Kita sebagai bangsa yang bersosial dalam banyak perbedaan² di lingkungan sosial dapat merugi jika melupakan perbedaan. Contoh kecilnya, untuk membedakan lengkuas dengan kunyit pun kalau dilupakan mau jadi apa? Atau dalam keuangan yang memiliki ragamnya (bhinnekanya) kalau lupa untuk membedakannya kita sebagai orang Indonesia di Pematangsiantar pun bisa merugi besar. Apalagi kalau lupa membedakan / lupa mengenal perbedaan kuah soto dengan bensin. Rugi lah. Yang benar aja. Rugi dong!

Perbedaan di lingkungan sosial tidak untuk dilupakan! Tetapi belajar dari perbedaan itu. Karena dalam ilmu pasti ataupun sosial kita belajar mengenal perbedaan. Makanya belajar lah dari perbedaan. Kalau kita pun kelak melupakan perbedaan, akan banyaklah orang² buta huruf! Karena tidak mengerti membaca susunan huruf² yang membentuk kata dan kalimat.

Kalau orang yang menulis lirik mars itu tidak ingin mengenal perbedaan, gak usah dia hidup di bumi. Karena di bumi banyak perbedaan². Lagipula entah siapa tim penilai yang memenangkannya itu. Aneh². Diajak untuk lupakan perbedaan kok dimenangkan. Nanti gak bisa membedakan Jalan Merdeka dengan Jalan Sutomo cemana? Perbedaan apa lah yang ingin dilupakannya atau dienyahkan baginya olehnya? Perbedaan pendapat? Perbedaan wajah? Perbedaan usia? Perbedaan tubuh? Perbedaan apa? Perbedaan budaya? Perbedaan suku? Harus jelas dulu apa yang dimaksudnya dengan "Lupakan Perbedaan" itu, karena jadi Mars Kota. Kalau tadi cuma lagu untuk nyanyi²an di lapo tuak, di kamar mandi sambil BAB, atau di pinggir jalan gak masalah. Kalau gak bisa mengenal dan ingat perbedaan pun, kelak paskibraka mengibarkan sangsaka merah putih jadi putih merah. Lalu harus dianggap sama aja? Konyol kali. Entah apa pun gunanya dibuat Mars itu. Sudahlah Indonesia tetap Merdeka atau Maju Tak Gentar saja jadikan sebagai Mars Kota Pematangsiantar, penciptanya pun kelahiran Pematangsiantar. Lebih jelas, tanpa harus melupakan perbedaan dalam masyarakat yang beragam.

Sedangkan untuk keuangan, masyarakat saja pun harus tetap mengetahui dan ingat perbedaan antara uang asli dengan uang palsu. Apalagi masa² pemilu begini, nanti ada pula orang yang mencalonkan diri menjadi pejabat, tak taunya nyawer/sogok rakyat dengan uang palsu, sepalsu kepalsuannya cita²nya dan janji kampanyenya saat mencalonkan diri menjadi calon pejabat di wilayah Republik Indonesia! Maka itu lah! Masyarakat Pematangsiantar haruslah tetap ingat dan mengenal akan perbedaan² dan belajar dari perbedaan yang ada di sekitar lingkungan hidupnya. Tidak perlu melupakan perbedaan untuk hidup dalam kebhinekaan Indonesia yang memang Bhinneka! Karena negara Indonesia adalah negara yang menjamin perbedaan pendapat, suku bangsa, dan budaya. Melupakan perbedaan di Indonesia, sama saja melupakan diri sebagai bangsa dengan masyarakat yang berbeda-beda.

Mahasiswa pun sudah terpapar wabah dungu. Kenapa himpunan mahasiswa membiarkan frasa/lirik "lupakan perbedaan junjung toleransi dalam kebhinekaan" itu menjadi mars kota Pematangsiantar? Menginginkan kemajuan seperti apa rupanya hingga berupaya melupakan perbedaan di Indonesia? Apakah menginginkan masa depan tanpa perbedaan pendapat? Mars terkonyol yang pernah ku baca. Mars biasanya erat dengan pembangunan sosial masyarakat. Kalau Mars Kota Pematangsiantar itu dinyanyikan oleh orang² banyak, orientasinya menjadi apa? Menjadi masyarakat yang buta perbedaan? Mars omong kosong tidak bernilai makna. Masa' dengan melupakan perbedaan untuk bergotong royong. Nanti ujung²nya lupa lah bergotong royong. Joged² aja lah yang dikerjakan. Atau bergotong royong untuk melupakan perbedaan? Makin aneh! Jangan pula nanti maksudnya berbeda namun dituliskan menggunakan kata "lupakan perbedaan". Semisal "tangan bajumu singsingkan" namun dituliskannya sebagai "lupakan perbedaan". Kan mungkin saja, pencipta mars itu tidak memiliki perbendaharaan kata yang cukup dalam menuliskan karyanya, sehingga ditulisnya dengan "lupakan perbedaan" yang memang secara logika bahasa pun tidak tepat untuk kemajuan, karena melupakan perbedaan sama aja membodohi diri sendiri. Coba saja pencipta mars itu melupakan perbedaan dalam menjalani kehidupannya.

Taparangehon ma hatai dipardalanan ni golunta amen

Boleh konsul ke Rs. Jakarta Eye Center yaah