Рет қаралды 4
Kekuatan konteks sosio-kultural di daerah yang sejalan dengan pemikiran KHD adalah Budaya Gotong Royong (Kebersamaan). Hal tersebut tercermin pada salah satu Kaulinan Barudak yakni Permainan Oray-orayan. Kaulinan Barudak merupakan permainan anak dalam konteks budaya yang ada di wilayah Jawa Barat atau suku Sunda.
Penamaan pada permainan oray-orayan ini didasari oleh gerakan yang menyerupai ular, atau meniru ular. Namun setiap gerakan memiliki makna tersendiri. Makna tersebut ada yang mengartikan bahwa oray-orayan adalah permainan yang identik dengan simbol kuno yang merepresentasikan seekor naga atau ular yang memakan ekornya sendiri. Simbol tersebut mencerminkan refleksi diri atau siklus penciptaan diri.
Permainan oray-orayan banyak sekali mengandung nilai dalam mengolah jiwa sosial anak, kebersamaan, mengolah emosi, serta melatih sportivitas anak.
Selain itu oray-orayan juga bukan sekedar permainan seru-seruan saja, tapi memiliki nilai filosofis dari rangkain permainan dalam mempertahankan kearifan lokal sebagai local genius, yaitu kita harus mampu bertahan terhadap budaya luar.
Dalam hal ini sesuai dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yakni “Menasionalisasikan” yang berarti kita memiliki rasa bangga terhadap apa yang sudah kita miliki.