Masa lalu = kumpulan saat ini yg sudah lewat. Masa depan = kumpulan saat ini yg belum datang. Utk mrngursngi kekhawatirkan masa depan = persiapkan sejak masa sekarang, agar hal yg mengkhawatirkan tsb tidak separah yg kita bayangkan. Kemampuan menganilisa/ pola pikir yg berkesinambungan, inilah kesadaran. Melatih mindfulness = sering2 menyadari saat ini sedang melakukan apa. Hasilnya : ketika kita marah atau stress, hal ini bisa segera kita sadari, sehingga kita tidak berbuat hal2 yg buruk terkait amarah dan stress yg ada didalam pikiran. Empat Kesunyataan Mulia : 1. Hidup ini selalu berisi ketidak-puasan. Berpisah dgn yg dicinta = bertemu dgn yg dibenci. 2. Ketidak-puasan itu berasal dari keinginan kita sendiri, terutama yg tidak tercapai. Suka = karena keinginan yg tercapai. Dhuka = karena keinginan yg tidak tercapai. Sebenarnya hal diluar kita itu adalah hal yg netral. 3. Jika keinginan ini bisa dikendalikan, maka kebahagiaan akan bisa diperoleh. Cari cara utk mencegah atau mengurangi potensi keinginan kita tidak terwujud. 4. Jalan utk mengendalikan keinginsn tsb : Jalan Mulia Berunsur Delapan. Mempersiapkan kegagalan dan belajar kehilangan hal yg kita sukai/ inginkan. Dalam Dharmapadda = Pikiran adalah pelopor segalanya. Dhammapada ayat 21 : Kewaspadaan adalah jalan menuju kekekalan. Kelengahan adalah jalan menuju kematian. Orang yg waspada tidak akan mati, Tetapi orang yg lengah seperti orang yg sudah mati. Jangan hanya berpikir 1 sisi, dalam Dharma selalu ada 2 sisi. Sanggupkah kita menerima sisi negatifnya? Jika resiko terburuk bisa kita tanggung, maka kita tidak menderita. Dhammapadda ayat 256 : Orang yg memutuskan sesuatu dengan tergesa- gesa tidak dapat dikatakan sbg orang adil. Orang bijaksana hendaknya memeriksa dengan teliti mana yg benar dan mana yg salah. Bisa mengambil hal yg terbaik dari resiko yg terburuk. Jika keinginan tidak sesuai kenyataan, maka jangan cari kambing hitam atau mengorbankan pihak lain sbg pelampiasan. Jangan memutuskan sesuatu ketika perasaan terlalu senang atau terlalu sedih, sehingga bisa tidak subjektif. Ambillah keputusan setelah kita sudah tenang, reda, dan bisa berpikir jernih. Dhammapada ayat 222 : Barang siapa yg dapat menahan kemarahannya yg telah memuncak seperti menahan kereta yg sedang melaju, ia patut disebut sais sejati. Sedangkan sais lainnya hanya pemegang kendali belaka. Jika anak hendak bercerita dan jujur, maka orang tua sebaiknya mendengar dan memberi nasihat dengan halus. Ibarat sahabatan antar anak dan orang tua. Jika orang tua berpikir seperti atasan dan anak seperti bawahan, bahkan jika sudah memarahi anak setelah anak bercerita pribadinya. Maka anak akan sulit memberikan kepercayaan lagi kepada orang tua. Hargailah kejujuran dari anak Anda. Dhammapada ayat 155 : Mereka yg tidak menjalankan kehidupan suci serta tidak mengumpulkan bekal/ kekayaan selagi muda, akan merana seperti bangau tua yg berdiam di kolam yg tidak ada ikannya. Nasehat menghadapi orang yg lbh tua : - Gunakan orang yg punya ototitas - Beri tanggapan dalam bentuk pertanyaan. Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata. Semoga semua makhluk senantiasa berbahagia dan terbebas dari penderitaan. Sadhu Sadhu Sadhu.. 🙏🏻🪷 Terima kasih kepada *Bhante Uttamo Mahathera* atas Wejangan Dharma mengenai *Mengatasi Kekhawatiran akan Masa Depan dengan Mindfulness* .👍🏻❤🇮🇩
@vasaYasa14 күн бұрын
Sht sll bante utamo.
@nerfmontage35856 күн бұрын
Subuh dini jam 3.23 sulit tidur, buka KZbin ketemu vidio ini mungkin sudah jodohnya
@diyplusone6 күн бұрын
Pinter banget Banthe ini. Beliau sama dengan mengkritik panitia seminar ini utk membuat kalimat yang lebih menarik sebagai judul acara.