Рет қаралды 70,202
BADUY, TERANCAM HILANG SATU GENERASI
Komunitas Adat Baduy kini di persimpangan. Perubahan sosial yang terjadi akibat gempuran teknologi informasi telah menggerus pola fikir, sikap dan perilaku generasi mudanya.
Puluhan warga memiliki mobil. Ratusan warga memiliki motor. Ribuan warga memiliki smartphone / andriod. Fungsinya pun tak lagi sekedar untuk berkomunikasi. Lebih dari itu untuk bermedia sosial. Mulai dari akun facebook, instagram, youtube, tiktok dan sebagainya. Saat ini setidaknya tercatat 6.000 ponsel/nomor handphone milik warga adat yang berada di Desa Kanekes itu.
Sebagian besar anak Baduy kini enggan lagi menemani orang tuanya ke huma untuk berladang. Mereka semakin asyik dengan dunianya sendiri. Anak usia tiga hingga 10 tahun akan berhenti tangisnya jika disuguhi android sebagai mainannya. Tak ada satupun yang mengontrol apa content yang mereka baca, lihat/tonton.
Baduy kini terancam kehilangan satu generasi. Sejatinya mereka adalah para Pertapa. Mengasingkan diri untuk menjadi Penjaga Alam. Urang Tangtu (Baduy Dalam) tugas hidupnya bertapa di Wiwitan. Urang Panamping (Baduy Luar) menjaga orang yang sedang bertapa. Kehidupannya adalah bertani, bukan yang lain.
Syukurnya keprihatinan sy ditangkap oleh para Pemangku Adat. Beberapa kali Lembaga Adat melakukan mysrawarah adat. Kebetulan menghadirkan saya. Salah satunya pada Sidang Paripurna 20 September 2020. Siang itu Jaro Alim (Jaro Tangtu Cikeusik) nampak tegas menumpahkan kekesalannya atas kepemilikan mobil, motor dan android.
Marahnya Jaro Alim, disambut cuaca yang seketika gelap, angin kencang, diiringi hujan. Alam mewakili perasaan para Pemangku Adat yang gundah. Semoga ikhtiar ini belum terlambat. Aamiiin.
#udaysuhada #sababudayabaduy