Sadhu, Bhante. Mudah2an semakin banyak ajaran kitab suci seperti Bhante, bukan ceramah sehari2 karena sejak kecil saja jadi Buddhist, belajar agama Buddha dari SD sampai kuliah, hanya menghafal, bukan benar2 paham. Ke vihara pun, dapat ceramah sehari2 yang kadang bikin ngantuk. Tapi ceramah kitab suci sangat membuka wawasan dan pemahaman. Buddhasassanam ciram titatthu
@IwanSetiawan-ol5jgАй бұрын
🙏 Namo Sakyamuni Buddha Anumodana bhante Semoga semua makhluk berbahagia sadhu sadhu sadhu
@HenryMing33332 ай бұрын
🙏🙏🙏
@meychen38042 ай бұрын
🙏🙏🙏
@nelineli20912 ай бұрын
Anumodana Bhante, sehat, panjang umur, tercapai cita2 luhurnya🙏😊💐
@metosarono26072 ай бұрын
Sadhu Sadhu Sadhu
@finahiung52902 ай бұрын
Anumodana ...semoga bhante selalu sehat🙏🙏🙏
@kanghowinsriwijaya2 ай бұрын
Pertanyaan terakhir berkenaan pertapa Sumedha yang menelungkup kan diri untuk diinjak / dilewati apakah tindakan bijaksana, kan BS dilakukan dengan cara lain yang lebih elok? Begitu kira kira pertanyaan nya dan ini pertanyaan menarik untuk di sharing. Merujuk pada Bodhisatva lain, yaitu yang umum dikenal dengan nama Dewi Kwan IM atau Bodhisatva Avalokitesvara, dalam berbagai sumber ditarik kesimpulan Beliau adalah Figur dengan cinta kasih yang LUAR BIASA! Demi kebahagiaan orang dan makhluk lain, Beliau akan melakukan apa saja, tanpa memikirkan dirinya termasuk mengorbankan diri. Demikian halnya pertapa Sumedha meskipun belum tervalidasi, tapi saya meyakini karir dan tekad ( Bodhicitta ) untuk menyelamatkan semua makhluk hidup telah jauh terjadi sebelum menjadi Sumedha. Kebahagiaan seorang Bodhisatva adalah ketika hidupnya berarti, ketika berkesempatan melakukan hal besar baik itu PENYELAMATAN, MENCIPTAKAN KEBAHAGIAAN bagi orang atau makhluk lain hingga perbuatan yang berbuah ke arah pencapaian Seorang Buddha. Dan perbuatan ini beliau aspirasikan untuk pencapaian di masa mendatang yaitu menjadi seorang Sammasambuddha. Ketika Buddha Dipankara dan rombongan hampir tiba, jalan yang sedang dikerjakan pertapa Sumedha belum selesai. Sebenarnya dengan kekuatan abhinna beliau sangat mungkin menyelesaikannya, namun beliau tidak memilih itu karena tidak akan membuahkan buah yang luar biasa superior nya. Sehingga menelungkup kan dirinya sebagai media untuk dilewati adalah KESEMPATAN EMAS pada saat itu. BIJAKSANA atau tidaknya langkah tsb kita lihat dari arah pertapa Sumedha, dimana kesempatan ini adalah LANGKA dan LAYAK dilakukan meskipun harus mengorbankan kehidupannya. Dari sisi Buddha Dipankara, kita tentu pernah baca, dimana bila Buddha merasa hal yang diajukan TIDAK LAYAK diterima maka Beliau tidak akan menerimanya. Kenyataan nya permintaan Pertapa Sumedha direstui. Tentu saja ini BIJAKSANA! Bhante Kheminda juga telah menjawabnya dengan baik. Anumodana Bhante! Mohon koreksi bila ada kekurangan ataupun kekeliruan. Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata... Sadhu...
@lidahberbicara97282 ай бұрын
🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼
@stephen8202 ай бұрын
Sukhi Hontu Bhante, izin bertanya, apa ya pandangan Buddha atas "quantity" dalam berdana. 1. Misalkan si A dan B sama-sama mendanakan Rp1jt, jumlah tersebut adalah hampir seluruh harta kekayaan dari si A, sedangkan untuk si B, jumlah tersebut hanyalah persentase sangat kecil dari seluruh kekayaannya. Jika saat berdana keduanya memiliki kondisi yg sama, dan objek dan pengetahuan yang sama, apakah si A dan B menanamkan besaran karma baik yang sama? 2. Apakah orang yg kurang beruntung dalam ekonomi, bisa dikatakan akan 'kalah jauh' dalam besaran buah dana baik dari seseorang yg kaya raya dan suka berdana dalam jumlah besar? Anumodana Bhante, terima kasih.
@chandra57642 ай бұрын
Izin menjawab sesuai dengan Pemahaman Dhamma yang saya pelajari dan ketahui 🙏🏻 Jawaban : 1. Kondisi yang sama dalam hal apakah ? Kondisi bathin? Saya kira tidak ada yang 100% sama persis antara kondisi Bathin (Citta) seseorang dengan yang lainnya.. bahkan dalam hal ini.. sudah jelas bahwa si A sungguh bisa melepas secara keseluruhan materi yang dimilikinya dibanding si B.. maka jelaslah si A yang akan mendapatkan Kamma Vipaka yang lebih superior dibanding si B. Dalam hal ini si A telah sekaligus mempraktekkan Nekkhamma Parami (Pelepasan), selanjutnya tergantung pada kualitas diri seseorang yang berdana, namun dalam hal apapun si A jelas lebih unggul dari si B. 2. Konsep berdana bukan ditentukan oleh "jumlah" namun dari niat tulus seseorang ketika sebelum berdana, ketika berdana, dan setelah berdana, selama momen-momen tsb apabila mampu menjaga kondisi Bathin Kusala dan membangkitkan perasaan bahagia dari berdana, maka itu sudah cukup akan membuahkan Kamma Vipaka yang bagus. Dan tentu saja Kamma Vipaka akan lebih superior lagi bila seseorang menjaga Sila ketika berdana, melakukan Bhavana dan mengembangkan panna pada hari tsb,. Lalu ada faktor lain lagi yang mendukung membuahkan Kamma Vipaka yang luar biasa yaitu Sumber Dana haruslah didapat dengan cara atau mata pencaharian yang baik misalnya tidak berdagang makhluk hidup, berdagang racun, senjata, manusia (trafficking). Bukan juga hasil dari menipu, korupsi, dan hal-hal curang lainnya dalam mendapatkan Sumber Dana. Dan faktor lain yang tak kalah penting adalah Tempat kita mendanakan Dana kita.. yaitu seharusnya Seseorang mampu berdana pada ladang yang subur.. dalam hal ini adalah kepada Sangha. 😇 maka itu akan menjadi lebih superior bila dilakukan dengan dukungan faktor-faktor yang saya jelaskan..😇🙏🏻 jadi, tak masalah bila seseorang itu "Kaya" atau "Miskin" karena ada pertimbangan faktor2 tsb. Semoga bisa dimengerti.. Sādhu..Sādhu..
@yodhajivaАй бұрын
bagian cungcungcepnya boleh dijadikan video pendek di instagram dan tiktok bhante 😅🙏