Apakah ada Dalil Bid'ah Hasanah? - KH Muhammad Idrus Ramli

  Рет қаралды 684

Al Musnad Media

Al Musnad Media

2 жыл бұрын

Al Musnad Media adalah media dakwah yang berusaha bermanfaat bagi ummat.
.
Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya
“demi Allah, apabila Allah memberikan hidayah kepada seorang laki-laki dengan perantaraan usahamu, maka hal itu lebih baik daripada engkau memiliki unta-unta merah.” (muttafaq ‘alaih).
.
mari kita mempererat ukhuwah islamiyah, menjadi ummat terbaik dengan saling menasehati,
silahkan share video ini kepada sahabat, keluarga dan orang orang yang kita cintai karena allah ta'ala.
.
mohon dukung media dakwah ini dengan cara like, share dan klik tombol subscribe,
.
jangan lupa nyalakan loncengnya agar anda mendapatkan notifikasi ketika ada video baru dari channel ini.
.
kami ucapkan jazakumullahu khairan

Пікірлер: 7
@rizal158
@rizal158 2 жыл бұрын
Masya Allah.. Barakallah.. Syaikhunah KH.Muhammad Idrus Ramli 🤲
@serbanhijau48
@serbanhijau48 9 ай бұрын
Pak Idrus ... sila tonton sampai akhir
@HaryantoSMP1PaliyanGK
@HaryantoSMP1PaliyanGK Жыл бұрын
*Tafsir Bid'ah antara Salafi dan Aswaja.* Orang Salafi atau Wahabi mengatakan menurut hadits, _"Kullu bid'atin dhalalah”._ Kata *kullu* secara umum berarti “setiap," atau berarti juga "semua." Setiap (semua) bid'ah itu sesat. Semuanya, intinya begitu, tanpa kecuali ! Tetapi menurut Aswaja, tidak semua bid'ah itu sesat. Menurutnya, kata *kullu* dalam AlQuran dan Hadits bila dihubungkan dengan ayat-ayat atau hadits lain itu bisa bermakna "sebagian" atau "tidak mutlak semua". Contohnya, kata orang Aswaja, di Surah Al-Anbiya disebutkan, _"Kami jadikan setiap _*_(kullu)_*_ sesuatu yang hidup berasal dari air"._ Tetapi di Surah Ar-Rahman ada juga ayat, _"Dan Dia menciptakan jin berasal dari nyala api tanpa asap."_ Ada juga kata hadits, _"Malaikat diciptakan berasal dari cahaya."_ Maksudnya, dari dalil-dalil diatas tidak setiap *(kullu)* yang hidup itu berasal dari air, makhluk hidup jin berasal dari api dan malaikat dari cahaya. Dengan kata lain, makna *kullu* bisa berati "sebagian," tidak setiap atau "tidak mutlak" semua. Kata orang Aswaja, hadits, *_"Kullu_*_ (semua) anak Adam yang meninggal dunia seluruh tulangnya akan habis jasadnya dimakan tanah."_ Tetapi juga ada hadits, _"Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi."_ Ada hadits yang mengatakan para syuhada dan penghafal AlQuran juga. Bahkan banyak kisah dan bukti dari hamba-hamba Allah yang sholeh jasadnya tetap utuh tidak dimakan tanah setelah matinya walaupun kisah-kisah karomah para wali demikian diingkari sebagian umat sebagai cerita TBC _(Tahayul, Bid'ah, Churafat)._ Kata orang Aswaja, sahabat Usman bin Affan pernah ditanya, _"Apakah ini perintahmu?”_ Lalu jawab Khalifah Utsman bin Affan, *_"Kullu_*_ (sebagian) itu adalah perintahku dan sebagiannya bukan perintahku."_ Kata orang Aswaja dari dalil-dalil diatas, kata *kullu* mempunyai dua makna, yaitu bisa "setiap atau semua," tetapi juga bisa berarti "tidak mutlak" semua atau "sebagian." *Kullu* dapat bermakna "sebagian" jika ada dalil lain yang memberi pengecualian. Dalam dalil *_kullu_*_ bidah dhalalah,_ ada hadist lain yang memberi pengecualian terhadap makna "setiap," diantaranya hadits berikut, _"Siapa yang memulai _*_satu perkara baru yang baik,_*_ lalu hal tersebut dikerjakan, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan siapa yang memulai _*_satu perkara baru yang buruk,_*_ lalu hal tersebut dikerjakan, maka ia akan mendapatkan dosanya dan dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dari dosa mereka sedikit pun."_ Menurut orang Aswaja, yang dimaksud hal baru yang baik atau buruk dalam hadits diatas adalah *bid'ah* itu sendiri kalau mau "kontekstual" dalam memahami maksud yang dikandung. Tetapi bagi orang-orang yang faham keagamaannya "tekstual" seperti Wahabi atau Salafi bilang, _"Mana ada bid'ah yang baik, semua bid'ah itu sesat, buruk. Namanya saja bid'ah kok baik?_ Kata orang Aswaja, bid'ah terjadi untuk pertama kalinya setelah Nabi meninggal menurut hadits riwayat Imam Bukhari dikatakan, pengumpulan AlQuran awalnya dianggap bid'ah oleh Khalifah Abubakar Ash-Shidiq tetapi shahabat Umar bin Khathab berkali-kali meyakinkan bahwa itu keharusan yang baik _(bid'ah hasanah)._ Akhirnya Khalifah Abubakar berkata, _"Berkali-kali Umar mencoba meyakinkan aku, lalu Allah melapangkan dadaku dengan menerima kreasi Umar untuk mengumpulkan AlQuran."_ (H.R Bukhari). Shalat tarawih berjamaah 20 rakaat sebulan penuh di Masjidil Haram dan Nabawi sampai sekarang ini sesungguhnya tradisi peninggalan dari kreasi amirul mukminin Khalifah Umar. Bahkan beliau mengatakan, _"Ni'mat al bid'atu hadzihi" (sebaik-baik bid'ah adalah ini)._ Dari beberapa kisah zaman shahabat, tabi'in, tabiut tabi'in, kata orang Aswaja, Imam Syafii kemudian menyimpulkan bahwa bid'ah ada dua yaitu bid'ah yang baik *(bid'ah hasanah)* dan bid'ah yang sesat *(bid'ah dholalah).* Imam Syafii juga mengarang shalawat yang kemudian dikenal dengan nama Shalawat Imam Syafii didalam kitabnya Ar-Risalah. Bisa jadi orang yang tidak sepaham akan menganggap bid'ah Imam Syafii ini membuat kreasi shalawat bukan dari Nabi. Termasuk shahabat Ibnu Abbas juga memiliki shalawat (Shalawat Ibn Abbas) yang ia susun sendiri. Demikian juga shalawat dari sahabat Ibnu Mas'ud. Bahkan, kata orang Aswaja, sebetulnya banyak kisah-kisah dalam riwayat shahih dari kalangan shahabat, tabiin dan salafus shaleh yang bisa jadi akan dihukumi bid'ah bagi orang yang tidak sepaham. Misalnya kreasi Khalifah Utsman bin Affan yang mempelopori adzan setiap sholat Jumat sebanyak dua kali. Shahabat Abu Hurairah berdzikir membaca tasbih 12.000 kali perharinya sebelum tidur. Shofiyah (istri Nabi) dzikir rutinnya 4000 kali. Shahabat Bilal bin Rabah melakukan shalat sunnah wudhu sehabis wudhu sebagai bentuk rasa syukur dll. Dizaman sesudahnya, kata orang Aswaja, adalah cicit Nabi sendiri yaitu Imam Ali Zainal Abidin bin Hussain bin Ali bin Abu Thalib dikenal seorang tabi'in yang hidupnya zuhud dalam sehari semalamnya shalat sunnah 1000 rakaat. Imam Ahmad bin Hanbali pemuka Madzab Hanbali yang hidup pada zaman generasi salaf juga dikenal zuhud yang kesehariannya secara rutin shalat sunnah 300 rakaat. Imam Ahmad bin Hanbali juga dikenal imam ahli hadist karena hafal satu juta hadits. Kata orang Aswaja, banyak orang-orang pesantren *mengamalkan hizib-hizib* (kumpulan dzikir) ciptaan ulama terdahulu. Misalnya, Hizib Bukhari dari Imam Bukhari, Hizib Ghazali dari Imam Ghazali, Hizib Nawawi dari Imam Nawawi dan lain-lain. Tetapi kata orang Salafi, hizib-hizib itu bid'ah, apakah Nabi mendelegasikan menyusun dzikir-dzikir seperti hizib-hizib itu? Demikianlah perbedaan Salafi dan Aswaja dalam menafsirkan hadits tentang bid'ah. _Wallahu a'lam bishawab._ ✍️gh
@KaromatulMuktasiva-gf3oz
@KaromatulMuktasiva-gf3oz 5 ай бұрын
Tapi yang bilang semua bidah itu sesat kan rosululoh
@turobdjuhani3032
@turobdjuhani3032 4 ай бұрын
IDRUS RAMLI HANYA TAHU HADITS BID’AH SESAT HANYA KULLU BID’ATIN DOLALLAH. SAYA BUKAN ULAMA DAN BUKAN USTADZ, TAPI BANYAK MENELITI KITAB-KITAB PARA ULAMA AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH. BANYAK DALIL AL QURAN DAN HADITS YANG DITULIS UILAMA TENTANG BID’AH SESAT. A. KITAB RIYADUSH SHALIHIN OLEH ULAMA BESAR MAZHAB SYAFI’I, YAITU IMAM AN NAWAWI. SAYA PUNYA TERJEMAHANNYA OLEH ASEP SOBARI, LC, PENERBIT BENING, 1985. BAB 18 HAL.217, JUDUL BAB “ LARANGAN MELAKUKAN BID’AH” DI BAB ITU IMAM AN NAWAWI BERDALIL DENGAN 5 AYAT AL QURAN DAN 3 HADITS SHAHIH. IMAM AN NAWAWI MENGATAKAN SEMUA BID’AH TERLARANG ATAU SESAT, DAN TIDAK ADA BID’AH HASANAH. TENTANG HADITS SUNNAH SYAI’AH DIMASUKKAN KE DALAM BAB “MEMBERI CONTOH PERBUATAN BAIK ATAU BURUK” JADI BUKAN DALIL BID’AH HASANAH. B. KITAB AL I’TISAM OLEH IMAM ASY SYATIBI. BANYAK DALIL BID’AH SESAT TIDAK ADA BID;AH HASANAH. PALING BERBAHAYA BAGI PELAKU BID’AH DIANGGAP OLEH ALLAH SEBAGAI PEMECAH BELAH AGAMA. FRIMAN ALLAH AZZA WA JALLA: “Sesungguhnya orang-orang yang mememcah belah agama mereka dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggungjawabmu terhadap nmereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang mereka perbuat.” (Al An’am 159). Ayat ini disampaikan penafsirannya dalam hadits yang diriwayatkan dari jalur Aisyah r.a., dia berkata: “Rosulullah sholallahu ‘alaihi was salam bersabda, “Wahai Aisyah, mengenai firman Allah azz awa Jalla, ‘Sesungguhnya orang-orang yang mememcah belah agama mereka dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, ‘Siapakah mereka?. “Aku menjawab Allah dan Rosulnya lebih mengetahui” Beliau bersabda, “ Mereka adalah orang-orang yang mengikuti nafsu, para pelaku bid’ah, dan para pelaku kesesatan dari umat ini. Wahai Aisyah, sesungguhnya setiap dosa memiliki taubat, kecuali bagi mereka orang-orang yang mengikuti nafsu, para pelaku bid’ah. Mereka tidak memiliki taubat, dan aku berlepas diri dari mereka, sebafaimana mereka berlepas diri dariku.” (Al I’tisam jilid 1 oleh Imam SyatIbi, hal. 82 dan 83). C. KITAB “ Intisari ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah” oleh ‘Abdullah bin ‘Abdul Hamid al-Atsari. ANTARA LAIN MEMUAT “WASIAT DAN PERNYATAAN PARA SAHABAT DAN IMAM AHLUS SUNNAH TENTANG BERITTIBA’ DAN LARANGAN BERBUAT BID’AH” 1. Muadz bin Jabal berkata: (Sahabat) “Wahai manusia, raihlah ilmu sebelum ilmu itu diangkat! Ingatlah bahwa diangkatnya ilmu itudengan wafatnya ahli ilmu. Hatu-hatilah kamu terhadap bid’ah, perbuatan bid’ah, dan tanaththu’ (melampaui). Berpegang teguhlah pada urusan kamu yang terdahulu (berpegang teguhlah pada Al Qur’an dan sunnah). 2. Hudzaifah bin Al Yamaan (sahabat) berkata: “Setiap bid’ah yang tidak pernah diilakukan oleh Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai ibadah, janganlah kamu melakukannya! Sebab, generasi pertama tidak memberikan kesempatan kepada generasi berikutnya, untuk berpendapat (dalam masalah agama). 3. ‘Abdullah bin Mas’ud (sahabat) juga berkata: “Hendaklah kalian mengikuti dan janganlah kalin berbuat bid’ah. Sungguh kalian yelah dicukupi, berpegang teguhlah pada urusan kalian yang terhdahulu(Maksudnya Al Qur’an dan Sunnah). 4. ‘Abdullah bin Umar (sahabat) berkata: “Setiap bid’ah adalah sesat walaupun manusia mengangggapnya baik.” 5. Amirul Mukminin ‘Ali bin Abi Thalib (sahabat) berkata: “Seandainya agama itu(berdasarkan) pemikiran, pastilah bawah sepatu khuf lebih utama untuk diusap daripad bagian atasnya. Akan tetapi, saya melihat Raulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusp atasnya. 6. Imam al Auza’i berkata: “Hendaklah engkau berpegang dengan atsar para pendahulu(salaf) meskipun orang-orang menolakmu. Selain itu, jauhkanlah dirimum dari pendapat para tokoh meskipun ia menghiasi pendapatnya dengan perkataan yang indah. Sesungguhnya hal ituu akan jelas jelas, sedang kamu berada di jalan yang lurus.” 7. Ayub as-Sakhtyiyani berkata: “Tidaklah Ahlul bid’ah itu bertambah sungguh-sungguh dalam bid’ahnya), melainkan semakin bertambah pula kejauhannya dari Allah.” 8. Hassan bin Athiyyah berkata: “Tidaklah suatu kaum berbuat bid’ah dalam agamnya melainkan tercabut dari sunnah mereka seperti itu pula.” 9. Muhammad bin Sirin baerkata: “Para salaf pernah mengatakan: ‘Selama seseorang berada di atas atsar, pastilah ia di atas jalan (yang lurus). 10. Imam asy-Syafi’I berkata: “Semua masalah yang telah saya katakana tetapi bertentangan dengan sunnah, maka saya akan rujuk, saat hidupku maupun setelah wafatku.” 11. Imam Ahmad bin Haanbal berkata: “Pokok sunnah menurut kami (ahlus Sunnah wal Jama’ah) adalaha berpegang teguh pada apa yang dilakukan para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengikuti mereka serta meninggalkan bid’ah. Segala bid’ah itu adalah sesat. (Dikutip dari kitab “ Intisari ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah” oleh ‘Abdullah bin ‘Abdul Hamid al-Atsari).
@turobdjuhani3032
@turobdjuhani3032 4 ай бұрын
IDRUS RAMLI HANYA TAHU HADITS BID’AH SESAT HANYA KULLU BID’ATIN DOLALLAH. SAYA BUKAN ULAMA DAN BUKAN USTADZ, TAPI BANYAK MENELITI KITAB-KITAB PARA ULAMA AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH. BANYAK DALIL AL QURAN DAN HADITS YANG DITULIS UILAMA TENTANG BID’AH SESAT. A. KITAB RIYADUSH SHALIHIN OLEH ULAMA BESAR MAZHAB SYAFI’I, YAITU IMAM AN NAWAWI. SAYA PUNYA TERJEMAHANNYA OLEH ASEP SOBARI, LC, PENERBIT BENING, 1985. BAB 18 HAL.217, JUDUL BAB “ LARANGAN MELAKUKAN BID’AH” DI BAB ITU IMAM AN NAWAWI BERDALIL DENGAN 5 AYAT AL QURAN DAN 3 HADITS SHAHIH. IMAM AN NAWAWI MENGATAKAN SEMUA BID’AH TERLARANG ATAU SESAT, DAN TIDAK ADA BID’AH HASANAH. TENTANG HADITS SUNNAH SYAI’AH DIMASUKKAN KE DALAM BAB “MEMBERI CONTOH PERBUATAN BAIK ATAU BURUK” JADI BUKAN DALIL BID’AH HASANAH. B. KITAB AL I’TISAM OLEH IMAM ASY SYATIBI. BANYAK DALIL BID’AH SESAT TIDAK ADA BID;AH HASANAH. PALING BERBAHAYA BAGI PELAKU BID’AH DIANGGAP OLEH ALLAH SEBAGAI PEMECAH BELAH AGAMA. FRIMAN ALLAH AZZA WA JALLA: “Sesungguhnya orang-orang yang mememcah belah agama mereka dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggungjawabmu terhadap nmereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang mereka perbuat.” (Al An’am 159). Ayat ini disampaikan penafsirannya dalam hadits yang diriwayatkan dari jalur Aisyah r.a., dia berkata: “Rosulullah sholallahu ‘alaihi was salam bersabda, “Wahai Aisyah, mengenai firman Allah azz awa Jalla, ‘Sesungguhnya orang-orang yang mememcah belah agama mereka dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, ‘Siapakah mereka?. “Aku menjawab Allah dan Rosulnya lebih mengetahui” Beliau bersabda, “ Mereka adalah orang-orang yang mengikuti nafsu, para pelaku bid’ah, dan para pelaku kesesatan dari umat ini. Wahai Aisyah, sesungguhnya setiap dosa memiliki taubat, kecuali bagi mereka orang-orang yang mengikuti nafsu, para pelaku bid’ah. Mereka tidak memiliki taubat, dan aku berlepas diri dari mereka, sebafaimana mereka berlepas diri dariku.” (Al I’tisam jilid 1 oleh Imam SyatIbi, hal. 82 dan 83). C. KITAB “ Intisari ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah” oleh ‘Abdullah bin ‘Abdul Hamid al-Atsari. ANTARA LAIN MEMUAT “WASIAT DAN PERNYATAAN PARA SAHABAT DAN IMAM AHLUS SUNNAH TENTANG BERITTIBA’ DAN LARANGAN BERBUAT BID’AH” 1. Muadz bin Jabal berkata: (Sahabat) “Wahai manusia, raihlah ilmu sebelum ilmu itu diangkat! Ingatlah bahwa diangkatnya ilmu itudengan wafatnya ahli ilmu. Hatu-hatilah kamu terhadap bid’ah, perbuatan bid’ah, dan tanaththu’ (melampaui). Berpegang teguhlah pada urusan kamu yang terdahulu (berpegang teguhlah pada Al Qur’an dan sunnah). 2. Hudzaifah bin Al Yamaan (sahabat) berkata: “Setiap bid’ah yang tidak pernah diilakukan oleh Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai ibadah, janganlah kamu melakukannya! Sebab, generasi pertama tidak memberikan kesempatan kepada generasi berikutnya, untuk berpendapat (dalam masalah agama). 3. ‘Abdullah bin Mas’ud (sahabat) juga berkata: “Hendaklah kalian mengikuti dan janganlah kalin berbuat bid’ah. Sungguh kalian yelah dicukupi, berpegang teguhlah pada urusan kalian yang terhdahulu(Maksudnya Al Qur’an dan Sunnah). 4. ‘Abdullah bin Umar (sahabat) berkata: “Setiap bid’ah adalah sesat walaupun manusia mengangggapnya baik.” 5. Amirul Mukminin ‘Ali bin Abi Thalib (sahabat) berkata: “Seandainya agama itu(berdasarkan) pemikiran, pastilah bawah sepatu khuf lebih utama untuk diusap daripad bagian atasnya. Akan tetapi, saya melihat Raulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusp atasnya. 6. Imam al Auza’i berkata: “Hendaklah engkau berpegang dengan atsar para pendahulu(salaf) meskipun orang-orang menolakmu. Selain itu, jauhkanlah dirimum dari pendapat para tokoh meskipun ia menghiasi pendapatnya dengan perkataan yang indah. Sesungguhnya hal ituu akan jelas jelas, sedang kamu berada di jalan yang lurus.” 7. Ayub as-Sakhtyiyani berkata: “Tidaklah Ahlul bid’ah itu bertambah sungguh-sungguh dalam bid’ahnya), melainkan semakin bertambah pula kejauhannya dari Allah.” 8. Hassan bin Athiyyah berkata: “Tidaklah suatu kaum berbuat bid’ah dalam agamnya melainkan tercabut dari sunnah mereka seperti itu pula.” 9. Muhammad bin Sirin baerkata: “Para salaf pernah mengatakan: ‘Selama seseorang berada di atas atsar, pastilah ia di atas jalan (yang lurus). 10. Imam asy-Syafi’I berkata: “Semua masalah yang telah saya katakana tetapi bertentangan dengan sunnah, maka saya akan rujuk, saat hidupku maupun setelah wafatku.” 11. Imam Ahmad bin Haanbal berkata: “Pokok sunnah menurut kami (ahlus Sunnah wal Jama’ah) adalaha berpegang teguh pada apa yang dilakukan para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengikuti mereka serta meninggalkan bid’ah. Segala bid’ah itu adalah sesat. (Dikutip dari kitab “ Intisari ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah” oleh ‘Abdullah bin ‘Abdul Hamid al-Atsari).
Full ‼️ 30 Menit Tanya Jawab Seputar Maulid - KH Idrus Ramli (Terbaru 2021)
32:12
MEMAHAMI BID'AH DENGAN 4 DALIL - Ustadz Adi Hidayat LC MA
19:53
Audio Dakwah
Рет қаралды 126 М.
Playing hide and seek with my dog 🐶
00:25
Zach King
Рет қаралды 35 МЛН
Gym belt !! 😂😂  @kauermtt
00:10
Tibo InShape
Рет қаралды 17 МЛН
Amazing weight loss transformation !! 😱😱
00:24
Tibo InShape
Рет қаралды 63 МЛН
Apa Itu Bid'ah? | Buya Yahya Menjawab
12:46
Buya Yahya
Рет қаралды 27 М.
UAS TENTANG HULUL dan ITTIHAD
32:51
BANG WAKIS CHANNEL
Рет қаралды 1,2 М.
ADA TOKOH SANGGUP PERLEKEH DATO AYOB KHAN DAN MEMPERTAHANKAN WAHABI
13:37
Bid'ah Hasanah - Buya Yahya Menjawab
19:25
Al-Bahjah TV
Рет қаралды 29 М.
Kisah-Kisah Dialog KH. Idrus Ramli dengan Wahabi - KH. Muhammad Idrus Ramli
50:35
Tabung Wakaf Umat Official
Рет қаралды 61 М.
Bang Haji Kembali Menyala🔥‼️Ceramah Full Roasting Cucu Mang Ubed
26:38
Playing hide and seek with my dog 🐶
00:25
Zach King
Рет қаралды 35 МЛН