Semangat nak smg bs meraih apa yg km cita 2kan dan sukses selalu aamiin yaa Robbal aalamiin
@DelliAna-b6yАй бұрын
Mantap
@opubalak869Ай бұрын
Teruslah belajar dan jangan lupa berdoa karena doa itu sendiri adalah hal terbaik untuk melindungi diri kita dari segala hal yang tidak baik
@nur.azizah_24Ай бұрын
Woww
@user-lq2bd1ed9mАй бұрын
Aspek bioetika jelas
@dranurmala1886Ай бұрын
❤
@MuhBashitАй бұрын
Senang lihat latar kampus
@dranurmala1886Ай бұрын
❤
@BiologiJayaaАй бұрын
Saya ogicmathestis Anda kexerdasan apa?
@BiologiJayaaАй бұрын
Sy logic mathematis Anda kecerdasan apa?
@user-lq2bd1ed9mАй бұрын
saran: share sbg bahan belajar
@user-lq2bd1ed9mАй бұрын
Mantap❤
@KhafifahindarFifaАй бұрын
Assalamu'alaikum, perkenalkan saya Khafifah Indar dan rekan saya Riska Dwiyanti. Izinkan saya mengajukan pertanyaan terkait pemaparan video anda. Menurut anda apakah kasus ibu pengganti metode tradisional menjadi tidak melanggar bioetika ketika tujuannya adalah untuk mendapatkan keturunan karena ibu kandung didiagnosis tidak dapat memiliki keturunan? Terima kasih sebelumnya🙏
@KhafifahindarFifaАй бұрын
Assalamu'alaikum, perkenalkan saya Khafifah Indar dan teman kelompok saya Riska Dwiyanti kelas sains B. Saya ingin mengajukan pertanyaan, terkait pemaparan video anda. Menurut anda, seperti apa contoh kasus vasektomi yang dapat melanggar bioetika? Terima kasih banyak sebelumnya🙏
@firdayanti8438Ай бұрын
assalamualaikum perkenalkan saya Firda Yanti Ismail dari kelas Sains B. Berdasarkan pemaparan tersebut bagaimana pendapat anda, apakah kecerdasan buatan AI ini dapat berlangsung secara terus menerus? mengingat ada beberapa hal yang melanggar etika dalam penggunaan kecerdasan buatan tersebut! sekian dan terimakasih
@KhafifahindarFifaАй бұрын
Wa'alaikumussalam, terima kasih atas pertanyaan anda. Izinkan saya Khafifah Indar menjawab pertanyaan anda. Menurut saya penggunaan kecerdasan buatan (AI) dapat berlangsung secara terus menerus. Mengingat seiring berkembangnya zaman, maka berkembang pula ilmu pengetahuan dan teknologinya. Penggunaan AI dalam kesehatan memiliki banyak manfaat contohnya dengan adanya AI keterbatasan tenaga medis dapat diatasi dan segala pekerjaan menjadi efektif dan efisien. Akan tetapi tidak dipungkiri bahwa AI juga dapat menimbulkan dampak negatif dan banyak melanggar bioetika. Tetapi hal tetsebut dapat diatasi dengan cara memperhatikan hal-hal yang esensial dalam penerapan AI dalam kesehatan. Sebelum menggunakan AI dalam kesehatan, kita terlebih dahulu mengidentifikasi apakah penggunaan AI dalam bidang tersebut dapat memberikan dampak positif ataukah negatif. Dengan hal tersebut, setidaknya kita dapat mengurangi penggunaan AI yang dapat melanggar Bioetika🙏
@jumaeniukkas51172 ай бұрын
Assalamu'alaikum warohmatulohi wabarakatuh Perkenalkan saya Firdasari Septianti rekan kelompok dari Tri Annas Tasya. Izin bertanya mengenai materi yang disampaikan. Seperti yang kita ketahui bahwa AI merupakan hasil cipta karya dari manusia yang didukung oleh perkembangan teknologi,, namun secanggih apapun suatu teknologi tentunya ada saja titik celah yang menjadikan ketidaksempurnaan atau bisa saja terjadi error. Bagaimana cara mengatasi atau mengantisipasi agar AI yang digunakan supaya tetap bisa bekerja sesuai dengan yang diinginkan dan tidak menampilkan hasil yang salah terhadap diagnosa maupun penyakit pasien. Terimakasih 🙏
@Beone14gurl2 ай бұрын
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh, terima kasih atas pertanyaan yang diberikan, saya Riska Dwiyanti Izin menjawab. Untuk mengurangi atau mengantisipasi kemungkinan kesalahan dari pengunaan AI maka diperlukan kepekaan dari pihak medis dan juga pasien terhadap hasil analisis atau diagnosa yang diberikan oleh hasil Intruksi kesehatan AI. Sebab aplikasi AI telah menunjukkan potensi yang luar biasa dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Dari peningkatan akurasi diagnosa hingga kemampuan untuk melakukan deteksi dini penyakit, AI berperan penting dalam revolusi layanan kesehatan. Namun, tantangan seperti menjaga privasi data pasien dan mengurangi potensi kesehatan perlu ditindaklanjutkan. Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk memastikan bahwa integrasi AI dalam kesehatan dapat memberikan manfaat maksimal dengan risiko yang minimal. Dengan dukungan dari semua pihak, termasuk praktisi kesehatan dan pasien, kita dapat mengharapkan era baru dalam perawatan kesehatan yang lebih efisien, efektif, dan empatik berkat kontribusi AI. Sekian, Terima Kasih
@dewisaputri99562 ай бұрын
Assalamualaikum, perkenalkan saya Dewi Saputri rekan kelompok Nurzahra Adelia, kelas Sains B. Berdasarkan pemaparan video mengenai Kecerdasan Buatan (Ai), maka muncul pertanyaan dari saya yakni: Ada kekhawatiran bahwa ketergantungan pada Ai dapat mengurangi interaksi manusia dan empati dalam praktik medis. Jadi, Bagaimana Ai dalam persepektif bioetika dapat mendorong kolaborasi antara dokter dan pasien dalam pengambilan keputusan mengenai perawatan sehingga menjadikan hubungan lebih interaktif dan partisipatif?
@Beone14gurl2 ай бұрын
Wa'alaikumussalam Warahmatullah wabarakatuh, terima kasih atas pertanyaan yang diberikan saya Riska Dwiyanti izin menjawab, seperti kita ketahu sisi negatif dari masalah bioetika penggunaan AI pada dunia kesehatan yaitu, Pasien akan kehilangan empati, kebaikan, dan perilaku yang tepat saat berhadapan dengan dokter dan perawat robotik karena robot ini tidak memiliki atribut manusia seperti kasih sayang. Maka, bioetika hadir untuk permasalahan tersebut yaitu: Transparansi hasil kepada pasien yaitu pasiesn harus dapat menyadari proses perawatan, risiko penyaringan dan pencitraan, anomali penangkapan data, kesalahan pemrograman, privasi data dan kontrol akses, menjaga keamanan sejumlah besar informasi genetik yang diperoleh melalui pengujian genetik. Pasien dapat menolak perawatan yang dianggap tepat oleh penyedia layanan kesehatan. Pasien berhak mengetahui siapa yang harus bertanggung jawab jika perangkat medis robotik ini mengalami kegagalan atau kesalahan
@AdeliaSoo2 ай бұрын
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh saya Nurzahra Adelia Putri rekan saya Dewi Saputri Kelas Sains B berdasarkan pemaparan video diatas saya ingin mengajukan pertanyaan : bagaimana nilai nilai moral atau etika berdasarkan perspektif masyarakat yang terlibat dalam bioetika vasektomi? terima kasih banyak
@dewisaputri99562 ай бұрын
Assalamualaikum, perkenalkan saya Dewi Saputri rekan kelompok Nurzahra Adelia, kelas Sains B. Berdasarkan pemaparan video mengenai ibu pengganti, maka muncul pertanyaan dari saya yakni: Bagaimana pandangan bioetika terhadap hak asuh anak yang dilahirkan dalam praktik surrogate mother?
@andiannisatulmuassyiroh92602 ай бұрын
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, perkenalkan saya Andi Annisatul Muassyiroh dan rekan saya Jusri Meidy Anti dari kelas Biologi Sains A berdasarkan video saya ingin mengajukan pertanyaan yaitu : Siapa yang berhak menentukan kualitas hidup seseorang cukup buruk untuk membenarkan eutanasia?
@NurFadilaHarifaАй бұрын
Kualitas hidup seseorang yang membenarkan eutanasia ditentukan oleh: *Badan Hukum dan Medis* 1. Pasien sendiri (jika kompeten dan sadar). 2. Dokter atau tim medis (menilai kondisi medis). 3. Keluarga atau wali (dengan persetujuan pasien). *Kriteria Penilaian* 1. Kondisi medis yang tak terobati. 2. Penderitaan fisik dan emosional yang parah. 3. Kehilangan kemampuan mengurus diri. 4. Kualitas hidup yang sangat rendah. *Pertimbangan Etis* 1. Autonomi pasien. 2. Menghormati martabat manusia. 3. Menghindari penderitaan. 4. Kepentingan keluarga dan masyarakat. *Peraturan Hukum di Indonesia* 1. Eutanasia ilegal (Pasal 344 KUHP). 2. Pengecualian untuk eutanasia pasif (menghentikan pengobatan). 3. Perlu izin pengadilan. *Sumber* 1. KUHP Indonesia. 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI. 3. Kode Etik Kedokteran Indonesia. 4. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
@JusriMeidyAnti2 ай бұрын
Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Jusri Meidy Anti dan rekan kelompok saya Andi Annisatul Muassyiroh dari kelas Biologi Sains A. Berdasarkan penjelasan video dari materi tentang bioetik kehamilan prematuritas tersebut saya ingin mengajukan sebuah pertanyaan yaitu : Mengingat risiko dan manfaat potensial dari terminasi dini dalam kasus preklampsia yang parah, bagaimana seseorang dapat menyeimbangkan prinsip berbuat baik (beneficence) dengan prinsip tidak merugikan (non-maleficence)?
@user-lq2bd1ed9m2 ай бұрын
ilustrasi ok
@user-lq2bd1ed9m2 ай бұрын
Komten dan penyampaiannya mantap
@Beone14gurl2 ай бұрын
Bismillah, perkenalkan saya Riska Dwiyanti dan teman sekelompok saya Khafifah Indar Dara Khutni, Berdasarkan video anda saya ingin bertanya bagaimana bioetika tentang kehamilan ektopik ini yang sering kali membuat terjadinya konflik etika dan keseimbangan antara risiko hidup ibu dan nasib embrio? Sekian terima kasih
@annisasahrasaleh1222 ай бұрын
Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Annisa Sahra Saleh dan rekan kelompok sya Rahmayani dari kelas Biologi Sains A. Berdasarkan penjelasan video dari materi tentang bioetik penggunaan doping salah satunya pada atlet telah dipaparkan bahwa doping juga memberikan dampak bagi kesehatan atlet, pertanyaan saya, Apa risiko kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan doping?
@andiannisatulmuassyiroh92602 ай бұрын
baik terimakasih atas pertanyaannya saya Andi Annisatul Muassyiroh akan menjawab pertanyaan dari saudari Annisa Sahra Saleh jadi adapun risiko penggunaan doping, seperti yang terjadi dalam kasus Lance Armstrong, membawa risiko kesehatan yang serius baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu risiko utama adalah gangguan kardiovaskular, di mana penggunaan erythropoietin (EPO) dapat meningkatkan jumlah sel darah merah secara berlebihan, membuat darah menjadi lebih kental dan meningkatkan risiko hipertensi, serangan jantung, serta stroke. Selain itu, steroid anabolik dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, aterosklerosis, dan kerusakan otot jantung. Gangguan hormonal juga sering terjadi, di mana steroid anabolik dapat menyebabkan ginekomastia, infertilitas, serta atrofi testis pada pria, sementara pada wanita dapat memicu perubahan suara menjadi lebih berat dan gangguan siklus menstruasi. Penggunaan hormon pertumbuhan secara berlebihan juga dapat menyebabkan kondisi seperti akromegali atau gigantisme yang berdampak pada deformasi tulang dan organ tubuh. Tidak hanya itu, doping juga memiliki dampak psikologis, seperti agresivitas berlebihan, kecemasan, depresi, serta ketergantungan psikologis. Kerusakan organ, seperti hati dan ginjal, juga sering terjadi akibat peningkatan beban organ ini untuk memproses zat-zat berbahaya, yang berisiko menyebabkan hepatitis toksik atau gagal ginjal. Selain itu, penggunaan steroid dan hormon pertumbuhan jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker, seperti kanker hati atau prostat. Risiko-risiko ini diperparah dengan dampak sosial, seperti stigma, kehilangan reputasi, dan tekanan mental akibat rasa bersalah. Kasus ini menunjukkan bahwa meskipun doping dapat memberikan peningkatan performa jangka pendek, risiko kesehatan fisik, mental, dan sosial yang ditimbulkan sangat besar, menegaskan pentingnya olahraga yang bersih dan etis.
@user-lq2bd1ed9m2 ай бұрын
ok
@rahmayanibtambosakka95442 ай бұрын
Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Rahmayani dan rekan kelompok Annisa Sahra Saleh dari kelas Biologi Sains A. Berdasarkan penjelasan video dari materi tentang bioetik kehamilan prematur tersebut saya ingin mengajukan sebuah pertanyaan yaitu : Sejauh mana keluarga atau dokter berhak terlibat dalam keputusan eutanasia?
@NurFadilaHarifaАй бұрын
Keluarga dan dokter memiliki peran penting dalam proses pengambilan keputusan eutanasia, namun dengan batasan-batasan hukum dan etika. Berikut adalah ikhtisar: *Peran Keluarga* 1. Memberikan informasi dan dukungan emosional kepada pasien. 2. Membantu pasien dalam pengambilan keputusan. 3. Menghormati keinginan dan hak pasien. 4. Berpartisipasi dalam diskusi dengan tim medis. *Peran Dokter* 1. Memberikan informasi medis akurat dan objektif. 2. Menjelaskan risiko dan manfaat pengobatan. 3. Menghormati keputusan pasien. 4. Memastikan prosedur eutanasia dilakukan sesuai standar. *Batasan* 1. Dokter tidak boleh memaksa keputusan. 2. Keluarga tidak boleh mengambil keputusan atas nama pasien tanpa persetujuan. 3. Pasien harus berusia dewasa dan kompeten. 4. Eutanasia harus dilakukan sesuai hukum dan peraturan yang berlaku. *Hukum di Indonesia* 1. Eutanasia ilegal di Indonesia (Pasal 344 KUHP). 2. Pengecualian untuk eutanasia pasif (menghentikan pengobatan). 3. Perlu izin pengadilan untuk eutanasia. *Etika* 1. Menghormati hak dan martabat pasien. 2. Menghindari penderitaan yang tidak perlu. 3. Mempertimbangkan kepentingan keluarga dan masyarakat. 4. Mengikuti prinsip-prinsip etika medis. Sumber: 1. KUHP Indonesia 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI 3. Kode Etik Kedokteran Indonesia 4. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
@user-lq2bd1ed9m2 ай бұрын
Tdk ada penjelasan ttg tinjauan bioetika
@firdayanti84382 ай бұрын
tabe pak penjelasan mengenai apa itu bioetika dijelaskan pada awal video🙏🙏
@nurfadillah12522 ай бұрын
Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Nurfadillah dan rekan kelompok sya Anggraeni Safitri dari kelas Biologi Sains A. Berdasarkan penjelasan video dari materi tentang bioetik eutanasia tersebut saya ingin mengajukan sebuah pertanyaan yaitu: Bagaimana peraturan perundang-undangan memastikan bahwa pelaksanaan eutanasia dilakukan dengan prinsip non-maleficence dan beneficence?
@NurFadilaHarifaАй бұрын
Peraturan perundang-undangan tentang eutanasia di Indonesia belum ada, namun beberapa negara seperti Belanda, Belgia dan Luksemburg telah meregulasinya. Berikut adalah prinsip dan peraturan yang memastikan pelaksanaan eutanasia sesuai dengan non-maleficence (tidak menimbulkan kerugian) dan beneficence (membawa manfaat: *Prinsip* 1. Autonomi pasien: Pasien berhak memutuskan tentang hidupnya sendiri. 2. Kebijaksanaan medis: Dokter harus menilai kondisi pasien secara objektif. 3. Menghormati martabat manusia: Melindungi hak dan martabat pasien. 4. Menghindari penderitaan: Mencegah penderitaan yang tidak perlu. *Peraturan* 1. Izin pengadilan: Diperlukan izin pengadilan sebelum pelaksanaan eutanasia. 2. Persetujuan pasien: Pasien harus memberikan persetujuan tertulis. 3. Penilaian dokter: Dokter harus menilai kondisi pasien dan memastikan tidak ada alternatif pengobatan. 4. Konsultasi dengan ahli: Dokter harus berkonsultasi dengan ahli lain sebelum memutuskan. 5. Prosedur yang tepat: Eutanasia harus dilakukan sesuai prosedur medis yang tepat. 6. Pencatatan dan pelaporan: Pelaksanaan eutanasia harus dicatat dan dilaporkan. 7. Perlindungan hak pasien: Melindungi hak pasien dan keluarga. *Contoh Peraturan di Luar Indonesia* 1. Undang-Undang Eutanasia Belanda (2002): Mengizinkan eutanasia dengan persetujuan pasien dan dokter. 2. Undang-Undang Eutanasia Belgia (2002): Mengizinkan eutanasia untuk pasien dewasa dan anak-anak dengan persetujuan orang tua. 3. Undang-Undang Eutanasia Luksemburg (2008): Mengizinkan eutanasia dengan persetujuan pasien dan dokter. *Sumber* 1. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 2. Kode Etik Kedokteran Indonesia. 3. Undang-Undang Kesehatan RI No. 36 Tahun 2014. 4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 359 Tahun 2019. Perlu diingat bahwa peraturan tentang eutanasia dapat berbeda-beda tergantung negara dan yurisdiksi.
@annisasahrasaleh1222 ай бұрын
Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Annisa Sahra Saleh dan rekan kelompok sya Rahmayani dari kelas Biologi Sains A. Berdasarkan penjelasan video dari materi tentang bioetik eutanasia tersebut saya ingin mengajukan sebuah pertanyaan yaitu : Bagaimana dampak psikologis eutanasia terhadap keluarga atau tenaga medis?
@NurFadilaHarifaАй бұрын
Dampak psikologis eutanasia terhadap keluarga dan tenaga medis dapat beragam dan kompleks. Berikut beberapa dampak yang mungkin terjadi: *Dampak Psikologis terhadap Keluarga* 1. Kesedihan dan kehilangan: Keluarga mungkin mengalami kesedihan mendalam dan merasa kehilangan. 2. Rasa bersalah: Anggota keluarga mungkin merasa bersalah karena tidak dapat menyelamatkan pasien. 3. Konflik internal: Keluarga mungkin mengalami konflik internal tentang keputusan eutanasia. 4. Stres dan kecemasan: Proses eutanasia dapat menyebabkan stres dan kecemasan. 5. Perubahan dinamika keluarga: Kehilangan anggota keluarga dapat mengubah dinamika keluarga. 6. Rasa lega: Beberapa keluarga mungkin merasa lega karena penderitaan pasien telah berakhir. *Dampak Psikologis terhadap Tenaga Medis* 1. Stres dan kelelahan: Proses eutanasia dapat menyebabkan stres dan kelelahan. 2. Konflik moral dan etis: Tenaga medis mungkin mengalami konflik moral dan etis. 3. Rasa bersalah: Dokter dan perawat mungkin merasa bersalah karena tidak dapat menyelamatkan pasien. 4. Kecemasan dan ketakutan: Tenaga medis mungkin khawatir tentang konsekuensi hukum dan sosial. 5. Perubahan hubungan dengan pasien: Eutanasia dapat mempengaruhi hubungan dokter-pasien. 6. Burnout dan kelelahan emosional: Tenaga medis mungkin mengalami burnout dan kelelahan emosional. *Faktor yang Mempengaruhi Dampak Psikologis* 1. Hubungan keluarga dengan pasien. 2. Kualitas perawatan dan dukungan. 3. Komunikasi efektif antara keluarga dan tenaga medis. 4. Kebijaksanaan dan dukungan spiritual. 5. Lingkungan sosial dan budaya. *Mengurangi Dampak Psikologis* 1. Konseling dan dukungan psikologis. 2. Komunikasi terbuka dan jujur. 3. Dukungan keluarga dan teman. 4. Pendidikan dan pelatihan untuk tenaga medis. 5. Kebijaksanaan dan dukungan spiritual. Sumber: 1. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 2. Kode Etik Kedokteran Indonesia. 3. American Psychological Association (APA). 4. Journal of Palliative Medicine. 5. BMC Medical Ethics.
@sainal-ul3vx2 ай бұрын
Sebelumnya terima kasih pak atas kesempatan yang diberikan karena telah mewadahi kami untuk diskusi, perkenalkan saya sainal dari kelas sains A saya ingin bertanya terkait materi yang disampaikan yaitu euthanasia, sebagaimana yang disampaikan bahwa euthanasia ini salah satu tindakan medis yang diambil dengan mengakhiri hidup sesorang guna menghilangkan penderitaan seseorang yang mengalami penyakit tertentu, jadi saya ingin bertanya apakah euthanasia ini adalah salah satu bentuk belas kasih ataukah justru pelanggaran terhadap nilai kemanusiaan sebagaimana kita tahu bahwa tindakan ini melanggar hak untuk hidup dan bertentangan dengan nilai-nilai agama? Terima kasih🙏
@NurFadilaHarifaАй бұрын
Eutanasia merupakan isu kontroversial yang memicu debat etis, moral dan hukum. Berikut adalah argumen untuk kedua perspektif: *Argumen bahwa Eutanasia adalah Belas Kasih* 1. Mengakhiri penderitaan: Eutanasia dapat mengakhiri penderitaan fisik dan emosional pasien. 2. Menghormati keinginan pasien: Eutanasia memperbolehkan pasien mengontrol hidupnya sendiri. 3. Mengurangi beban keluarga: Eutanasia dapat mengurangi beban emosional dan finansial keluarga. 4. Menghargai kualitas hidup: Eutanasia memprioritaskan kualitas hidup daripada jumlah hari hidup. *Argumen bahwa Eutanasia adalah Pelanggaran Nilai Kemanusiaan* 1. Melanggar hak hidup: Eutanasia bertentangan dengan hak asasi manusia untuk hidup. 2. Bertentangan dengan nilai agama: Mayoritas agama besar melarang eutanasia. 3. Potensi penyalahgunaan: Eutanasia dapat disalahgunakan untuk tujuan tidak etis. 4. Mengabaikan alternatif: Eutanasia mungkin tidak mempertimbangkan alternatif pengobatan atau perawatan. *Perspektif Agama* 1. Islam: Melarang eutanasia karena dianggap membunuh diri sendiri (QS. An-Nisa': 29). 2. Kristen: Mayoritas denominasi melarang eutanasia karena dianggap melanggar perintah "Jangan membunuh" (Keluaran 20:13). 3. Katolik: Melarang eutanasia karena dianggap melanggar hak hidup dan martabat manusia. 4. Hindu: Memiliki pandangan beragam, namun umumnya melarang eutanasia. *Perspektif Hukum* 1. Indonesia: Eutanasia ilegal (Pasal 344 KUHP). 2. Belanda: Mengizinkan eutanasia dengan persetujuan pasien dan dokter. 3. Belgia: Mengizinkan eutanasia untuk pasien dewasa dan anak-anak.
@rahmayanibtambosakka95442 ай бұрын
Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Rahmayani dan rekan kelompok Annisa Sahra Saleh dari kelas Biologi Sains A. Berdasarkan penjelasan video dari materi tentang bioetik kehamilan prematur tersebut saya ingin mengajukan sebuah pertanyaan yaitu : Apa saja komplikasi jangka panjang yang mungkin dialami oleh ibu setelah melahirkan bayi prematur akibat mengalami kehamilan preklamsia?
@nurfadillah12522 ай бұрын
Baik terimakasih kepada sodari rahmayani atas pertanyaan yang telah diberikan saya nurfadillah disini saya akan menjawab pertanyaan sodari rahmayani yaitu: Apa saja komplikasi jangka panjang yang mungkin dialami oleh ibu setelah melahirkan bayi prematur akibat mengalami kehamilan preklamsia? Nah jawabannya itu ketika Ibu yang melahirkan bayi prematur akibat kehamilan preeklamsia berisiko mengalami berbagai komplikasi jangka panjang yang dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Salah satu komplikasi utama adalah peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi kronis, penyakit jantung koroner, dan gagal jantung, terutama jika preeklamsia terjadi lebih awal dalam kehamilan atau berulang. Selain itu, kerusakan ginjal selama preeklamsia dapat menyebabkan penyakit ginjal kronis di kemudian hari. Ibu juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes mellitus tipe 2 akibat perubahan metabolisme yang terkait dengan preeklamsia. Secara mental, ibu mungkin mengalami depresi postpartum, kecemasan, atau gangguan stres pasca-trauma (PTSD) sebagai dampak dari pengalaman kehamilan dan persalinan yang menegangkan. Kondisi-kondisi ini sering memerlukan pemantauan dan pengelolaan jangka panjang untuk memastikan kualitas hidup yang baik bagi ibu. Saya kembali kepada penanyak apakah sudah jelas
@annisasahrasaleh1222 ай бұрын
Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Annisa Sahra Saleh dan rekan kelompok sya Rahmayani dari kelas Biologi Sains A. Berdasarkan penjelasan video dari materi tentang bioetik kehamilan prematur tersebut saya ingin mengajukan sebuah pertanyaan yaitu : Apakah ada perbedaan dalam pengelolaan kehamilan dan persalinan pada ibu hamil berusia 40 tahun dengan preklamsia dibandingkan dengan ibu hamil muda?
@anggraenisafitri80382 ай бұрын
Waalaikumsalam, terimakasih atas pertanyaan saudari Annisa Sahra Saleh, saya Anggraeni Safitri akan menjawab pertanyaan anda. Jawabannya Ya, ada perbedaan. Ibu hamil usia 40 tahun dengan preeklamsia memiliki risiko komplikasi lebih tinggi, sehingga membutuhkan pemantauan lebih ketat, manajemen preeklamsia yang lebih agresif, dan sering kali persalinan lebih dini atau melalui operasi sesar. Sementara itu, pada ibu muda, manajemen cenderung lebih konservatif jika preeklamsia ringan dan tidak ada komorbiditas. Terimakasih
@Imelia-l9j2 ай бұрын
Perkenalkan saya Imelia Ada' dan teman kelompok saya Firda Yanti Ismail Berdasarkan video kasus bioetika tersebut, bagaimana pengaruh kehamilan ektopik terhadap kesuburan di masa depan dan apakah kehamilan ektopik dapat terjadi secara berulang pada orang yang sama?
@nurfadhilahraihanah26932 ай бұрын
Perkenalkan Saya Nur Fadhilah Raihanah dan teman kelompok saya Nur Indah Sari dari kelas Biologi Sains B. Berdasarkan hasil pemaparan video di atas kami ingin mengajukan pertanyaan yaitu: Bagaimana jika kehamilan ektopik terjadi pada kasus di mana ibu memiliki kondisi kesehatan yang sangat buruk, seperti penyakit jantung yang parah atau kanker stadium lanjut? Apakah tindakan medis untuk menyelamatkan nyawa ibu masih dibenarkan secara etis, mengingat kemungkinan buruknya prognosis ibu?
@AdeliaSoo2 ай бұрын
Assalamualaikum perkenalkan saya Nurzahra Adelia Putri rekan kelompok Dewi Saputri, Kelas Sains B berdasarkan hasil pemaparan pada video tersebut, saya ingin mengajukan pertanyaan yaitu Bagaimana nilai nilai etika atau moral dalam menangani kasus kehamilan ektopik dan apakah ada dampak sosial atau budaya yang terjadi diberbagai negara?
@triannastasya23652 ай бұрын
perkenalkan saya Tri Annas Tasya Nur Febriani dan teman kelompok saya Firdasari Septianti. berdasarkan hasil pemaparan pada video tersebut sehingga muncul lah pertanyaan, yaitu: bagaimana kah pro dan kontra terkait kasus kehamilan ektopik dan untuk di Indonesia sendiri apakah sudah pernah terjadi kasus terkait kehamilan ektopik ini?
@dewisaputri99562 ай бұрын
Assalamualaikum, perkenalkan saya Dewi Saputri rekan kelompok Nurzahra Adelia, kelas Sains B. Berdasarkan pemaparan video mengenai kehamilan ektopik, maka muncul pertanyaan dari saya yakni: Bagaimana prinsip penerapan bioetika dalam menangani kehamilan ektopik dalam membantu pengambilan keputusan antara melanjutkan kehamilan ektopik atau melakukan tindakan medis untuk mengakhiri kehamilan tersebut?
@dantyindryastuti87852 ай бұрын
Apakah selalu ada konflik antara tuntutan profesionalisme dan kepentingan pribadi atau organisasi? Bagaimana hal ini seharusnya diselesaikan? (Kelompok 6)
@dantyindryastuti87852 ай бұрын
Bagaimana Stoisisme dapat membantu mengatasi tekanan psikologis dalam kehidupan modern seperti kecemasan atau depresi? (Kelompok 6)
@user-lq2bd1ed9m2 ай бұрын
👍
@dantyindryastuti87852 ай бұрын
Jika Tuhan dalam Deisme tidak terlibat secara aktif dalam kehidupan manusia, bagaimana Deisme menjelaskan konsep doa atau harapan manusia kepada Tuhan?(VI)
@user-lq2bd1ed9m2 ай бұрын
ok 95
@AswidaJufri2 ай бұрын
Dalam era otomatisasi dan kecerdasan buatan, bagaimana konsep profesionalisme perlu berevolusi agar tetap relevan, mengingat banyak pekerjaan tradisional yang mulai digantikan teknologi? (Kelompok 7)
@nrullhumairah49252 ай бұрын
Bagaimana anda dapat merancang sebuah model pendidikan yang mengintegrasikan prinsip dualisme untuk menyeimbangkan pengembangan aspek fisik dan mental siswa? (kelompok 2)
@nrullhumairah49252 ай бұрын
Bagaimana Anda dapat merancang sebuah sistem pembelajaran atau program pelatihan yang mengintegrasikan prinsip-prinsip Stoisisme untuk membantu orang mengelola stres dan kecemasan? (Kelompok 2)
@besseafidah83672 ай бұрын
Dalam konteks aliran profesionalisme, bagaimana Anda menilai hubungan antara pelatihan berkelanjutan bagi pendidik dan peningkatan hasil belajar siswa, serta kriteria apa yang Anda gunakan untuk mengukur keberhasilan hubungan tersebut? (XI)