Explore Gili Balu, Surga Wisata Perairan di Sumbawa Barat

Рет қаралды 696

11 ай бұрын

Nama Gili Balu mungkin masih asing bagi sebagian orang. Barangkali ada yang baru pertama kali mendengarnya. Jangan-jangan, pernah pula ke sana tanpa tahu-menahu tentang namanya. Gili Balu memang belum sepopuler “Gili Matra,” sebutan untuk Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air di Lombok.
Gili Balu adalah gugusan pulau yang terdapat di Sumbawa Barat, tepatnya di Kecamatan Poto Tano. Gugusan ini terkenal dengan panorama bawah lautnya yang indah, pantai berpasir putih yang jernih, dan padang rumput serta perbukitan.
Di Selat Alas (antara Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa), yang masuk dalam kawasan konservasi ini terdapat delapan pulau yang cukup memukau.
Delapan pulau kecil itu bernama Pulau Kalong, Pulau Namo, Pulau Kenawa, Pulau Paserang, Pulau Kambing, Pulau Mandiki, Pulau Ular, dan Pulau Belang.
Untuk mengunjungi pulau-pulau ini bisa menggunakan Speedboat atau perahu nelayan dari Pelabuhan Poto Tano. Jarak tempuh dari pulau satu ke pulau lainnya tidak memakan waktu lama, sekitar 10 menit perjalanan.
Meski letaknya berdekatan, tapi masing-masing pulau punya ciri khas dan kecantikan berbeda-beda.
Pertama kami akan mengunjungi Pulau Paserang. Di pulau ini terdapat bukit dengan hamparan rumput yang menguning.
Di pulau ini sekarang terdapat menara pengawas. Kita bisa menikmati hamparan laut dan daratan Kabupaten Sumbawa Barat. Selain itu, wisatawan juga bisa menikmati pemandangan Gunung Rinjani yang berada di Pulau Lombok.
Di pantai Pulau Paserang, pengunjung juga bisa melakukan snorkeling untuk menikmati keindahan bawah laut Paserang.
Pulau Namo. Selain memiliki pemandangan indah dengan pesona ekosistem pesisir cukup lengkap di Pulau Namo.
Kendati berada di pinggir Pelabuhan Poto Tano, eksotisme Pulau Namo, baik dari ekosistem terumbu karang, lamun, dan bebatuannya cukup menarik untuk dikunjungi.
Di pulau ini terhampar ribuan pohon mangrove. Jika beruntung, kalian bisa melihat bayi hiu diantara pepohonan mangrove.
Selain hamparan mangrove, di Pulau Namo juga terdapat padang rumput dengan luas 190,90 hektare hingga membuat keunikan tersendiri di pulau ini. Hamparan sabana yang dikelilingi pohon mangrove di tengah Pulau Namo menjadi magnet bagi wisatawan.
Sementara di sebelah Barat Pulau Namo dijadikan tempat pembibitan rehabilitasi pohon bakau.
Tapi sayang, banyak sampah terdampar di pinggir pantai pulau ini. Sampah seperti botol bekas air mineral, plastik bahkan helm berserakan di pulau tak berpenghuni ini.
Padahal, pulau ini menyajikan pemandangan pasir putih dan gradasi air laut tiga warna. Ikan warna-warni dan burung juga banyak dijumpai disini.
Lanjut ke Pulau Kenawa. Pulau Kenawa memiliki luas sebesar 15 hektare dengan garis pantai membentang sejauh sekitar 1,73 kilometer.
Selama ini, Pulau Kenawa identik dengan wisata bukit dan padang savananya, namun ternyata pantainya tidak kalah menarik, tenang dan bersih.
Keindahan lautnya yang masih terjaga, cocok untuk snorkeling, diving melihat warna-warni terumbu karang, ikan dan berbagai jenis binatang laut lainnya.
Selain menyajikan pemandangan air laut yang menarik, di tengah Pulau Kenawa ada bukit kecil yang cocok digunakan untuk menikmati matahari terbit di pagi hari dan matahari terbenam di sore hari.
Bukit kecil itu menjadi ikon Pulau Kenawa dengan pemandangan padang rumput yang berwana kehijauan saat musim hujan. Sedangkan ketika musim kemarau, padang rumput berubah menjadi padang savana yang kuning gersang.