Delusi itu menganggap segala sesuatu sebagai aku, diriku, milikku 🙏

altruistik itu seperti memberi tanpa mengharap kembali/imbalan. kegembiraan altruistik yg dimaksud itu memancarkan kegembiraan dengan tulus, hal ini dapat dilakukan ketika meditasi cintakasih audio sutta hanya mengkonversi kitab suci ke dalam bentuk audio, semua istilah murni yg ada di kitab suci 🙏

Bukan begitu..😢

Itulah bedanya level ajaran kebijaksanaan sang Buddha. Butuh pemahaman di tingkat penginsafan jiwa. Tak cuma pemahaman mata, telinga & pikiran (awam). Awali dg niat, pelan2 akan mengerti. Belajar dr dasar, akan ketemu link nya.

aku (atman) adalah AKU (Paramatman).....Aku (Atman/Paramatman) TIDAK MUSNAH aku (atman) adalah AKU (Paramatman).....Aku (Atman/Paramatman) SELALU KEKAL

​@@widyakencana338aku adalah nama & rupa, tidak kekal, nampak kemunculannya, berubah, dan mengurai lenyap.

​@@satriobudiarjo3881yesus tingkatan cuma dewa. Sedangkan Buddha mencapai tingkat tertinggi yg telah lepas dari segala bentuk keterikatan dan keduniawian. *Demikianlah persepsi dari saya 😊

Pandangan salah salah satunya memandang adanya yang kekal.

@@syasya3722 Manusia abadi itu al: Sri Rama, Sri Krisna, Sg Budha, N. Isa AS ( versi Islam ), Yesus Kristus n N. Muhammad Saw. Bagi yg memahami konsep Wahdatul Adyan.

Kalau Yesus iya dan memang benar, tapi kalau Muhammad beda, ajarannya kebalikkan dari ajaran Buddha.

kzbin.info/www/bejne/bH-umaeipLWKjposi=LRNWnX7dzEXZ2Cp3 kzbin.info/www/bejne/kKPXpYV8n96MoLMsi=uuwvTQMDdH5M2mnz

dana sumbangan itu kan sukarela yah, kalau mau memberi silahkan, kalau tidak juga tidak apa2. yang menjadi pertanyaan uangnya dibuat apa? 1. untuk streaming di youtube butuh internet, internetnya bayar butuh uang. 2. untuk pembawa acara diberikan uang tanda terimakasih sebagai pengganti waktunya, ingat waktu yg terpakai bukan cuma saat dia omong diacaranya, tapi dia mesti merangkai kata2nya, lalu menyusun pertanyaan2 bila tidak ada pertanyaan dari audience, jadi butuh waktu utk research. apakah pembawa acara menerima uangnya? ada yang menerima ada juga mendanakan kembali ke panitia, ini kembali lagi ke perekonomian si pembawa acara, ingat ga semua orang berkecukupan. 3. untuk penceramah juga diberikan uang tanda terimakasih, sama ini juga sebagai pengganti waktunya dari ceramah dan research, ada yg menerima dan ada juga yang mendanakan kembali, kembali lagi ke perekonomian penceramahnya. Ada para Romo dan Ramani yang kadang cuma sebagai seorang guru tapi mendanakan kembali ke panitia, nanti panitianya menyimpan dananya untuk penceramah berikutnya. Kalau penceramahnya Bhikkhu/ni sudah seharusnya kita berdana, kan Bhante tidak kerja mencari uang, itu pun kita danakan ke dayaka yang mendampingi Bhante, karena Bhikkhu/ni tidak boleh memegang uang. 4. untuk pembangunan/renovasi tempat ibadah/Vihara, yah wajar saja tempat ibadah memang dibangun dari dana umat2nya, dari itu biasanya dicari oleh banyak yayasan yang mendukungnya, setelah tempat ibadah jadi pun, itu tetap butuh perawatan (seperti kebersihan, perbaikan bocor, dll) dan itu tetap butuh uang. 5. dana rupang Buddha, pembangunan rupang itu untuk membangkitkan keyakinan umatnya, dengan melihat rupang Buddha semoga umatnya mengingat ajarannya. 6. dll yang selalu harus diingat, bahwa semua yang kita dapatkan hari ini adalah hasil dari perbuatan baik masa lampau dan juga usaha dimasa kini, dan setiap hari kita menghabiskan banyak dari tumpukan buah kebaikan dari masa lampau, jadi kalau ada penggalangan dana itu sebenarnya adalah sebuah kesempatan untuk berbuat baik, untuk menambah tumpukan kebaikan kita, kalau kita tidak menambah siap2 habis nanti buah kebaikannya. masalah mungkin nanti ada oknum2 dari yayasan dapat menyalahgunakan dananya, itu sudah urusan oknum tersebut, membuat karma buruk sendiri, mendapatkan buah keburukannya sendiri. janganlah kita ketika melihat penggalangan dana lalu kita jadi berpikiran negatif, itu namanya kita sudah berbuat buruk dengan pikiran.