Рет қаралды 958
Dampak Maksiat Mata Yang Sering Dilupakan - Syaikh 'Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al Badr حفظه الله
======{{{{{{{}}}}}}}}}======
Penanya bertanya:
"Saya pernah melihat gambar-gambar dan film-film yang haram lalu saya bertaubat. Tapi ingatan tentang hal-hal itu terus muncul. Bagaimana cara menghapusnya?"
Jawab Syaikh حفظه الله :
Kita doakan semoga Allah berikan kepada saudara kita ini taubat nasuha.
Dan semoga Allah membebaskannya dari
segala bekas dan kotoran sisa dari pemandangan haram yang dilihatnya dulu.
Dan semoga pertanyaan dari saudara ini menyadarkan kita akan satu peringatan penting yang sering dilalaikan oleh kebanyakan orang yang melihat hal yang haram.
Banyak orang yang melihat hal haram itu menyangka bahwa dampaknya hanya pada saat itu saja, dan akan hilang pada saat itu juga.
Padahal faktanya tidak demikian, seperti yang disampaikan oleh penanya.
Pandangan haram itu meninggalkan ingatan yang tercetak di dalam hatinya.
Bahkan sebagian orang mengatakan bahwa ingatan akan hal haram itu terngiang di dalam hatinya ketika ia sedang sujud,
ketika ia sedang rukuk, kadang ketika ia sedang berdoa.
Teringat olehnya pemandangan keji yang dulu ia asyik melihatnya.
Dan ketika ia memandang hal haram itu ia menyangka bahwa itu hanya sementara saja, tidak akan meninggalkan dampak setelahnya.
Tapi sebetulnya itu meninggalkan bekas.
Karena apa saja yang dilihat mata dan didengar telinga itu terpatri dan melekat dalam hati.
Dan untuk terbebas dari itu tidak mudah.
Tapi bukan berarti hati tidak bisa bebas dari itu semua.
Allah ta'ala berfirman:
An-Nisa' 4:49
..... بَلِ اللّٰهُ یُزَکِّیۡ مَنۡ یَّشَآءُ
"Sebenarnya Allah menyucikan siapa yang Dia kehendaki."
Sucinya hati di tangan Allah. Maka wajib bagi seorang hamba untuk jujur kepada Allah ta'ala dalam meminta kesucian hatinya.
Jujur kepada Allah, niscaya Allah akan membersihkannya bila ia jujur.
Dan di antara doa Nabi ﷺ :
Ya Allah anugerahkanlah ketakwaan pada jiwa kami, dan sucikanlah. Engkaulah sebaik-baik yang mensucikan. Engkaulah Pelindungnya dan Pemeliharanya.
Maka hendaknya ia kembali kepada Allah, inilah nasihatku kepada penanya yang mulia.
Kembali kepada Allah dengan jujur, merengek agar Allah menyucikan hatinya.
Kesucian hati berarti membersihkan hati. Karena kesucian hati tidak diperoleh kecuali dengan membersihkannya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata bahwa sesungguhnya penyucian hati mencakup dua hal. Yaitu mencakup diperintahkan kepada kebaikan dan diselamatkan dari keburukan dan penyakit.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
At-Taubah 9:103
خُذۡ مِنۡ اَمۡوَالِهِمۡ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمۡ وَتُزَکِّیۡهِمۡ بِهَا
"Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka.."
Membersihkan, yakni maksudnya dari sifat pelit dan yang semacamnya, serta menyucikannya.
Maka yang aku nasihatkan kepada penanya, agar ia kembali kepada Allah dengan jujur dan berdoa merengek agar Allah menyucikan hatinya.
Dan di waktu yang sama, ia menempuh sebab untuk membersihkan hati. Di antara cara yang paling manjur yaitu dengan mempelajari Al-Qur'an, dan menyibukkan waktunya untuk membaca dan mentadabburi kitabullah.
Allah ta'ala berfirman:
يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ
"...membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka..."
(QS al-Jumu'ah : 2)
Al-Qur'an adalah kitab yang menyucikan hati.