Cerita Unik Gedung Candra Naya, Rumah Milik Mayor Khouw Kim An

  Рет қаралды 1,089

insertlive

Жыл бұрын

Menelusuri bangunan bersejarah, maka tim Insertlive pun sampai ke Gedungg Candra Naya. Gedung ini sendiri adalah rumah dari Mayor Khouw Kim An yang merupakan salah satu pejuang pada masa 1800-an. Rumah ini sudah terkungkung oleh gedung pencakar langit namun tetap kokoh meski usianya sudah ratusan tahun.

Пікірлер: 6
@bernardlokman5442
@bernardlokman5442 Жыл бұрын
Em... mohon maaf. Bahasa Mandarin seperti 'Ni hao ma' itu agak 'cultural appropriation' ya, karena kaum Peranakan Lama itu semuanya hampir semua berbahasa Hokkien. Pendatang sebelum abad 20 itu semuanya hanya mengerti bahasa Hokkien pasar dan bahasa Hokkien sastra, selain bahasa melayu babah dan belanda. Dan istilah 'Mayor' atau dalam Hokkien babah 'Mah Yau', adalah peran untuk pemimpin komunitas Tionghoa, bukan militer.
@maikellimboto7454
@maikellimboto7454 9 ай бұрын
Betul sekali
@maikellimboto7454
@maikellimboto7454 9 ай бұрын
Khouw Kim An awalnya adalah Luitenant di Molenvliet Oost/Hayam Wuruk, bersama banyak luitenant lainnya di Batavia yang ada pemukiman warga tionghoa (toasebio,patekoan,jembatan batu, prinsenlaan, pasar baru, senen, tanah abang dll) di atasnya kapitein-kapitein dan 1 mayor Tio Tek Ho yang langsung pada gubernur jenderal. Ini yang menarik, mayor Tio Tek Ho -Pasar Baru meninggal dunia, maka perlu diangkat mayor baru oleh Gubernur Jenderal yaitu memilih Phoa Keng Hek yang sangat dekat dengan gubernur jenderal, namun beliau menolak dan mengusulkan menantunya Luitenant Khouw Kim An, namun pangkat masih luitenant, sementara di atasnya ada beberapa kapitein untuk pantas jenjang naik posisi ke mayor. Dewan KongKoan /Chinese Council Officier melalui pertemuan di gedung Jembatan Batu menyetujuinya, sehingga Khouw Kim An dinaikkan pangkat dari luitenant menjadi kapitein untuk jenjang naik ke mayor, sementara jabatan mayor batavia ini kosong. Setelah 2 tahun dari pangkat Kapitein inilah dinaikkan menjadi Mayor Batavia. Hingga 1942 beliau sebagai pemimpin tertinggi , dijemput pihak militer Jepang untuk menjadi tawanan perang masuk kamp tawanan perang (orang belanda, orang tionghoa). Beliau meninggal dunia dengan tenang di malam imlek 1945 di kamp tawanan militer di Cimahi-Jawa Barat.
@maikellimboto7454
@maikellimboto7454 9 ай бұрын
Phoa Keng Hek(1857-1937)ini anak dari Phoa Tjeng Tjoan(1827-1880) Kapitein Buitenzorg/Bogor pada 1866-1878, adalah salah satu pendiri sekolah tionghoa pertama THHK di Patekoan, Batavia (dinasionalisasi jadi SDN, SMP 63,SMA 19)juga ITB di Bandung. Sudah memikirkan pentingnya pendidikan formal, sebelumnya hanya mereka keluarga kaya bisa home schooling untuk anak-anak para officier.
@maikellimboto7454
@maikellimboto7454 9 ай бұрын
Perlu diketahui Khouw Kim An seorang tionghoa peranakan /half blood generasi ke 4 , yang lahir di Batavia, bukan tionghoa totok dari negeri Tiongkok. Jadi sekarang ini di abad 21 yaitu sudah anak, cucu, cicit, canggah/generasi ke 8 pada canggah di Indonesia, Eropa, Suriname dll.
@maikellimboto7454
@maikellimboto7454 9 ай бұрын
Benar, itu bukan pangkat militer tapi pangkat pemimpin masyarakat pada tionghoa, arab yaitu bertingkat yaitu luitenant, kapitein, mayor. Pemerintah Hindia Belanda mengangkat mereka karena tentu saja pengusaha kaya , pemilik tanah pada perkebunan, pertanian, juga perusahaan. Karena mereka tidak menerima gaji/honor. Paling bawah yaitu luitenant lalu di bawahnya wijkmeester/bek yang berhadapan langsung dengan warga masyarakat untuk urusan kamtib , kebersihan dll.