Jazaakumullah khairan Ustadz dan team 🙏🙏atas ilmu yg disampaikan
@nursapitri7113 Жыл бұрын
Bismillah alhamdulilah .syukron wa jazakumulloh khoiron .atas ilmu nya ustadz wa yubarokalloh fikum
@ummualfsyah6445 Жыл бұрын
Bismillah, Alhamdulillah alladzi bi ni'matihi tatimmush shoolihaat, semoga Allah senantiasa merahmati imam Nawawi, orangtua beliau, keluarga beliau, guru-guru beliau, para ulama, ustadz, keluarga, tim, para pemimpin kami, para orangtua kami, para guru guru kami dan anak anak kami, keluarga kami, serta seluruh umat muslim dimanapun berada. Jazakumullah kyairan katsiran ustadz, atas ilmu yang sangat bermanfaat ini, barakallah fiikum
@citrafitra6899 Жыл бұрын
Alhamdulillah
@nurayurakhmawati5985 Жыл бұрын
Jazakumullah Khairan ilmunya Ustadz🙏🏻
@nafisahsabarina Жыл бұрын
Jazakallahu Khair wa Barakallahu fiik ustadz
@ahmadrifai654210 ай бұрын
❤
@ahidamuhsin9538 ай бұрын
LAST PART Tanya: Bagaimana menyikapi Ibu yang secara konten pendidikannya benar dan sesuai syariat, tetapi caranya seperti mengintimidasi. Beberapa kali saya merasakan cara beliau seperti butuh pengakuan saya, butuh diakui kalau kontennya benar dan butuh diakui kalau dia total dalam mendidik saya. Ibu saya sering mengingatkan saya untuk menyisihkan sebagian uang saya ke dia, tetapi acaranya seakan seperti mau malak, semacam perkataan, ‘tidak ada rencana uang itu untuk mamah?’. Selain itu ada nilai yang menurut saya aneh dalam mendidik saya, kalau orang tua kasar atau salah bicara ke anak itu mudah maaf-maaf-annya, tetapi kalau kita salah bicara ke orang lain, orang bisa meninggalkan kita, makanya kita harus sopan ke orang lain. Dan memang Ibu saya itu cenderung lebih lembut ke pihak lain daripada ke saya, terus pas saya tagih dia untuk bicara selembut itu ke saya dia ngeles dan dalihnya hubungan antara saya dengan dia adalah Tarbiyah, sedangkan ke orang lain tidak. Saya sudah mengamalkan do’a اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا untuk orang tua di setiap sujud shalat Sunnah, rasanya tidak berat sih, karena saya faham itu perintah Allah. Tetapi saya masih ada rasa untuk hubungan saya dengan Ibu sebatas berbakti dan mendo’akan saja. Kalau cuhat-curhat masalah pribadi jangan deh, ibu saya tidak ada empatinya yang ada saya di beri nasihat, tetapi angle komunikasinya seperti menyalahkan dan terkadang nasihatnya pun diambil dari angle yang menguntungkannya saja. Jazakallah Khairan Ustadz. Jawab: Ketika kita menyebutkan orang tua itu dengan kata ganti orang ketiga, gunakan kata ‘Beliau’ di banding ‘dia dan dia’. Karena itu sesuai dengan firman Allah وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا “dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (QS Al-Isra’: 23). Dan itu lebih sesuai dengan kultur atau value kita, kultur ke Timur-an kita secara umum menyebutkan orang tua itu ‘Beliau bukan Dia’. Jadi untuk pelajaran ke depan kalau kita membicarakan orang tua itu menggunakan bahasa ‘Beliau bukan Dia’, agar lebih banyak pahalanya dari الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Dan ini salah satu contoh bahwa ketika ada masalah dalam diri hati anak kepada orangtuanya jangan semua dilimpahkan ke anak lalu anak di vonis tidak berbakti dan kurang ajar atau kurang berterima kasih dan seterusnya. Karena ada banyak anak itu atau mayoritas anak itu fitrahnya masih baik dan bukan hanya mayoritas tetapi semua anak yang lahir adalah suci, hadits dari Abu Hurairah رضي الله تَعَالَى عنه diriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ “Setiap anak dilahirkan dalam fitrahnya. Keduanya orang tuanya yang menjadikannya sebagai Yahudi, Nashrani atau Majusi” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Jadi anak itu lahir di atas fitrah dan banyak anak fitrahnya masih baik. Sama seperti penanya masih mendo’akan orang tua dan tahu ini perintah Allah dan tahu ini Wajib, tetapi untuk lebih dari itu banyak merasa berat, karena memang tidak mendapatkan kasih sayang, ketulusan dan keikhlasan dan itu berat. Tetapi walau bagaimanapun kita harus baik terhadap orang tua dan itu tidak mudah. Dan untuk orang tua, bantu anaknya untuk berbakti dengan mendidik mereka dan tanamkan keikhlasan dan ketulusan. Karena kalau kita tanamkan keikhlasan dan ketulusan maka panennya itu akan sesuai dengan yang kita tanam, kecuali kasus anomali. Namun secara umum apa yang kita tanam pasti panennya akan sama. Dan itu janji الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam QS Maryam: 96, apa kata Allah tentang orang-orang beriman dan beramal shalih? إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَٰنُ وُدًّا “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang” (QS Maryam: 96). Allah akan tanamkan kasih sayang dan saling mencintai. Lalu coba evaluasi keikhlasan kita, dan tidak usah khawatir bahwa orang yang ikhlas itu akan di jaga oleh Allah dan Allah akan masukan kasih sayang ke dalam hati anak-anak kita dan tanpa harus dengan mengungkit-ungkit. Jangankan manusia, manusia itu seperti yang Allah firmankan dalam QS At-Tin: 4 yaitu, لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS At-Tin: 4). Binatang pun ingat kepada orang yang telah berbuat baik kepada dia, padahal kita tidak berbicara dengan satu bahasa. Dan itu binatang, lalu bagaimana dengan manusia? dan sebaliknya kalaupun kita ungkit-ungkit itu tidak akan efektif dan itu mengarah kepada ketidakikhlasan. Dan kalau kita tidak ikhlas maka kita tidak akan sampai pada tujuan dan goals kita. Jadi ikhlaslah dalam mendidik anak dan prinsip itu bahwa ‘kalau orang tua kasar atau salah bicara ke anak itu mudah maaf-maaf-annya, tetapi kalau kita salah bicara ke orang lain, orang bisa meninggalkan kita, makanya kita harus sopan ke orang lain’, ini tidak sepenuhnya benar, mungkin di satu atau dua sisi bisa di terima dalam arti penyelesaian dengan keluarga peluangnya lebih besar daripada minta maaf kepada orang lain. Tetapi itu bukan disclaimer atau justifikasi bahwa kita lebih baik ke luar daripada ke dalam, namun justru sebaliknya Nabi ﷺ mengatakan, ابدأ بنفسك ثم بمن تعول “Mulailah dengan dirimu sendiri, kemudian baru kepada orang yang ada dalam tanggunganmu”. Hadits dari ‘Aisyah رضي الله تَعَالَى عنها meriwayatkan, Rasulullah ﷺ telah bersabda, خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِي “Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik bagi keluarganya. Dan aku orang yang paling baik bagi keluargaku” [HR. At Tirmidzi no: 3895 dan Ibnu Majah no: 1977 dari sahabat Ibnu ‘Abbas. Dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah no: 285]. Dan baik terhadap keluarga itu adalah parameter keikhlasan. Dan salah satu keterangan sebagian para ulama adalah karena orang akan sangat sulit bersandiwara dihadapan orang rumah dan orang akan memperlihatkan wataknya dihadapan orang rumahnya. Jadi kita bersama dengan anak itu adalah ujian keikhlasan dan itulah diri kita ketika kita bersama dengan anak kita, dan itu dari sisi orang tua. Adapun dari sisi anak, ini adalah ujian keikhlasan dan jangan jadikan kekurangan orang tua kita disebagian sisi sebagai justifikasi kita tidak perform dan kita tidak bertakwa dengan maksimal. Memang sangat sulit, tetapi kembali lagi ke QS Maryam: 96,إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَٰنُ وُدًّا “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang”. Dan ini PR kita bersama-sama. Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Sabtu, 26 Sha’ban 1444 AH/18 Maret 2023 Ahida Muhsin
@amranrangkuti48363 ай бұрын
Izin save
@hennyfutriyani4232 Жыл бұрын
Bismillah. Ustadz kok banyak iklan yg ada musiknya ustadz. Tidak bisa di hapus saja ustadz?
@ummibacain Жыл бұрын
Ustadz bagi yg punya ART enak ya gak setres ngurus anak2 rumah, tp kalo yg pas2an anak banyak apa2 sendiri yg namanya stres gak mgkn bisa dihindari.
@fahmirhezaalamsyah3944 Жыл бұрын
Brarti kl ada unsur kedzaliman tdk berlaku 3 cara Allah mengabulkan doa,tp di kabulkan di dunia