The Health Belief Model
45:47
Ай бұрын
#safemotherhood #healthbeliefmodel
1:17:07
Kuliah Kespro
1:00:55
2 ай бұрын
#monev #aksibergizi #malukuutara
2:39:17
Pre-Exposure Profilaxis
1:40:31
5 ай бұрын
Satuan Pendidikan Aman Bencana
0:49
Data SKI 2023
54:51
7 ай бұрын
Webinar kita setara kita berdaya
1:07:52
Kuliah gender sesi 4
40:58
9 ай бұрын
CV
0:51
10 ай бұрын
sidang skripsi
1:26:53
11 ай бұрын
sidang skripsi
25:41
11 ай бұрын
Bencana yang tak disadari
1:25
11 ай бұрын
Sidang Proposal Tesis
48:21
11 ай бұрын
EmoDemo Cemilan
23:24
Жыл бұрын
EmoDemo
27:03
Жыл бұрын
Diskusi Satgas Kekerasan Seksual
54:54
Пікірлер
@arshey2797
@arshey2797 Ай бұрын
Nama : Arsya Kaila Firly NPM : 23100100024 Kelas : B 1. Perceived Susceptibility ( Persepsi kerentanan) Definisi : kerentanan seseorang menglami resiko atau mendapatkan penyakit. • Waktu : Maret 2015 • Lokasi : Rumah • Konteks : ketika sedang mandi saya merasakan ada bentolan di bagian siku saya,saya merasa aneh dan tidak merasakan gatal sebelumnya. Saya penasaran dengan bentolan tersebut lalu saya coba tekan bentolan itu dan rasanya sedikit sakit dan bentolan itu mengeluarkan cairan dan saya rada takut jika itu adalah penyakit yang serius. 2. Perceived Severity (persepsi keparahan) Definisi : perasaan adanya keseriusan tertular suatu penyakit. • Waktu : sehari setelah menemukan bentolan • Lokasi : Rumah • Konreks : bentolan itu mulai menyebar ke seluruh tubuh saya,dari mulai muka dan badan lalu ke kaki. Dan sudah terbukti ternyata saya terkena cacar. Badan saya saat itu terasa sangat gatal dan rada panas akibat cacar. 3. Perceived Benefits ( Manfaat yang dirasakan) Definisi : manfaat yang akan didapatkan dari suatu perilaku atau Keputusan. • Waktu : selama sakit cacar • Lokasi : Rumah • Konteks :ibu saya memberi tahu bahwa menggaruk luka dan mengelupas kulit mati akibat cacar akan menimbulkan bejas luka yang permanen. Maka saat itu saya berhenti meggaruk dan mengelupas luka akibat cacar. 4. Perceived Barriers (Hambatan yang dirasakan) Definisi : hambatan yang dihadapi terkait penyakit cacar • Waktu : selama sakit cacar • Lokasi : Rumah • Konteks : pada saat itu saya sangat susah untuk memakai obat salep karena rasanya sangat gatal dan saya akan menggaruk luka tersebut hingga salepnya hilang. Itu sangat menghambat penyembuhan cacar. 5. Cues to Action (Isyarat untuk bertindak) Definisi : petunjuk untuk berperilaku yang dapat mempercepat kesembuhan. • Waktu : selama sakit cacar • Lokasi : Rumah • Konteks : saya merasa tidak nyaman dengan penyakit itu karena rasanya tidak enak dan saya tidak bisa keluar rumah selam kurang lebih seminggu. Maka saya mulai rajin pakai obat salep dan ikuti omongan ibu saya agar cepat sembuh 6. Sel Efficacy (Kepercayaan diri) Definisi : keyakinan untuk lebih percaya diri setelah sembuh dari cacar • Waktu : setelah sembuh • Lokasi : Rumah • Konteks : setelah sembuh saya merasa banyak sekali bekas cacar di tubuh terutama muka saya,saya merasa sangat malu karena muka saya banyak bekas luka. Namun lama-lama saya mulai percaya diri dengan itu semua,dan mengganggap itu ciri khas.
@pujidwitaiswandari3706
@pujidwitaiswandari3706 Ай бұрын
Nama: Puji Dwita Iswandari Kelas: BL 2 NIM: 23100100011 1. Perceived susceptibility (perasaan rentan) - Definisi: keyakinan kemungkinan terkena tiroid - Waktu: januari 2018 - Lokasi: tempat kerja - Konteks: waktu itu , kakak saya ditempat kerja merasa ada yang tidak enak atau tidak nyaman dengan tenggorokan di bagian leher 2. Perceived severity (keseriusan penyakit yang di rasakan) - Definisi: keyakinan mengenai mungkin nya terkena tiroid - Waktu: januari 2018 - ⁠Lokasi: tempat kerja - ⁠Konteks: kakak saya tidak enak tenggorokan dan leher , lalu kakak saya diperiksa oleh dokter karna merasa tidak radang , lalu kakak saya diperiksa bagian leher luar , dan ternyata seperti ada benjolan di bagian tiroid , lalu kakak saya disarankan untuk ke rs wilayah setempat untuk ke poli penyakit dalam 3. Perceived Benefit (manfaat dan tindakan) - Definisi: keyakinan bahwa tindakan tertentu - Waktu: hari pertama di rs setempat - ⁠Lokasi: rs dekat rmh - ⁠Konteks: tindakan selanjutnya kakak saya di arahkan ke poli penyakit dalam dan di sarankan untuk cek laboratorium dan lain lainnya 4. Perceived Barriers (hambatan untuk bertindak) - Definisi: prepensi tentang rintangan dan biaya yang di keluarkan - Waktu: hari berikutnya di rs setempat - ⁠Lokasi: rs dekat rmh - ⁠Konteks: tindakan selanjutnya , hasil lab dan lainnya sudah keluar kakak saya di diagnosa tiroid dan selanjutnya kakak saya diberikan terapi obat dan sebagainya 5. Cues to action (isyarat untuk bertindak) - Definisi: mengambil tindakan dalam mengatasi tiroid - Waktu: hari berikutnya - ⁠Lokasi: rumah - ⁠Konteks: sudah diberikan obat oleh dokter setempat untuk diminum secara rutin , dan pengecekan berkala setiap bulannya 6. Self-efficacy (kepercayaan diri) - Definisi: keyakinan diri bahwa bisa menangani yang di alami - Waktu: haru berikutnya - ⁠Lokasi: dirumah - ⁠Konteks: setelah diberikan obat , diminum secara rutin , menjalani pola hidup yang sehat semoga kakak saya tetap semangat menjalani hidup yang sekarang dan waktu yg akan datang
@selydwinurcahyati1754
@selydwinurcahyati1754 Ай бұрын
Nama : Sely Dwi Nurcahyati (23100100063) Kelas : Bl 2 1. Perceived Susceptibility (Perasaan rentan Definisi: Keyakinan pada diri adik saya bahwa dia mungkin terkena penyakit. Waktu: febuari Lokasi: Rumah Konteks: sehabis beraktivitas badan saya terasa capek dan pegel, mata terasa panas dan saya pikir itu cuma mau pilek 2. Perceived Severity (Keseriusan penyakit yang dirasakan) Definisi: Keyakinan adik saya mengenai keseriusan dampak dari penyakit yang dialami. Waktu: febuari 2024 Lokasi: Rumah Konteks: karena mata saya terasa panas dan keluar air mata, badan saya semakin menggigil akhirnya saya coba pergi ke dokter 3. Perceived Benefit (Manfaat yang dirasakan) Definisi: Keyakinan adik saya terhadap tindakan yang dilakukan oleh dokter dapat mengurangi risiko juga dampak dari penyakit. Waktu: Akhir febuari 2024 Lokasi: RS Islam Konteks: Dokter melakukan pemeriksaan dan menanya kan tanda yang saya alami dan setelah diperiksa saya terkena infeksi pencernaan, setelah itu saya dikasih obat dan dikasih suntikan lewat pinggul. 4. Perceived Barriers (Hambatan yang dirasakan) Definisi: Hambatan yang dihadapi adik saya sebelum tindakan operasi pengangkatan amandel. Waktu: febuari 2024 Lokasi: RS Islam Konteks: Dokter menghimbau saya agar tidak makan pedes dan jangan makan berminyak agar tidak semakin parah. 5. Cues to Action (Isyarat untuk bertindak) • Definisi: Hal-hal yang adik saya lakukan untuk menjadi pengingat agar bisa sehat kembali. Waktu: Awal maret 2024 Lokasi: Rumah Konteks: saya mengingat dan menerapkan agar tidak makan makanan berminyak atau pedas agar tidak semakin parah 6. Self-Efficacy (kepercayaan diri) Definisi: Keyakinan adik saya akan mampu untuk mengatasi penyakit tersebut. Waktu: maret sekarang Lokasi: Rumah Konteks: Semenjak kejadian itu, saya telah menyadari untuk menjaga kesehatan dengan lebih memperhatikan pola makan dan minumnya menjadi lebih sehat.
@anggundnovita
@anggundnovita Ай бұрын
Nama: Anggun Diyah Novita Kelas: BL 2 NPM: 23100100018 Mata Kuliah: Konsep Dasar Promosi Kesehatan 1. Perceived Susceptibility (Kerentanan yang dirasakan) Definisi: Keyakinan om saya tentang kemungkinan terkena penyakit hipertensi. Pengalaman: • Waktu: Oktober 2022, saat pemeriksaan kesehatan. • Lokasi: Rumah Sakit. • Konteks: Pada saat itu om saya ingin cek kesehatan rutin ke rumah sakit, usia om saya 42 tahun. Lalu hasil tensi darah nya 145/100 mmHg. Om saya merasa bahwa hasil tensi darah tersebut berisiko terkena hipertensi karena pola makan nya yang tinggi garam, kurang olahraga, dan juga riwayat keluarga kami yang memiliki hipertensi. 2. Perceived Severity (Keseriusan penyakit yang dirasakan) Definisi: Keyakinan tentang tingkat keparahan dan dampak dari penyakit hipertensi. Pengalaman: • Waktu: November 2022 • Lokasi: Dalam acara keluarga, setelah mendengar kabar kerabat kami yang lain terkena stroke akibat hipertensi. • Konteks: Om saya menyadari bahwa penyakit hipertensi dapat menyebabkan komplikasi serius seperti stroke, penyakit jantung, atau gagal ginjal. Pada saat cek kesehatan, dokter nya juga mengingatkan bahwa hipertensi sering kali tidak bergejala, sehingga perlu penanganan dini. 3. Perceived Benefits (Manfaat yang dirasakan) Definisi: Keyakinan bahwa tindakan tertentu dapat mengurangi risiko atau dampak penyakit hipertensi. Pengalaman: • Waktu: Desember 2022 • Lokasi: Rumah sakit rujukan, saat konsultasi lanjutan dengan dokter yang sama ketika cek kesehatan diawal. • Konteks: Dokter nya tersebut menjelaskan bahwa mengubah pola makan, rutin berolahraga, dan minum obat antihipertensi dapat menurunkan tekanan darah serta mencegah komplikasi jangka panjang. 4. Perceived Barriers (Hambatan yang dirasakan) Definisi: Keyakinan tentang hambatan yang dapat menghalangi tindakan kesehatan pada penyakit hipertensi. Pengalaman: • Waktu: Januari 2023, setelah menerima saran dokter. • Lokasi: Di rumah, saat berbicara dengan keluarga. • Konteks: Om saya merasa sulit mengurangi konsumsi makanan asin yang sudah menjadi kebiasaan keluarga, kesulitan olahraga karena jadwal kerja yang padat, dan khawatir akan efek samping dari obat antihipertensi. 5. Cue to Action (Isyarat untuk bertindak) Definisi: Pemicu atau peristiwa yang dapat mendorong untuk mengambil tindakan kesehatan pada penyakit hipertensi. Pengalaman: • Waktu: Februari 2023, setelah mengalami gejala seperti pusing dan nyeri kepala. • Lokasi: Tempat kerja, saat berbicara dengan rekan kerja. • Konteks: Rekannya yang juga memiliki hipertensi menyarankan untuk segera memulai perubahan gaya hidup. Om saya akhirnya juga tergerak setelah mendengar seminar kesehatan di tempat kerjanya tentang bahaya hipertensi. 6. Self-Efficacy (Rasa Percaya Diri) Definisi: Keyakinan bahwa diri mampu melakukan tindakan kesehatan yang diperlukan untuk penyakit hipertensi Pengalaman: • Waktu: Maret 2023, setelah menjalani pola hidup sehat selama beberapa bulan. • Lokasi: Rumah, dengan dukungan keluarga. • Konteks: Ia merasa percaya diri karena berhasil mengurangi konsumsi garam, rutin berolahraga setiap pagi, dan tekanan darahnya turun menjadi 130/85 mmHg.
@Ummu_alyasa
@Ummu_alyasa Ай бұрын
nah keren nis contohnya Kaa
@anggundnovita
@anggundnovita Ай бұрын
@@Ummu_alyasa terima kasih bu
@anunkieni6782
@anunkieni6782 Ай бұрын
Nama: Nayla tuzzahroh Kelas: B NPM:23100100037 Pengalaman terkait perilaku dengan gangguan health belief model (HBM): Modifying factors: Demographic variable: saya berumur 18 tahun, jenis kelamin perempuan, dan saya belum menikah Individu beliefs: Perceived susceptibility Saya memiliki penyakit gerd karena kesalahan saya sendiri dulu menyepelekan jam waktu makan dan makanan yang saya konsumsi tidak sehat seperti sering makan pedas (belum makan nasi) Perceived severity of disease Ketika saya telat makan gerd langsung kambuh dan itu sangat menggangu aktivitas sehari-hari dan dimanapun saya berada saya harus siap membawa obat untuk antisipasi ketika tiba-tiba kambuh kembali Perceived benefits Saya mulai menjaga pola makan, saya menjaga jam waktu makan, dan saya ketika keluar membawa obat untuk antisipasi ketika tiba-tiba kambuh Perceived berriers Terkadang ketika ada kegiatan yang tidak memungkinkan saya untuk makan disitulah problem saya sehingga gerd saya kambuh Cues to action Melihat kondisi saya yang semakin tidak baik mungkin sekarang saya sudah mulai bnyk merubah pola hidup saya untuk mencegah penyakit yang saya derita Self efficacy Saya yakin saya bisa merubah pola hidup untuk lebih baik.
@fahdadeswitaningrum2057
@fahdadeswitaningrum2057 Ай бұрын
Nama: Fahda Deswitaningrum NIM: 23100100039 Kelas: BL 2 Perceived Susceptibility (Rasa Rentan) Definisi: Keyakinan mengenai kemungkinan terkena demam Pengalaman: - Waktu: Oktober 2024 - Lokasi: Diluar rumah - Konteks: Saat itu, saya bermain dengan teman saya yang sedang sakit, saya tidak menggunakan masker saat berada di dekatnya, kemudian saya memiliki banyak kegiatan dan seding terkena hujan tanpa memakai jas hujan, jadi saya merasa saya akan merasakan sakit kepala dan demam Perceived Severity (Rasa Seriusnya Penyakit) Definisi: Keyakinan mengenai dampak demam terhadap kesehatan dan aktivitas Pengalaman: - Waktu: Hari pertama terkena gejala demam - Lokasi: Rumah - Konteks: Ketika saya bangun tidur dipagi hari, saya merasakan sakit kepala, badan lemas dan tidak enak, tidak dapat melakukan aktivitas dengan fokus, saya hanya berbaring di kasur. Di situ saya sadar bahwa sakit demam ini dapat mengganggu aktivitas saya. Perceived Benefits (Manfaat dari Tindakan) Definisi: Keyakinan bahwa tindakan tertentu dapat mencegah atau mengurangi dampak demam. Pengalaman: - Waktu: Hari pertama ketika sudah merasakan gejala dan tanda - Lokasi: Supermarket dekat rumah - Konteks: Saat itu ketika muncul gejala saya langsung minum vitamin dan makan makanan yang hangat yang saya yakini dapat mengurangi demam yang terjadi dalam diri saya. Perceived Barriers (Hambatan untuk Bertindak) Definisi: Hambatan yang dirasakan untuk mengambil tindakan pencegahan atau pengobatan flu Pengalaman: - Waktu: Siang hari saat kuliah - Lokasi: Kampus - Konteks: Makan teratur dan makanan hangat dapat mengurangi kondisi demam dalam diri saya tetapi dikarenakan banyak kegiatan yang saya jalanin dan banyaknya tugas yang saya kerjakan saya makan dan minum vitamin tidak teratur yang membuat kondisi saya makin buruk Cue to Action (Pemicu untuk Bertindak) Definisi: Pemicu untuk mengambil tindakan dalam mengatasi flu Pengalaman: - Waktu: Hari ketiga demam - Lokasi: Kampus - Konteks: Ketika saya sedang istirahat dikampus teman saya memegang badan saya terasa sangat panas, kemudian teman saya bilang "kamu minum paracetamol yaa biar demamnya turun." Setelah itu, teman saya membantu membelikan saya obat demam. Self-Efficacy (Rasa Percaya Diri) Definisi: Keyakinan diri bahwa bisa menangani flu secara mandiri Pengalaman: - Waktu: Hari ketiga setelah mulai minum obat - Lokasi: Rumah - Konteks: Setelah minum obat, istirahat, dan makan dengan teratur saya merasa lebih baik. Saya sadar bahwa menjaga pola tidur dan makan saya dapat sembuh tanpa perlu penanganan dokter.
@safanaz00
@safanaz00 Ай бұрын
Nama: Nazwa Safinatus Syafa NIM: 23100100068 Kelas: Bilingual 2 1. Perceived Susceptibility (Perasaan rentan) - Definisi: Keyakinan pada individu bahwa mereka mungkin terkena penyakit - Waktu: April 2020 - Lokasi: Sekolah - Konteks: Pada saat itu saya sedang berada di sekolah seperti biasa, setelah saya mengambil wudhu untuk sholat dzuhur saya merasakan gatal di area leher saya yang saya pikir hanya rasa gatal biasa jadi sedikit saya usap dan saya lihat melaui cermin untuk memastikan apa penyebab rasa gatal di leher saya. 2. Perceived Severity (Keseriusan penyakit yang dirasakan) - Definisi: Keyakinan mengenai keseriusan dampak penyakit yang dialami - Waktu: April 2020 - Lokasi: Rumah - Konteks: Beberapa hari kemudian rasa gatal yang saya rasakan di leher saya menjadi lebih sering dan juga teramat gatal. Karenanya, saya selalu memantau melalui cermin setiap leher saya terasa gatal dan saya menemukan bahwa leher saya mulai memerah dibagian saya selalu menggunakan jarum pentul/peniti pada kerudung saya. 3. Perceived Benefit (Manfaat yang dirasakan) - Definisi: Keyakinan saya terhadap tindakan dokter untuk mengurangi risiko dan dampak dari penyakit - Waktu: April 2020 - Lokasi: Puskesmas - Konteks: Setelah berhari-hari kemudian saya merasakan rasa gatal di leher saya tidak membaik, selain itu saya juga mendapati bahwa leher saya luka karena terlalu sering saya garuk. Oleh karena itu, saya langsung memutuskan untuk pergi ke dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Setelah di periksa dokter mengatakan bahwa terdapat bakteri pada leher saya yang menyebabkan gatal dan juga luka. Setelahnya saya langsung diberi salep yang harus dioleskan 3x sehari, obat dan juga antibiotik yang harus dihabiskan. 4. Perceived Barriers (Hambatan yang dirasakan) - Definisi: Hambatan yang dialami individu untuk menjadi sehat kembali - Waktu: Mei 2020 - Lokasi: Rumah - Konteks: Setelah pergi ke dokter dan mendapatkan perawatan serta obat, beberapa kali saya lupa harus mengoleskan salep 3x sehari jadi saya hanya mengoleskan salep 2x sehari. 5. Cues to Action (Pemicu untuk bertindak) - Definisi: Hal yang individu lakukan untuk menjadi pengingat agar sehat kembali - Waktu: Mei 2020 - Lokasi: Rumah - Konteks: Setiap saya mengoleskan salep pada malam hari di leher saya, saya selalu mengingat keadaan leher saya sebelum terkena bakteri ini. Selain itu, saya juga selalu meminum obat secara teratur dan meminum antibiotik hingga habis. 6. Self-Efficacy (Kepercayaan diri) - Definisi: Keyakinan individu bahwa mereka mampu mengatasi penyakit tersebut - Waktu: Mei 2020-sekarang - Lokasi: Rumah - Konteks: Setelah satu bulan sembuh dari penyakit yang saya derita, saya masih pergi ke dokter uuntuk mengecek kondisi leher saya. Setelah kesembuhan itu, saya jadi lebih peduli terhadap suatu hal kecil yang terjadi pada diri saya. Meskipun hanya gatal yang saya anggap sepele, tapi dari kejadian ini saya menjadi lebih peka untuk melihat dengan jelas apa yang terjadi pada diri saya serta tidak menganggap sesuatu dengan kecil/sepele.
@sellyauliarahmah3244
@sellyauliarahmah3244 Ай бұрын
Nama : Selly Aulia Rahmah Kelas : BL 2 NIM : 23100100032 1.Perceived Susceptibillity (Kerentanan yang dirasakan) Definisi: Keyakinan individu tentang kemungkinan mereka terkena penyakit. - Waktu: Oktober 2017 - Lokasi: Rumah - Konteks: di bulan ini saya terkena demam, flu dan mual". Karena saat pulang sekolah saya sering kehujanan, makan tidak teratur dan cuaca jg suka tdk nentu, hal itu yg membuat saya terkena sakit. 2.Perceived Severity (Keseriusan yang dirasakan) Definisi: persepsi tentang seberapa serius dampak dari penyakit tersebut. - Waktu: November 2017 - Lokasi: rumah - Konteks: pada saat itu setelah saya pulang sekolah, saya merasa mual, dan merasakan perut yang sangat sakit sehingga mengganggu aktivitas bahkan saya hanya bisa berbaring di kasur saja, sakit nya berlangsung selama 1 minggu, karena awalnya saya merasa hanya mual biasa kemudian saya pergi ke rumah sakit dan ternyata sudah magh yg parah. 3.Perceived Benefits (Manfaat yang dirasakan) Definisi: keyakinan bahwa tindakan tindakan tertentu akan mengurangi risiko atau dampak penyakit. - Waktu: selama 1 minggu sakit - Lokasi: rumah sakit - Konteks: saat dirumah sakit dokter pun menyuruh saya istirahat selama bbrp hari dan diberikan obat agar sakit yg saya alami tidak separah kemarin 4.Perceived Barriers (Hambatan yang dirasakan) Definisi: Persepsi tentang rintangan atau biaya yang terkait dengan tindakan pencegahan. - Waktu: selama pemulihan/istirahat - Lokasi: rumah - Konteks: minum obat dan makanan seperti sayuran, karena saat itu makanan tidak bisa masuk kedalam mulut saya sebab mual, dan bahkan bisa dimuntahkan lg, saya juga merasa bingung, kepikiran karena sakit saya jadi ketinggalan pelajaran 5.Cues to Action (Isyarat untuk bertindak) Definisi: faktor-faktor yang mendorong individu untuk mengambil tindakan, seperti informasi atau pengingat. - Waktu: setelah sakit - Lokasi: rumah - Konteks: dokter mengingatkan saya tidak boleh telat makan, makan yg teratur, tidak boleh terlalu cape, banyak minum air putih, olahraga 6.Self-Efficacy Definisi: keyakinan akan mampu untuk mengatasi penyakit tersebut. - Waktu: akhir November 2017 - Lokasi: rumah - Konteks: semenjak saya meminum obat, makan lebih dijaga, banyak istirahat, dan berfikir positif, saya menjadi yakin jika kita menjaga pola makan, dan menjalankan anjuran dari dokter seperti meminum obat kita bisa sembuh.
@achashafiyyah
@achashafiyyah Ай бұрын
Nama: Shafiyyah NIM: 23100100005 Kelas: BL 2 Perceived Susceptibility (Rasa Rentan) Definisi: Keyakinan mengenai kemungkinan terkena batuk Pengalaman: - Waktu: Awal November 2024 - Lokasi: Asrama - Konteks: Pada saat itu, saya merasa tenggorokan sedang tidak enak, kemudian ditambah dengan cuaca yang tidak stabil dan saya sedang flu Perceived Severity (Rasa Seriusnya Penyakit) Definisi: Keyakinan mengenai dampak flu terhadap kesehatan dan aktivitas Pengalaman: - Waktu: Hari setelah saya merasakan gejala - Lokasi: Kelas - Konteks: Saya mulai merasa lemas, badan anget”, tidak kuat untuk berjalan, dan sudah merasa sesak, disitulah saya yakin bahwa ini akan terjadi batuk parah Perceived Benefits (Manfaat dari Tindakan) Definisi: Keyakinan bahwa tindakan tertentu dapat mencegah atau mengurangi dampak flu. Pengalaman: - Waktu: Hari pertama sakit - Lokasi: Kelas dan Asrama - Konteks: Saya yakin kalau stop membeli dirty food, bisa mengurangi batuk yang saya alami, jadi lebih memilih makanan yang sehat dan lunak Perceived Barriers (Hambatan untuk Bertindak) Definisi: Hambatan yang dirasakan untuk mengambil tindakan pencegahan atau pengobatan batuk Pengalaman: - Waktu: Malam ketika hari pertama sakit - Lokasi: Asrama - Konteks: saya merasa semakin parah ditambah asma saya kambuh jika sudah flu dan batuk bersamaan, saya sudah menggunakan inhaler sedikit membantu tapi saya butuh air hangat di asrama tadi tidak ada media nya Cue to Action (Pemicu untuk Bertindak) Definisi: Pemicu untuk mengambil tindakan dalam mengatasi flu Pengalaman: - Waktu: Hari pertama sakit - Lokasi: Kampus - Konteks: saya merasa sudah tidak kuat dengan sakit yang saya alami, saya bertanya kepada teman kampus yang paham dengan jenis obat sesuai dengan batuk yang saya alami, lalu saya meminta bantuan teman untuk mengantarkan ke apotik terdekat Self-Efficacy (Rasa Percaya Diri) Definisi: Keyakinan diri bahwa bisa menangani batuk secara mandiri Pengalaman: - Waktu: Hari setelah mulai minum obat - Lokasi: Asrama - Konteks: Selain meminum obat, saya juga mulai banyak berjalan kaki, membersihkan kamar, tidur di bawah jam 22.00, menghindari dirty food, dari situ saya yakin kalau saya akan sembuh tentu dengan perbanyak minum air juga
@annisajilankhairana8662
@annisajilankhairana8662 Ай бұрын
Nama: Annisa Jilan Khairana Kelas: BL 2 NPM: 23100100048 Kasus Penyakit: Diare 1. Perceived Susceptibility (Rasa Rentan) Definisi: Keyakinan mengenai kemungkinan terkena diare berdasarkan faktor risiko yang dirasakan. Pengalaman: • Waktu: Akhir Oktober 2024. • Lokasi: Rumah dan kampus. • Konteks: Saya sering makan makanan pedas, termasuk seblak Prasmanan yang pedasnya berlebihan. Setelah makan seblak yang sangat pedas, saya mulai merasa tidak nyaman di perut dan merasa rentan terkena diare. 2. Perceived Severity (Rasa Seriusnya Penyakit) Definisi: Keyakinan mengenai dampak diare terhadap kesehatan dan aktivitas sehari-hari. Pengalaman: • Waktu: Hari kedua setelah gejala diare muncul. • Lokasi: Rumah. • Konteks: Setelah makan seblak pedas, diare terjadi terus-menerus. Sakit Perut, tubuh terasa lemas, dan saya tidak bisa fokus belajar. Bahkan, aktivitas sederhana seperti duduk lama jadi sulit karena rasa tidak nyaman. 3. Perceived Benefits (Manfaat dari Tindakan) Definisi: Keyakinan bahwa tindakan tertentu dapat mencegah atau mengurangi dampak diare. Pengalaman: • Waktu: Hari pertama diare. • Lokasi: Rumah. • Konteks: Saya yakin bahwa mengurangi konsumsi makanan pedas dan segera minum oralit serta makan makanan yang ringan seperti bubur akan membantu mempercepat pemulihan. Karena itu, saya langsung membuat oralit dan menghindari makanan berminyak. 4. Perceived Barriers (Hambatan untuk Bertindak) Definisi: Hambatan yang dirasakan untuk mengambil tindakan pencegahan atau pengobatan diare. Pengalaman: • Waktu: Malam hari saat diare semakin parah. • Lokasi: Rumah. • Konteks: Saya tahu harus banyak minum air untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang, tetapi rasa mual akibat diare membuat saya sulit minum. Selain itu, saya malas keluar untuk membeli obat diare karena merasa lemas. 5. Cue to Action (Pemicu untuk Bertindak) Definisi: Pemicu untuk mengambil tindakan dalam mengatasi diare. Pengalaman: • Waktu: Hari kedua diare. • Lokasi: Rumah. • Konteks: Seorang teman menghubungi saya untuk mengingatkan bahwa diare bisa berbahaya jika dibiarkan. Dia menyarankan saya segera minum obat diare dan minum cairan rehidrasi. Setelah mendengar sarannya, saya langsung meminta adik saya pergi membeli obat ke apotek. 6. Self-Efficacy (Rasa Percaya Diri) Definisi: Keyakinan diri bahwa bisa menangani diare secara mandiri. Pengalaman: • Waktu: Hari ketiga setelah gejala mulai membaik. • Lokasi: Rumah. • Konteks: Setelah menghindari makanan pedas, minum obat diare, dan makan makanan yang lembut, kondisi saya mulai pulih. Saya menjadi percaya diri bahwa dengan perawatan sederhana seperti ini, saya bisa menangani diare tanpa perlu ke dokter.
@latifahwalid5356
@latifahwalid5356 Ай бұрын
Nama: Latifah Walid Nahar NPM: 23100100028 Kelas: BL 2 Variabel HBM 1. Perceived Susceptibility (Perasaan tenang) - Definisi: keyakinan seseorang tentang kemungkinan mereka terkena penyakit tertentu. - Waktu: SMP kelas 8 - Lokasi: Sekolah - Konteks: saat itu sedang istirahat ekstrakurikuler dan waktunya makan bekal, teman saya mengajak cuci tangan saat ingin makan. Saya berpikir kalau tidak cuci tangan maka tangan akan kotor dan bisa terkena diare. 2. Perceived Severity (Keseriusan penyakit yang dirasakan) - Definisi: keyakinan seseorang tentang tingkat keparahan penyakit dari tidak mengambil tindakan pencegahan. - Waktu: pada saat TK - Lokasi: di rumah - Konteks: saat itu saya sedang alergi dan bentol-bentol, lalu ibu saya terus menyuruh saya untuk banyakin konsumsi vitamin C, karna kalau tidak maka akan makin parah. 3. Perceived Benefit (Manfaat yang dirasakan) - Definisi: keyakinan bahwa tindakan tertentu akan mengurangi risiko atau dampak terhadap kesehatan. - Waktu: 2023-sekarang - Lokasi: perjalanan - Konteks: sudah mulai kuliah saya selalu pakai helm saat berkendara, karna kalau tidak maka bisa terjadi sesuatu yang tidak diinginkan 4. Perceived Barriers (Hambatan yang dirasakan) Definisi: persepsi seseorang tentang hambatan yang menghalangi mereka mengambil tindakan kesehatan. - Waktu: SD kelas 1 - Lokasi: rumah - Konteks: teringat waktu SD saya malas untuk menyikat gigi malam hari, dan sekarang hambatan yang saya rasakan adalah makan makanan manis atau minum berminuman dingin suka ngilu. 5. Cues to action (isyarat untuk bertindak) Definisi: faktor yang memicu seseorang untuk mengambil tindakan kesehatan. - Waktu: saat kakak saya masih kuliah - Lokasi: di rumah - Konteks: dulu saya suka melihat kakak saya sering membawa botol air yang besar saat kuliah, dan sekarang saya termotivasi untuk meminum banyak air dan membawa botol air saat bepergian. 6. Self-Efficacy (Kepercayaan diri) Definisi: keyakinan seseorang terhadap kemampuan untuk berhasil melakukan tindakan kesehatan tertentu. - Waktu: 2018-sekarang - Lokasi: di mana saya - Konteks: saya percaya dengan banyak meminum air putih maka akan banyak juga manfaat yang akan datang.
@ddhiya7030
@ddhiya7030 Ай бұрын
Nama : Dayang Dhiya Qothrunnada NIM : 231510070 Kelas : B Situasi: Penyakit obesitas adalah salah satu penyakit yang dipengaruhi oleh faktor genetik, kebiasaan, dan lingkungan. Dalam keluarga saya, paman saya yang berusia 51 tahun memiliki riwayat obesitas. Kebiasaannya membeli makanan dan minuman sachet, makanan yang digoreng, serta makan di tengah malam membuat kondisinya memburuk hingga beberapa bulan lalu ia mengalami stroke. Setelah kejadian tersebut, paman saya mulai rutin berolahraga dan menjaga pola makan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Penyakit degeneratif ini diwariskan kepada salah satu anaknya yang berusia 16 tahun, yang juga memiliki kebiasaan yang sama seperti ayahnya. Modifying Factors dalam Health Belief Model (HBM) Berikut adalah demographic variables dan sociopsychological variables yang berpengaruh terhadap risiko anak paman saya terkena obesitas, serta bagaimana ini dapat menjadi acuan untuk mencegah penyakit tersebut. Demographic Variables: Variabel demografis yang memengaruhi risiko anak paman saya terhadap obesitas: Age: 16 tahun Sex: Perempuan Ethnicity: Orang tua berasal dari Suku Melayu dan Jawa Marital Status: Belum menikah Sociopsychological Variables: Variabel ini menggambarkan konteks kehidupan anak paman saya dan bagaimana pengaruhnya terhadap risiko obesitas: Geographic Location: Tinggal di daerah perkotaan yaitu kota Singkawang, Kalimantan Barat yang menyediakan akses mudah ke makanan cepat saji, tetapi juga memiliki fasilitas olahraga yang memadai. Education: Masih menempuh pendidikan SMA. Health Knowledge: Pengetahuan kesehatan cenderung terbatas meskipun sudah ada kesadaran terhadap risiko obesitas dari pengalaman ayahnya. Immigration Status: Mobilitasnya terbatas pada area lokal. Income: Bergantung pada orang tua karena belum memiliki pekerjaan. Peer Pressure: Kebiasaannya mengonsumsi makanan cepat saji dan bergoreng sebagian terpengaruh oleh lingkungan pertemanan. Perceived Control over Behavior: Kurang mampu mengontrol kebiasaan makan dan cenderung mengikuti pola konsumsi yang tidak sehat. INDIVIDUAL BELIEFS 1. Perceived Susceptibility (Persepsi Kerentanan) Menyadari bahwa riwayat obesitas ayahnya memberikan risiko tinggi untuk dirinya, anak paman saya mulai memahami pentingnya memperbaiki pola makan dan aktivitas fisiknya untuk mencegah komplikasi. 2. Perceived Severity (Persepsi Keparahan) Obesitas dapat menyebabkan komplikasi serius seperti diabetes, hipertensi, stroke, dan gangguan jantung. Persepsi ini memotivasi untuk mengurangi kebiasaan makan berlebihan, terutama di malam hari. PERCEIVED SELF-EFFICACY Dengan dukungan keluarga, anak paman saya yakin bisa mengubah pola makan dan mulai berolahraga ringan, seperti yang dilakukan oleh ayahnya, untuk mencegah obesitas semakin parah. EVALUATION OF BEHAVIORS TO COUNTER THREAT 1. Perceived Benefits of Preventive Action (Persepsi Manfaat) Mengurangi konsumsi makanan sachet dan bergoreng, makan pada waktu yang tepat, dan berolahraga secara rutin dapat membantu menurunkan berat badan, meningkatkan energi, dan mencegah komplikasi obesitas seperti stroke dan diabetes. 2. Perceived Barriers of Preventive Action (Persepsi Hambatan) Kesulitan mengubah pola makan karena lingkungan yang mendukung kebiasaan makan tidak sehat, serta kurangnya motivasi untuk berolahraga secara konsisten. CUES TO ACTION Faktor eksternal seperti dukungan keluarga, pengalaman langsung dari ayahnya yang pernah mengalami stroke, serta informasi dari sosial media tentang pola hidup sehat dapat mendorong perubahan perilaku untuk mengatasi obesitas dan mencegah komplikasi di masa depan.
@adzkajaida64
@adzkajaida64 Ай бұрын
Nama: Adzka Jaida' NIM: 23100100013 Kelas : BL -2 1) Perceived Susceptibility (Perasaan rentan) • Definisi: Keyakinan pada diri adik saya bahwa dia mungkin terkena penyakit. - Waktu: Awal Januari 2024 - Lokasi: Rumah - Konteks: Pada saat itu adik saya merasakan demam, radang dan batuk pilek yang berulang (sering) karena sering mengonsumsi junkfood dan minuman es. Tetapi, awalnya adik saya pikir itu hanya batuk-pilek biasa. 2. Perceived Severity (Keseriusan penyakit yang dirasakan) • Definisi: Keyakinan adik saya mengenai keseriusan dampak dari penyakit yang dialami. - Waktu: Awal Mei 2024 - Lokasi: Rumah - Konteks: Lama-kelamaan adik saya merasakan kesulitan bernapas ketika tidur, sulit menelan makanan dan tenggorokan sering terasa kering. Karena perasaan tidak nyaman tersebut adik saya akhirnya dibawa berobat ke dokter spesialis THT oleh ibu saya, lalu adik saya didiagnosis tonsilitis kronis dan dianjurkan untuk mendapatkan tindakan operasi pengangkatan amandel. 3. Perceived Benefit (Manfaat yang dirasakan) • Definisi: Keyakinan adik saya terhadap tindakan yang dilakukan oleh dokter dapat mengurangi risiko juga dampak dari penyakit. - Waktu: Akhir Mei 2024 - Lokasi: RS Jatisampurna - Konteks: Dokter melakukan pemeriksaan rontgen dan lab yaitu cek darah. Kemudian, melakukan tindakan operasi pengangkatan amandel kepada adik saya. Setelah tindakan operasi, adik saya merasakan dapat bernapas dengan lega dan tidak sering demam lagi. 4. Perceived Barriers (Hambatan yang dirasakan) • Definisi: Hambatan yang dihadapi adik saya sebelum tindakan operasi pengangkatan amandel. - Waktu: Januari-April 2024 - Lokasi: RS Jatisampurna - Konteks: Dokter menghimbau adik saya untuk pantang makan dan minum sembarangan agar amandelnya tidak semakin besar dan adik saya tidak sakit (demam, radang, batuk dan pilek). Sebelum tindakan operasi. Akan tetapi, adik saya sering melanggar dengan tetap jajan sembarangan. Akibatnya, tindakan operasi sempat tertunda karena menunggu sampai adik saya benar-benar sehat sebelum tindakan. 5. Cues to Action (Isyarat untuk bertindak) • Definisi: Hal-hal yang adik saya lakukan untuk menjadi pengingat agar bisa sehat kembali. - Waktu: Awal Juni 2024 - Lokasi: Rumah - Konteks: Adik saya mengingat pantangan dari dokter untuk tidak makan makanan junkfood terutama coklat dan minuman dingin yang manis dengan berbagai perasa, supaya tubuhnya tidak rentan sakit. 6. Self-Efficacy (kepercayaan diri) • Definisi: Keyakinan adik saya akan mampu untuk mengatasi penyakit tersebut. - Waktu: Juni 2024-sekarang - Lokasi: Rumah - Konteks: Semenjak kejadian itu, adik saya telah menyadari untuk menjaga kesehatan tubuhnya dengan lebih memperhatikan pola makan dan minumnya menjadi lebih sehat, sehingga dia sudah lebih jarang terkena batuk-pilek dan demam.
@khalisyanasywaazqia8182
@khalisyanasywaazqia8182 Ай бұрын
Nama: Khalisya Nasywa Azqia NIM: 23100100056 Kelas: BL-2 1. Perceived Susceptibility (Perasaan rentan) - Definisi: Keyakinan pada individu bahwa mereka mungkin terkena penyakit. - Waktu: pertengahan oktober 2019 - Lokasi: Sekolah - Konteks: Pada waktu itu saya sedang sibuk berkegiatan pada festival sekolah, lalu suatu hari di jam istirahat saya merasakan telapak kaki dan lutut saya sakit ketika menaiki tangga, saat itu saya berfikir mungkin ini terjadi karena faktor kelelahan berlebih akibat terlalu aktif berkegiatan sehingga menyebabkan saya yakin hanya terkena nyeri otot/sendi biasa saja. 2. Perceived Severity (Keseriusan penyakit yang dirasakan) - Definisi: Keyakinan akan persepsi keseriusan dampak dari penyakit yang dialami. - Waktu: akhir Oktober 2019 - Lokasi: dirumah - Konteks: Ketika bangun tidur saya merasa seluruh sendi saya sakit sehingga saya kesulitan untuk menggerakan badan bahkan ketika mengangkat tangan untuk mengikat rambutpun tidak bisa sehingga tidak lama ayah membawa saya ke rumah sakit untuk mendapatkan diagnosa pasti. Setelah dokter melalukan skrining terkait semua keluhan yang saya alami dan tes darah ternyata saya didiagnosa terkena penyakit demam rematik dan hampir ke jantung rematik. 3. Perceived Benefit (Manfaat yang dirasakan) - Definisi: Keyakinan terhadap tindakan yang dilakukan dapat mengurangi risiko juga dampak dari penyakit. - Waktu: 1-2 minggu (oct-nov 2019) - Lokasi: Rumah sakit - Konteks: Dokter menyarakan saya untuk bedrest total selama 2-4 minggu sehingga dapat mempercepat pemulihan, dan juga harus rutin untuk suntik antibiotik setiap bulan selama 5 tahun tanpa jeda sehingga dapat memperkecil kemungkinan bakteri tersebut untuk muncul kembali dan memunculkan gejala. 4. Perceived Barriers (Hambatan yang dirasakan) - Definisi: rintangan yang dihadapi terkait tindakan untuk membuat sehat kembali. - Waktu: 1-2 minggu bedrest - Lokasi: Rumah sakit - Konteks: Yang menjadi pikiran saya saat itu adalah terkait dengan total harga yang harus dibayarkan ayah saya karena saya dirawat cukup lama dan rasa bosan yang saya rasakan karena hanya diperbolehkan tiduran saja dan tidak boleh beraktifitas berat. 5. Cues to Action (Isyarat untuk bertindak) - Definisi: Hal-hal yang saya lakukan untuk menjadi pengingat agar bisa sehat kembali. - Waktu: minggu terakhir bedrest di rs - Lokasi: rumah sakit - Konteks: Didorong rasa tidak enak saya kepada ayah karena mahalnya biaya rumah sakit saya meminum obat dan mengikuti segala anjuran dokter agar segera lekas membaik dan bisa pulang kerumah. 6. Self-Efficacy (kepercayaan diri) - Definisi: keyakinan akan mampu untuk mengatasi penyakit tersebut. - Waktu: setelah pulang kerumah-5 tahun kemudian (di 2024) - Lokasi: Rumah dan lingkungan - Konteks: setelah saya pulang kerumah saya lebih aware lagi terkait kebersihan diri dan makanan yang akan saya makan sesuai dengan anjuran dokter dan rutin melakukan suntik antibiotik selama 5 tahun tanpa jeda sehingga alhamdulillah di 2024 ini saya sudah menyelesaikan rangkaian pengobatan saya tanpa hambatan.
@claudiarstyaa
@claudiarstyaa Ай бұрын
Nama: Claudia Risty Andella Kelas: B NPM: 23100100078 Pengalaman terkait perilaku dengan menggunakan Health Belief Model (HBM): Modifying Factors: Demographic Variable: saya perempuan. umur : 19 tahun Sex : Perempuan Etnis : kedua orang tau saya berasal dari suku minang, sumatra barat Marital Status : belum menikah Sociol Psychological Variable: Saya tinggal di Tangerang Selatam, pedidikan terakhir saya adalah SMA dan sedang melanjuti kuliah di perguruan tinggi UMJ. di umur 19 ini, pengetahuan kesehatan saya cukup baik. Individual Beliefs: 1)Perceived Susceptibility = saya rentan sakit seperti pusing, panas, diare karena efek kecapean dengan tugas kuliah, tugas organisasi dll dan juga cuaca akhir-akhir ini tidak menentu dan cenderung hujan terus menerus. 2)Perceived Severity of Disease = saat saya drop itu sangat menganggu aktivitas saya sehari-hari. 3)Perceived Benefits = saya selalu rutin mencuci tangan bila dari luar, selalu makan-makanan yang sehat, dan memakai masker bila keluar rumah, istirahat yang cukup. 4)Perceived Barriers = terkadang saya susah untuk memakan-makanan yang tidak sehat dan begadang terus menerus bila tugas kuliah & organisasi datang di waktu yang bersamaan. 5)Cues to Action = ketika saya udah merasakan gejala pusing, badan sudah tidak enak, panas, dan mata kunang-kunang mengingatkan saya untuk lebih memperhatikan kesehatan dan istirahat yang cukup. Teman-teman & keluarga yang selalu mengingatkan saya untuk makan yang teratur & istirahat yang cukup. 6)Self-Efficacy = dengan saya melakukan pola hidup yang sehat, istirahat yang cukup & lebih memperhatikan apa yang selalu saya konsumsi setiap harinya. Waktu dan Lokasi : Senin, 2 Desember 2024, di lingkungan kampus / rumah
@washfaawafiya8506
@washfaawafiya8506 Ай бұрын
Nama : Washfaa Wafiya Aprilian Kelas : B NPM : 23100100027 pengalaman terkait perilaku dengan menggunakan Health Belief Model (HBM) : Modifying Factors : Dalam pengalaman saya terkait darah rendah, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku saya antara lain kebiasaan makan yang tidak teratur dan gaya hidup yang kurang aktif. Pekerjaan yang menuntut saya duduk berjam-jam di depan komputer membuat saya jarang bergerak dan kadang melewatkan waktu makan, yang memperburuk kondisi darah rendah saya. Selain itu, tekanan perkuliahan dan stres juga mempengaruhi kebiasaan tidur yang buruk dan pola makan yang kurang seimbang. Demographic Variables : Saya seorang wanita berusia 19 tahun yang tinggal di perkotaan. Sebagai wanita, saya lebih rentan terhadap masalah tekanan darah rendah, dan kondisi ini sering saya anggap sebagai sesuatu yang biasa terjadi pada wanita. Usia yang relatif muda juga membuat saya merasa bahwa masalah darah rendah tidak perlu terlalu dikhawatirkan, meskipun saya mulai merasakan gejalanya lebih sering, seperti pusing, lemas, dan kehilangan energi. Socio-Psychological Variables : Saya sering terpengaruh oleh pandangan teman-teman dan keluarga yang merasa bahwa darah rendah adalah masalah kecil dan bisa dibiarkan begitu saja. Di sisi lain, saya merasa tertekan untuk tetap aktif dan produktif, yang membuat saya khawatir jika kondisi darah rendah mengganggu rutinitas harian saya. Selain itu, tekanan untuk menjaga penampilan tubuh yang sehat juga mendorong saya untuk lebih memperhatikan kesehatan. Individual Beliefs : Awalnya, saya tidak terlalu memperhatikan gejala-gejalanya, tetapi setelah merasakan efek yang semakin sering, saya mulai menyadari bahwa kondisi ini perlu ditangani. Saya mulai percaya bahwa dengan memperbaiki pola makan dan meningkatkan aktivitas fisik, saya bisa mengelola darah rendah dan meningkatkan kualitas hidup saya. Perceived Susceptibility : Saya merasa cukup rentan terhadap darah rendah karena gejala seperti pusing, lemas, dan mudah kelelahan sering muncul, terutama saat saya melewatkan makan atau kurang tidur. Perceived Severity of Disease : Awalnya, saya menganggap masalah darah rendah ini tidak terlalu serius, tetapi setelah mengalami pusing saat saya berdiri, saya mulai menyadari dampaknya terhadap keseharian saya. Saya menyadari bahwa jika tidak segera ditangani, darah rendah bisa mengganggu aktivitas saya. Perceived Benefits : Meningkatkan asupan makanan bergizi seperti sayuran, buah-buahan, dan makanan yang kaya zat besi, serta rutin berolahraga, saya bisa meningkatkan tekanan darah saya dan mengurangi gejala darah rendah yang sering muncul. Perceived Barriers : Beberapa hambatan yang saya hadapi dalam mengatasi darah rendah adalah kesibukan yang membuat saya sulit untuk menyisihkan waktu untuk berolahraga, dan kebiasaan makan yang tidak teratur. Saya juga sering merasa malas untuk melakukan perubahan gaya hidup yang lebih sehat karena rasa nyaman dengan rutinitas yang sudah ada. Cues to Action : Gejala seperti sering pusing, mudah lelah, dan pingsan ringan menjadi pengingat bagi saya untuk memperhatikan kesehatan. Teman-teman yang peduli terhadap kondisi saya juga mendorong saya untuk mulai memperbaiki pola makan dan rutinitas harian saya agar dapat mengelola darah rendah dengan lebih baik. Self-Efficacy : Melakukan perubahan pada gaya hidup saya. Saya yakin bahwa saya bisa memperbaiki pola makan, meningkatkan aktivitas fisik, dan mengurangi stres agar kondisi ini tidak mengganggu keseharian saya. Waktu dan Lokasi : Senin, 2 Desember / Lingkungan Kampus dan Rumah
@rindunabila4173
@rindunabila4173 Ай бұрын
Nama : Rindu Nabila NIM : 231510011 Kelas : B Mata Kuliah : Konsep Dasar Promosi Kesehatan Dosen : Dr. Nurfadhilah, SKM, MKM 1. Perceived Susceptibility (Kerentanan yang dirasakan) * Merasakan nyeri di dada dan berdebar-debar, yang Bapak saya kira penyakit lambung. Pengalaman : * Waktu : Maret 2023 * Lokasi : Dirumah * Konteks : Awalnya bapak saya merasakan nyeri di dada berdebar karena bapak saya suka telat makan dan seorang perokok, jadi bapak saya mengira itu adalah penyakit lambung. 2. Perceived Severity (Keseriusan yang dirasakan) * Diagnosis dokter spesialis jantung terhadap penyakit Bapak saya. Pengalaman : * Waktu : Maret-Oktober 2023 * Lokasi : Rumah Sakit * Konteks : Pada saat di periksa ke dokter umum, dokter umum menyarankan pergi ke spesialis jantung karena tidak ada efek dari obat lambung tersebut. Setelah melakukan banyak pemeriksaan bapak saya diagnosis terkena penyakit jantung koroner. 3. Perceived Benefit (Manfaat yang di rasakan) * Mendorong untuk menghasilkan suatu kekuatan yang mendukung perubahan perilaku Bapak saya. Pengalaman : * Waktu : Januari 2024 * Lokasi : Rumah Sakit * Konteks : Dokter menyarankan untuk memasang ring jantung, memakan-makanan yang sehat dan teratur, mengurangi minum yang berlebihan, tidak boleh mengangkat beban dan berhenti merokok. Setelah melakukannya bapak saya sudah bisa beraktifas tanpa merasakan jantung yang berdebar-debar tetapi bapak saya harus selalu meminum obat. 4. Perceived Barriers (Hambatan yang dirasakan untuk berubah) * Bapak saya susah untuk berhenti merokok dan minum berlebihan. Pengalaman : * Waktu : Maret 2024 * Lokasi : Lingkungan Teman * Konteks : Teman bapak saya semuanya adalah perokok dari situ bapak saya susah untuk berhenti merokok dan dari dulu kebiasaan bapak saya adalah meminum minuman dingin, jadi sangat susah sekali bapak saya berhenti meminum-minuman dingin. 5. Cues to Action (Isyarat untuk bertindak) * Faktor yang mendorong bapak saya untuk mengambil tindakan. Pengalaman : * Waktu : Juni 2024 * Lokasi : Dirumah * Konteks : Pada saat bapak saya merasakan sakit lagi akibat merokok, mama saya menasehati bapak saya untuk menjalani hidup sehat karena sudah operasi ring jantung dan penyakit jantung koroner itu sangat serius. Setelah itu, bapak saya mulai untuk berhenti merokok. 6. Self-Efficacy (Kepercayaan diri) * Keyakinan bapak saya untuk bisa meninggalkan kebiasaan buruknya. Pengalaman : * Waktu : Juli 2024 * Lokasi : Dirumah * Konteks : Setelah dinasehati oleh Mama saya, Bapak saya mulai merasakan kenyamanan dan percaya diri dengan berhenti merokok dan mulai hidup sehat bisa membantu nya untuk lebih baik menjaga kesehatan dan kehidupannya.
@salsabilaranjani2017
@salsabilaranjani2017 Ай бұрын
Nama:Salsabila Ranjani NPM:231510029 Kelas:B Matkul: Konsep Dasar Promosi Kesehatan Dosen: Dr. Nurfadhilah, SKM, MKM 1. Perceived Susceptibility (Kerentanan yang Dirasakan) Definisi:Keyakinan saya tentang sakit demam tipes yang saya alami. •Pengalaman -Waktu:Agustus 2024 -Lokasi:Rumah dan RS UNTAN Pontianak -Konteks: Pada bulan Agustus 2024 kemarin,saya opname di salah satu RS di Kota Pontianak.Pada bulan Agustus kemarin kegiatan saya sangat padat saya mengikuti beberapa organisasi dan kepanitiaan sehingga saya jatuh sakit dan sempat pingsan dirumah,kemudian saya dilarikan ke RS dan kemudian di diagnosis terkena tipes.Penyebab awal mulanya saya sakit dikarenakan saya kurang beristirahat,makan-makanan sembarangan dan kebetulan pada bulan Agustus kemarin cuaca di Pontianak tidak bisa di tebak,kadang hujan kadang juga panas.Hal-hal seperti inilah yang memicu saya rentan terkena tipes. 2. Perceived Severity (Keseriusan yang Dirasakan) Definisi:Persepsi tentang seberapa serius dampak dari demam tipes yang saya alami. •Pengalaman -Waktu:Hari pertama opname -Lokasi:RS UNTAN Pontianak -Konteks: Pada saat terkena tipes kepala saya sakit,nyeri otot dan saya merasa makanan satu pun tidak ada yang bisa masuk ke dalam mulut saya.Karena penyakit tipes yang saya alami beberapa kegiatan dan tugas-tugas kuliah saya ada yang terbengkalai. 3. Perceived Benefits (Manfaat yang Dirasakan) Definisi:Keyakinan saya bahwa tindakan tertentu akan mengurangi atau mencegah dampak dari tipes yang saya alami. •Pengalaman -Waktu:Hari ke 2-5 opname -Lokasi:RS UNTAN Pontianak -Konteks: Pada saat saya opname saya mendapatkan perawatan seperti mendapatkan infus dan obat-obatan sesuai dengan sakit yang saya alami.Dengan begitu rasa sakit yang saya rasakan lumayan berkurang karena telah mendapatkan beberapa tindakan. 4. Perceived Barriers (Hambatan untuk Bertindak) Definisi:Hambatan/rintangan yang saya rasakan terkait dengan tindakan pencegahan penyakit tipes. •Pengalaman -Waktu:Pada saat opname -Lokasi:RS UNTAN Pontianak -Konteks: Air putih dan sayur-sayuran sangat sehat untuk badan.Tetapi saya kurang suka minum air putih dan makan sayur bahkan saya lumayan pemilih soal makanan yang akan saya konsumsi.Hal-hal seperti inilah yang menghambat dalam proses penyembuhan penyakit saya. 5. Cues to Action (Isyarat untuk Bertindak) Definisi:Faktor-faktor yang mendorong saya mengambil tindakan atau menjadi pengingat bagi saya. •Pengalaman -Waktu:Pada saat opname dan setelah keluar -Lokasi:RS UNTAN Pontianak dan Rumah -Konteks: Ketika saya sakit banyak anjuran-anjuran yang diberikan oleh dokter seperti istirahat yang cukup,makan teratur, dan berolahraga.Hal-hal yang dianjurkan oleh dokter tersebut beberapa sudah saya lakukan seperti istirahat yang cukup dan makan teratur.Karena saya sadar jika saya tidak menerapkan perilaku hidup sehat maka kesehatan saya juga akan tidak sehat. 6. Self-Efficacy (Rasa Percaya Diri) Definisi:Saya yakin bahwa saya bisa menerapkan perilaku hidup sehat. •Pengalaman -Waktu:Setelah keluar dari RS -Lokasi:Rumah -Konteks: Setelah saya menerapkan anjuran-anjuran yang diberikan oleh dokter, saya merasa badan saya tidak mudah tumbang lagi dan beberapa kegiatan sudah jalan sebagaimana mestinya dan tugas-tugas kuliah saya juga tidak terbengkalai lagi.Saya percaya diri dengan perilaku hidup sehat yang sudah saya terapkan di dalam hidup, karena hal tersebut akan menunjang kesehatan saya dan saya tidak mudah jatuh sakit lagi.
@fayya2284
@fayya2284 Ай бұрын
Nama = Fayyaza Zakaria Kelas = B NPM = 23100100009 Situasi = Orang tua saya keduanya memiliki riwayat darah tinggi, oleh karena itu saya memiliki risiko terkena hipertensi. Semakin berisiko karena hipertensi dapat diturunkan, dan kedua orang tua saya memilikinya. Modifying factors dalam Health Belief Model (HBM) adalah faktor-faktor yang dapat mengubah perilaku saya dalam situasi yang saya hadapi. Berikut adalah demographic variables dan sociopsychological variables yang berpengaruh terhadap kemungkinan saya menderita hipertensi. Demograpic Variables : variabel dibawah berpengaruh terhadap kemungkinan saya menderita hipertensi secara lebih spesifik lagi adalah karena ayah saya (laki laki) memiliki riwayat darah tinggi, dan saya adalah anak perempuannya. Age : 19 Sex : Perempuan Ethnicity : orang tua saya berasal dari suku jawa dan suku aceh Marital status : belum menikah Sociopsychological variables : variabel dibawah ini menggambarkan konteks dan tempat/setting perilaku saya sehari-hari sehingga berpengaruh terhadap kemungkinan saya mengidap hipertensi. Dari semua aspek variabel, saya harap tidak ada faktor yang mendorong saya untuk menderita hipertensi, dan sebisa mungkin saya menjaga pola hidup dan pola makan saya agar tetap sehat dan terjaga. Geographic location : saat ini, saya tinggal di Kota Tangerang Selatan, Kecamatan Pamulang yang merupakan kota yang udara nya tidak terlalu bersih karena banyaknya kendaraan yang menyebabkan polusi. Education : saat ini saya sedang menempuh pendidikan S1 Health Knowledge : di umur 19 ini, pengetahuan saya mengenai kesehatan diri saya sendiri cukup baik, saya sadar terhadap kemungkinan saya terkena hipertensi dilihat dari riwayat kesehatan orang tua saya Immigration Status : sejauh ini mobilitas saya hanya berpergian ke daerah Jakarta/Bekasi 1 atau 2 minggu sekali Income : pemasukan saya berasal dari pekerjaan freelance yang datang sesekali, dan dari orang tua Peer Pressure : saya tipe orang yang tidak terlalu terpengaruh oleh tekanan sebaya, dan hal ini berdampak baik bagi kesehatan saya karena semua keputusan yang saya buat sehari-hari adalah karena saya sendiri Perceived Control over Behavior : karena saya termasuk introvert, saya cukup bisa mengontrol diri saya sendiri tanpa terpengaruh oleh lingkungan atau tekanan sebaya. Modifying Factors yang saya lakukan terhadap perilaku saya yang memungkinkan untuk terkena hipertensi adalah sebagai berikut: INDIVIDUAL BELIEFS 1. Perceived Susceptibility (Persepsi Kerentanan) : dalam konteks saya, mengetahui bahwa kedua orang tua memiliki darah tinggi bisa meningkatkan persepsi saya tentang kerentanan. Saya merasa lebih sadar bahwa saya berada dalam kelompok risiko tinggi dan perlu perhatian lebih terhadap gaya hidup dan pola makan saya. Sehingga, dalam keseharian saya, saya memastikan untuk makan sayur/buah untuk menjaga kesehatan saya 2. Perceived Severity (Persepsi Keparahan) : Dalam konteks saya, saya memahami bahwa hipertensi dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti penyakit jantung, stroke, atau kerusakan organ lainnya, persepsi saya tentang keparahan penyakit ini mendorong saya untuk lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan dan menerapkan gaya hidup sehat dengan olahraga setiap harinya dan memperhatikan apa yang saya konsumsi sehari-hari. PERCEIVED SELF-EFFICACY : dalam konteks saya, saya percaya dengan menerapkan pola hidup sehat, mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi serta berkomitmen untuk berolahraga secara terukur dan teratur, saya bisa membuat perubahan dengan mengambil tindakan pencegahan. EVALUATION OF BEHAVIORS TO COUNTER THREAT 1. Perceived Benefits of Preventive Action (Persepsi Manfaat) : Dalam konteks saya, saya yakin bahwa melakukan perubahan gaya hidup sehat-seperti mengurangi garam, memperhatikan yang saya konsumsi, rutin berolahraga, dan mengelola stres-dapat menurunkan risiko hipertensi, dan menurunkan risiko terkena penyakit tidak menular lainnya. 2. Perceived Barriers of Preventive Action (Persepsi Hambatan) : dalam konteks saya, dengan menerapkan pola hidup sehat, saya merasakan hambatan seperti kesulitan merubah pola makan, dan kesulitan merubah apa yang dikonsumsi. Terkadang olahraga secara rutin terasa terlalu berat. Faktor-faktor ini bisa menjadi penghalang bagi perubahan perilaku yang saya inginkan. CUES TO ACTION : faktor eksternal yang dapat mendorong saya untuk menerapkan pola hidup sehat agar mengurangi risiko hipertensi berasal dari dukungan keluarga, dukungan teman, dan sosial media yang ter-filter, dalam artian konten yang saya lihat di sosial media dapat mendukung saya agar dapat menjalankan pola hidup sehat dengan baik dan benar.
@najwaazizah6812
@najwaazizah6812 Ай бұрын
Nama : Najwa Azizah Nashiha Kelas : B NPM : 23100100041 Pengalaman terkait perilaku dengan menggunakan Health Belief Model (HBM) : Modifying Factors : Demographic Variable : Saya berumur 20 tahun, jenis kelamin saya perempuan, etnis saya Bima, Ras saya Indonesia, saya belum menikah. Socio Psychological Variables : Saya tinggal di Jakarta Selatan, pendidikan saya terakhir SMA dan lanjut berkuliah di UMJ, pengetahuan tentang kesehatan lumayan, status imigrasi saya mobilitas jakarta - ciputat, income saya cukup, wealth personality cukup bagus, peer pressure saya termasuk orang yang gampang terpengaruh, perceived control over behavior tidak terlalu kuat karena saya orang yang gampang terpengaruh Individual Beliefs : Perceived Susceptibility Saya merasa rentan terkena flu karena di bulan november sampai desember ini sedang musim hujan dan saya sering beraktivitas di tempat umum saat musim hujan seperti bepergian kuliah Perceived Severity of Disease Jika saya terkena flu, saya merasa itu akan mengganggu produktivitas saya Perceived Benefits Saya rutin mencuci tangan dan memakai masker, saya dapat mengurangi risiko terkena flu Perceived Barriers Terkadang saya merasa lupa membawa hand sanitizer ke mana-mana, sehingga tidak selalu menggunakannya Cues to Action Melihat orang yang terkena sakit flu membuat saya lebih waspada dan segera meningkatkan pencegahan Self-Efficacy Saya yakin dapat menjaga kesehatan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang baik Waktu dan Lokasi : Hari Rabu, 27 November 2024, di lingkungan rumah/kampus Konteks: Saat teman yang berada di satu lingkungan yang sama dengan saya menunjukkan gejala flu, saya segera meningkatkan kewaspadaan terhadap
@sitinuranisa8217
@sitinuranisa8217 Ай бұрын
Nama: Siti Nur Anisa NIM: 23100100036 Kelas: BL 2 Perceived Susceptibility (Rasa Rentan) Definisi: Keyakinan mengenai kemungkinan terkena flu Pengalaman: - Waktu: November 2024 - Lokasi: Rumah - Konteks: Waktu itu, adik saya di rumah sudah lebih dulu sakit flu, dan cuaca lagi sering hujan. Saya sering kehujanan setelah pulang kuliah karena lupa bawa jas hujan, jadi merasa kalau saya juga akan gampang kena flu Perceived Severity (Rasa Seriusnya Penyakit) Definisi: Keyakinan mengenai dampak flu terhadap kesehatan dan aktivitas Pengalaman: - Waktu: Hari ketiga kena gejala flu - Lokasi: Rumah - Konteks: Badan lemas, belajar nggak fokus, dan aktivitas sehari-hari jadi berantakan. Bahkan saya sampai nggak bisa bantu beres-beres rumah. Di situ saya sadar, flu tuh nggak bisa dianggap enteng Perceived Benefits (Manfaat dari Tindakan) Definisi: Keyakinan bahwa tindakan tertentu dapat mencegah atau mengurangi dampak flu. Pengalaman: - Waktu: Hari pertama mulai pilek dan bersin-bersin - Lokasi: Supermarket dekat rumah - Konteks: Saya yakin kalau langsung minum vitamin C dan makan buah-buahan, flu nggak akan makin parah. Akhirnya, saya beli vitamin C sama jeruk buat jaga daya tahan tubuh Perceived Barriers (Hambatan untuk Bertindak) Definisi: Hambatan yang dirasakan untuk mengambil tindakan pencegahan atau pengobatan flu Pengalaman: - Waktu: Malam pas gejala makin parah - Lokasi: Rumah - Konteks: Saya tahu kalau minum air hangat sama makan sup ayam itu bagus buat flu. Tapi karena sudah malam, saya malas masak atau pergi beli makanan hangat. Akhirnya, saya cuma makan mie instan, yang jelas nggak banyak bantu kondisi saya Cue to Action (Pemicu untuk Bertindak) Definisi: Pemicu untuk mengambil tindakan dalam mengatasi flu Pengalaman: - Waktu: Hari kedua flu - Lokasi: Rumah - Konteks: Pas batuk saya mulai mengganggu orang rumah, ibu saya bilang, “Minum obat flu aja deh biar cepat sembuh.” Setelah itu, saya langsung ke toko obat buat beli obat flu Self-Efficacy (Rasa Percaya Diri) Definisi: Keyakinan diri bahwa bisa menangani flu secara mandiri Pengalaman: - Waktu: Hari ketiga setelah mulai minum obat - Lokasi: Rumah - Konteks: Setelah minum obat dan tidur cukup, badan mulai membaik. Saya jadi percaya diri kalau cukup jaga pola makan sehat dan istirahat, saya bisa sembuh total tanpa perlu ke dokter
@ZahrBawadi
@ZahrBawadi Ай бұрын
Keyakinan yang Salah dan Dampaknya terhadap Kesehatan: Pengaruh Sihir dan Perdukunan terhadap Penundaan Pengobatan Pasien Kanker di Yaman Di banyak masyarakat, bebera orangpercaya bahwa mendatangi dukun dan ahli sihir, yang mereka anggap sebagai tabib tradisional, dapat menyembuhkan penyakit dan membawa kesembuhan. Namun, keyakinan ini menyebabkan mereka menjauh dari pengobatan medis yang tepat. Kepercayaan yang salah ini tidak hanya terbatas pada takhayul, tetapi juga memiliki dampak besar terhadap kesehatan individu dan masyarakat, karena menyebabkan penundaan pengobatan yang efektif dan memperburuk kondisi kesehata Praktik-praktik ini berakar pada budaya dan tradisi lokal tertentu, di mana masyarakat menghubungkan kekuatan gaib dengan penyembuhan penyakit. Padahal, ilmu kedokteran dan nilai-nilai Islam tidak mengakui efektivitas praktik semacam ini. Dari perspektif agama, sihir dan .perdukunan dianggap sebagai praktik yang dilarang dalam Islam, sebagaimana ditegaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi yang melarang manusia untuk mendekatinya. Sebagaimana firman Allah SWT: "Dan mereka mengikuti apa yang dibacakan oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman; dan Sulaiman itu tidak kafir, hanya setan-setan itulah yang kafir. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia..." (QS. Al-Baqarah: 102). Ayat ini menunjukkan bagaimana sihir menjadi penyebab penyimpangan Bani Israil setelah masa Nabi Sulaiman AS, di mana mereka terperangkap oleh tipu daya setan yang mengajarkan sihir dan takhayul kepada mereka Hadits Nabi juga memberikan peringatan, sebagaimana riwayat dari Aisyah RA: "Rasulullah SAW pernah disihir sehingga beliau merasa seakan-akan melakukan sesuatu, padahal tidak melakukannya." (HR. Bukhari dan Muslim). Kejadian ini menunjukkan bagaimana Nabi SAW pernah terkena sihir yang dilakukan oleh Labid bin A'sham, yang menyoroti bahaya sihir tidak hanya di masa lalu tetapi juga dalam sejarah Islam, karena dampaknya terasa bahkan pada Nabi SAW Dalam konteks kesehatan, masalah penundaan pengobatan semakin parah. karena adanya keyakinan pada dukun dan perdukunan di banyak masyarakat, termasuk di Yaman. Banyak pasien, termasuk penderita kanker, mengalami keterlambatan mendapatkan pengobatan medis yang tepat karena memilih untuk mendatangi orang-orang seperti itu. Sebagai contoh, sebuah. pengalaman nyata terjadi di daerah Al-Barhah, Yaman, pada tahun 2022, terkait seorang pasien yang menderita kanker. Pada awalnya, pasien tersebut memilih untuk mendatangi seorang dukun, percaya bahwa dukun itu adalah tabib tradisional yang dapat menyembuhkannya dalam waktu singkat tanpa rasa sakit. Namun, meskipun telah berusaha, kondisi kesehatannya tidak menunjukkan perbaikan Seiring waktu, pasien tersebut mulai merasa putus asa dan akhirnya memutuskan untuk mencari pengobatan medis. Namun, pada saat itu, semuanya sudah terlambat. Dia menyadari bahwa jika dia tidak termakan oleh mitos kesembuhan yang dipercayainya, dia bisa mendapatkan pengobatan yang tepat lebih awal Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2022, terdapat sekitar 11.000 kasus baru kanker di Yaman, dengan sekitar 35.000 orang hidup dengan penyakit ini. Keyakinan pada kepercayaan tradisional menjadi salah satu penghambat utama dalam akses terhadap pengobatan yang efektif, meskipun ada beberapa peningkatan dalam penyediaan layanan kesehatan di beberapa wilayah. Kemiskinan, kurangnya pendidikan di daerah pedesaan, dampak perang, dan keyakinan budaya yang masih dominan tetap menjadi hambatan besar dalam mendapatkan pengobatan yang efektif Berdasarkan Model Kepercayaan Kesehatan (Health Belief Model - HBM) , yang menjelaskan bagaimana keyakinan pribadi memengaruhi keputusan kesehatan individu, terdapat beberapa faktor utama yang terlibat. Di banyak masyarakat, termasuk Yaman, orang-orang mungkin menganggap kanker bukan penyakit yang serius, sehingga menunda pengobatan medis dan memilih pengobatan tradisional yang salah. Persepsi ini mengurangi kemampuan pasien untuk memahami tingkat keparahan penyakit mereka, sehingga mencegah mereka mendapatkan pengobatan medis yang tepat waktu. Selain itu, beberapa pasien percaya bahwa pengobatan tradisional memberikan manfaat besar, seperti penyembuhan tanpa efek samping, yang memperkuat pilihan mereka terhadap jenis pengobatan ini Namun, keyakinan ini sering kali diperumit oleh ketakutan terhadap efek samping pengobatan medis, atau hambatan finansial dan budaya yang menghalangi mereka untuk mendapatkan perawatan kesehatan. Di sisi lain, pengalaman orang lain yang berhasil dengan pengobatan medis dapat memotivasi pasien untuk mengambil langkah positif menuju pengobatan modern, terutama ketika mereka merasa pentingnya menjaga kesehatan dan menyadari tingkat risiko yang mereka hadapi . Hasil dan Kesimpulan: 1.Menyoroti Kepercayaan yang. Salah:Teks ini menunjukkan bahaya mempercayai sihir dan perdukunan sebagai cara pengobatan, yang menyebabkan menjauh dari pengobatan medis yang tepat. 2.terhadap Kesehatan Masyarakat:Praktik ini menyebabkan penundaan pengobatan yang efektif dan memperburuk kondisi kesehatan, terutama dalam kasus penyakit serius seperti kanker. 3.Perspektif Agama:Teks ini menyoroti pelarangan sihir dan perdukunan dalam Islam, berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi yang memperingatkan terhadap praktik ini. 4.Contoh Nyata:Teks ini menyajikan pengalaman nyata dari Yaman yang menunjukkan dampak negatif dari kepercayaan ini, di mana pengobatan medis pasien kanker tertunda karena mendatangi perdukunan. 5.Statistik Penjelas:Teks ini menyebutkan statistik dari WHO tentang tingkat kanker di Yaman, yang menekankan pentingnya kesadaran akan bahaya menunda pengobatan. 6.Penerapan Model Kepercayaan Kesehatan (HBM):Analisis bagaimana kepercayaan yang salah memengaruhi keputusan kesehatan individu, seperti mengurangi persepsi tentang tingkat keparahan penyakit dan ketakutan terhadap pengobatan medis. 7.Rekomendasi Pentingnya Kesadaran Kesehatan: Teks ini mendorong penyebaran kesadaran tentang pentingnya pengobatan medis dan peran pengalaman positif dalam memotivasi pasien untuk beralih ke pengobatan modern. Referensi : Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Laporan 2022 tentang Kanker di Yaman www.emro.who.int/fr/press-releases/2020-arabic/cancer-patients-in-yemen-face-the-compounded-pain-of-disease-and-conflict.html Studi tentang Dampak Pengobatan Tradisional terhadap Kesehatan Masyarakat di Wilayah Pedesaan tinyurl.com/2n45amns folkculturebh.org/ar/index.php?issue=32&page=article&id=1010
@dhearamadani5473
@dhearamadani5473 2 ай бұрын
nama: dhea ramadani s kelas: Bl 2 Pencegahan Primer (Primary Prevention) Fokus: Mencegah penyakit sebelum terjadi. Contoh: Imunisasi, promosi pola hidup sehat (seperti kampanye makan makanan bergizi dan olahraga), penggunaan masker untuk mencegah penyakit menular. 2. Pencegahan Sekunder (Secondary Prevention) Fokus: Deteksi dini dan pengobatan awal untuk mencegah progresivitas penyakit. Contoh: Skrining kesehatan (seperti pemeriksaan tekanan darah untuk mendeteksi hipertensi atau tes Pap smear untuk mendeteksi kanker serviks). 3. Pencegahan Tersier (Tertiary Prevention) Fokus: Mengurangi komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup penderita penyakit. Contoh: Rehabilitasi pasien pasca-stroke, terapi untuk penderita diabetes agar mencegah amputasi, atau penyediaan alat bantu bagi penderita disabilitas. 4. Pencegahan Kuartener (Quaternary Prevention) Fokus: Mencegah tindakan medis yang tidak perlu atau berlebihan (overdiagnosis atau overtreatment). Contoh: Memberikan informasi yang benar kepada pasien untuk menghindari pengobatan yang tidak dibutuhkan, seperti pembedahan yang tidak diperlukan. 5. Pencegahan Klinis (Clinical Prevention) Fokus: Tindakan langsung dari petugas kesehatan untuk mencegah penyakit pada individu. Contoh: Penanganan luka kecil untuk mencegah infeksi lebih lanjut, pemberian konseling psikologis untuk mencegah gangguan mental yang lebih berat.
@nabilaqn3230
@nabilaqn3230 2 ай бұрын
Nama : Nabila Qotrunnada Kelas : BL II Matkul : Dasar Kesehatan Reproduksi dan Keluarga 1. apa situasi yang dialami remaja pada saat ini? Apa penyebabnya dan bagaimana solusinya? = remaja pada saat ini tentunya banyak memiliki tantangan dengan situasi yang kompleks yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, pergaulan sosial, permasalahan ekonomi dan perubahan budaya. Serta pembentukan dan pencarian jati diri. Serta, pada usia remaja 15-17tahun seksualitasnya sudah beragam dan sudah berkembang dan juga emosi secara psikologis sudah mulai berkembang. Semakin berkembangnya teknologi maka semakin remaja mudah mengakses apapun dalam media sosial. Ditambah sekarang banyaknya kasus remaja yang sudah kecanduan menonton film porno yang hakikatnya itu sangat tidak baik karna akan merusak sistem saraf otak dan bersifat adiktif. Mengapa demikian? Karena akan meningkatkan hormone dopamine yang dimana hormone tersebut adalah hormon kesenangan, jika begitu maka hormone ini akan mengalir dan akan memenuhi bagian depan otak sehingga sistem otak bagian depan akan mengecil. Sehingga sudah tidak bisa berfikir waras karna di penuhi oleh nafsunya. Solusi yang tepat ialah adanya bantuan atau didikan dari pihak orang tua agar membatasi penggunaan gadget pada anak serta pengawasan yang baik agar anak tidak mudah dalam mengakses video atau film yang merusak masa depan. Lalu dengan berpuasa juga bisa menghindari hal-hal buruk yang tidak diinginkan kan dengan berpuasa , seseorang harus menahan segala hawa nafsu nya bukan Cuma menahan makan dan minum tapi juga menahan hawa nafsunya. Lalu, agar fungsi otak dapat berkembang dengan baik maka perbanyaklah melakukan kegiatan positif seperti yang dikenal melakukan aktifitas 3B 1. aktifitas yang banyak= maksudnya adalah dengan melakukan banyak aktifitas maka seseorang fokus nya menjalankan aktifitasnya saja tidak ada waktu luang untuk mencari tau hal yang tidak baik seperti menonton film porno atau nongkrong dengan bergabung di pergaulan yang tidak baik. 2. aktifitas yang berulang= maksudnya adalah melakukan aktifitas tersebut secara berulang seperti beribadah, sekolah, membaca buku dll. 3. aktifitas yang beragam dan perbanyak berinteraksi= melakukan aktifitas yang beragam serta berinteraksi ini contohnya seperti melakukan kegiatan di luar sekolah seperti menjalani hobi yan bersifat positif seperti berenang, bermain bola dan masih banyak lagi, atau bisa juga dengan melakukan kegiatan ekstrakulikuler dan les alat music yang dapat memperkembang tumbuh otak para remaja. Dan berinteraksi dengan orang lain dapat meningkatkan psikologis agar bisa mengekspresikan perasaan dan pikiran dengan baik. Dengan melakukan hal tersebut, diharapkan remaja akan mudah menemukan jati diri nya dan tidak melakukan penyimpangan sosial.
@fadlanradithya
@fadlanradithya 2 ай бұрын
muhammad fadhlan radithya bilingual 2 Masalah Kesehatan saat Pubertas yang Sering Terjadi Munculnya jerawat. Perubahan hormon tubuh membuat remaja perempuan dan laki-laki rentan mengalami jerawat. ... 2. Obesitas. Masalah kesehatan saat pubertas lain yang kerap muncul adalah obesitas. ... 3. Gangguan kecemasan menjadi masalah kesehatan saat pubertas.
@qurrotulaini9642
@qurrotulaini9642 2 ай бұрын
Nama : Qurrotul Aini Al bahri NIM : 23100100020 Kelas : BL 2 matkul : Dasar Kesehatan Promosi Kesehatan 1. Promosi Kesehatan (health promotion) Promosi kesehatan melibatkan upaya untuk meningkatkan kesadaran, memberikan informasi, dan mendorong individu serta komunitas untuk mengadopsi perilaku yang sehat. Contoh : dengan mengadakan seminar atau webinar untuk menyediakan wadah edukasi terkait kesehatan. 2. Perlindungan khusus (specific protection) : dengab memberikan imunisasi guna untuk menumbuhkan kekebalan tubuh 3. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnose and prompt treatment) Tujuan utama dari diagnosa dini ialah mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular. Contoh : dengan melakukan skrining 4. Pembatasan kecacatan (disability limitation) Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau ketidak mampuan. Contoh : melakukan pengobatan secaraa tuntas dan sempurna 5. Rehabilitasi Tindakan pencegahan yang dilakukan setelah seseorang mengalami penyakit serius Contohnya terapi, melakukan aktivitas fisik sesuai anjuran dokter.
@aisyahzrap
@aisyahzrap 2 ай бұрын
Nama : Aisyah Ziara Aprilia NIM : 23100100067 Kelas : BL 2 Mata Kuliah : Dasar Promosi Kesehatan 5 Pencegahan menurut Leavel and Clark: 1. Promosi Kesehatan (Health Promotion) Upaya yang merujuk pada sebuah populasi yang sehat untuk menciptakan lingkungan sehat sehingga kemungkinan hidup menjadi lebih baik atau mengalami peningkatan. Contohnya seperti penyuluhan Kesehatan gigi, menerapkan “Isi Piringku” dalam upaya pemerintah meningkatkan status gizi masyarakat, membuat KTR di lingkungan kampus, dsb. 2. Perlindungan Khusus (Specific Protection) Upaya perlindungan agar terhindar dari penyakit atau infeksi tertentu dengan cara melindungi diri dari paparan penyebab penyakit. Contohnya seperti vaksinasi yang dapat membuat imun seseorang kebal dari paparan infeksi, serta penggunaan APD (gloves, helm, masker, boots, glasses, dsb) agar terhindar dari kemungkinan bahaya yang terjadi di lapangan. 3. Diagnosa Dini dan Pengobatan Segera (Early Diagnosis and Prompt Treatment) Upaya pengendalian penyakit atau gangguan Kesehatan yang berada di tahap awal, hal ini sering terjadi Ketika belum adanya gejala yang serius. Oleh karena itu, intrvensi yang diberikan harus cepat dan sesegera mungkin agar penyakit terdeteksi dan mencegah penyakit menjadi lebih parah. Contohnya seperti skrining yang dilakukan untuk mendeteksi suatu penyakit yang ada di dalam tubuh, tes gula darah bagi orang yang memiliki risiko tinggi terkena diabetes, dsb. 4. Pembatasan Kecacatan (Disability Limitation) Upaya ini dilakukan sebagai tujuan untuk mencegah peyakit yang sudah ada agar tidak semakin buruk kondisinya. Contohnya seperti pengobatan cepat bagi penderita stroke sebagai upaya pencegahan kerusakan otak, suntik ‘insulin untuk mencegah komplikasi kerusakan ginjal, dsb. Pembatasan kecacatan dapat membuat penderita menjalankan hidupnya dengan lebih optimal. 5. Pemulihan (Rehabilitation) Upaya rehabilitasi dilakukan kepada populasi yang sakit dan memiliki penyakit kronis. Tujuan dilakukan rehabilitasi yaitu untuk mengembalikan fungsi tubuh yang hilang atau memperbaiki kualitas hidup pasien yang sudah sakit. Contohnya seperti fisioterapi untuk penderita pasca-cedera tulang belakang, penggunaan kaki palsu pada penderita amputasi, serta pemulihan bagi penderita stroke.
@pujidwitaiswandari3706
@pujidwitaiswandari3706 2 ай бұрын
Nama: Puji Dwita Iswandari Kelas: BL 2 NIM: 23100100011 Matkul: Dasar Promosi Kesehatan 5 tingkat pencegahan menurut leavel and clark: 1. Health Promotion (Promosi Kesehatan) Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan sangat diperlukan, misalnya dalam peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan dan sebagainya. seperti penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran, air limbah, hygiene perorangan, rekreasi, sex education, persiapan memasuki kehidupan pra nikah dan persiapan menopause. Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Contoh nya di antaranya : 1) Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya. 2) Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan,seperti : penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya. 3) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat 4) Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik. 2. Perlindungan spesifik perlindungan yang diberikan kepada orang-orang atau kelompok yang beresiko terkena suatu penyakit tertentu. Perlindungan tersebut dimaksudkan agar kelompok yang beresiko tersebut dapat bertahan dari serangan penyakit yang mengincarnya. Program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus, pendidikan kesehatan sangat diperlukan terutama di negara-negara berkembang. Contoh nya di antaranya: 1) Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu. 2) Isolasi penderitaan penyakit menular 3) Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di tempat kerja. 3. Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis Dini dan Pengobatan yang Cepat dan Tepat) Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dan cepat merupakan langkah pertama ketika seseorang telah jatuh sakit.Tentu saja sasarannya adalah orang-orang yang telah jatuh sakit, agar sakit yang dideritanya dapat segera diidentifikasi dan secepatnya pula diberikan pengobatan yang tepat.Tindakan ini dapat mencegah orang yang sudah sakit, agar penyakitnya tidak tambah parah. Contonya di antaranya: 1. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar derita penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan dan tindakan-tindakan lain yang perlu misalnya isolasi,desinfeksi dan sebagainya. 2. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau tindaknya usaha pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya jenis obat serta keahlian tenaga kesehatannya,melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan itu diberikan. 4. Disability Limitation (Pembatasan Kecacatan) Karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau ketidak mampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap ini. Penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ reproduksi mencegah terjadinya infertilitas. Pada tahapan ini dapat disebut juga Pengobatan yang Sempurna (Perfect Treatment) karena kecacatannya yang ditakutkan terjadi disebabkan pengobatan kepada penderita tidak sempurna. Contoh nya di antaranya: 1. Perbaikan fasilitas Kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif 2. Penyediaan fasilitas konsultasi penyelenggaraan percepatan penurunan stunting. 5. Rehabilitation (Rehabilitasi) Rehabilitasi adalah tahapan yang sifatnya pemulihan. Ditujukan pada kelompok masyarakat yang dalam masa penyembuhan sehingga diharapkan agar benar-benar pulih dari sakit sehingga dapat beraktifitas dengan normal kembali. Apalagi kalau suatu penyakit sampai menimbulkan cacat kepada penderitanya, maka tahapan rehabilitasi ini bisa dibilang tahapan yang menentukan hidupnya kedepan akan seperti apa nantinya. Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat, untuk memulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan latihan tertentu. Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran orang tersebut, ia tidak akan segan melakukan latihan-latihan yang dianjurkan.
@claudiarstyaa
@claudiarstyaa 2 ай бұрын
Nama : Claudia Risty Andella Kelas : B Mata Kuliah : Promosi Kesehatan 1. Promosi kesehatan (health promotion) Promosi untuk meningkatkan faktor kesehatan individu, tujuannya untuk memperbaiki kualitas hidup juga mengurangi faktor risiko penyebaran penyakit. Contohnya = melakukan kampanye anti-merokok & penyuluhan vaksinasi kepadz masyarakat. 2. Perlindungan khusus (preventif) Sebuah tindakan yang dilakukan secara spesifik untuk mencegah suatu penyakit atau masalah kesehatan tertentu sebelum terjadinya penyebaran. Contohnya = vaksinasi untuk menaiki imun saat terjadinya covid-19 & Penggunaan alat perlindungan diri [APD] 3. Diagnosa dini dan tindakan tepat Diagnosa dini adalah proses mendeteksi suatu penyakit pada tahapan awal sebelum gejala penyakit tersebut menjadi lebih parah. Sedangkan tindakan tepat itu langkah medis yang segera di ambil setelah diagonosa dan di sesuaikan dengan kondisi pasien agar bisa mencegah penyakit tersebut lebih komplikasi dan ber lanjut. Contoh = skrining kanker payudara & tes gula darah 4. Pembatasan Kecacatan Suatu upaya untuk mengurangi dampak dan tingkat keparahan suatu kondisi pasien yang terjadinya akibat suatu penyakit, sehingga tidak penyebabkan kecacatan yang lebih parah. Contoh = Rehabilitas setelah stroke & penggunaan alat bantu 5. Rehabilitas Suatu pemulihan pasien setelah melewati suatu perawatan yang intensif yang bertujuan membantu seseorang kembali mendapatkan fungsi fisik,mental,sosial. Contoh = Fisioterapu setelah stroke & Terapi okupasi pada pasien cedera tulang belakang
@sellyauliarahmah3244
@sellyauliarahmah3244 2 ай бұрын
Nama : Selly Aulia Rahmah Kelas : BL 2 NPM : 23100100032 5 tingkat pencegahan menurut Leavel dan Clark 1. Health Promotion (promosi kesehatan) Promosi kesehatan adalah tahapan pertama dan utama dalam hal pencegahan yang dilakukan terhadap orang yang belum terkena penyakit. Promosi kesehatan juga memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat agar masyarakat mau dan mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya. misalnya dalam peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan dan sebagainya. Contohnya: edukasi, menerapkan PHBS, membuat kawasan tanpa merokok dan menempelkan poster bahaya rokok, Mengkonsumsi makanan sehat seperti buah dan sayur 2. Specific Protection (Perlindungan Khusus) Perlindungan yang diberikan kepada Orang-orang atau kelompok yang beresiko terkena suatu penyakit tertentu agar kelompok yang beresiko tersebut dapat bertahan dari serangan penyakit yang Menyerangnya. Contohnya: program imunisasi, dan vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu. 3. Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis Dini dan Pengobatan yang Cepat dan Tepat) Sasarannya adalah orang-orang yang telah jatuh sakit, agar sakit yang dideritanya dapat segera diidentifikasi dan secepatnya juga diberikan pengobatan yang tepat. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dan cepat dapat mengurangi biaya pengobatan. Contohnya: cek kesehatan secara rutin, pemeriksaan skrining, pemeriksaan darah, roentgent paru-paru dan sebagainya serta segera memberikan pengobatan. 4. Disability Limitation (Pembatasan Kecacatan) Pada tahap ini cacat yang terjadi dapat diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi. Contohnya: penambalan pada gigi, pemberian terapi obat diabetes untuk mencegah kemungkinan amputasi kaki. 5. Rehabilitation (Rehabilitasi) Rehabilitas merupakan proses pemulihan. Bertujuan untuk membantu pasien yang baru sembuh agar kembali dapat beraktivitas seperti biasa meskipun terjadi perubahan secara fisik. Contohnya: terapi fisik pascaoperasi
@arshey2797
@arshey2797 2 ай бұрын
Nama : Arsya Kaila Firly Kelas : B Npm : 23100100024 5 tingkat pencegahan menurut Leavel dan Clark 1. Promosi Kesehatan (health promotion) Promosi kesehatan melibatkan upaya untuk meningkatkan kesadaran, memberikan informasi, dan mendorong individu serta komunitas untuk mengadopsi perilaku yang sehat. 2. Perlindungan khusus (specific protection) Perlindungan ini diberikan kepada anak penyandang disabilitas,anak dengan HIV/AIDS,anak dalam situasi darurat, dan anak yang ditelantarkan. 3. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnose and prompt treatment) Tujuan utama dari diagnosa dini ialah mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular. Biasanya juga dilakukan untuk pnerimaan karyawan berupa medical check up dan skrining narkoba. 4. Pembatasan kecacatan (disability limitation) Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau ketidak mampuan. 5. Rehabilitasi (rehabilitation) proses kembali ke cara hidup yang sehat atau baik, atau proses membantu seseorang untuk melakukan hal ini setelah mereka berada di penjara, sakit parah, dll
@sitinuranisa8217
@sitinuranisa8217 2 ай бұрын
Nama: Siti Nur Anisa Kelas: BL 02 NIM: 23100100036 5 level pencegahan penyakit dikembangkan oleh Leavell & Clark (1958), yaitu: 1. Promosi Kesehatan (Health Promotion) Langkah pencegahan utama meliputi promosi kesehatan. Tujuannya membuat individu menjadi sehat sehingga mereka dapat tetap sehat dan terhindar dari penyakit. Contohnya seperti Kampanye cuci tangan dengan sabun untuk mencegah penyebaran penyakit menular seperti diare atau COVID-19, bentuk kampanyenya bisa dengan memasang poster atau video di sosial media dengan menunjukkan langkah-langkah cuci tangan yang benar. 2. Perlindungan Khusus (specific protection) Langkah ini bertujuan untuk memberikan perlindungan khusus untuk menghambat atau mencegah terjadinya terserang penyakit. Contohnya penggunaan alat pelindung diri (APD) di tempat kerja seperti penggunaan masker, sarung tangan, pelindung mata, atau pakaian pelindung di pabrik kimia atau di rumah sakit untuk mencegah paparan berbahaya dan patogen. 3. Deteksi dini dan perawatan segera (early recognition and prompt treatment) Tujuannya adalah melakukan skrining atau penemuan penyakit sehingga dapat dicegah penularannya. Selain itu menyediakan perawatan segera sebelum penyakit semakin parah. Contohnya skrining hipertensi (tekanan darah tinggi) untuk mendeteksi tekanan darah tinggi pada tahap awal dan mencegah komplikasi seperti serangan jantung atau stroke, pemeriksaannya secara rutin pada orang dewasa jika terdeteksi hipertensi harus dilakukan penanganan segera. 4. Pembatasan disabilitas (disability limitation) Pada tahap ini dilakukan pencegahan atau mengurangi efek penyakit yang secara klinis telah berkembang menjadi parah. Tujuannya adalah untuk mengurangi kemungkinan komplikasi dan ketidakmampuan. Contoh tahap ini yaitu penggunaan alat bantu dengar untuk penderita gangguan pendengaran tujuannya untuk membatasi dampak disabilitas pendengaran dan memungkinkan komunikasi menjadi lebih baik. 5. Rehabilitasi (rehabilitation) Satu-satunya yang termasuk dalam kategori pencegahan tersier adalah rehabilitasi atau pemulihan. Tujuannya untuk membantu pasien yang sedang dalam masa pemulihan untuk melanjutkan aktivitas rutin mereka meskipun ada perubahan pada tubuh adalah tujuannya. Contohnya rehabilitasi untuk pasien patah tulang tujuannya untuk mempercepat pemulihan dan kekuatan setelah patah tulang, setelah gips dilepas pasien menjalani fisioterapi untuk memperkuat otot dan sendi di sekitar area yang terluka hingga pasien bisa kembali beraktifitas seperti semula.
@Jakhavingfun
@Jakhavingfun 2 ай бұрын
Nama: Irfan Azka Zidni Kelas: BL 2 NIM: 23100100044 5 tingkat pencegahan menurut Leavel dan Clark : 1. Promosi kesehatan: Pendidikan kesehatan untuk meningkatkan gizi, kebiasaan hidup, dan sanitasi lingkungan. 2. Perlindungan umum dan khusus: Perlindungan terhadap penyakit tertentu. 3. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat: Langkah pertama ketika seseorang telah sakit. 4. Pembatasan kecacatan: Banyak penyakit yang dapat menimbulkan kecacatan dapat dicegah dengan pengobatan yang lebih sempurna. 5. Pemulihan kesehatan: Tahapan rehabilitasi. Contoh kegiatan dalam pencegahan primer adalah: Imunisasi, Pelayanan keluarga berencana, Asuhan prenatal.
@khalisyanasywaazqia8182
@khalisyanasywaazqia8182 2 ай бұрын
Nama: Khalisya Nasywa Azqia NIM: 23100100056 Kelas: Bl-2 5 tingkat pencegahan menurut leavel and clark: 1. Promosi Kesehatan = Tujuannya adalah membuat masyarakat sehat agar tetap sehat dan jauh dari penyakit. Caranya adalah dengan memberikan informasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat. Contohnya dengan mensosialisasikan KTR dan melakukan edukasi gizi kepada ibu hamil. 2. Preventif/Perlindungan khusus = Upaya untuk memberikan perlindungan optimal kepada orang atau kelompok yang berisiko terkena penyakit atau masalah kesehatan tertentu. Perlindungan khusus bertujuan untuk meningkatkan daya tahan dan mengurangi risiko penyakit. Contohnya melakukan imunisasi dan rutin berolahraga. 3. Diagnosis dini dan tindakan tepat = Proses mendeteksi penyakit atau kondisi pada tahap awal, sebelum gejala muncul dengan mengidentifikasi penyakit dan memberikan pengobatan yang tepat dan cepat. Contohnya melakukan skrining. 4. Pembatasan kecacatan = Upaya untuk membatasi sakit yang lebih parah atau kecacatan yang dapat terjadi dengan memastikan pasien mengonsumsi obat yang telah ditentukan dosis dan jenisnya oleh dokter sampai habis. Contohnya melakukan pengobatan yang sempurna dan maksimal dari awal kasus sampai setelah sembuh agar meminimalisir terjadi kambuh atau kecatatan lain. 5. Rehabilitasi = Tindakan pencegahan yang dilakukan setelah seseorang mengalami penyakit serius dan meminimalkan atau memperlambat efek melumpuhkan dari kondisi kesehatan kronis. Contohnya terapi, melakukan aktivitas fisik sesuai anjuran dokter.
@achashafiyyah
@achashafiyyah 2 ай бұрын
Nama: Shafiyyah NIM: 23100100005 Kelas: Bilingual 02 Matkul Dasar Promosi Kesehatan Terdapat 5 tingkatan pencegahan penyakit menurut Leavel an Clark, yaitu: 1. Health Promotion promote sendiri berarti meningkat, promosi kesehatan berarti meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk mencegah penyakit. Contoh: penyuluhan edukasi tentang bagaimana cara hidup sehat 2. Specific Protection pencegahan penyakit yang bisa dilakukan dengan upaya-upaya perlindungan khusus Contoh: menggunakan masker ketika sakit, menggunakan APD 3. Early Recognition and Prompt Treatment intervensi terhadap seseorang yang sudah ada resiko dan sudah mengalami tanda/gejala dalam bentuk pengobatan apapun Contoh: pengecekan kesehatan secara rutin 4. Disability Limitation Tahapan untuk pengurangan atau pencegahan terhadap suatu penyakit yang sudah parah dengan tujuan untuk mencegah kecacatan atau resiko yang lebih banyak Contoh: memberi terapi obat diabetes untuk pencegahan kemungkinan terjadinya amputasi kaki 5. Rehabilitation masa pemulihan setelah menderita penyakit dengan tujuan bisa membantu mereka untuk beraktivitas kembali walaupun ada perubahan fisik Contoh: pemberian pelatihan untuk pasien yang menderita kecacatan supaya tetap bisa bekerja dan berkarya sesuai dengan kemampuan yang ia miliki
@adzkajaida64
@adzkajaida64 2 ай бұрын
Nama : Adzka Jaida' Kelas : BL-2 NIM : 23100100013 Matkul : Promkes Menurut Leavel Stark, 5 contoh tingkat pencegahan, antara lain : 1) Promosi Kesehatan (Health Promotion) Termasuk dalam pencegahan primer. Fokusnya adalah meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dengan memberikan edukasi dan mendorong perubahan perilaku yang mendukung kesehatan, seperti : penyuluhan mengenai pentingnya makan sehat dan berolahraga,kampanye untuk menghentikan kebiasaan merokok, dll. 2) Perlindungan Spesifik Juga termasuk dalam pencegahan primer, tetapi lebih menekankan pada perlindungan dari penyakit tertentu. Seperti : pemberian vaksin, Penggunaan alat pelindung di tempat kerja yang berisiko, dll. 3) Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera Termasuk dalam pencegahan sekunder. Tujuannya adalah mendeteksi penyakit di tahap awal agar segera dapat diobati, sehingga perkembangannya dapat dicegah. Seperti : Tes darah untuk mendeteksi diabetes atau kolesterol lebih awal, pemeriksaan rutin tekanan darah, dll. 4) Pembatasan Cacat (Disability Limitation) merupakan bagian dari pencegahan tersier yang bertujuan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada fungsi tubuh akibat penyakit yang sudah terjadi. Seperti : pengelolaan diabetes untuk menghindari komplikasi seperti kebutaan atau amputasi, terapi fisik untuk pemulihan pasca stroke, dll. 5) Rehabilitas (Rehabilitation) termasuk dalam pencegahan tersier. Tujuannya adalah membantu pasien yang sudah mengalami cacat atau dampak penyakit agar bisa kembali berfungsi dengan baik dan mandiri. Seperti: pemulihan bagi korban kecelakaan, pelatihan keterampilan untuk penyandang disabilitas, rehabilitasi pasca serangan jantung, dll. Tingkat pencegahan ini memberikan pendekatan menyeluruh dalam mencegah dan mengelola kesehatan.
@selydwinurcahyati1754
@selydwinurcahyati1754 2 ай бұрын
Nama : Sely Dwi Nurcahyati Kelas : Bl 2 Nim : 2310010006 Didalam Kesehatan Masyarakat 5 tingkat pencegahan menurut Leavell dan Clark terdiri dari beberapa macam, yaitu ada pencegahan primer (promosi kesehatan dan perlindungan khusus), pencegahan sekunder (diagnosis dini dan pengobatan yang cepat dan tepat, lalu ada pembatasan kecacatan), yang terakhir ada pencegahan tersier (rehabilitasi). 1. Healtf Promomotion Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan menciptakan perilaku yang mendukung kesehatan. Tujuan akhirnya adalah agar masyarakat berubah perilakunya, dari perilaku yang tidak baik menjadi baik. Contohnya, penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. 2. Specific protection Kegiatan yang bertujuan untuk mencegah masalah kesehatan atau penyakit. yang dimaksud dalam tahapan ini adalah perlindungan yang diberikan kepada orang-orang atau kelompok yang berisiko terkena suatu penyakit tertentu. Contohnya, skrining riwayat kesehatan. 3. Early diagnosis and promt treatment Kegiatan yang bertujuan untuk menyembuhkan penyakit atau mengurangi rasa sakit dan dapat mencegah orang yang sudah sakit, agar penyakinya tidak tambah parah. Contohnya, pemberian antibiotik pada penyakit infeksi. 4. Disability limitation intervensi medis yang bertujuan untuk mencegah suatu penyakit berkembang dari gangguan menjadi cacat. Bisa juga merujuk pada tingkat bantuan atau pengawasan yang dibutuhkan oleh penyandang disabilitas 5. Rehabilitation Kegiatan yang merupakan bagian dari upaya kesehatan jiwa. Rehabilitatifmerupakan tahapan yang sifatnya pemulihan. Ditujukan pada kelompok masyarakat yang dalam masa penyembuhan sehingga diharapkan agar benar-benar pulih dari sakit sehingga dapat beraktifitas dengan normal kembali.
@selydwinurcahyati1754
@selydwinurcahyati1754 2 ай бұрын
Nama : Sely Dwi Nurcahyati Kelas : Bl 2 Nim : 2310010006 Konsep sehat sakit Terdiri dari 4 aspek yaitu Fisik,psikologis,sosial,dan religius. sehat-sakit merupakan kontinum, dengan rentang kesejahteraan optimal hingga kematian dini, yang gejalanya dirasakan subjektif oleh individu. Sehat juga dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk menjalankan tugas dan perannya secara efektif dengan kondisi yang optimal. Sakitt dapat diartikan sebagai penilaian tiap-tiap individu terhadap pengalamannya menderita suatu penyakit. Determinan kesehatan adalah hal-hal yang memiliki pengaruh signifikan, baik positif maupun negatif, terhadap kesehatan. antara lain: lingkungan sosial dan ekonomi, fisik dan karakter serta perilaku individu itu sendiri.
@washfaawafiya8506
@washfaawafiya8506 2 ай бұрын
Nama : Washfaa Wafiya Aprilian Kelas : B NPM : 23100100027 5 tingkat pencegahan menurut Leavel dan Clark: 1. promosi Kesehatan (Health Promotion) Pencegahan primer, promosi kesehatan adalah proses meningkatkan derajat kesehatan untuk mencapai kesejahteraan secara fisik, mental, dan sosial baik untuk individu maupun masyarakat. contohnya: memulai kampanye gaya hidup sehat. 2. Perlindungan Khusus (Specific Protection) pencegahan primer, perlindungan khusus adalah untuk melindungi masyarakat dari penyakit tertentu sebelum mereka terkena penyakit tersebut. contohnya : imunisasi yang dilakukan untuk anak anak 3. Deteksi Dini dan Perawatan Segera (Early Recognition and Prompt Treatment) pencegahan sekunder, deteksi dini dan perawatan yang berfokus pada skrining dan diagnosis awal pada penyakit. contohnya: melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan tes darah. 4. Pembatasan Kecacatan (Disability Limitation) pencegahan sekunder, Pembatasan kecacatan merupakan upaya untuk mempertahankan kondisi tubuh pasien agar terhindar dari kecacatan akibat penyakit yang diderita dan dapat sembuh dan tetap produktif. contohnya: terapi untuk pasien diabetes untuk mencegah amputasi 5. Rehabilitasi (Rehabilitation) Pencegahan tersier, Rehabilitasi adalah tahapan pemulihan yang ditujukan untuk pasien dalam masa penyembuhan agar nantinya dapat benar-benar pulih dari penyakitnya dan dapat beraktivitas normal kembali. contohnya: program rehabilitas fisik bagi pasien pasca stroke
@safanaz00
@safanaz00 2 ай бұрын
Nama: Nazwa Safinatus Syafa Kelas: Bilingual 2 Mata Kuliah: Promkes Contoh 5 tingkat pencegahan menurut Leavel dan Clark 1. Health Promotion (Promosi Kesehatan) Upaya untuk meningkatkan status kesehatan dengan cara mengembangkan pengetahuan dan perilaku kesehatan. Contoh: tidak membuang sampah sembarangan, mencuci tangan dengan sabun, mengkonsumsi buah dan sayur. 2. Specific Protection (Perlindungan Khusus) Upaya yang dilakukan untuk mencegah penularan penyakit tertentu. Contoh: penggunaan masker, vaksinasi. 3. Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis Dini dan Pengobatan yang Cepat) Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dan cepat merupakan langkah pertama ketika seseorang telah jatuh sakit. Tentu saja sasarannya adalah orang-orang yang telah jatuh sakit, agar sakit yang dideritanya dapat segera diidentifikasi dan secepatnya pula diberikan pengobatan yang tepat. Contoh: skrining kanker payudara. 4. Disability Limitation (Pembatasan Kecacatan) Upaya untuk mencegah seseorang mengalami kecacatan akibat penyakit yang diderita. Contoh: melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakit, meminum obat yang diberikan oleh dokter sampai habis. 5. Rehabilitation (Rehabilitasi) Proses untuk memulihkan fungsi dan kesejahteraan setelah mengalami penyakit, cedera, atau kecacatan. Contoh: terapi okupasi, terapi bicara.
@anggundnovita
@anggundnovita 2 ай бұрын
Nama: Anggun Diyah Novita Kelas: BL 2 NPM: 23100100018 5 tingkat pencegahan menurut Leavell dan Clark terdiri dari beberapa kelompok, yaitu ada pencegahan primer (promosi kesehatan dan perlindungan khusus), pencegahan sekunder (diagnosis dini dan pengobatan yang cepat dan tepat, lalu ada pembatasan kecacatan), yang terakhir ada pencegahan tersier (rehabilitasi). 1. Health Promotion (Promosi Kesehatan) Promosi kesehatan merupakan tahapan yang pertama dan utama dalam hal mencegah penyakit. Promosi kesehatan adalah proses memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat agar masyarakat mau dan mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Dalam hal ini pemberdayaan masyarakat harus lebih kental, masyarakat harus lebih berpartisipasi aktif. Tujuan akhirnya adalah agar masyarakat berubah perilakunya, dari perilaku yang tidak baik menjadi baik. Contohnya: 1. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. 2. Diterapkannya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 3. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan,seperti : penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya. 2. Specific Protection (Perlindungan Khusus) Perlindungan khusus yang dimaksud dalam tahapan ini adalah perlindungan yang diberikan kepada orang-orang atau kelompok yang berisiko terkena suatu penyakit tertentu. Perlindungan tersebut dimaksudkan agar kelompok yang berisiko tersebut dapat bertahan dari serangan penyakit yang mengincarnya. Oleh karena demikian, perlindngan khusus ini juga dapat disebut kekebalan buatan. Contohnya: 1. Imunisasi yang diberikan kepada bayi dan balita. 2. Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu. 3. Penggunaan APD pada para pekerja. 4. Isolasi penderitaan penyakit menular. 3. Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis Dini dan Pengobatan yang Cepat dan Tepat) Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dan cepat merupakan langkah pertama ketika seseorang telah jatuh sakit. Tentu saja sasarannya adalah orang-orang yang telah jatuh sakit, agar sakit yang dideritanya dapat segera diidentifikasi dan secepatnya pula diberikan pengobatan yang tepat. Tindakan ini dapat mencegah orang yang sudah sakit, agar penyakinya tidak tambah parah. Contohnya: 1. Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan: misalnya pemeriksaan darah, roentgent paru-paru dan sebagainya serta segera memberikan pengobatan. 2. Kegiatan pemeriksaan kesehatan secara rutin, pemeriksaan darah dan lain sebagainya. 3. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar derita penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan dan tindakan-tindakan lain yang perlu misalnya isolasi, desinfeksi dan sebagainya. 4. Disability Limitation (Pembatasan Kecacatan) Kecacatan yang ditakutkan terjadi disebabkan pengobatan kepada penderita tidak sempurna. Adapun pembatasan kecacatan terkesan membiarkan penyakit menyerang dan membuat cacat si penderita, baru kemudian diambil tindakan. Banyak penyakit yang dapat menimbulkan kecacatan dapat dicegah dengan pengobatan yang lebih sempurna. Salah satunya adalah dengan meminum obat yang diberikan oleh dokter sampai habis. Contohnya dengan cara penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ reproduksi untuk mencegah terjadinya infertilitas. 5. Rehabilitation (Rehabilitasi) Rehabilitasi merupakan tahapan yang sifatnya pemulihan. Ditujukan pada kelompok masyarakat yang dalam masa penyembuhan sehingga diharapkan agar benar-benar pulih dari sakit sehingga dapat beraktifitas dengan normal kembali. Apalagi kalau suatu penyakit sampai menimbulkan cacat kepada penderitanya, maka tahapan rehabilitasi ini bisa dibilang tahapan yang menentukan hidupnya kedepan akan seperti apa nantinya. Contohnya: 1. Terapi wicara: Untuk seseorang yang mengalami gangguan bicara akibat cedera otak atau kondisi neurologis, terapi wicara membantu meningkatkan kemampuan komunikasinya. 2. Program rehabilitasi komprehensif bagi penyandang disabilitas setelah kecelakaan. Rehabilitasi ini mencakup terapi fisik, terapi okupasi, psikoterapi, serta pelatihan kerja untuk membantu individu tersebut kembali berfungsi dan berintegrasi dalam masyarakat dan dunia kerja.
@faizasazia4478
@faizasazia4478 2 ай бұрын
Nama: Faiza Sazia Ramada Setiawan NPM: 23100100047 Kelas: BL 2 Menurut Leavel and Clark, pencegahan penyakit terbagi dalam 5 tahapan, yaitu: 1. Health Promotion (Promosi Kesehatan) Promosi kesehatan adalah tahapan yang pertama dan utama dalam hal mencegah penyakit. Singkatnya perlu ada persamaan persepsi bahwa yang namanya promosi kesehatan adalah proses memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat agar masyarakat mau dan mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Contohnya: - Tidak membuang sampah sembarangan. - ⁠Melakukan kerja bakti untuk menciptakan lingkungan sehat. - ⁠Menggunakan pelayanan kesehatan. 2. Specific Protection (Perlindungan Khusus) Perlindungan khusus yang dimaksud dalam tahapan ini adalah perlindungan yang diberikan kepada orang-orang atau kelompok yang beresiko terkena suatu penyakit tertentu. Perlindungan tersebut dimaksudkan agar kelompok yang beresiko tersebut dapat bertahan dari serangan penyakit yang mengincarnya. Oleh karena demikian, perlindngan khusus ini juga dapat disebut kekebalan buatan. Contohnya: - imunisasi yang diberikan kepada bayi dan balita - ⁠vaksin kepada jemaah haji - ⁠penggunaan APD pada para pekerja 3. Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis Dini dan Pengobatan yang Cepat dan Tepat) Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dan cepat merupakan langkah pertama ketika seseorang telah jatuh sakit. Tentu saja sasarannya adalah orang-orang yang telah jatuh sakit, agar sakit yang dideritanya dapat segera diidentifikasi dan secepatnya pula diberkan pengobatan yang tepat. Contohnya: pemeriksaan payudara sendiri, pap smear, tes darah, dan MCU. 4. Disability Limitation (Pembatasan Kecacatan) Kecacatan yang ditakutkan terjadi disebabkan pengobatan kepada penderita tidak sempurna. Adapun pembatasan kecacatan terkesan membiarkan penyakit menyerang dan membuat cacat si penderita, baru kemudian diambil tindakan. Contohnya: Salah satu contoh dari disability limitation ini adalah apabila seorang terserang penyakit meningitis dan sakitnya sudah lama diderita dan salah satu pengobatannya adalah dengan terapi agar penderita penyakit meningitis ini tidak cacat yang menetap 5. Rehabilitation (Rehabilitasi) Rehabilitasi merupakan tahapan yang sifatnya pemulihan. Ditujukan pada kelompok masyarakat yang dalam masa penyembuhan schingga diharapkan agar benar- benar pulih dari sakit sehingga dapat beraktifitas dengan normal kembali. Contohnya: - terapi bicara - ⁠terapi pernapasan - ⁠terapi okupasi
@fahdadeswitaningrum2057
@fahdadeswitaningrum2057 2 ай бұрын
Nama: Fahda Deswitaningrum Kelas: BL 2 NIM: 23100100039 5 tingkat pencegahan menurut Leavell dan Clark (1967) 1. Promosi Kesehatan : Pencegahan primer dilakukan pada masa individu belum menderita sakit, contohnya: Promosi kesehatan/health promotion yang ditujukan untuk mengedukasi masyarakat terkait bahayanya narkoba. 2. Perlindungan khusus (specific protection) : upaya spesifik untuk mencegah terjadinya penularan penyakit tertentu, contohnya: melakukan imunisasi dan juga vaksinasi covid-19. 3. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment) : Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), tujuan utama dari tindakan ini ialah: 1) mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular, dan 2) untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat, contohnya: skrining kanker payudara. 4. Pembatasan cacat (disability limitation) : Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi, contohnya: pemasangan gips pada patah tulang lengan. 5. Rehabilitasi (rehabilitation) : Pencegahan tersier Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial atau proses pemulihan setelah menderita penyakit atau pasca kecelakaan, contohnya: rehabilitasi pasca operasi yang dikarenakan kecelakaan.
@latifahwalid5356
@latifahwalid5356 2 ай бұрын
Nama : Latifah Walid Nahar Kelas : BL 2 NPM : 23100100028 Menurut Leavell dan Clark, ada 5 tingkat pencegahan (five level of prevention), yaitu: 1. Promosi Kesehatan (health promotion), upaya untuk meningkatkan kesadaran dan mempromosikan kesehatan guna mencegah penyakit. Contoh: edukasi tentang pola makan yang baik dan aktivitas fisik teratur. 2. Perlindungan Khusus (Specific Protection), upaya pencegahan untuk melindungi individu atau masyarakat dari risiko penyakit tertentu. Contoh: vaksinasi pada pandemi Covid-19. 3. Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera (Early Diagnosis and Prompz Treatment), pendeteksian dini penyakit agar bisa diobati se segera mungkin. Contoh: skrining kanker payudara, jika ada maka agar mendapat pengobatan lebih lanjut. 4. Pembatasan Cacat (Disability Limitation), upaya untuk mengurangi dampak cacat yang disebabkan oleh kondisi tertentu. Contoh: pemasangan gips pada patah tulang. 5. Rehabilitasi (Rehabilitation), proses pemulihan setelah menderita penyakit atau pasca kecelakaan. Contoh: rehabilitasi pasca operasi.
@annisajilankhairana8662
@annisajilankhairana8662 2 ай бұрын
Nama: Annisa Jilan Khairana Kelas : BL 2 contoh 5 tingkat pencegahan menurut Leavel dan Clark 1) Promosi kesehatan (health promotion) Promosi Kesehatan termasuk tahap pencegahan primer. Tujuannya adalah membuat masyarakat sehat agar tetap sehat dan jauh dari penyakit. Contohnya adalah dengan memberikan informasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat. Misalnya melalui penyuluhan kesehatan atau konseling. Contoh: - Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) - Cuci tangan pakai sabun (CTPS) - Melakukan kerja bakti untuk menciptakan lingkungan sehat - Tidak membuang sampah sembarangan - Mengonsumsi makanan sehat seperti buah dan sayur 2) Proteksi spesifik (specific protection) Level ini masih menjadi bagian dalam pencegahan primer. Contoh kegiatannya adalah pemberian imunisasi pada anak, Program imunisasi gratis atau berbayar dari pemerintah, Meningkatkan keterampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkoba, Mengatasi stres. Tujuannya adalah memberikan perlindungan khusus untuk menghambat atau mencegah terjadinya terserang penyakit. 3) Deteksi dini dan perawatan segera (early recognition and prompt treatment) Deteksi dini dan perawatan segera termasuk tahap pencegahan sekunder. Tujuannya adalah melakukan skrining atau penemuan penyakit sehingga dapat dicegah penularannya. Selain itu menyediakan perawatan segera sebelum penyakit semakin parah. Contohnya adalah kegiatan pemeriksaan kesehatan secara rutin, pemeriksaan darah dan lain sebagainya. 4) Pembatasan disabilitas (disability limitation) Pada tahap ini dilakukan pencegahan atau pengurangan terhadap konsekuensi akibat penyakit yang secara klinis sudah mencapai tahap lanjut (parah). Tujuan utama dari diagnosis dini dan perawatan segera adalah: Mencegah penyebaran penyakit menular, Mengobati dan menghentikan proses penyakit Contohnya dengan pemberian terapi obat diabetes untuk mencegah kemungkinan amputasi kaki, Medical check up atau paket tes kesehatan untuk penerimaan karyawan, Skrining narkoba. 5) Rehabilitasi (rehabilitation) Rehabilitasi atau pemulihan ini adalah satu-satunya dalam kategori pencegahan tersier. Tujuannya untuk membantu pasien yang baru sembuh agar kembali dapat beraktivitas seperti biasa meski terjadi perubahan secara fisik Contoh: - Terapi okupasi - Latihan penggunaan anggota tubuh prostetik - Terapi fisik
@SyifaFauziah-lh7fv
@SyifaFauziah-lh7fv 3 ай бұрын
Nama: Syifa Fauziah Kelas: B NPM:23100100035 Menurut Leavell dan Clark, tingkat pencegahan terdiri dari lima tahap yang berfokus pada pencegahan penyakit. Berikut penjelasannya: 1. Pencegahan Primer: bertujuan untuk mencegah penyakit sebelum muncul. Dilakukan melalui peningkatan kesehatan dan perlindungan, seperti vaksinasi, kebersihan, dan pendidikan kesehatan. 2. Pencegahan Sekunder (Pencegahan Sekunder): Fokus pada deteksi dan intervensi awal penyakit, seperti skrining kanker atau pemeriksaan kesehatan rutin untuk mendeteksi penyakit sebelum menjadi serius. 3. Pencegahan Tersier (Tertiary Prevention): Ini bertujuan untuk mengurangi efek penyakit yang sudah ada, menghindari komplikasi, dan memperbaiki fungsi tubuh. Ini termasuk membantu pasien yang mengalami stroke pulih. 4. Pencegahan Kuarterner (Quaternary Prevention): Bertujuan untuk menghindari intervensi medis yang berlebihan, yang mungkin tidak diperlukan atau berisiko merugikan pasien, seperti menghindari pemberian obat yang tidak diperlukan. 5. Pencegahan Kuinterner (Quinternary Prevention): Ini berarti melindungi pasien dari eksploitasi berlebihan dalam proses medis, terutama untuk tujuan komersial, seperti pemakaian alat atau tes yang tidak perlu yang hanya menguntungkan pihak tertentu. Dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan dan berkelanjutan, kelima tahapan ini berfungsi bersama.
@novioktaviarahayu5359
@novioktaviarahayu5359 3 ай бұрын
Nama : Novi Oktavia Rahayu Kelas : B NPM : 23100100017 Menurut Leavel and Clark, pencegahan penyakit terbagi dalam 5 tahapan, yang sering disebut 5 level of prevention : 1. Promosi kesehatan (Health Promotion) : Promosi kesehatan merupakan langkah awal dalam pencegahan primer dan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat. Contohnya: pendidikan kesehatan dan program pendidikan yang mendorong gaya hidup sehat. 2. Perlindungan Khusus (Specific Protection) Masih dalam kategori pencegahan primer. Contohnya: imunisasi. Tujuannya adalah untuk melindungi masyarakat dari penyakit tertentu sebelum mereka terkena penyakit tersebut. 3. Deteksi Dini dan Perawatan Segera (Early Recognition and Prompt Treatment) : Termasuk kedalam pencegahan sekunder, yang fokusnya pada skrining dan diagnosis awal pada penyakit. Contohnya : pemeriksaan kesehatan rutin yang dapat mengidentifikasi masalah kesehatam sebelum menjadi serius. 4. Pembatasan Disabilitas (Disability Limitation) Tahapan ini termasuk kedalam pencegahan sekunder, yang dimana tindakannya di gunakan untuk mengurangi dampak penyakit yang sudah ada. Contohnya: Pemberian terapi pada penderita diabetes untuk mencegah komplikasi yang lebih lanjut seperti amputasi. 5. Rehabilitasi (Rehabilitation) Tahapan ini termasuk kedalam pencegahan tersier, yang berfokus untuk pemulihan individu setelah sakit atau cedera. Contohnya : kegiatan rehabilitasi termasuk terapi fisik untuk membantu pasien kembali berfungsi secara optimal setelah perawatan medis.
@fayya2284
@fayya2284 3 ай бұрын
Nama : Fayyaza Zakaria Kelas : B NPM : 23100100009 Upaya pencegahan menurut Leavell dan Clark (1967) dapat diterapkan dengan lima tingkat pencegahan yang dikelompokkan pada pencegahan primer terdiri dari promosi kesehatan dan perlindungan khusus, pencegahan sekunder terdiri dari diagnosis dini dan pembatasan cacat serta pencegahan tersier yaitu rehabilitasi. 1. Promosi Kesehatan = Pencegahan primer dilakukan pada masa individu belum menderita sakit, upaya yang dilakukan ialah: Promosi kesehatan/health promotion yang ditujukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap masalah kesehatan. 2. Perlindungan khusus (specific protection) = upaya spesifik untuk mencegah terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi, peningkatan ketrampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik dan untuk menanggulangi stress dan lain-lain. 3. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment) = Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), tujuan utama dari tindakan ini ialah: 1) mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular, dan 2) untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat 4. Pembatasan cacat (disability limitation) = Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi. 5. Rehabilitasi (rehabilitation) = Pencegahan tersier Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial
@najwaazizah6812
@najwaazizah6812 3 ай бұрын
Nama : Najwa Azizah Nashiha Kelas : B NPM : 23100100041 Model Leavell dan Clark memperkenalkan lima tingkat pencegahandalam bidang kesehatan masyarakat yang berfokus pada mengurangi penyakit dan menjaga kesehatan populasi. Berikut adalah komentar tentang masing-masing tingkat pencegahan: 1. Pencegahan Primer (Primary Prevention): Tingkat ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit sebelum penyakit itu terjadi. Upaya pencegahan ini biasanya mencakup promosi kesehatan dan tindakan pencegahan spesifik, seperti vaksinasi, sanitasi, kebersihan, dan penyuluhan. Pencegahan primer sangat penting karena dapat mengurangi risiko timbulnya penyakit di seluruh populasi. Komentar: Pencegahan primer menjadi inti dari kesehatan masyarakat karena mencegah penyakit di sumbernya dan sering kali merupakan pendekatan yang paling efektif secara biaya dan berdampak besar dalam jangka panjang. 2. Pencegahan Sekunder (Secondary Prevention): Ini melibatkan deteksi dini penyakit dan pengobatan segera untuk mencegah perkembangan penyakit lebih lanjut. Contoh pencegahan sekunder adalah skrining untuk kanker atau pemeriksaan tekanan darah. Ini memungkinkan pengobatan yang lebih efektif jika penyakit terdeteksi pada tahap awal. Komentar: Pencegahan sekunder sangat penting dalam menangani penyakit kronis dan degeneratif. Dengan skrining dan diagnosis dini, banyak kondisi dapat dikelola sebelum menjadi lebih parah. 3. Pencegahan Tersier (Tertiary Prevention): Pencegahan tersier melibatkan pengelolaan penyakit yang sudah berkembang untuk mencegah komplikasi lebih lanjut atau kecacatan. Tujuannya adalah untuk mengurangi dampak negatif penyakit melalui rehabilitasi dan terapi yang efektif. Contohnya adalah rehabilitasi jantung pasca serangan jantung atau program pengelolaan diabetes. Komentar: Pencegahan tersier memainkan peran vital dalam meningkatkan kualitas hidup pasien dengan penyakit kronis atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan sepenuhnya. Ini berfokus pada perawatan jangka panjang dan pemulihan. 4. Pencegahan Kuarterner (Quaternary Prevention): Pencegahan ini berfokus pada mencegah overdiagnosis atau intervensi medis yang tidak diperlukan yang dapat membahayakan pasien. Contohnya termasuk membatasi penggunaan obat yang berlebihan atau intervensi medis yang tidak tepat. Komentar: Pencegahan kuarterner adalah konsep penting dalam era modern, terutama dengan meningkatnya risiko overmedicalization. Hal ini menekankan pentingnya mempertimbangkan keseimbangan antara manfaat dan risiko intervensi medis. 5. Pencegahan Kuinterner (Quinary Prevention): Ini merupakan konsep yang lebih baru dan sering dianggap sebagai lanjutan dari pencegahan kuarterner. Pencegahan kuinterner berfokus pada mencegah dampak negatif dari intervensi sosial yang tidak tepat terhadap kesehatan. Contohnya mencakup kebijakan yang tidak mendukung kesehatan mental atau intervensi masyarakat yang menyebabkan stres atau isolasi sosial. Komentar: Pencegahan ini semakin relevan dalam konteks sosial modern, di mana interaksi antara kesehatan dan faktor sosial sangat kuat. Pencegahan ini mendorong pendekatan yang lebih holistik dalam melihat kesejahteraan individu dan populasi. Secara keseluruhan, model Leavell dan Clark memberikan kerangka kerja yang menyeluruh untuk memahami bagaimana intervensi kesehatan dapat diterapkan di berbagai tingkatan, dari pencegahan hingga rehabilitasi, dengan fokus pada pengurangan dampak penyakit serta mempertimbangkan aspek etis dari tindakan medis.
@zahwaliaputri4190
@zahwaliaputri4190 3 ай бұрын
Contoh 5 tingkat pencegahan menurut Leavel dan Clark 1. Health Promotion/Promosi Kesehatan Promosi Kesehatan merupakan tahap pencegahan primer, yaitu tahap pencegahan yang dilakukan terhadap orang yang belum mengidap penyakit. Pencegahan ini bertujuan agar orang yang sehat tetap sehat, dan mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Contoh upaya : • Menerapkan PHBS • Mengonsumsi makanan sehat & bergizi • Pendidikan kesehatan kepada masyarakat 2. Spesific Protection/Perlindungan Khusus Perlindungan Khusus ini merupakan tahap pencegahan primer. Yang dimaksud dalam tahapan ini adalah perlindungan yang diberikan kepada orang-orang atau kelompok yang beresiko terkena suatu penyakit tertentu. Perlindungan tersebut dimaksudkan agar kelompok yang beresiko tersebut dapat bertahan dari serangan penyakit yang mengincarnya. Contoh upaya : • Imunisasi • Vaksinasi untuk mencegah penyakit tertentu • Isolasi penderitaan penyakit menular 3. Early Diagnosis and Prompt Treatment/Diagnosis Dini dan Pengobatan yang Cepat dan Tepat Upaya ini termasuk tahap pencegahan sekunder yaitu merupakan langkah pertama ketika seseorang telah jatuh sakit. Tentu saja sasarannya adalah orang-orang yang telah jatuh sakit, agar sakit yang dideritanya dapat segera diidentifikasi dan secepatnya pula diberikan pengobatan yang tepat. Tindakan ini dapat mencegah orang yang sudah sakit, agar penyakitnya tidak tambah parah. Perlu kita ketahui bahwa faktor yang membuat seseorang dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya bukan hanya dipengaruhi oleh jenis obat yang diminum dan kemampuan si tenaga medisnya. Tetapi juga dipengaruhi oleh kapan pengobatan itu diberikan. Semakin cepat pengobatan diberikan kepada penderita, maka semakin besar pula kemungkinan untuk sembuh. Contoh upaya : • Pengobatan Medis • BATRA (Pengobatan Tradisional) 4. Disability Limination/Pembatasan Disabilitas atau Kecacatan Upaya yang termasuk dalam tahap pencegahan sekunder ini bertujuan untuk mencegah resiko kecacatan dan resiko komplikasi. Contoh upaya : • Skrining/Deteksi Dini penyakit • ASI Ekslusif • Pelayanan KB 5. Rehabilitation/Rehabilitasi Rehabilitasi merupakan tahapan yang sifatnya pemulihan. Ditujukan pada kelompok masyarakat yang dalam masa penyembuhan sehingga diharapkan agar dapat segera benar-benar pulih dari sakit sehingga dapat beraktivitas dengan normal kembali. Upaya ini adalah satu-satunya yang termasuk dalam tahap pencegahan tersier. Contoh upaya : • Penambalan gigi