Рет қаралды 38,510
Terkisah seorang yang berasal dari Banyumas datang ke Ibukota Jakarta, namanya Peang. Peang menggunakan blankon ikat yang dalam bahasa banyumas di sebut ikat. Karena sudah tua dia juga membawa tongkat yang dalam bahasa banyumas disebut teken. Sesampainya di Jakarta, Peang naik bis kota dari terminal Pulo Gadung. Ketika ia akan membayar ongkos, duitnya tiba-tiba jatuh. Orang tersebut menunduk untuk mengambil uangnya itu. Pada saat menunduk blangkon yang ia kenakan jatuh agak jauh dari jangkauannya. Ia minta tolong ke kondektur untuk mengambilkan blangkonnya.
Peang : "Tolong iket saya", kata Peang minta tolong ke kondektur untuk mengambilkan iket. Kondektur mengambil tali, lalu mengikat Peang. Peang lalu menjelaskan bahwa yang dimaksud bukan minta diikat, tapi minta tolong untuk mengambilkan blangkon ikat yang terjatuh itu. Setelah selesai, Peang kemudian menghitung uang yang akan ia gunakan untuk membayar bis, tongkatnya ia sandarkan di jok, namun bis oleng ketika rodanya melewati lubang sehingga tongkatnya jatuh.
Peang : "Tolong teken saya", kata Peang minta tolong kondektur untuk mengambilkan tongkat. Kondektur yang tidak paham apa yang diminta Peang lalu menekan Peang sampai kesakitan.
Ditambah lagi satu tokoh wanita yang juga selalu membuat perut kita jadi kaku, yakni Suliah. Dialah tokoh pemeran utama wanita dalam setiap dagelan Peang Penjol. Dari tiga tokoh utama dalam Peang Penjol, Suliahlah tokoh satu-satunya yang masih hidup hingga sekarang. Sementara Peang dan Penjol telah menghadap Sang Pencipta. Selamat jalan, icon Banyumas.
Dan masih banyak lagi hal-hal lucu lainnya. Sayangnya sekarang kaset peang penjol sudah tidak ada di pasaran. Bagi yang mau seneng dan mau download dagelan peang penjol, silahkan di download. Tentunya yang bisa paham akan lelucon Peang Penjol adalah orang Banyumas, sebab bahasa yang digunakan dalam dagelan banyumasan peang penjol adalah bahasa Banyumas asli yang ngapak-ngapak.
#peangpenjol #dagelanbanyumasan