Berdansa hingga pagi dalam sebuah mimpi Suara detingan jam memudarkannya Jari yang menarikku turun ke bawah tangga Maka ku melangkah 3 tangga sekaligus Kau mulai gemetar dalam kereta Nah, gantilah baju tua itu lalu balik ke pesta... Suara yang memerintahiku 'tuk mencari seseorang lalu dengan pisau yang di tanganku, akan kuhabisi dirimu... Akulah sang malaikat yang mencuri hati semua orang dalam istana ini tanpa kecuali, termasuk cinta yang palsu Di dalam abu, sepatu gelas meleleh dengan warna merah terang Saatnya aku pergi, aku mulai gemetar karena matamu yang melihat jam Berlari dalam lereng, berdansa dengan kaki Aku menggapaikan jariku ke lehermu Kucium air matamu yang mengalir Tiba-tiba sesuatu menggetarkan dirimu... Kumohon 'tuk bel tak berdentang, aku memohon padamu Meski berkata "Tidak" dalam hati tapi tanganku telah menusukmu Tuan putri yang beraroma bahaya bagai serbuk mesiu matamu yang membara membuatku sadar, hingga topengku terpecah Sekarang dirimu telah menggoyahkan aku Rasanya bagai mimpi yang jauh Dari topeng gelas yang ternodai, diriku melihatmu yang bersinar Merobek gaunku yang indah, lalu membuang mahkotaku lalu kita pun saling berpandangan, tanda awal mula asmara Jiwa kita yang membara dan menginginkan satu sama lain Jika tangismu tak bisa kuhentikan, maka semuanya percuma Wahai waktu berhentilah, aku terhanyutkan olehmu Ku ingin menghitung semua detak jantungmu, tanpa henti sekalipun Perasaanku yang bergetar, kemudian teruslah membara Aku tidak bisa menahannya lagi, ini bagai mimpi indah