Presiden pilihan Ayu Ting-Ting
1:31
10 жыл бұрын
Пікірлер
@KokohSatriasumantri
@KokohSatriasumantri 3 ай бұрын
Rabel ini lucu sekali 😂😂😂😂
@bagustriana5271
@bagustriana5271 4 ай бұрын
Jadi lkon mereka, kisah cintanya spanjang jalan. ( rabell....
@DikaPutra-xh3gp
@DikaPutra-xh3gp 4 ай бұрын
Ka Hardi imut bed mukanya
@hasrudinhusari522
@hasrudinhusari522 5 ай бұрын
Cantik pun pasti ada karma
@user-gd4xk6tk5w
@user-gd4xk6tk5w 5 ай бұрын
Rapi cowo munafik karna tidak memperjuangkan cintanya sama bella rafi busitt kamu bukan cowo sejati🖕🖕
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🧤🧤🧤🧤🧤🧤🧤🧤🧤
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🎩🎩🎩🎩🎩🎩🎩🎩🎩🎩🎩🎩
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🎓🎓🎓🎓🎓🎓🎓🎓🎓
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🧢🧢🧢🧢🧢🧢🧢🧢🧢
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🕶🕶🕶🕶🕶🕶🕶
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
👓👓👓👓👓👓👓👓
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🥽🥽🥽🥽🥽🥽🥽🥽🥽🥽
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🥼🥼🥼🥼🥼🥼🥼🥼🥼
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🦺🦺🦺🦺🦺🦺🦺🦺
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
👔👔👔👔👔👔👔👔👔
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
👕👕👕👕👕👕👕👕👕
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🎃🎃🎃🎃🎃🎃🎃🎃🎃🎃
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🎄🎄🎄🎄🎄🎄🎄🎄🎄
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🎆🎆🎆🎆🎆🎆🎆🎆🎆🎆
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🎇🎇🎇🎇🎇🎇🎇🎇
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🧨✨🧨✨🧨✨
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🎐🎐🎐🎐🎐🎐🎐🎐
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🎎🎏🎎🎏🎎🎏
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🎗🎗🎗🎗🎗🎗🎗🎗🎗
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🎁🎁🎁🎁🎁🎁🎁🎁🎁
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
👣🗣👤👥
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🛀🛀🛀🛀🛀🛀🛀🛀
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🏊‍♂️🏊‍♂️🏊‍♂️🏊‍♂️🏊‍♂️🏊‍♂️🏊‍♂️🏊‍♂️🏊‍♂️
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🧖‍♂️🧖‍♂️🧖‍♂️🧖‍♂️🧖‍♂️🧖‍♂️🧖‍♂️🧖‍♂️🧖‍♂️
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🧍‍♂️🧍‍♂️🧍‍♂️🧍‍♂️🧍‍♂️🧍‍♂️🧍‍♂️🧍‍♂️🧍‍♂️
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🤯🥳🤯🥳🤯🥳
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🎉🎊🎉🎊🎉🎊
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🎂🔪🍰🍼🥛🍫🍬
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🤑🤑🤑🤑🤑🤑🤑🤑
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🧐🧐🧐🧐🧐🧐🧐🧐
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
😎🤓😎🤓😎🤓
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🤠🤠🤠🤠🤠🤠
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
👨‍✈️👨‍✈️👨‍✈️👨‍✈️👨‍✈️👨‍✈️👨‍✈️👨‍✈️👨‍✈️
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🎯🎯🎯🎯🎯🎯
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🎖🏆🏅🥇🥈🥉
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
👨‍🎓👨‍🎓👨‍🎓👨‍🎓👨‍🎓👨‍🎓👨‍🎓👨‍🎓👨‍🎓
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
👨‍💼👨‍💼👨‍💼👨‍💼👨‍💼👨‍💼👨‍💼👨‍💼👨‍💼
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🕴🕴🕴🕴🕴🕴🕴🕴
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
🕌🕋🚓🚔
@Ayu-up1de
@Ayu-up1de 6 ай бұрын
cvkl1234567890M3LETUSNYA PERUT WANITA H4MIL “Tolong! Tolong!” “Aaaaaaaaaa!” Terdengar suara teriakan wanita tepat tengah malam. Aku yang terkejut langsung terbangun dari tidur. Kebetulan, di rumah ini hanya ada aku dan Ibu karena suamiku-Mas Galih-sedang bekerja di luar daerah. “Ratih, bangun! Buka pintu cepat,” pinta Ibu sembari mengetuk pintu kamar. Dengan kepala yang masih pusing karena terpaksa bangun dari tidur, aku bergegas membuka pintu. Terlihat wajah tegang Ibu yang menampakkan ketakutan. Tangannya gemetar sembari memegang gagang pintu. “Kamu dengar suara teriakan wanita?” “Iya, Bu. Ratih mendengarnya, hanya saja tak tahu suara siapa.” “Jangan-jangan kembali terjadi tindakan kejahatan.” Terdengar suara motor berhenti depan rumah. Tak berselang lama terdengar ketukan pintu yang diketuk cepat dan kencang. Kami saling berpandangan sesaat. “Bu Miyah! Bu Miyah! Buka pintu. Ini saya, Wartini.” Setelah yakin kalau itu benar-benar Wartini, kami segera membuka pintu. Rupanya Wartini tak sendirian, ia datang bersama suaminya-Kang Popon. Wajah mereka pucat pasi seperti kehabisan darah. Senter yang dipegang Kang Popon terlihat bergetar. “Ada apa, Wartini?” “Bu Miyah cepat ke rumah Tinah, tolong.” Suara Wartini tertahan karena air matanya telah terjatuh duluan. “Ada apa dengan Tinah? Apa dia melahirkan? Tapi, seingat saya usia kandungannya baru lima bulan,” kata Ibu. “Kami tak tahu bagaimana awal mulanya, tiba-tiba perutnya m3letus malam ini.” Kali Ini Kang Popon yang menjelaskan karena Wartini tampak tak sanggup menceritakannya. “Hah? M3letus? Bagaimana bisa?” Mataku membulat seolah tak percaya dengan apa yang dikatakan Kang Popon. Perut Tinah m3letus? Bagaimana semuanya bisa terjadi? “Astaghfirullah, apakah benar berita yang kalian sampaikan?” tanyaku untuk memastikan kalau telinga tak salah mendengar. “Benar, Ratih. Makanya kami ke sini menjemput ibumu untuk melihat keadaan Tinah. Di rumah sudah ramai orang berdatangan, ada Bidan Dewi juga.” “Kalau begitu cepat kita berangkat,” ajak Ibu. Tanpa banyak bicara lagi kami segera berangkat mengendarai motor, jarak rumah Tinah tidak terlalu jauh. Kang Popon adalah kakak dari Tinah. Alasan mereka menjemput ibuku karena beliau adalah dukun beranak kampung ini. Kami tetap berangkat walau aku tahu Ibu pun kebingungan harus berbuat apa. Benar saja, di depan rumahnya sudah banyak orang yang datang. Tetangga sekitar beserta keluarganya. Kami segera masuk ke dalam rumah untuk melihat keadaan Tinah. Jantungku benar-benar berdetak kencang. “Masuk, Bu Miyah. Tinah di dalam kamar. Bidan Dewi juga barusan datang.” Hanya beberapa orang yang boleh masuk kamar, termasuk aku karena sering jadi asisten Ibu membantu proses kelahiran. Suara tangisan serta raungan memenuhi ruangan. Bidan Dewi tampak kebingungan sembari membersihkan d4rah yang keluar dari lubang perut Tinah. “Bu Miyah, tolong Tinah. Apa yang harus kita lakukan,” pinta ibu dari Tinah sambil menangis. “Sabar, ya. Saya coba bantu sebisanya,” ucap Ibu berusaha menenangkan. Kami sangat terkejut kala mendapati Tinah menggelinjang kesakitan hingga tak mampu lagi bersuara. Kondisi perutnya pecah dan meninggalkan lubang besar di sana. Di dalam keranjang rotan khusus bayi, ada janin yang sudah tak bernyawa lagi dan seluruh tubuhnya sudah tertutupi kain tipis pertanda kem4tian. Tampaknya orang lebih mementingkan Tinah karena bayi itu sudah dipastikan meninggal. Belum cukup umur untuk lahir. Kepanikan bertambah parah kala orang tua Tinah pingsan karena tak tahan melihat penderitaan anaknya. Kejadian kali ini benar-benar menguji mental. Suara berisik makin menjadi karena semua terjadi secara tiba-tiba. Aku segera menutup pintu kamar. “Apa yang harus kita lakukan? Ke rumah sakit cukup jauh, Tinah tak bisa dibawa.” Tentu saja ini situasi genting. Jika Tinah dipaksa ke rumah sakit malam ini, ia akan sangat menderita dalam perjalanan. Menahan sakit akibat luka parah bukanlah perkara mudah. Ia bisa meninggal di perjalanan, apalagi jalanan masih berbatu. “Tak ada jalan lain, Bu Miyah. Bantu saya bersihkan d4rahnya, lukanya akan segera dijahit,” kata Bidan Dewi. Aku turut membersihkan d4rah yang berhamburan keluar akibat pecahnya perut Tinah. Sebenarnya, aku penasaran mengapa perut Tinah bisa pec4h hingga perutnya rob3k tak beraturan. Belum saatnya bertanya, fokus dulu ke pengobatan Tinah. Aku bergidik kala terpaksa memandang perut serta rahim yang rusak parah. Bau amis menyeruak tajam dari kain-kain yang dipenuhi dar4h. Kami semuanya dalam kebingungan teramat sangat mendapati kejadian ini. Saat aku baru mengambil kain baru dari lemari, Ibu dan Bidan Dewi sudah berteriak karena Tinah sudah meninggal dunia. “Innalillahiwaiinnailaihi roji’un.” Satu hal yang mengerikan karena mayat Tinah matanya melotot tak bisa ditutup. Berkali-kali dicoba, tapi tetap sama saja. Mata itu membuka lebar dengan ekspresi kesakitan. Suasana bertambah heboh karena keluarga Tinah makin histeris menghadapi kenyataan ini. Aku pun turut menangis karena membayangkan betapa menderitanya nasib Tinah. Ia wanita yang hamil di luar nikah dan ditinggalkan seminggu setelah dinikahi kekasihnya. Sekarang, ia harus meninggal dengan cara tragis. Bayinya pun meninggal atas insiden aneh ini. “Tinah meninggal bersama bayinya, penderitaannya sungguh mengerikan.” “Bagaimana matanya belum mau ditutup.” “Nanti kita pikirkan, sekarang selesaikan dulu luka perutnya.” Bidan Dewi segera menutup wajah Tinah dengan kain. Luka perut Tinah tetap dijahit Bidan Dewi dengan bantuan kami. Cukup lama prosesnya, terlihat tangan Bidan Dewi gemetar setiap kali m3nusukkan jarum. Luka robek tak beraturan membuat jahitan pun terlihat sangat kacau. Benar-benar m3letus perutnya Tinah, lukanya aneh sekali. Perutnya telah tertutup rapi walaupun terlihat meng3rikan karena penuh jahitan. Suara lolongan serigala dari belakang gunung terdengar bersahut-sahutan kemudian disambut oleh suara beberapa ekor burung hantu yang tiba-tiba terbang dan bertengger di pohon samping jendela kamar Tinah. Suasana berubah mistis dan kami semua ketakutan. Ini untuk pertama kalinya terjadi di kampung kami. “Sudah selesai, kita usahakan sekarang tutup mata Tinah. Takut jadi aib nantinya, kasihan.” Aku dan Ibu mengangguk mendengar ucapan Bidan Dewi. Aku yang kini berada di bagian atas tubuh Tinah pun perlahan membuka kain penutup wajahnya. Betapa terkejutnya kala mataku menangkap pemandangan mengerikan hingga merinding sekujur badan. “Mata Tinah berkedip dua kali, Bu. Ratih takut.” “Hah? Berkedip?” “Iya, Ratih benar. Saya pun melihatnya,” sahut Bidan Dewi yang perlahan mundur. Kami berteriak serempak kala listrik langsung padam. Semuanya gelap gulita dan kurasakan ada genggaman tangan dingin dari bawah. Tangan itu terasa lengket seperti ada cairan pekat yang menempel di sana. “Ibu? Bidan Dewi? Kalian menggenggam tanganku?” tanyaku penuh ketakutan. Lanjut? Kbm app : Rasyidputri12 Judul : Meletusnya Perut Wanita Hamil read.kbm.id/book/detail/ac25e5ce-a4af-48d9-ae2c-0a7bdfc944a2
@muhammadfarhannaufal9358
@muhammadfarhannaufal9358 8 ай бұрын
Selamat datang 2024
@muhammadfarhannaufal9358
@muhammadfarhannaufal9358 8 ай бұрын
Kalei 2023
@uchynurrahmania5422
@uchynurrahmania5422 9 ай бұрын
Kalau bisa minta doa sih pengen berjodoh kembali sama Chiko Jerikho tapi Allah berkehendak lain