Maaf Pak, izin Pak. Pendeta itu wibawanya rapi teliti dan bersih. Dari arah mana saya harus melihat wajah Bapak? Tidakkah Bapak tahu bahwa jenggot Bapak itu sdh mempengaruhi cara berbicara Bapak? Dan pusat perhatian Bapak akan selalu kejenggot Bapak, dan apakah untungnya jenggot Bapak itu bagi Bapak? Dan jenggot Bapak itu adalah kerugian bagi pikiran kami, karena setengah pikiran kami menyangka bahwa bapak layaknya seorang haji. Pasti Bapak akan menjawab, jangan lihat covernya, tapi kotbahnya. Bagaimana cara mengetahui dalamnya laut kalau tidak diukur Pak? Mohon di masa ketuaan Bapak, jadilah inspirasi yg indah bagi kami ruas, baik dari cover maupun dari isi. Terima kasih