Ya, Ibnu Sina (Avicenna) adalah seorang Muslim. Nama lengkapnya adalah Abu Ali al-Husayn ibn Abdullah ibn Sina, dan ia lahir pada tahun 980 di Afshana, dekat Bukhara (sekarang di Uzbekistan). Ibnu Sina dikenal sebagai seorang polymath yang ahli dalam berbagai bidang, termasuk kedokteran, filsafat, astronomi, dan matematika. Sebagai seorang Muslim, Ibnu Sina banyak terpengaruh oleh tradisi filsafat Islam dan filsafat Yunani klasik, khususnya pemikiran Aristoteles. Namun, beberapa pandangan filosofisnya yang sangat rasionalis sering kali menuai kritik dari ulama pada masanya, seperti Imam Al-Ghazali, yang menilai beberapa ide Ibnu Sina bertentangan dengan ajaran Islam. Meskipun ada perdebatan tentang beberapa pandangannya, tidak diragukan lagi bahwa Ibnu Sina adalah seorang tokoh Muslim yang memberikan kontribusi besar kepada peradaban Islam dan dunia, terutama dalam karyanya "Al-Qanun fi al-Tibb" (The Canon of Medicine), yang menjadi rujukan utama dalam kedokteran selama berabad-abad.

@profiantoadityo4880 ngawur sih. Syiah itu bukan muslim. Sudah banyak ulama yang mengatakan bahwa dia adalah Syi'ah, di antaranya Syaikh bin baz rahimahullahu.

Sebagian ulama mengakui bahwa Ibnu Sina (Avicenna) adalah seorang Muslim berdasarkan identitasnya, karena ia lahir dalam keluarga Muslim dan mengaku sebagai seorang Muslim. Namun, banyak ulama membedakan antara status keislamannya secara umum dengan pandangan teologis atau filosofisnya yang dianggap menyimpang. Ulama yang Mengakui Ibnu Sina Sebagai Muslim: 1. Imam Adz-Dzahabi (rahimahullah) Dalam Siyar A‘lam an-Nubala’, Imam Adz-Dzahabi mengakui bahwa Ibnu Sina adalah seorang Muslim, tetapi ia juga menyebut bahwa Ibnu Sina terpengaruh oleh filsafat dan memiliki pandangan yang menyimpang dari akidah Islam yang murni. Adz-Dzahabi tidak secara langsung menyebutnya sebagai kafir, tetapi memperingatkan umat Islam agar berhati-hati terhadap ide-ide filsafatnya. 2. Ibn Kathir (rahimahullah) Dalam Al-Bidayah wan-Nihayah, Ibn Kathir mengakui Ibnu Sina sebagai seorang ilmuwan Muslim yang berkontribusi dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga mengkritik filsafatnya yang banyak dipengaruhi oleh Aristoteles dan Platonisme, yang bertentangan dengan akidah Islam. 3. Imam Al-Qifthi Dalam bukunya Tarikh Al-Hukama’, Imam Al-Qifthi mengakui Ibnu Sina sebagai seorang Muslim yang berperan besar dalam ilmu pengetahuan, terutama kedokteran. Namun, ia juga mencatat bahwa pemikiran filsafatnya tidak selalu sejalan dengan Islam. Penilaian Umum Para ulama yang mengakui Ibnu Sina sebagai Muslim umumnya menilai keislamannya dari segi identitas, tetapi mereka tetap memberikan peringatan keras terhadap pemikiran filosofisnya. Mayoritas ulama salaf dan khalaf tetap kritis terhadap gagasan filsafat Ibnu Sina, terutama dalam hal: Penolakannya terhadap kebangkitan jasmani setelah kematian. Konsepnya tentang Tuhan yang lebih dekat kepada filsafat Aristoteles daripada Islam. Pendekatannya terhadap penciptaan yang dianggap tidak sesuai dengan konsep tauhid. Meskipun begitu, kontribusinya dalam ilmu kedokteran dan sains sering dihargai tanpa menyetujui pandangan filosofis atau teologisnya.

@profiantoadityo4880 ya kalau ulama Syi'ah pasti mengakuinya

Ada