Рет қаралды 7,581
Pertama kali saya tertarik untuk mempelajari lubang hitam adalah saat masih duduk di bangku SMA, setelah membaca buku populer tentang alam semesta karya Dr. Sandi Setiawan. Sejak saat itu, saya bercita-cita menjadi fisikawan teoretik dengan spesisalisasi teori gravitasi dan lubang hitam. Perjalanan panjang untuk bisa menjadi fisikawan teori telah saya lalui, mulai dari program sarjana dan magister di jurusan fisika Institut Teknologi Bandung, dan program Ph.D. di Saskatchewan University, Kanada. Disertasi doktoral yang diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan program Ph.D. saya berjudul “Holography for Rotating Black Holes’’, yang berisi beberapa telaah tentang aspek fisis lubang hitam berputar menggunakan teknik holografi. Dalam teknik holografi, permasalahan terkait gravitasi dalam ruang-waktu berdimensi D dapat didekati dengan teori tanpa gravitasi dalam ruang-waktu berdimensi D-1.
Suatu kejadian menarik pernah saya alami di awal masa studi di Kanada. Saat makan siang bersama, salah satu rekan sesama mahasiswa paska sarjana di sana menanyakan apa topik penelitian saya. Saat dijawab bahwa saya mempelajari lubang hitam, dengan spontan dan sedikit tersenyum dia menimpali dengan pertanyaan: ’’ why are you studying objects that don’t exist’’. Memang, meski lubang hitam cukup populer di kalangan awam, namun saat itu belum ada citra lubang hitam hasil pengamatan astronomi yang berhasil didapatkan. Gambar dan citra lubang hitam yang ditemukan di internet atau buku teks hanyalah berupa karya seni seniman atau hasil simulasi. Juga tidak sedikit ilmuwan yang meragukan keberadaan lubang hitam, termasuk Einstein sendiri di awal-awal perkembangan teori gravitasi relativistik.
Namun semua keraguan tentang keberadaan lubang hitam kini telah terjawab. Para astronomer dan insinyur dalam kolaborasi Event Horizon Telescope (EHT) akhirnya berhasil mendapatkan sebuah citra lubang hitam di pusat galaksi Messier 87 (M87), yang termasuk golongan lubang hitam supermasif dengan massa miliaran kali massa matahari. Pengumuman ini dilakukan Rabu malam WIB, 10 April 2019, sekitar pukul 20.00. Terhitung mulai saat itu, lubang hitam yang selama ini cukup sering dipandang sebagai objek sains fiksi, sekarang menjadi fakta. Lubang hitam yang selama ini ditampilkan lewat karya seni atau hasil simulasi, sekarang telah kita lihat benar wajah aslinya, dan memang sesuai prediksi teori gravitasi Einstein.
Einstein mempublikasikan teori gravitasinya sekitar seabad lalu, tahun 1915. Tidak lama berselang setelah Einstein publikasikan karyanya tersebut, astronomer Jerman Karl Schwarzschild berhasil menemukan solusi eksaknya. Penemuan oleh Karl Schwarzschild ini sebenarnya diluar perkiraan Einstein sendiri, karena menurut sang pencetus teori, sistem persamaan diferensial parsial yang terlibat dalam teori tersebut terlalu sulit untuk ditemukan solusi eksaknya. Solusi Schwarzschild ini menggambarkan struktur ruang-waktu kosong, dan ini benar-benar mencerminkan situasi yang terjadi di luar lubang hitam.
Artikel tentang Lubang Hitam (Bagian 1), dapat dibaca pada link berikut:
fisika.unpar.ac.id/lubang-hita...
Artikel tentang Lubang Hitam (Bagian 2), dapat dibaca pada link berikut:
fisika.unpar.ac.id/lubang-hita...
Narasumber:
Haryanto Mangaratua Siahaan, Ph.D. - Dosen Jurusan Fisika Fakultas Teknologi Informasi dan Sains
Tim Produksi:
Pusat Inovasi Pembelajaran UNPAR
90's Studio