Рет қаралды 11,126
BERALASAN DENGAN KEBIASAAN LELUHUR
Ustadz Ammi Nur Baits حَفِظَهُ الله تعالى
🗓️ Rabu, 23 Agustus 2023
🏢 Masjid Al Hidayah, Purwosari, Sleman
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Beralasan dengan apa-apa yang dijalankan oleh nenek moyang dari generasi terdahulu, tanpa menggunakan pertimbangan akal dan tidak menerima dalil yang shahih. Ini bertentangan dengan kaidah bahwa siapa yang lebih berilmu menjadi hujjah bagi yang tidak berilmu, bahkan untuk menolak Sunnah Nabi ﷺ berhujjah dengan pendapat seseorang. Selain itu terdapat kaidah bahwasanya Tidak Tahu tidak sama dengan tidak ada, bisa jadi karena ilmu belum sampai pada seseorang.
Allah سبحانه و تعالى berfirman,
فَلَمَّا جَآءَهُم مُّوسَىٰ بِـَٔايَٰتِنَا بَيِّنَٰتٍ قَالُوا۟ مَا هَٰذَآ إِلَّا سِحْرٌ مُّفْتَرًى وَمَا سَمِعْنَا بِهَٰذَا فِىٓ ءَابَآئِنَا ٱلْأَوَّلِينَ
36. Maka ketika Musa datang kepada mereka dengan (membawa) mukjizat Kami yang nyata, mereka berkata, "Ini hanyalah sihir yang dibuat-buat, dan kami tidak pernah mendengar (yang seperti) ini pada nenek moyang kami dahulu."(Al-Qasas:36)
Allah سبحانه و تعالى berfirman,
وَقَالَ مُوسَىٰ رَبِّىٓ أَعْلَمُ بِمَن جَآءَ بِٱلْهُدَىٰ مِنْ عِندِهِۦ وَمَن تَكُونُ لَهُۥ عَٰقِبَةُ ٱلدَّارِۖ إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلظَّٰلِمُونَ
37. Dan dia (Musa) menjawab, "Tuhanku lebih mengetahui siapa yang (pantas) membawa petunjuk dari sisi-Nya dan siapa yang akan mendapat kesudahan (yang baik) di akhirat. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan mendapat kemenangan."
(Al-Qasas:37)
Kaum Nabi Nuh juga berhujjah dengan ketidaktahuan nenek moyang mereka dan mereka tidak pernah diajarkan oleh nenek moyang mereka untuk melanggengkan kesyirikan. Namun demikian dalam Perkara Kebenaran ketidaktahuan Rasulullah ﷺ maka pasti umatnya tidak tahu karena sumbernya adalah Al Quran dan As Sunnah, kecuali umatnya tersebut merasa lebih tahu dari Rasulullah ﷺ maka mereka telah membuat bid'ah dalam agama.
Allah سبحانه و تعالى berfirman,
وَٱنطَلَقَ ٱلْمَلَأُ مِنْهُمْ أَنِ ٱمْشُوا۟ وَٱصْبِرُوا۟ عَلَىٰٓ ءَالِهَتِكُمْۖ إِنَّ هَٰذَا لَشَىْءٌ يُرَادُ
6. Lalu pergilah pemimpin-pemimpin mereka (seraya berkata), "Pergilah kamu dan tetaplah (menyembah) tuhan-tuhanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki. (Sad:6)
Allah سبحانه و تعالى berfirman,
مَا سَمِعْنَا بِهَٰذَا فِى ٱلْمِلَّةِ ٱلْءَاخِرَةِ إِنْ هَٰذَآ إِلَّا ٱخْتِلَٰقٌ
7. Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir ini (mengesakan Allah), tidak lain hanyalah (dusta) yang diada-adakan, (Sad:7)
Yakni, mereka (orang-orang shalih) menjadikan inti alasan mereka tidak menerima apa-apa yang dibawa oleh para rasul, adalah bahwa ajaran para rasul tidak seperti apa yang biasa dijalankan oleh nenek moyang mereka dan mereka tidak mengetahui bahwa itu berasal dari mereka.
Maka perhatikanlah bagaimana buruknya pemahaman dan kolotnya cara pandang mereka. Kalau saja mereka memiliki mata dengan dapat mereka gunakan untuk melihat, atau telinga yang dapat mereka gunakan untuk mendengar, niscaya mereka akan mengetahui kebenaran dengan dalil-dalilnya dan pasti akan tunduk secara yakin kepadanya tanpa menanyakan alasannya.
Seperti itu orang-orang yang datang belakangan, antara mereka (orang-orang jahiliyah) dan orang-orang yang mewarisi mereka, hati mereka juga serupa dengan mereka.
Wallahu'alam