Рет қаралды 9,016
#AbdurrahmanBinAuf #RoumahWakaf #SemuaBisaWakaf #KhalidBasalama
“Harta Abdurrahman bin ‘Auf adalah harta yang halal dan bersih. Dan memakan hartanya itu dapat membawa selamat lagi berkah” (Utsman bin Affan)
Sebelum masuk Islam Abdurrahman bin Auf bernama Abu’Amar, berasal dari suku Zuhri, Quarisy. Ia termasuk generasi awal yang masuk Islam dan mendampingi Rasulullah dalam perjalanan dakwahnya. Ia menjadi muslim jauh sebelum dakwah di rumah Arqam bin Arqam dimulai. Ia juga banyak mengikuti peperangan di saat awal-awal wahyu kenabian itu muncul.
Abdurrahman bin Auf adalah sahabat terkaya pada masanya. Ia adalah ikon pengusaha muslim dalam Islam, kaya, shaleh, dan ahli sedekah. Ia yang masuk dalam 10 orang yang dijamin masuk surga adalah seorang pedagang yang ulung. Bahkan ada sebuah perumpaan yang mengatakan bahwa jika Abdurrahman bin Auf membalikkan sebuah batu, maka di bawahnya akan ditemukan emas. Hal itu melukiskan betapa piawai Abdurrahman bin Auf dalam mendapatkan dan mengelola hartanya. Ia pernah menyumbangkan separuh hartanya ditambah dengan 40.000 dinar, 500 kuda, 500 unta dalam satu waktu.
Ketika peristiwa hijrah ke Madinah, Abdurrahman bin Auf adalah salah satu yang ikut berhijrah. Sebagaimana yang lain, ia juga tidak membawa harta saat hijrah ke Madinah. Rasulullah mempersaudarakan Abdurrahman bin Auf dengan Sa’ad bin ar-Rabi’ah. Saad berasal dari Kaum Anshar yang memang telah terkenal ketulusannya ketika menyambut kaum Muhajirin. Ia bahkan menawarkan separuh hartanya serta mempersilakan Abdurrahman bin Auf menikahi salah seorang istrinya. Saad berkata kepada Abdurrahman bin Auf:
“Saudaraku, aku adalah penduduk Madinah yang kaya. Silahkan pilih separuh hartaku, dan ambillah. Aku juga mempunyai dua orang isteri, coba pilihlah yang menarik hati anda, akan kuceraikan ia hingga anda dapat memperisterinya.”
Akan tetapi Abdurrahman bin Auf menolak semua tawaran Saad. Ia hanya ingin ditunjukkan di mana letak pasar. Semenjak itu Abdurrahman bin Auf menjadi pedagang di Madinah. Ia hidup dengan keringatnya sendiri, dengan kemuliaannya mencari nafkah sebagai pedagang yang jujur nan piawai. Mudah sekali menemukan keberadaan Abdurrahman bin Auf, jika tak sedang ada di masjid, pasti ia tengah berjihad, jika tidak sedang berjihad, maka ia pasti sedang menangani segala urusan perniagaannya ke seluruh jazirah Arab. Belum lama ia memulai perdagangannya di Madinah, ia telah memperoleh keuntungan yang besar. Ia menghadap Rasulullah dan mengatakan keinginannya untuk menikah.
“Apa mahar yang akan kau berikan pada istrimu?” tanya Rasul SAW.
“Emas seberat biji kurma,” jawab Abdurrahman bin Auf.
Rasulullah bersabda, “Laksanakanlah walimah (kenduri), walau hanya dengan menyembelih seekor kambing. Semoga Allah memberkati pernikahanmu dan hartamu.”