BANTENG KETATON | LOMBA BERCERITA Tk.SD KAB. CILACAP TH.2021 | Nyaliza Nurillah | SDN MERTASINGA 02

Lomba Bercerita Tingkat SD Kab. Cilacap Th. 2021
Dalam Rangka Memperingati Bulan Bahasa Th. 2021 dan Peningkatan Karakter Budaya Bangsa, Himpunan Pembina Bahasa Indonesia ( HPBI ) Cabang Kab. Cilacap
Judul : BANTENG KETATON ( Asal Mula Kroya dan Daerah di sekitarnya )
Diceritakan oleh : Nyaliza Nurillah
Siswa Kelas 4 SDN Mertasinga 02 Cilacap Utara
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Halo, Teman - teman ?
Apa Kabar?
Alhamdulillah!
Perkenalkan nama saya Nyaliza Nurillah, saya duduk di kelas 4 SDN Mertasinga 02
Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan sebuah cerita dari daerah Cilacap dengan judul "BANTENG KETATON" (Asal Mula Kroya dan Daerah di Sekitarnya)
Cerita ini diambil dari buku dengan judul :
" Legenda Pulebahas dan Cerita - Cerita Lainnya"
Karangan : Sukarni,dkk
Penerbit : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Cilacap th.2018
Dengarkan baik - baik ya ceritanya!
Alkisah, pada zaman dahulu terdapat sebuah kadipaten yang bernama Kadipaten Ayah. Kadipaten tersebut dipimpin oleh seorang adipati yang adil dan bijaksana. Beliau bernama Adipati Bejo Kusumo.
Beliau mempunyai dua orang anak yang sangat tampan. Si sulung Raden Jono Kesumo dan Si bungsu Raden Suryo Kesumo. Suatu hari :
" Anakku Jono Kesumo ,pergilah Kau menimba ilmu kepada Syeikh Baribin di Kebumen dan Kau Suryo Kesumo, pergilah Kau menimba ilmu kepada Syeikh Ayah di Karangbolong! "
" Sendiko Dawuh, Romo"
Setelah kurang lebih 10 tahun menuntut ilmu, kedua pangeran kembali ke istana.
"Ngger Anakku, Ibu sangat bahagia kalian telah kembali ke istana"
Permaisuri menyambut kedua dengan gembira kedatangan kedua putranya.
Singkat cerita, Raden Jono Kesumo diangkat menjadi adipati menggatikan ayahnya, sementara itu Raden Suryo Kesumo memutuskan untuk memgembara ke arah barat dengan tujuan babat alas dan mencari kehidupan baru.
Di tengah perjalanan, ketika pangeran sedang bersemedi, terdengar suara Eyang Purbojati :
" Ngger cucuku, kamu tidak usah takut kepadaku, Aku adalah Eyangmu, ada perlu apa Angger keroyo- royo sampai di hutan ini?"
"Eyang, jujur saja maksud saya datang ke hutan ini adalah ingin babat alas, harus dari mana saya memulainya,Eyang?
"Ngger, Babatlah alas ini sesuai dengan keyakinan Angger"
Setelah kejadian tersebut, Raden Suryo Kesumo merasa yakin untuk mulai membabat alas.
Dalam waktu 3 hari, Raden Suryo Kesumo dan para prajuritnya berhasil membuat pemukiman baru. Tempat tersebut dinamakan dengan "Kroya" yang berasal dari kata " keroyo-royo" atau bersusah payah.
Suatu hari, ketika Raden Suryo Kesumo ingin membuka lahan baru untuk menanam padi, tiba-tiba di tengah perjalanan terdengar suara:
" La..lariiii..ayo lariii! pa ...pangeran tolong kamiii..." aaah....
Nah, Teman - teman , apa ya yang terjadi?
TERNYATA ada seekor binatang yang sangat besar dan panjang, matanya melotot , tanduknya runcing, membunuh prajurit Raden Suryo Kesumo. Binatang apakah itu? Coba tebak? Ya, tepat sekali! Binatang itu adalah seekor BANTENG. Raden Suryo Kesumo sangat marah. Dasar Kau Banteng kurang ajar ! Seketika itu Beliau mengeluarkan pusakanya yang bernama Keris Kyai Welang. Bismillahirrahmaaanirrahiim, Jleb !
Akhirnya banteng itupun mati.
Banteng yang mengamuk itulah dinamakan dengan BANTENG KETATON.
Tempat dimana terbunuhnya banteng, kini dikenal dengan nama Banteng Mati, sebuah dusun di wilayah Desa Danasri, Kroya.
Demikian cerita dari saya, amanat yg dapat disampaikan adalah " Gapailah ilmu setinggi langit sebagai bekal di masa depan supaya kehidupan kita menjadi lebih baik"
" Monyet bergelar Si Buruk Rupa
Suka memanjat pohon jambu
Ayonkawan selagi muda
Kita berlomba mencari ilmu"
Salam pustaka, salam pustaka, salam pustaka.
Wassalamu'alaikum wr.wb.

[@sdnmertasinga0249]

Semngat Nyaliza..semoga jadi juara👍

[@triyuliyanti5802]

Bagus....kereeen...semoga juara🤩

[@gurujos5153]

Josss gandos