Рет қаралды 23,594
BANJARMASINPOST.CO.ID - Kubah Datu Kalampayan atau Syekh Haji Muhammad Arsyad Al Banjari adalah satu obyek wisata religi yang banyak dikunjungi masyarakat di Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.
Letak kubah atau makamnya di Jalan Syekh Haji Muhammad Arsyad Al Banjari di Desa Kelampayan, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalsel.
Jaraknya sekitar 35 kilometer dari Kota Banjarmasin atau dari nol kilometer di siring Sungai Martapura, Kota Banjarmasin.
Untuk menuju ke lokasi Kubah Datu Kalampayan, aksesnya melintasi Jalan Nasional yang kondisi aspalnya mulus.
Dari Banjarmasin arah ke Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar dan berbelok ke ruas Jalan Kabupaten di Kecamatan Astambul. Dari ibukota Kecamatan Astambul itu sejauh 6 kilometer ke Desa Kalampayan.
Ada pintu gerbang saat memasuki Desa Kalampayan. Cukup membayar retribusi masuk Rp 5000 satu mobil.
Juru kunci kubah makam Datu Kalampayan, Guru Ahmad Nur Arifin, salah satu zuriat atau keturunan dari Datu Kalampayan mengatakan Datu Kalampayan hidup di zaman Kesultanan Banjar.
Lahir di Desa Lok Gabang pada 17 Maret 1710 masehi dan meninggal dunia di Desa Dalam Pagar pada 3 Oktober 1812 silam atau sekitar 300 tahun yang lalu.
Datu Kalampayan terkenal alim dan dalam ilmu pengetahuan agama Islamnya karena belajar dan menuntut ilmu dengan halaman besar selama 35 tahun di Makkah, Saidi Arabia.
Syekh H Muhammad Arsyad Al Banjari mendapat beasiswa dari Kesultanan Banjar kala itu karena sosoknya yang cerdas dan bernudi pekerti serta santun kala muda meski berada di kalangan istana Kesultanan Banjar.
Raja menikahkan putrinya dengan Datu Kalampayan dan mendapat lahan untuk mendirikan madrasah di Desa Dalam Pagar. Desa itu yang selama penjajahan VOC tidak pernah didatangi atau diserang.
Guru Arifin panggilan akrab juru kunci makam Datu Kalampayan menyebutkan banyak karya tulis datunya, di antaranya yang terik al dan menjadi rujukan hukum Islam adalah Kitab Sabilal Muhtadin.
Kitab Sabilal Muhtadin ini terkenal sebagai kitab rujukan umat Islam di Asia Tenggara dan menjadi referensi ilmiah dalam penentuan hukum Islam.
Desa Kalampayan dahulunya adalah pertanian dan perkebunan serta perikanan yang dikelola Datu Kalampayan semasa hidupnya.
Kemudian Desa Dalam Pagar adalah kawasan madrasah atau mencetak kader santri dan tokoh agama serta tempat tinggal Datu Kalapampayan se keluarga.
"Sesuai wasiat Datu Kalampayan kalau meninggalnya musim kemarau dimakamkan di Dalam Pagar dan kalau musim hujan dimakamkan di Kalampayan," katanya.
Kubah Datu Kalampayan selama pandemi virus corona atau Covid-19 ditutup untuk umum sesuai keputusan Satgas Covid-19 Kabupaten Banjar, sejak Maret 2020 hingga kini.
Pelaksanaan haul secara umum setial bulan syawal atau setelah lebaran idul fitri tak dilaksanakan secara meriah dan massal karena menghormati peraturan pemerintah yang membatasi kegiatan masayarakat selama pandemi.
Namun, kubah Datu Kalampayan dibuka untuk umum karena hanya kawasan kubah yang tidak terendam air banjir.
"Ada sekitar 800 orang yang mengungsi di kawasan kubah Datu Kalampayan ini," katanya.
Kini penampilan obyek wisata religi Kubah Datu Kalampayan dipercantik Pemerintah Kabupaten Banjar dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sebagai kebanggaan Banua. ( Banjarmasinpost.co.id/ Mukhtar Wahid)
Saksikan episode Jejak Sang Guru lainnya:
EPISODE 2: DATU SANGGUL • Perjalanan Datu Sanggu...
EPISODE 3: DATU TANIRAN • Kisah Datu Taniran Ber...
EPISODE 4: KHATIB DAYAN DAN SULTAN SURIANSYAH • Menguak Kisah Sultan S...
EPISODE 5: DATU KANDANG HAJI • Peninggalan Datu Kanda...
EPISODE 6: DATU ABULUNG • Menelusuri Kubah Makam...
EPISODE 7: DATU AMUT • Kisah Keistimewaan Dat...
EPISODE 8: GURU SYURGI MUFTI • Jejak Keluarga Datu Ka...
EPISODE 9: DATU LANDAK • Datu Landak Pendiri Ma...
EPISODE 10: WALI KATUM • Video
EPISODE 11: DATU KH M ARIF • Menelisik Kisah Unik D...
EPISODE 12: HABIB HAMID • Al Habib Hamid Salah S...
EPISODE 13: DATU BAJUT DAN DATU BAJURI • Berziarah Ke Dua Makam...
#kalampayan #datukalampayan #syehkarsyadalbanjari