malam syukuran harlah PRSH ke 11
4:33
JINGGLE HARLAH PRSH KE 11
3:40
4 ай бұрын
Saling Berbalas Bantingan.
1:06
Жыл бұрын
MALAM KECERAN PRSH TUBAN 2022
1:08
2 жыл бұрын
Пікірлер
@BonsaiAsean
@BonsaiAsean Ай бұрын
Cilacap hadir kang mas...,🙏
@Ngajibareng_kyai
@Ngajibareng_kyai Ай бұрын
Salam Paseduluran
@kitsune_1976
@kitsune_1976 Ай бұрын
Judul lagunya apa ya ?? Bagus juga
@ds_official05
@ds_official05 Ай бұрын
TOKOH SETIA HATI Mochammad Ngemron "Sang Kupu Kupu" -tingkat 1 PSHT tahun 1966 atas bimbingan Bpk Djoko Koentjoro Madiun -tingkat 2 disahkan cabang khusus keraton surakarta di kartasura oleh Bp. Hasan Djojoadisuwarno dengan disaksikan oleh Bp Murtadji Wijaya - tingkat 3 1984 dikecer oleh Bp Hasan Djojoadisuwarno di Kartasura dengan disaksikan oleh Bp. Murtadji Wijaya dan Bp. Djoko Koentjoro Mochammad Ngemron dilahirkan di Juwangi pada 7 April 1947, setelah menamatkan SR beliau mengenyam pendidikan di salah satu Sekolah Menengah Pertama Swasta (SMP) di Kota Yogyakarta setelah menamatkan pelajaran SMP, beliau melanjutkan pendidikan ke SMA Pendidikan Islam Republik Indonesia (PIRI), saat itu beliau mengikuti pamannya yang berada di Yogyakarta. Bp. Mochammad Ngemron pertama kali belajar pencak sejak kecil diajarkan langsung oleh ayahnya yang dikenal sebagai Kyai Tlawah. Menurut Bp. Djoko Koentjoro, Kyai Tlawah tidak hanya tokoh desa setempat beliau juga memiliki beberapa keilmuwan yang bersifat kanoman (kanuragan). Setelah berpindah ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) beliau mulai mengenal silat dan belajar silat aliran Setia Hati. Pertama kali belajar silat beliau pernah dilatih oleh Mas Sis dan Mas Warno (Bausasran) keduanya merupakan kadang SH Terate Yogyakarta. Seperti remaja kebanyakan Mochammad Ngemron kecil pun pernah memiliki fase-fase kenakalan, diceritakan oleh Bp. Djoko Koentjoro saat itu Bp.Warno sudah menyerah dan tidak sanggup dengan ndablegnya Mochammad Ngemron kecil saat itu. Atas ijin Bp. Salyo (sesepuh SH Terate Yogyakarta) akhirnya Bp. Warno menyerahkan kepada Bp. Djoko Koentjoro untuk melanjutkan pelatihan Mochammad Ngemron. Proses pelatihan dengan Bp.Djoko Koentjoro saat itu dimulai pada tahun ± 1964. Setelah dua tahun dibimbing oleh Bp. Djoko Koentjoro, pada tahun 1966 beliau diantar oleh Bp. Djoko Koentjoro untuk dikecer di Madiun. Pasca dikecer di tahun 1966 beliau diminta oleh Bp Djoko Koentjoro untuk membantu mengembangkan SH Terate di Yogyakarta, dikarenakan Bp. Djoko Koentjoro sendiri sudah mulai disibukkan dengan jadwal kuliah di Universitas Gajah Mada saat itu dan ingin fokus dalam kuliahnya. Bp. Mochammad Ngemron sendiri mulai aktif mengembangkan SH Terate di Yogyakarta dari rentang 1966 s.d 1973. Pada tahun-tahun tersebut Bp. Mochammad Ngemron melatih di daerah Macanan dekat tempat tinggal beliau di Yogyakarta. Pada tahun 1973, setelah mengantarkan beberapa siswanya untuk dikecer di Madiun, salah satunya adalah Mas Djoko Sumaryono pada tahun 1974 Bp. Sedangkan menurut Bp. Sulardjo beberapa rekan seangkatan yang juga pernah dilatih Bp. Mochammad Ngemron di tahun 1968 diantaranya Mas Peni (alm), Mas Sugeng (Mataram,Lombok), Mas Ngaib, Mas Triyono (alm). Tiga Serangkai pelestari ajaran Bp.Hasan Djojoadisuwarno Hubungan yang sudah sangat lekat antara Bp Djoko Koentjoro dan Bp Moch.Ngemron saat itu, menjadikan masing-masing memiliki hubungan istimewa dengan keluarga besar masing-masing. Saat itu diceritakan Bp. Djoko Koentjoro dianggap sebagai anak dari Kyai Tlawah (Ayah Bp. Moch. Ngemron) dan Bp. Moch.Ngemron juga sudah dianggap anak oleh KRHT. Kusumatanaya seorang ahli spiritual yang sangat di hormati di Kasunanan maupun Puro Mangkunegaran pada masanya (Ayah dari Bp. Djoko Koentjoro). Keduanya lalu bertemu dan berkenalan dengan Bp. Hasan Djojoadisuwarno, dan mendalami Ilmu Setia Hati dibawah bimbingan beliau. Pada Tahun 1970 Bp Djoko Koentjoro mempersunting putri dari Bp. Hasan Djojoadisuwarno, hal ini tentu saja semakin mempererat hubungan keduanya tidak hanya sebatas Guru-Murid / kadhang sepuh-kadang anem melainkan hubungan antara ayah dan anak, tidak hanya Bp. Djoko Koentjoro sebagai putra mantu, tetapi juga Bp. Mochammad Ngemron yang tidak lain sudah dianggap adiknya sendiri. Dalam perjalanan waktu, Bp. Mochammad Ngemron semakin dekat hubungannya dengan Bp Hasan Djojoadisuwarno (nyantrik) dan alhasil Bp. Mochammad Ngemron dikecer Trap II (Tweede Trap) di Kartasura di kediaman Bp. Hasan Djojoadisuwarno dengan disaksikan oleh Bp Murtadji Wijaya *penuturan dari saksi mata langsung Bp. (Alm). Peter Suwarno (Cokrotulung). Dan pada tahun ± 1984 Bp Moch.Ngemron disahkan/dikecer Trap III (derde trap) oleh Bp Hasan Djojoadisuwarno di Kartasura dengan disaksikan oleh Bp. Murtadji Wijaya dan Bp. Djoko Koentjoro. Pada bulan April Tahun 1988, Bp. Mochammad Ngemron mengikuti Bp Hasan Djojoadisuwarno ke Cilacap untuk melakukan keceran. Pada tahun ini ditengarai sebagai proses awal merapatnya SH TERATE dari Jalur Bp. Hasan Djojoadisuwarno untuk bergabung dengan Persaudaraan Setia Hati yang saat itu dipimpin oleh Bp. Mashadi sebagai ketua umum. Pada keceran di Bulan April tahun 1988 dan Bulan Juni 1988 di Cilacap saat itu juga dihadiri Bp. Mashadi, dan beliaunya menyampaikan saat itu menerima murid-murid Bp Hasan untuk melakukan penggabungan (unifikasi) dengan Persaudaraan Setia Hati. Keceran Thn'88 di Cilacap dihadiri Bp. Mashadi Hubungan dengan Pengurus Besar Persaudaraan Setia Hati tetap berlanjut meskipun pada tahun 1989 Bp. Hasan Djojoadisuwarno meninggal dunia. Proses penggabungan dengan Persaudaraan Setia Hati dilanjutkan oleh Bp. Mochammad Ngemron sebagai amanat dari Bp Hasan, yaitu memperdalam keilmuwan Setia Hati yang diajarkan oleh Bp. Munandar. Proses penggabungan ini akhirnya secara resmi diterima oleh PB Persaudaraan Setia Hati dengan dikeluarkannya Surat Keputusan pada tahun 1994. Setelah sekian tahun bersama di penghujung tahun 2012, perbedaan pendapat semakin memuncak hal ini dikarenakan perbedaan kultur antara PB Persaudaraan Setia Hati yang dipimpin oleh Bp Trinowo dengan Bp. Mochammad Ngemron akhirnya muncullah Surat Keputusan (SK) dari PB Persaudaraan Setia Hati yang menganulir keanggotaan eks SH TERATE dari Bp Hasan Djojoadisuwarno. Keputusan yang diambil oleh PB Persaudaraan Setia Hati ternyata tidak serta merta didukung oleh beberapa Cabang Persaudaraan Setia Hati. Tercatat 18 Cabang dari Persaudaraan Setia Hati justru memberikan dukungan moral kepada Bp. Mochammad Ngemron dan mendorong untuk segera membentuk wadah baru. Dengan berbekal perasaan legawa dan dalam rangka menjaga amanat dari Bp. Hasan Djojoadisuwarno serta didukung sepenuhnya oleh 18 Cabang Persaudaraan Setia Hati. Maka pada tanggal 23 Juni 2013 bertempat di Kota Surakarta, diselenggarakanlah Kongres yang diikuti oleh 18 Cabang Persaudaraan Setia Hati untuk membentuk wadah baru menetapkan Bp. Drs. H. Mochammad Ngemron, MS.Psi (Kanjeng Pangeran Yogiswara Suryadiningrat) sebagai pendiri. Rabu dini hari tanggal 5 Maret 2014 Bp Drs.H.Mochammad Ngemron, M.S.Psi menghembuskan nafas terakhirnya di dunia. Beliau dimakamkan di pemakaman umum Desa Tegalgondo, Delanggu,Klaten berdekatan dengan makam istri terkasihnya yang telah mendahului beliau. Pada prosesi pemakaman beliau, terlihat banyak sekali tamu yang datang mulai dari para aktifis dan praktisi pencak silat, praktisi Yoga, para budayawan, agamawan yang mengiringi kepergian beliau. Para praktisi silat yang hadir selain dari kalangan internal , hadir pula beberapa pengurus IPSI Kota Surakarta dan beberapa tokoh dari aliran SH lainnya seperti Bp. Trinowo (Ketua PB Persaudaraan Setia Hati), Bp. Djoko Koentjoro, Bp. Slamet Riyadi (keduanya merupakan Dewan Sepuh Persaudaraan SH Pilangbango), Mas Abas Nurhadi (Magelang), Bp. Arti Siswoyo (Jakarta), beberapa Kadang sepuh SH Terate Yogyakarta seperti Bp. Sulardjo, Bp.Djoko Sumaryono (Semarang) dan beberapa sesepuh SH Terate Solo seperti Bp. Trimin, Bp. Arif Hudayanto, Bp. Mandiono, Mas Mamok (Karanganyar)
@ds_official05
@ds_official05 Ай бұрын
TOKOH SETIA HATI Mochammad Ngemron "Sang Kupu Kupu" -tingkat 1 PSHT tahun 1966 atas bimbingan Bpk Djoko Koentjoro Madiun -tingkat 2 disahkan cabang khusus keraton surakarta di kartasura oleh Bp. Hasan Djojoadisuwarno dengan disaksikan oleh Bp Murtadji Wijaya - tingkat 3 1984 dikecer oleh Bp Hasan Djojoadisuwarno di Kartasura dengan disaksikan oleh Bp. Murtadji Wijaya dan Bp. Djoko Koentjoro Mochammad Ngemron dilahirkan di Juwangi pada 7 April 1947, setelah menamatkan SR beliau mengenyam pendidikan di salah satu Sekolah Menengah Pertama Swasta (SMP) di Kota Yogyakarta setelah menamatkan pelajaran SMP, beliau melanjutkan pendidikan ke SMA Pendidikan Islam Republik Indonesia (PIRI), saat itu beliau mengikuti pamannya yang berada di Yogyakarta. Bp. Mochammad Ngemron pertama kali belajar pencak sejak kecil diajarkan langsung oleh ayahnya yang dikenal sebagai Kyai Tlawah. Menurut Bp. Djoko Koentjoro, Kyai Tlawah tidak hanya tokoh desa setempat beliau juga memiliki beberapa keilmuwan yang bersifat kanoman (kanuragan). Setelah berpindah ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) beliau mulai mengenal silat dan belajar silat aliran Setia Hati. Pertama kali belajar silat beliau pernah dilatih oleh Mas Sis dan Mas Warno (Bausasran) keduanya merupakan kadang SH Terate Yogyakarta. Seperti remaja kebanyakan Mochammad Ngemron kecil pun pernah memiliki fase-fase kenakalan, diceritakan oleh Bp. Djoko Koentjoro saat itu Bp.Warno sudah menyerah dan tidak sanggup dengan ndablegnya Mochammad Ngemron kecil saat itu. Atas ijin Bp. Salyo (sesepuh SH Terate Yogyakarta) akhirnya Bp. Warno menyerahkan kepada Bp. Djoko Koentjoro untuk melanjutkan pelatihan Mochammad Ngemron. Proses pelatihan dengan Bp.Djoko Koentjoro saat itu dimulai pada tahun ± 1964. Setelah dua tahun dibimbing oleh Bp. Djoko Koentjoro, pada tahun 1966 beliau diantar oleh Bp. Djoko Koentjoro untuk dikecer di Madiun. Pasca dikecer di tahun 1966 beliau diminta oleh Bp Djoko Koentjoro untuk membantu mengembangkan SH Terate di Yogyakarta, dikarenakan Bp. Djoko Koentjoro sendiri sudah mulai disibukkan dengan jadwal kuliah di Universitas Gajah Mada saat itu dan ingin fokus dalam kuliahnya. Bp. Mochammad Ngemron sendiri mulai aktif mengembangkan SH Terate di Yogyakarta dari rentang 1966 s.d 1973. Pada tahun-tahun tersebut Bp. Mochammad Ngemron melatih di daerah Macanan dekat tempat tinggal beliau di Yogyakarta. Pada tahun 1973, setelah mengantarkan beberapa siswanya untuk dikecer di Madiun, salah satunya adalah Mas Djoko Sumaryono pada tahun 1974 Bp. Sedangkan menurut Bp. Sulardjo beberapa rekan seangkatan yang juga pernah dilatih Bp. Mochammad Ngemron di tahun 1968 diantaranya Mas Peni (alm), Mas Sugeng (Mataram,Lombok), Mas Ngaib, Mas Triyono (alm). Tiga Serangkai pelestari ajaran Bp.Hasan Djojoadisuwarno Hubungan yang sudah sangat lekat antara Bp Djoko Koentjoro dan Bp Moch.Ngemron saat itu, menjadikan masing-masing memiliki hubungan istimewa dengan keluarga besar masing-masing. Saat itu diceritakan Bp. Djoko Koentjoro dianggap sebagai anak dari Kyai Tlawah (Ayah Bp. Moch. Ngemron) dan Bp. Moch.Ngemron juga sudah dianggap anak oleh KRHT. Kusumatanaya seorang ahli spiritual yang sangat di hormati di Kasunanan maupun Puro Mangkunegaran pada masanya (Ayah dari Bp. Djoko Koentjoro). Keduanya lalu bertemu dan berkenalan dengan Bp. Hasan Djojoadisuwarno, dan mendalami Ilmu Setia Hati dibawah bimbingan beliau. Pada Tahun 1970 Bp Djoko Koentjoro mempersunting putri dari Bp. Hasan Djojoadisuwarno, hal ini tentu saja semakin mempererat hubungan keduanya tidak hanya sebatas Guru-Murid / kadhang sepuh-kadang anem melainkan hubungan antara ayah dan anak, tidak hanya Bp. Djoko Koentjoro sebagai putra mantu, tetapi juga Bp. Mochammad Ngemron yang tidak lain sudah dianggap adiknya sendiri. Dalam perjalanan waktu, Bp. Mochammad Ngemron semakin dekat hubungannya dengan Bp Hasan Djojoadisuwarno (nyantrik) dan alhasil Bp. Mochammad Ngemron dikecer Trap II (Tweede Trap) di Kartasura di kediaman Bp. Hasan Djojoadisuwarno dengan disaksikan oleh Bp Murtadji Wijaya *penuturan dari saksi mata langsung Bp. (Alm). Peter Suwarno (Cokrotulung). Dan pada tahun ± 1984 Bp Moch.Ngemron disahkan/dikecer Trap III (derde trap) oleh Bp Hasan Djojoadisuwarno di Kartasura dengan disaksikan oleh Bp. Murtadji Wijaya dan Bp. Djoko Koentjoro. Pada bulan April Tahun 1988, Bp. Mochammad Ngemron mengikuti Bp Hasan Djojoadisuwarno ke Cilacap untuk melakukan keceran. Pada tahun ini ditengarai sebagai proses awal merapatnya SH TERATE dari Jalur Bp. Hasan Djojoadisuwarno untuk bergabung dengan Persaudaraan Setia Hati yang saat itu dipimpin oleh Bp. Mashadi sebagai ketua umum. Pada keceran di Bulan April tahun 1988 dan Bulan Juni 1988 di Cilacap saat itu juga dihadiri Bp. Mashadi, dan beliaunya menyampaikan saat itu menerima murid-murid Bp Hasan untuk melakukan penggabungan (unifikasi) dengan Persaudaraan Setia Hati. Keceran Thn'88 di Cilacap dihadiri Bp. Mashadi Hubungan dengan Pengurus Besar Persaudaraan Setia Hati tetap berlanjut meskipun pada tahun 1989 Bp. Hasan Djojoadisuwarno meninggal dunia. Proses penggabungan dengan Persaudaraan Setia Hati dilanjutkan oleh Bp. Mochammad Ngemron sebagai amanat dari Bp Hasan, yaitu memperdalam keilmuwan Setia Hati yang diajarkan oleh Bp. Munandar. Proses penggabungan ini akhirnya secara resmi diterima oleh PB Persaudaraan Setia Hati dengan dikeluarkannya Surat Keputusan pada tahun 1994. Setelah sekian tahun bersama di penghujung tahun 2012, perbedaan pendapat semakin memuncak hal ini dikarenakan perbedaan kultur antara PB Persaudaraan Setia Hati yang dipimpin oleh Bp Trinowo dengan Bp. Mochammad Ngemron akhirnya muncullah Surat Keputusan (SK) dari PB Persaudaraan Setia Hati yang menganulir keanggotaan eks SH TERATE dari Bp Hasan Djojoadisuwarno. Keputusan yang diambil oleh PB Persaudaraan Setia Hati ternyata tidak serta merta didukung oleh beberapa Cabang Persaudaraan Setia Hati. Tercatat 18 Cabang dari Persaudaraan Setia Hati justru memberikan dukungan moral kepada Bp. Mochammad Ngemron dan mendorong untuk segera membentuk wadah baru. Dengan berbekal perasaan legawa dan dalam rangka menjaga amanat dari Bp. Hasan Djojoadisuwarno serta didukung sepenuhnya oleh 18 Cabang Persaudaraan Setia Hati. Maka pada tanggal 23 Juni 2013 bertempat di Kota Surakarta, diselenggarakanlah Kongres yang diikuti oleh 18 Cabang Persaudaraan Setia Hati untuk membentuk wadah baru menetapkan Bp. Drs. H. Mochammad Ngemron, MS.Psi (Kanjeng Pangeran Yogiswara Suryadiningrat) sebagai pendiri. Rabu dini hari tanggal 5 Maret 2014 Bp Drs.H.Mochammad Ngemron, M.S.Psi menghembuskan nafas terakhirnya di dunia. Beliau dimakamkan di pemakaman umum Desa Tegalgondo, Delanggu,Klaten berdekatan dengan makam istri terkasihnya yang telah mendahului beliau. Pada prosesi pemakaman beliau, terlihat banyak sekali tamu yang datang mulai dari para aktifis dan praktisi pencak silat, praktisi Yoga, para budayawan, agamawan yang mengiringi kepergian beliau. Para praktisi silat yang hadir selain dari kalangan internal , hadir pula beberapa pengurus IPSI Kota Surakarta dan beberapa tokoh dari aliran SH lainnya seperti Bp. Trinowo (Ketua PB Persaudaraan Setia Hati), Bp. Djoko Koentjoro, Bp. Slamet Riyadi (keduanya merupakan Dewan Sepuh Persaudaraan SH Pilangbango), Mas Abas Nurhadi (Magelang), Bp. Arti Siswoyo (Jakarta), beberapa Kadang sepuh SH Terate Yogyakarta seperti Bp. Sulardjo, Bp.Djoko Sumaryono (Semarang) dan beberapa sesepuh SH Terate Solo seperti Bp. Trimin, Bp. Arif Hudayanto, Bp. Mandiono, Mas Mamok (Karanganyar)
@ds_official05
@ds_official05 Ай бұрын
TOKOH SETIA HATI Mochammad Ngemron "Sang Kupu Kupu" -tingkat 1 PSHT tahun 1966 atas bimbingan Bpk Djoko Koentjoro Madiun -tingkat 2 disahkan cabang khusus keraton surakarta di kartasura oleh Bp. Hasan Djojoadisuwarno dengan disaksikan oleh Bp Murtadji Wijaya - tingkat 3 1984 dikecer oleh Bp Hasan Djojoadisuwarno di Kartasura dengan disaksikan oleh Bp. Murtadji Wijaya dan Bp. Djoko Koentjoro Mochammad Ngemron dilahirkan di Juwangi pada 7 April 1947, setelah menamatkan SR beliau mengenyam pendidikan di salah satu Sekolah Menengah Pertama Swasta (SMP) di Kota Yogyakarta setelah menamatkan pelajaran SMP, beliau melanjutkan pendidikan ke SMA Pendidikan Islam Republik Indonesia (PIRI), saat itu beliau mengikuti pamannya yang berada di Yogyakarta. Bp. Mochammad Ngemron pertama kali belajar pencak sejak kecil diajarkan langsung oleh ayahnya yang dikenal sebagai Kyai Tlawah. Menurut Bp. Djoko Koentjoro, Kyai Tlawah tidak hanya tokoh desa setempat beliau juga memiliki beberapa keilmuwan yang bersifat kanoman (kanuragan). Setelah berpindah ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) beliau mulai mengenal silat dan belajar silat aliran Setia Hati. Pertama kali belajar silat beliau pernah dilatih oleh Mas Sis dan Mas Warno (Bausasran) keduanya merupakan kadang SH Terate Yogyakarta. Seperti remaja kebanyakan Mochammad Ngemron kecil pun pernah memiliki fase-fase kenakalan, diceritakan oleh Bp. Djoko Koentjoro saat itu Bp.Warno sudah menyerah dan tidak sanggup dengan ndablegnya Mochammad Ngemron kecil saat itu. Atas ijin Bp. Salyo (sesepuh SH Terate Yogyakarta) akhirnya Bp. Warno menyerahkan kepada Bp. Djoko Koentjoro untuk melanjutkan pelatihan Mochammad Ngemron. Proses pelatihan dengan Bp.Djoko Koentjoro saat itu dimulai pada tahun ± 1964. Setelah dua tahun dibimbing oleh Bp. Djoko Koentjoro, pada tahun 1966 beliau diantar oleh Bp. Djoko Koentjoro untuk dikecer di Madiun. Pasca dikecer di tahun 1966 beliau diminta oleh Bp Djoko Koentjoro untuk membantu mengembangkan SH Terate di Yogyakarta, dikarenakan Bp. Djoko Koentjoro sendiri sudah mulai disibukkan dengan jadwal kuliah di Universitas Gajah Mada saat itu dan ingin fokus dalam kuliahnya. Bp. Mochammad Ngemron sendiri mulai aktif mengembangkan SH Terate di Yogyakarta dari rentang 1966 s.d 1973. Pada tahun-tahun tersebut Bp. Mochammad Ngemron melatih di daerah Macanan dekat tempat tinggal beliau di Yogyakarta. Pada tahun 1973, setelah mengantarkan beberapa siswanya untuk dikecer di Madiun, salah satunya adalah Mas Djoko Sumaryono pada tahun 1974 Bp. Sedangkan menurut Bp. Sulardjo beberapa rekan seangkatan yang juga pernah dilatih Bp. Mochammad Ngemron di tahun 1968 diantaranya Mas Peni (alm), Mas Sugeng (Mataram,Lombok), Mas Ngaib, Mas Triyono (alm). Tiga Serangkai pelestari ajaran Bp.Hasan Djojoadisuwarno Hubungan yang sudah sangat lekat antara Bp Djoko Koentjoro dan Bp Moch.Ngemron saat itu, menjadikan masing-masing memiliki hubungan istimewa dengan keluarga besar masing-masing. Saat itu diceritakan Bp. Djoko Koentjoro dianggap sebagai anak dari Kyai Tlawah (Ayah Bp. Moch. Ngemron) dan Bp. Moch.Ngemron juga sudah dianggap anak oleh KRHT. Kusumatanaya seorang ahli spiritual yang sangat di hormati di Kasunanan maupun Puro Mangkunegaran pada masanya (Ayah dari Bp. Djoko Koentjoro). Keduanya lalu bertemu dan berkenalan dengan Bp. Hasan Djojoadisuwarno, dan mendalami Ilmu Setia Hati dibawah bimbingan beliau. Pada Tahun 1970 Bp Djoko Koentjoro mempersunting putri dari Bp. Hasan Djojoadisuwarno, hal ini tentu saja semakin mempererat hubungan keduanya tidak hanya sebatas Guru-Murid / kadhang sepuh-kadang anem melainkan hubungan antara ayah dan anak, tidak hanya Bp. Djoko Koentjoro sebagai putra mantu, tetapi juga Bp. Mochammad Ngemron yang tidak lain sudah dianggap adiknya sendiri. Dalam perjalanan waktu, Bp. Mochammad Ngemron semakin dekat hubungannya dengan Bp Hasan Djojoadisuwarno (nyantrik) dan alhasil Bp. Mochammad Ngemron dikecer Trap II (Tweede Trap) di Kartasura di kediaman Bp. Hasan Djojoadisuwarno dengan disaksikan oleh Bp Murtadji Wijaya *penuturan dari saksi mata langsung Bp. (Alm). Peter Suwarno (Cokrotulung). Dan pada tahun ± 1984 Bp Moch.Ngemron disahkan/dikecer Trap III (derde trap) oleh Bp Hasan Djojoadisuwarno di Kartasura dengan disaksikan oleh Bp. Murtadji Wijaya dan Bp. Djoko Koentjoro. Pada bulan April Tahun 1988, Bp. Mochammad Ngemron mengikuti Bp Hasan Djojoadisuwarno ke Cilacap untuk melakukan keceran. Pada tahun ini ditengarai sebagai proses awal merapatnya SH TERATE dari Jalur Bp. Hasan Djojoadisuwarno untuk bergabung dengan Persaudaraan Setia Hati yang saat itu dipimpin oleh Bp. Mashadi sebagai ketua umum. Pada keceran di Bulan April tahun 1988 dan Bulan Juni 1988 di Cilacap saat itu juga dihadiri Bp. Mashadi, dan beliaunya menyampaikan saat itu menerima murid-murid Bp Hasan untuk melakukan penggabungan (unifikasi) dengan Persaudaraan Setia Hati. Keceran Thn'88 di Cilacap dihadiri Bp. Mashadi Hubungan dengan Pengurus Besar Persaudaraan Setia Hati tetap berlanjut meskipun pada tahun 1989 Bp. Hasan Djojoadisuwarno meninggal dunia. Proses penggabungan dengan Persaudaraan Setia Hati dilanjutkan oleh Bp. Mochammad Ngemron sebagai amanat dari Bp Hasan, yaitu memperdalam keilmuwan Setia Hati yang diajarkan oleh Bp. Munandar. Proses penggabungan ini akhirnya secara resmi diterima oleh PB Persaudaraan Setia Hati dengan dikeluarkannya Surat Keputusan pada tahun 1994. Setelah sekian tahun bersama di penghujung tahun 2012, perbedaan pendapat semakin memuncak hal ini dikarenakan perbedaan kultur antara PB Persaudaraan Setia Hati yang dipimpin oleh Bp Trinowo dengan Bp. Mochammad Ngemron akhirnya muncullah Surat Keputusan (SK) dari PB Persaudaraan Setia Hati yang menganulir keanggotaan eks SH TERATE dari Bp Hasan Djojoadisuwarno. Keputusan yang diambil oleh PB Persaudaraan Setia Hati ternyata tidak serta merta didukung oleh beberapa Cabang Persaudaraan Setia Hati. Tercatat 18 Cabang dari Persaudaraan Setia Hati justru memberikan dukungan moral kepada Bp. Mochammad Ngemron dan mendorong untuk segera membentuk wadah baru. Dengan berbekal perasaan legawa dan dalam rangka menjaga amanat dari Bp. Hasan Djojoadisuwarno serta didukung sepenuhnya oleh 18 Cabang Persaudaraan Setia Hati. Maka pada tanggal 23 Juni 2013 bertempat di Kota Surakarta, diselenggarakanlah Kongres yang diikuti oleh 18 Cabang Persaudaraan Setia Hati untuk membentuk wadah baru menetapkan Bp. Drs. H. Mochammad Ngemron, MS.Psi (Kanjeng Pangeran Yogiswara Suryadiningrat) sebagai pendiri. Rabu dini hari tanggal 5 Maret 2014 Bp Drs.H.Mochammad Ngemron, M.S.Psi menghembuskan nafas terakhirnya di dunia. Beliau dimakamkan di pemakaman umum Desa Tegalgondo, Delanggu,Klaten berdekatan dengan makam istri terkasihnya yang telah mendahului beliau. Pada prosesi pemakaman beliau, terlihat banyak sekali tamu yang datang mulai dari para aktifis dan praktisi pencak silat, praktisi Yoga, para budayawan, agamawan yang mengiringi kepergian beliau. Para praktisi silat yang hadir selain dari kalangan internal , hadir pula beberapa pengurus IPSI Kota Surakarta dan beberapa tokoh dari aliran SH lainnya seperti Bp. Trinowo (Ketua PB Persaudaraan Setia Hati), Bp. Djoko Koentjoro, Bp. Slamet Riyadi (keduanya merupakan Dewan Sepuh Persaudaraan SH Pilangbango), Mas Abas Nurhadi (Magelang), Bp. Arti Siswoyo (Jakarta), beberapa Kadang sepuh SH Terate Yogyakarta seperti Bp. Sulardjo, Bp.Djoko Sumaryono (Semarang) dan beberapa sesepuh SH Terate Solo seperti Bp. Trimin, Bp. Arif Hudayanto, Bp. Mandiono, Mas Mamok (Karanganyar)
@ds_official05
@ds_official05 Ай бұрын
Generasi psht sebelum ikut psh dan jadi prsh
@ds_official05
@ds_official05 Ай бұрын
Pembukaan e ada 2
@ds_official05
@ds_official05 Ай бұрын
Psht kalo sudah di jawa tengah pasti tergoyah. Karena di jateng ada psh, sho
@ds_official05
@ds_official05 Ай бұрын
Sesepuh psht pada masanya
@ds_official05
@ds_official05 Ай бұрын
Sejarah PRSH tidak mengakui adanya mas imam dan mas tarmadji
@ds_official05
@ds_official05 Ай бұрын
Sesepuh psht pada masanya
@ds_official05
@ds_official05 2 ай бұрын
Generasi psht dan psh sebelum jadi prsh
@ds_official05
@ds_official05 2 ай бұрын
Penciptaannya dulu tingkat 2 psht sebelum ke psh eyang Munandar
@muhamadrifansetyawan1911
@muhamadrifansetyawan1911 2 ай бұрын
Semua trah SH saudara 🙏🙏
@PENCAKSILATKERASAKTI
@PENCAKSILATKERASAKTI 2 ай бұрын
Rahayu 🙏
@videosecond
@videosecond 2 ай бұрын
Dulunya Mas Sumino pengesahan tingkat 1 PSHT dari cabang mana ya?
@dikyassrulridwan193
@dikyassrulridwan193 29 күн бұрын
Jogja
@videosecond
@videosecond 2 ай бұрын
Mas Sumino pengesahan tingkat 1 di PSHT tahun berapa ya 🙏
@videosecond
@videosecond 3 ай бұрын
Kenapa tidak dicantumkan dalam sejarah PRSH. Kalau Mas Ngemron disahkan di PSHT tahun 1960an ?
@mejakreatif6388
@mejakreatif6388 2 ай бұрын
Hehe..mungkin lupa..😅😅
@ds_official05
@ds_official05 Ай бұрын
Memang tidak ada tapi dulu sesepuh psht tk 2 dan eyang Hasan sebelum masuk psh
@AvatarBlack-qq1wl
@AvatarBlack-qq1wl 3 ай бұрын
Bapak Martono Guru SMA Negeri 55, tinggal di Depok,.. saya muridnya
@andifalexcandra3955
@andifalexcandra3955 3 ай бұрын
Matursembah nuwun KangMas, nambah wawasan.. Salam Persaudaraan SHT
@videosecond
@videosecond 3 ай бұрын
Cikal bakal ngemron dr PSHT, setelah mulai menampakan aslinya.. mulailah misinya dan oleh para muridnya diagung2kan 😂
@ds_official05
@ds_official05 Ай бұрын
Sebelum masuk psh memang mas ngemron dan eyang Hasan berlatih di psht
@videosecond
@videosecond 3 ай бұрын
Cikal bakal ngemron dr PSHT, setelah mulai menampakan aslinya.. mulailah misinya dan oleh para muridnya diagung2kan 😂
@ds_official05
@ds_official05 2 ай бұрын
Setelah di psht pindah ke psh lalu mendirikan prsh
@videosecond
@videosecond 3 ай бұрын
Awalnya membuat wadah baru.. lambat laun nampak aslinya kan
@videosecond
@videosecond 3 ай бұрын
Eyang Hasan ini siapa kak
@PSHWMAOSPATI
@PSHWMAOSPATI 3 ай бұрын
Luar biasa penjelasannya mas...salam saking pshwtm maospati salam paseduluran kebak katresnan...
@YuliantoTo-zu7se
@YuliantoTo-zu7se 3 ай бұрын
Lampung, Waykanan hadir
@HerySetucer
@HerySetucer 3 ай бұрын
Salam seduluran dr PSHW cabang blora
@dwiarya1297
@dwiarya1297 3 ай бұрын
salam persaudaraan saking PRSH blora mas
@yudisetiawan8533
@yudisetiawan8533 3 ай бұрын
Belajar pencak silat biar kuat, sehat jasmani.
@febrindchannel5942
@febrindchannel5942 3 ай бұрын
Pakdhe Ngemron dulu pernah dhawuhi saya.. Dalam Memahami dan melatih nanti tidak boleh menggunakan wewaler (larangan2) sing soko tembung jarene.. Harus tuntas dijelaskan agar tidak jadi gugon tuhon
@sangyangwulandoro6417
@sangyangwulandoro6417 3 ай бұрын
PRSH Jaya ❤
@YusufGuppychannel
@YusufGuppychannel 3 ай бұрын
🤍
@LIAWULANDARI-n2m
@LIAWULANDARI-n2m 3 ай бұрын
Pacitan
@kemikasugihartha1821
@kemikasugihartha1821 3 ай бұрын
Depok jabar hadir mantap Nderek midangettaken
@wanz1595
@wanz1595 3 ай бұрын
Salam sangking cabang lamongan hadirr
@prshofficial
@prshofficial 3 ай бұрын
Salam, sampai ketemu minggu depan keceran lamongan dan Tuban
@singobarong2013
@singobarong2013 4 ай бұрын
Salam saking cabang Tuban hadir🙏🏻🙏🏻🙏🏻🤍🖤🤍
@prshofficial
@prshofficial 3 ай бұрын
Salam
@firmandani9416
@firmandani9416 4 ай бұрын
Salam saking PSHT kang mas🤝
@prshofficial
@prshofficial 4 ай бұрын
@@firmandani9416 salam persaudaraan mas🙏
@riokhencil262
@riokhencil262 4 ай бұрын
Wonogiri hadir🤍
@kurimantekx1424
@kurimantekx1424 3 ай бұрын
Wonogiri ne pundi mas
@riokhencil262
@riokhencil262 3 ай бұрын
@@kurimantekx1424 baturetno
@febrianto-97
@febrianto-97 4 ай бұрын
Cabang cilacap hadir🎉
@prshofficial
@prshofficial 4 ай бұрын
Maturnuwun, cabang cilacap selalu keren 🙏
@fitriamaliah3178
@fitriamaliah3178 4 ай бұрын
PRSH JAYAAA❤
@prshofficial
@prshofficial 4 ай бұрын
Paseduluran istimewa!! 🤍🖤
@Suyatiberkat01
@Suyatiberkat01 4 ай бұрын
Cabang baturetno hadir
@dikyassrulridwan193
@dikyassrulridwan193 4 ай бұрын
ranting lebih tepatnya🙏
@prshofficial
@prshofficial 4 ай бұрын
cabang wonogiri kompak selalu 🙏
@riokhencil262
@riokhencil262 4 ай бұрын
🗿​@@dikyassrulridwan193
@cobrakanchakupbg
@cobrakanchakupbg 4 ай бұрын
Purbalingga hadir ✅
@YuliusHadiPawarto
@YuliusHadiPawarto 4 ай бұрын
Gerakannya khas trah SH
@prshofficial
@prshofficial 4 ай бұрын
Memang trah SH mas 🙏
@SecurityIndramayu
@SecurityIndramayu 4 ай бұрын
Jinggelnya keren, tabarokah fikum kangge kadang sepuh lan kadang sedayana
@SecurityIndramayu
@SecurityIndramayu 4 ай бұрын
Semoga semakin jaya
@prshofficial
@prshofficial 4 ай бұрын
Amiin, terima kasih, salam persaudaraan 🙏
@rahmedharimurti8015
@rahmedharimurti8015 4 ай бұрын
Sederhana adem ayem dn keren, Dirgahayu PRSH
@febrindchannel5942
@febrindchannel5942 4 ай бұрын
Adem, ayem, sederhana, anteng manteng, ora melu-melu liyane... #PRSHBerjatidiri
@badaralliqawiy4312
@badaralliqawiy4312 4 ай бұрын
Pendiri & Guru besar PRSH siapa?
@dikyassrulridwan193
@dikyassrulridwan193 4 ай бұрын
Kanjeng Pangeran Yogiswara Suryadiningrat
@suroso5896
@suroso5896 4 ай бұрын
Muhammad ngemron..
@suroso5896
@suroso5896 4 ай бұрын
M.ngemron.
@badaralliqawiy4312
@badaralliqawiy4312 4 ай бұрын
Koq beda jawabanx?
@capsofficial
@capsofficial 4 ай бұрын
Smpyn tanya pendiri saja atau sama guru besarnya juga tidak...? ​@@badaralliqawiy4312
@muhammadzainudin4751
@muhammadzainudin4751 4 ай бұрын
Pendiri yg berhianat dari psht dan membuat organisasi nya sendiri.
@prshofficial
@prshofficial 4 ай бұрын
Ampun ngoten niku ngendikane, biasakan bebicara dengan dasar dan referensi yg kuat nggih mas, 🙏
@ANJARLuthfinugroho
@ANJARLuthfinugroho 4 ай бұрын
😂😂😂 situ sapa ya
@faisalyazid358
@faisalyazid358 4 ай бұрын
Lawak😂
@prshofficial
@prshofficial 4 ай бұрын
@@faisalyazid358 pripun maksud e?
@ds_official05
@ds_official05 Ай бұрын
​@@prshofficial TOKOH SETIA HATI Mochammad Ngemron "Sang Kupu Kupu" -tingkat 1 PSHT tahun 1966 atas bimbingan Bpk Djoko Koentjoro Madiun -tingkat 2 disahkan cabang khusus keraton surakarta di kartasura oleh Bp. Hasan Djojoadisuwarno dengan disaksikan oleh Bp Murtadji Wijaya - tingkat 3 1984 dikecer oleh Bp Hasan Djojoadisuwarno di Kartasura dengan disaksikan oleh Bp. Murtadji Wijaya dan Bp. Djoko Koentjoro Mochammad Ngemron dilahirkan di Juwangi pada 7 April 1947, setelah menamatkan SR beliau mengenyam pendidikan di salah satu Sekolah Menengah Pertama Swasta (SMP) di Kota Yogyakarta setelah menamatkan pelajaran SMP, beliau melanjutkan pendidikan ke SMA Pendidikan Islam Republik Indonesia (PIRI), saat itu beliau mengikuti pamannya yang berada di Yogyakarta. Bp. Mochammad Ngemron pertama kali belajar pencak sejak kecil diajarkan langsung oleh ayahnya yang dikenal sebagai Kyai Tlawah. Menurut Bp. Djoko Koentjoro, Kyai Tlawah tidak hanya tokoh desa setempat beliau juga memiliki beberapa keilmuwan yang bersifat kanoman (kanuragan). Setelah berpindah ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) beliau mulai mengenal silat dan belajar silat aliran Setia Hati. Pertama kali belajar silat beliau pernah dilatih oleh Mas Sis dan Mas Warno (Bausasran) keduanya merupakan kadang SH Terate Yogyakarta. Seperti remaja kebanyakan Mochammad Ngemron kecil pun pernah memiliki fase-fase kenakalan, diceritakan oleh Bp. Djoko Koentjoro saat itu Bp.Warno sudah menyerah dan tidak sanggup dengan ndablegnya Mochammad Ngemron kecil saat itu. Atas ijin Bp. Salyo (sesepuh SH Terate Yogyakarta) akhirnya Bp. Warno menyerahkan kepada Bp. Djoko Koentjoro untuk melanjutkan pelatihan Mochammad Ngemron. Proses pelatihan dengan Bp.Djoko Koentjoro saat itu dimulai pada tahun ± 1964. Setelah dua tahun dibimbing oleh Bp. Djoko Koentjoro, pada tahun 1966 beliau diantar oleh Bp. Djoko Koentjoro untuk dikecer di Madiun. Pasca dikecer di tahun 1966 beliau diminta oleh Bp Djoko Koentjoro untuk membantu mengembangkan SH Terate di Yogyakarta, dikarenakan Bp. Djoko Koentjoro sendiri sudah mulai disibukkan dengan jadwal kuliah di Universitas Gajah Mada saat itu dan ingin fokus dalam kuliahnya. Bp. Mochammad Ngemron sendiri mulai aktif mengembangkan SH Terate di Yogyakarta dari rentang 1966 s.d 1973. Pada tahun-tahun tersebut Bp. Mochammad Ngemron melatih di daerah Macanan dekat tempat tinggal beliau di Yogyakarta. Pada tahun 1973, setelah mengantarkan beberapa siswanya untuk dikecer di Madiun, salah satunya adalah Mas Djoko Sumaryono pada tahun 1974 Bp. Sedangkan menurut Bp. Sulardjo beberapa rekan seangkatan yang juga pernah dilatih Bp. Mochammad Ngemron di tahun 1968 diantaranya Mas Peni (alm), Mas Sugeng (Mataram,Lombok), Mas Ngaib, Mas Triyono (alm). Tiga Serangkai pelestari ajaran Bp.Hasan Djojoadisuwarno Hubungan yang sudah sangat lekat antara Bp Djoko Koentjoro dan Bp Moch.Ngemron saat itu, menjadikan masing-masing memiliki hubungan istimewa dengan keluarga besar masing-masing. Saat itu diceritakan Bp. Djoko Koentjoro dianggap sebagai anak dari Kyai Tlawah (Ayah Bp. Moch. Ngemron) dan Bp. Moch.Ngemron juga sudah dianggap anak oleh KRHT. Kusumatanaya seorang ahli spiritual yang sangat di hormati di Kasunanan maupun Puro Mangkunegaran pada masanya (Ayah dari Bp. Djoko Koentjoro). Keduanya lalu bertemu dan berkenalan dengan Bp. Hasan Djojoadisuwarno, dan mendalami Ilmu Setia Hati dibawah bimbingan beliau. Pada Tahun 1970 Bp Djoko Koentjoro mempersunting putri dari Bp. Hasan Djojoadisuwarno, hal ini tentu saja semakin mempererat hubungan keduanya tidak hanya sebatas Guru-Murid / kadhang sepuh-kadang anem melainkan hubungan antara ayah dan anak, tidak hanya Bp. Djoko Koentjoro sebagai putra mantu, tetapi juga Bp. Mochammad Ngemron yang tidak lain sudah dianggap adiknya sendiri. Dalam perjalanan waktu, Bp. Mochammad Ngemron semakin dekat hubungannya dengan Bp Hasan Djojoadisuwarno (nyantrik) dan alhasil Bp. Mochammad Ngemron dikecer Trap II (Tweede Trap) di Kartasura di kediaman Bp. Hasan Djojoadisuwarno dengan disaksikan oleh Bp Murtadji Wijaya *penuturan dari saksi mata langsung Bp. (Alm). Peter Suwarno (Cokrotulung). Dan pada tahun ± 1984 Bp Moch.Ngemron disahkan/dikecer Trap III (derde trap) oleh Bp Hasan Djojoadisuwarno di Kartasura dengan disaksikan oleh Bp. Murtadji Wijaya dan Bp. Djoko Koentjoro. Pada bulan April Tahun 1988, Bp. Mochammad Ngemron mengikuti Bp Hasan Djojoadisuwarno ke Cilacap untuk melakukan keceran. Pada tahun ini ditengarai sebagai proses awal merapatnya SH TERATE dari Jalur Bp. Hasan Djojoadisuwarno untuk bergabung dengan Persaudaraan Setia Hati yang saat itu dipimpin oleh Bp. Mashadi sebagai ketua umum. Pada keceran di Bulan April tahun 1988 dan Bulan Juni 1988 di Cilacap saat itu juga dihadiri Bp. Mashadi, dan beliaunya menyampaikan saat itu menerima murid-murid Bp Hasan untuk melakukan penggabungan (unifikasi) dengan Persaudaraan Setia Hati. Keceran Thn'88 di Cilacap dihadiri Bp. Mashadi Hubungan dengan Pengurus Besar Persaudaraan Setia Hati tetap berlanjut meskipun pada tahun 1989 Bp. Hasan Djojoadisuwarno meninggal dunia. Proses penggabungan dengan Persaudaraan Setia Hati dilanjutkan oleh Bp. Mochammad Ngemron sebagai amanat dari Bp Hasan, yaitu memperdalam keilmuwan Setia Hati yang diajarkan oleh Bp. Munandar. Proses penggabungan ini akhirnya secara resmi diterima oleh PB Persaudaraan Setia Hati dengan dikeluarkannya Surat Keputusan pada tahun 1994. Setelah sekian tahun bersama di penghujung tahun 2012, perbedaan pendapat semakin memuncak hal ini dikarenakan perbedaan kultur antara PB Persaudaraan Setia Hati yang dipimpin oleh Bp Trinowo dengan Bp. Mochammad Ngemron akhirnya muncullah Surat Keputusan (SK) dari PB Persaudaraan Setia Hati yang menganulir keanggotaan eks SH TERATE dari Bp Hasan Djojoadisuwarno. Keputusan yang diambil oleh PB Persaudaraan Setia Hati ternyata tidak serta merta didukung oleh beberapa Cabang Persaudaraan Setia Hati. Tercatat 18 Cabang dari Persaudaraan Setia Hati justru memberikan dukungan moral kepada Bp. Mochammad Ngemron dan mendorong untuk segera membentuk wadah baru. Dengan berbekal perasaan legawa dan dalam rangka menjaga amanat dari Bp. Hasan Djojoadisuwarno serta didukung sepenuhnya oleh 18 Cabang Persaudaraan Setia Hati. Maka pada tanggal 23 Juni 2013 bertempat di Kota Surakarta, diselenggarakanlah Kongres yang diikuti oleh 18 Cabang Persaudaraan Setia Hati untuk membentuk wadah baru menetapkan Bp. Drs. H. Mochammad Ngemron, MS.Psi (Kanjeng Pangeran Yogiswara Suryadiningrat) sebagai pendiri. Rabu dini hari tanggal 5 Maret 2014 Bp Drs.H.Mochammad Ngemron, M.S.Psi menghembuskan nafas terakhirnya di dunia. Beliau dimakamkan di pemakaman umum Desa Tegalgondo, Delanggu,Klaten berdekatan dengan makam istri terkasihnya yang telah mendahului beliau. Pada prosesi pemakaman beliau, terlihat banyak sekali tamu yang datang mulai dari para aktifis dan praktisi pencak silat, praktisi Yoga, para budayawan, agamawan yang mengiringi kepergian beliau. Para praktisi silat yang hadir selain dari kalangan internal , hadir pula beberapa pengurus IPSI Kota Surakarta dan beberapa tokoh dari aliran SH lainnya seperti Bp. Trinowo (Ketua PB Persaudaraan Setia Hati), Bp. Djoko Koentjoro, Bp. Slamet Riyadi (keduanya merupakan Dewan Sepuh Persaudaraan SH Pilangbango), Mas Abas Nurhadi (Magelang), Bp. Arti Siswoyo (Jakarta), beberapa Kadang sepuh SH Terate Yogyakarta seperti Bp. Sulardjo, Bp.Djoko Sumaryono (Semarang) dan beberapa sesepuh SH Terate Solo seperti Bp. Trimin, Bp. Arif Hudayanto, Bp. Mandiono, Mas Mamok (Karanganyar)
@rahmedharimurti8015
@rahmedharimurti8015 4 ай бұрын
Adem ayem prsh
@prshofficial
@prshofficial 4 ай бұрын
Adem ayem tentrem karto raharjo🙏
@pentholmaarif403
@pentholmaarif403 4 ай бұрын
semoga semakin jaya
@prshofficial
@prshofficial 4 ай бұрын
Terima kasih 🙏