Рет қаралды 17,332
Download aplikasi berita TribunX di PlayStore atau AppStore untuk mendapatkan pengalaman baru.
=================
Sejumlah tenda berdiri di trotoar United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Jalan Rasuna Said Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan sejak 1 tahun terakhir.
Daripantauan lokasi, mereka menggunakan tenda naik gunung untuk berteduh dari matahari dan dinginnya malam.
Beberapa pengungsi di antaranya adalah anak-anak dan mereka nampak menikmati tinggal di tenda tersebut.
Zahid sejak usia 14 tahun sudah meninggalkan negaranya Afghanistan demi mencari keamanan diri.
Ia mengaku negaranya sedang tidak baik-baik saja terutama untuk warga bersuku Hazara seperti dirinya.
Suku tersebut menganut agama Islam Syiah dan kerap mendapat tindakan persekusi oleh suku Taliban yang sedang berkuasa saat ini.
Meski sudah tiga kali pindah negara, tapi ia tidak mau menetap dan tinggal di Indonesia karena budayanya berbeda dengan Afghanistan.
"Tidak ada (keluarga) sama sekali, saya sendiri di Indonesia. Semua keluarga saya masih Afghanistan, mereka enggak keluar," tuturnya di lokasi, Senin (1/7/2024).
Selama terpisah dari keluarganya, ia menegaskan tidak merasa senang karena rasa rindu kepada orangtua dan saudaranya begitu dalam.
Ia pun selama mengungsi ke beberapa negara hanya ingin mencari kedamaian dan mendapatkan saudara baru.
Selama tinggal dan bertahan hidup di negara luar, ia hanya mengandalkan uluran tangan dari teman, orangtua dan saudaranya.
"Yang dirasa itu saya selalu kurang terus biaya hidupnya. Sama kantor UNHCR juga kurang komunikasinya dan apa yang kami butuh enggak bisa terpenuhi. Kami hanya punya ID UNHCR, tapi enggak bisa apa-apa, sewa rumah saja susah," jelasnya.
Ia masuk ke Indonesia sejak tahun 2018 lalu dan satu tahun kemudian Zahid belajar bahasa Indonesia selama tiga bulan.
Berita Selengkapnya klik tautan di bawah ini :
wartakota.trib...
Laporan: Miftahul Munir
Editor Video: ABS
#pengungsi #afghanistan #indonesia