Рет қаралды 56
Surat Maryam. Surat Maryam terdiri atas 98 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, karena hampir seluruh ayatnya diturunkan sebelum Nabi Muhammad (Shalallahu Alaihi Wasallam) hijrah ke Madinah, bahkan sebelum sahabat-sahabat beliau hijrah ke negeri Habsyi. Menurut riwayat Ibnu Mas'ud, Ja'far bin Abi Thalib membacakan permulaan surat Maryam ini kepada raja Najasyi dan pengikut-pengikutnya di waktu ia ikut hijrah bersama-sama sahabat-sahabat yang lain ke negeri Habsyi. Surat ini Dinamakan Maryam, karena surat ini mengandung kisah Maryam, ibu Nabi Isa (Alaihi Salam) yang serba ajaib, yaitu melahirkan putranya lsa (Alaihi Salam), sedang ia sebelumnya belum pernah dikawini atau dicampuri oleh seorang laki-laki pun. Kelahiran Isa (Alaihi Salam) tanpa bapa, merupakan suatu bukti kekuasaan Allah (Subhanahu Wa Ta'ala) Pengutaraan kisah Maryam sebagai kejadian yang luar biasa dan ajaib dalam surat ini, diawali dengan kisah kejadian yang luar biasa dan ajaib pula, yaitu dikabulkannya doa Zakaria (Alaihi Salam) oleh Allah (Subhanahu Wa Ta'ala), agar beliau dianugerahi seorang putera sebagai pewaris dan pelanjut cita-cita dan kepercayaan beliau, sedang usia beliau sudah sangat tua dan isteri beliau seorang yang mandul yang menurut ukuran ilmu biologi tidak mungkin akan terjadi.
Kesimpulan Surat Maryam. Surat Maryam menyoroti pentingnya merenungkan kejadian-kejadian di alam semesta dalam konteks penciptaan oleh Allah, mencakup peristiwa-peristiwa yang sesuai dengan sunnah-Nya dan yang luar biasa serta ajaib, yang terjadi pada orang-orang pilihan Allah untuk memperkuat iman manusia. Dalam aspek keimanan, surat ini menegaskan bahwa Allah berbuat sesuai kehendak-Nya, meskipun terkadang menyimpang dari hukum-hukum alam, dan menolak anggapan bahwa Isa (Alaihi Salam) adalah anak Allah. Jibril (Alaihi Salam) diutus untuk membawa wahyu kepada para rasul atas perintah Allah, dan pada hari kiamat, setiap individu akan menghadap Allah sebagai hamba. Kisah-kisah yang diceritakan meliputi pengabulan doa Zakaria (Alaihi Salam) untuk mendapatkan anak meskipun dalam usia tua dan istri mandul, kelahiran Isa (Alaihi Salam) tanpa bapak, serta kisah Nabi Ibrahim (Alaihi Salam) dengan ayahnya, Musa (Alaihi Salam) sebagai pilihan Allah, Ismail (Alaihi Salam) yang setia pada janjinya, dan Idris (Alaihi Salam) yang memiliki iman kuat. Selain itu, surat ini memberikan ancaman bagi mereka yang meninggalkan shalat dan mengikuti hawa nafsu, serta kabar gembira bagi orang-orang yang bertaubat dan beramal saleh, sambil menjelaskan keadaan di surga dan bahwa membiarkan orang sesat setelah diberi petunjuk adalah bagian dari sunnah Allah.