Рет қаралды 33,321
Bekerjasama dengan Teater Utan Kayu dan Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Penerbit KPG menyelenggarakan sesi kedua dari rangkaian serial Science Underground Jumat, 13 Maret 2020 (tepat sebelum pemerintah DKI Jakarta menerapkan PSBB pertama).
Manusia memiliki dua sistem berpikir. Berpikir otomatis dan berpikir manual. Intusi, insting, dan kecepatan kita membaca situasi adalah hasil evolusi warisan nenek moyang kita yang telah menyelamatkan spesies kita. Kemampuan ini disebut juga sistem satu. Sedangkan kemampuan kita memproses informasi, melihat segala sesuatu lebih menyeluruh, logis, dan rasional didapatkan dari sistem dua. Jika kita sering melakukan sesuatu hingga tanpa sadar kita telah menyelesaikannya, kita telah mengubah sistem dua menjadi sistem satu. Contohlah kemampuan kita menyetir mobil. Awal belajar, tentu kita akan kesulitan menyesuaikan jarak, menyingkronkan antara tangan, kaki, dan mata kita, dan banyak hal lain yang harus kita olah di sistem satu. Namun, ketika kita sudah mulai terbiasa, kemampuan kita menyetir akan dialihkan ke sistem dua.
Daniel Kahnemann bersama rekannya, Amos Tversky telah melakukan riset bertahun-tahun mengamati perilaku manusia dalam mengambil sebuah keputusan. Disiplin ilmu yang akhirnya membawa Daniel Kahnemann mendapatkan Nobel Memorial Prize di bidang Ilmu Ekonomi, meskipun ia berlatar belakang psikologi. Daniel Kahnemann pun akhirnya mendokumentasikan penelitiannya tersebut yang menghasilkan disiplin ekonomi perilaku dalam buku "Thinking Fast and Slow".
Ada 12 bab "Thinking Fast and Slow" dari buku yang dipaparkan dengan singkat, padat, dan jernih oleh Afutami sebagai pembaca yang berbagi pengalaman membacanya di sesi Science Underground: Jebakan Berpikir kali ini.
------
Ini merupakan kali pertama Andhyta F. Utami, atau yang akrab disapa Afutami, menjadi pembicara dalam Science Underground di Teater Utan Kayu, Jakarta. Afutami dikenal sebagai anak muda yang peduli dengan isu-isu terkait kebijakan publik, masalah sosial, hingga lingkungan hidup.