AKU HAUS - Sepotong kisah dari Theresia Lisieux bagi pertobatan jiwa yang haus

Aku Haus - naskah yang ditulis dan disutradari Sr. Bene Xavier MSsR merupakan sebuah kisah nyata yang terjadi pada periode 1886-1887 di Lisieux Perancis yang dialami oleh Santa Theresia.
Theresia yang berusia 14 tahun baru saja pindah ke Lisieux Perancis bersama ayahnya, Louis Martin setelah kematian ibunya. Kakak-kakaknya masuk biara. Pada suatu malam Natal di tahun 1887, Theresia melihat sosok bayi Yesus dalam palungan. Ia tergerak hati karena melihat sosok bayi yang sendirian dan kedinginan. Sejak peristiwa itu, ia merasa ingin menjadi sahabat Yesus bahkan menganggap dirinya sebagai mainan Yesus. Ia sering berdoa di katedral St. Peter di Lisieux, termasuk mendoakan Pranzini, seorang buronan di Lisieux agar bertobat.
Aku haus, seruan yang didengar Theresia dari salib Yesus adalah seruan Yesus yang haus akan pertobatan jiwa-jiwa yang miskin. Jiwa yang miskin akan iman, jiwa yang miskin akan harapan, jiwa yang miskin akan kasih. Barangkali jiwa kita pun masih miskin, hingga kita senantiasa merasa haus.
Di hadapan Yesus yang lahir dalam palungan, dan di hadapan Yesus yang tergantung di salib, Theresia mengalami perjumpaan. Sebuah pengalaman spiritual yang telah membawa jiwa-jiwa yang haus untuk datang kembali kepada Tuhan.
Kini Theresia telah menjadi seorang kudus bagi Gereja Katolik, ia dikenal dengan nama Santa Theresia Lisieux atau Santa Theresia Kanak-Kanak Yesus. Santa yang meninggal pada usia 24 tahun sebagai seorang biarawati Karmel itu telah diangkat menjadi pelindung misi sekaligus doktor Gereja karena ajarannya tentang kesetiaan pada kesederhanaan.