Bangun PLTS Atap Masih Menguntungkan Tanpa Ekspor - Impor Listrik? Ft. Dionpius Jefferson

Dalam rangka mengoptimalkan realisasi potensi energi surya di Indonesia, yang diperkirakan mencapai 207 GW, berbagai pihak terus memacu langkahnya dalam meningkatkan penetrasi sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Adapun baru-baru ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberlakukan sistem kuota pengembangan PLTS atap pada revisi Peraturan Menteri ESDM No 2 Tahun 2024.
Kementerian ESDM menjabarkan alasan sistem kuota yang ada di dalam Permen tersebut ditujukan untuk menjaga kualitas penyaluran listrik PLN ke pelanggan PLTS atap tetap andal,
mengingat PLTS atap mempunyai sifat intermiten alias fluktuatif karena masih tergantung cuaca.
Lantas, bagaimana respon pelaku usaha terhadap Permen tersebut, dan bagaimana implementasinya di lapangan? Simak obrolan lengkapnya bersama Deputy CEO SUN Energy Dionpius Jefferson!
#plts #pltsatap #sunenergy #kementerianesdm
Ikuti terus perkembangan berita - berita terkini hanya di:
Website context.id/sto...
Instagram / broad.cash
Spotify open.spotify.c...

[@erlanggasatyawan6943]

Listrik harusnya tidak dapat hanya dilihat pada penyedia listrik (PLN) saja, namun juga perlu dilihat dari sisi pelanggan dan negara. Selama biaya pokok pembangkitan (BPP) lebih besar dibandingkan tarif dasar listrik (TDL), jika ada pelanggan yang memasang PLTS Atap maka tidak hanya menghemat untuk dirinya sendiri namun juga beban negara atas subsidi (kompensasi) listrik. Bahkan jika sampai terjadi ekspor listrik maka tidak saja mengurangi biaya subsidi untuk pelanggan tersebut namun juga berdampak dalam mengurangi subsidi untuk pelanggan lain.

[@didikparavisi]

Narasumber kita ini luarbiasa sabar. Tetap tenang mesk regulasi menyebalkan😄

[@mahantagarage]

Katanya Pemerintah Indonesia menuju zero emisi di tahun sekian.. PLN nya ngeluh melulu gak punya uang buat biayain proyek-proyek baru.. Rengek rengek minta "bantuan" APBN melulu.. Giliran masyarakat mau ikut berpartisipasi lewat PLTS, pun dengan biaya masyarakat sendiri, lah di jegal.. Biaya batre PLTS adalah yang terbesar. Hal ini membatasi masyarakat untuk bikin PLTS. Solusinya ya On Grid (tanpa batre). Skema export dihapus itu juga kan sudah adil untuk PLN. Toh Meteran token non exim juga akan menghitung listrik yang masuk ke jaringan sebagai Beban yang dibayar pemilik rumah.. Bukan lagi sebagai pengurang biaya tagihan. Kenapa lagi masih mempersulit? Indonesia darurat logika....

[@ArdiansyahRans]

yang menyusahkan dari plts adalah masih banyak oknum, di komunitas pengguna plts sudah banyak yang pasang off grid yang instalasinya terisolasi penuh dari pln tapi ada beberapa pengguna yang tiba tiba didatangi petugas pln karena pembayaran pln berkurang dan didenda dengan alasan yang tidak jelas, padahal orang" yang pasang off grid ini instalasi sudah sangat baik, sesuai syarat dan jelas terisolasi sepenuhnya dari pln, walau oknum tapi tetap ini meresahkan, plts tidak ada kemudahan dan tidak dihargai jika on grid malah ditambah oknum yang mempersulit instalasi off grid.

[@sadzimaru9665]

Hmm pabrik plastik pt impack pratama industri tbk ❤

[@projec1012]

Saya sudah 3,tahun meninggalkan PLN ganti PLTS

[@yossinendi433]

Kapasitas berapa watt pak?

[@projec1012]

@@yossinendi433 2200 pak

[@yossinendi433]

@@projec1012 kalo kapasitas 1500 watt butuh berapa baterai pak?

[@projec1012]

@@yossinendi433 kalau cuma bikap 1,batrai 200ah sudah bagus

[@irwansumenep8091]

Oh ini ta bos besar saya. Sun terra 😅😅😅

[@gendengwelehweleh2966]

13:35 1MW=1Ha 22:37 1Kwh = 0,6kg - 0.8kg CO2

[@JokoSepuh-kt5uy]

Indonesia sinar matahari melimpah...knp pemerintah tidak memaksimalkan penggunaan solar panel

[@PuyungPuyuh]

Para pemilik tambang batubara bakal rugi dong bang🙄