya, pantesan mahasiawa uin banyak yg aties belaja r filsafat klo dosen nya aja kyk gini