Daurah Quburriyun Di Yaman, " Ada Habib Tidak Puas Hati, Seisi Soal Jawab Bertukar Jadi Debat "

  Рет қаралды 10,514

Suara Sunnah

Suara Sunnah

Күн бұрын

Пікірлер: 110
@mohdfarid1608
@mohdfarid1608 Жыл бұрын
Semua asatizah yg dituduh wahabi semua lancar berbahasa arab... Ustaz2 yg mengaku aswaja belum terbukti..😅 jgn marah ye quburiun dan capaliun..😂
@CrickCricks
@CrickCricks Жыл бұрын
"Perayaan/Eid apa di kuburan..?? Pantas ini mirip seperti hadis Nabi S.A.W. 😮 لاَ تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ قُبُورًا وَلاَ تَجْعَلُوا قَبْرِي عِيدًا وَصَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّ صَلاَتَكُمْ تَبْلُغُنِي حَيْثُ كُنْتُمْ. Jangan jadikan rumah-rumah kalian seperti perkuburan dan Jangan jadikan kuburku sebagai tempat perayaan (Eid). Berselawatlah ke atasku kerana sesungguhnya selawat kalian akan sampai kepadaku di mana jua kalian berada. [Shahih Sunan Abu Daud, no: 1746/2042. Para ahli hadis berbeza dalam menilai darjat hadis ini. Ada yang menilainya hasan (Ibn Taimiyyah, Ibn Hajar al-Asqalani, al-Albani) dan ada yang menilainya sahih (al-Nawawi).] ------------- "Jangan jadikan rumah-rumah kalian seperti perkuburan", maksudnya: Jangan menjadikan rumah kalian kosong daripada solat, berdoa, membaca al-Qur'an dan zikir sehingga seolah-olah ia kawasan perkuburan. Hadis ini memberi isyarat bahawa : "Kubur bukanlah tempat melakukan ibadah" kerana "Rumah yang kosong daripada ibadah diumpamakan sebagai kubur". ------------ 👉 "Dan jangan jadikan kuburku sebagai tempat perayaan (Eid)". Apa maksud perayaan di sini? Imam Syamsul Haq Abadi ketika mensyarahkan hadis ini dalam Aunul Ma'bud Syarh Sunan Abi Daud berkata: وَالْعِيد اِسْم مَا يَعُود مِنْ الِاجْتِمَاع الْعَامّ عَلَى وَجْه مُعْتَاد عَائِدًا مَا يَعُود السَّنَة أَوْ يَعُود الْأُسْبُوع أَوْ الشَّهْر وَنَحْو ذَلِكَ . 👉 "Dan yang dinamakan “Eid” adalah apa yang berulang dari perhimpunan umum dalam bentuk yang berlaku secara rutin lagi berulang, baik ulangan itu secara tahunan atau mingguan atau bulanan dan yang seumpama itu." 👉 Secara ringkasnya, jangan jadikan kubur Nabi s.a.w. sebagai tempat ziarah yang dirutinkan pada ulangan tertentu. 👉 Jika perbuatan menjadikan kubur Nabi sebagai tempat perayaan dilarang, maka sudah lebih layak perbuatan ini Di Larang pada kubur-kubur yang lain. Ini sebagaimana jelas Imam al-Sayuthi: 👉 "Sisi penghujahan dari "Dalil-Dalil" di atas adalah bahawa: Kubur Nabi s.a.w. adalah kubur yang paling Utama di bumi. Pun begitu, Baginda MELARANG menjadikannya sebagai tempat PERAYAAN (Eid). Maka kubur-kubur selain kubur baginda adalah lebih layak untuk masuk dalam LARANGAN ini." [al-Amr bi al-Ittiba' wa al-Nahiy 'an al-Ibtida', ms. 81] --------- "Berselawatlah ke atasku kerana sesungguhnya selawat kalian akan sampai kepadaku di mana jua kalian berada." Maksudnya, di mana saja kita berselawat kepada Rasulullah, ia akan sampai kepada baginda. Justeru tak perlu bersusah payah untuk ke kubur baginda bagi mengucapkan selawat atau berpesan kepada orang yang ke Madinah untuk "kirim salam kepada Nabi".
@mansbu
@mansbu 2 жыл бұрын
Terima kasi suara sunnah Syabas Teruskan berkongsi maklumat walaupon kadangkala berat
@muslimhaji6292
@muslimhaji6292 Жыл бұрын
Ajaran Quburiyun yg di sebarkan oleh Klompok Habib ba alawi yg nasab nya sdg dipertikai sbb tidak tersambung dgn Nabi ...Amalan ba alawi yg me muliakan moyang mereka sebagai WALI WALi dgn mem jadikan kubur Kubur di keramat kan .
@muhdanastarmizi
@muhdanastarmizi 2 жыл бұрын
Lebih baik jika suara sunnah boleh sertakan sekali subtitle bahasa Melayu atau Inggeris supaya penonton yang tidak pandai bahasa arab boleh faham apa yang ustaz dengan habib Yaman ni cakap sebab apa kami penonton kurang faham apa yang mereka ni debatkan harap maklum
@epitepit8432
@epitepit8432 Жыл бұрын
bagus ckp arab pun tp quburiyun je matlamat..tiada guna..
@yazidibrahim1533
@yazidibrahim1533 Жыл бұрын
Semoga kita hati2 jelah dengan golongan habaib ni. Dah jelas puak2 di mula menyerang golongan ahlussunnah sebagai daesh. Dengan menggunwkwn pelajar2 lepasan hadramaut sebagai backup mereka
@lovepeace6755
@lovepeace6755 Жыл бұрын
Fitnah Akhir Zaman: Mengaku Ahlul Bait Tetapi Dibenci Rasulullah Banyak hadits yang menjelaskan fitnah-fitnah akhir zaman. Di antaranya adalah fenomena mengaku sebagai ahlul bait namun justru dibenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana sabda beliau: ثُمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ دَخَنُهَا مِنْ تَحْتِ قَدَمَىْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّى وَلَيْسَ مِنِّى وَإِنَّمَا أَوْلِيَائِىَ الْمُتَّقُونَ Kemudian setelahnya akan terjadi fitnah sara’ (kesenangan, kelapangan dan kemakmuran), sumber asapnya berasal dari dua telapak kaki seorang laki-laki dari keturunanku (ahlul bait). Ia mengklaim dirinya bagian dariku (pelanjut misi ahlul bait) padahal ia sama sekali bukan bagian dariku karena wali-waliku hanyalah orang-orang yang bertaqwa. (HR. Abu Daud dan Ahmad; shahih) Para ulama menjelaskan bahwa fitnah ini akan terjadi di akhir zaman sebelum keluarnya Dajjal. Sebelum fitnah sarra’ (kemakmuran) seperti hadits ini, akan didahului dengan fitnah ahlas yaitu saling memutus hubungan dan saling berperang. Namun hadits ini juga memberikan penjelasan yang sangat penting bahwa tidak semua ahlul bait (keturunan) Rasulullah adalah orang-orang yang dicintai beliau. Parameternya tetap iman dan ketaqwaan. Jika keturunan Rasulullah beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka mereka itulah ahlul bait yang sebenarnya. Sedangkan orang-orang yang mengklaim sebagai ahlul bait namun justru tidak bertaqwa, maka mereka terputus dari hubungan dekat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sama halnya dengan putra Nabi Nuh. Meskipun secara biologis ia adalah anak, namun secara ideologis bukan. Karena tidak beriman. Allah mengabadikan peristiwa dalam firman-Nya: وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ . قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.” Dia (Allah) berfirman, “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakekat)nya. Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh.” (QS. Hud: 45-46) Belakangan ini, kita megetahui gencarnya propaganda syiah. Mereka mengklaim sebagai ahlul bait dan membuat sebagian orang mengikuti mereka karena alasan itu. namun setelah mengetahui bahwa mereka mencaci ummul mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Ustman bin Affan radhiyallau ‘anhu bahkan mencaci hingga mengkafirkan mayoritas sahabat, kita jadi memahami bahwa mereka bukanlah ahlul bait yang sebenarnya sebagaimana hadits ini. Terlebih ketika banyak penyimpangan lain dalam hal syariat mulai dari mut’ah hingga khumus dan aqidah.
@seorang_aku
@seorang_aku Жыл бұрын
​@@lovepeace6755 benar sekali wahai tuan... Khomini juga keturunan Nabi saw...
@lovepeace6755
@lovepeace6755 Жыл бұрын
@@seorang_aku Fitnah Akhir Zaman: Mengaku Ahlul Bait Tetapi Dibenci Rasulullah Banyak hadits yang menjelaskan fitnah-fitnah akhir zaman. Di antaranya adalah fenomena mengaku sebagai ahlul bait namun justru dibenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana sabda beliau: ثُمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ دَخَنُهَا مِنْ تَحْتِ قَدَمَىْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّى وَلَيْسَ مِنِّى وَإِنَّمَا أَوْلِيَائِىَ الْمُتَّقُونَ Kemudian setelahnya akan terjadi fitnah sara’ (kesenangan, kelapangan dan kemakmuran), sumber asapnya berasal dari dua telapak kaki seorang laki-laki dari keturunanku (ahlul bait). Ia mengklaim dirinya bagian dariku (pelanjut misi ahlul bait) padahal ia sama sekali bukan bagian dariku karena wali-waliku hanyalah orang-orang yang bertaqwa. (HR. Abu Daud dan Ahmad; shahih) Para ulama menjelaskan bahwa fitnah ini akan terjadi di akhir zaman sebelum keluarnya Dajjal. Sebelum fitnah sarra’ (kemakmuran) seperti hadits ini, akan didahului dengan fitnah ahlas yaitu saling memutus hubungan dan saling berperang. Namun hadits ini juga memberikan penjelasan yang sangat penting bahwa tidak semua ahlul bait (keturunan) Rasulullah adalah orang-orang yang dicintai beliau. Parameternya tetap iman dan ketaqwaan. Jika keturunan Rasulullah beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka mereka itulah ahlul bait yang sebenarnya. Sedangkan orang-orang yang mengklaim sebagai ahlul bait namun justru tidak bertaqwa, maka mereka terputus dari hubungan dekat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sama halnya dengan putra Nabi Nuh. Meskipun secara biologis ia adalah anak, namun secara ideologis bukan. Karena tidak beriman. Allah mengabadikan peristiwa dalam firman-Nya: وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ . قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.” Dia (Allah) berfirman, “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakekat)nya. Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh.” (QS. Hud: 45-46) Belakangan ini, kita megetahui gencarnya propaganda syiah. Mereka mengklaim sebagai ahlul bait dan membuat sebagian orang mengikuti mereka karena alasan itu. namun setelah mengetahui bahwa mereka mencaci ummul mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Ustman bin Affan radhiyallau ‘anhu bahkan mencaci hingga mengkafirkan mayoritas sahabat, kita jadi memahami bahwa mereka bukanlah ahlul bait yang sebenarnya sebagaimana hadits ini. Terlebih ketika banyak penyimpangan lain dalam hal syariat mulai dari mut’ah hingga khumus dan aqidah.
@Abdul_hanif123
@Abdul_hanif123 Жыл бұрын
Masuk majlis ilmu orang tak beradap nak tegak benang basah pulak dah
@lovepeace6755
@lovepeace6755 Жыл бұрын
Fitnah Akhir Zaman: Mengaku Ahlul Bait Tetapi Dibenci Rasulullah Banyak hadits yang menjelaskan fitnah-fitnah akhir zaman. Di antaranya adalah fenomena mengaku sebagai ahlul bait namun justru dibenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana sabda beliau: ثُمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ دَخَنُهَا مِنْ تَحْتِ قَدَمَىْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّى وَلَيْسَ مِنِّى وَإِنَّمَا أَوْلِيَائِىَ الْمُتَّقُونَ Kemudian setelahnya akan terjadi fitnah sara’ (kesenangan, kelapangan dan kemakmuran), sumber asapnya berasal dari dua telapak kaki seorang laki-laki dari keturunanku (ahlul bait). Ia mengklaim dirinya bagian dariku (pelanjut misi ahlul bait) padahal ia sama sekali bukan bagian dariku karena wali-waliku hanyalah orang-orang yang bertaqwa. (HR. Abu Daud dan Ahmad; shahih) Para ulama menjelaskan bahwa fitnah ini akan terjadi di akhir zaman sebelum keluarnya Dajjal. Sebelum fitnah sarra’ (kemakmuran) seperti hadits ini, akan didahului dengan fitnah ahlas yaitu saling memutus hubungan dan saling berperang. Namun hadits ini juga memberikan penjelasan yang sangat penting bahwa tidak semua ahlul bait (keturunan) Rasulullah adalah orang-orang yang dicintai beliau. Parameternya tetap iman dan ketaqwaan. Jika keturunan Rasulullah beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka mereka itulah ahlul bait yang sebenarnya. Sedangkan orang-orang yang mengklaim sebagai ahlul bait namun justru tidak bertaqwa, maka mereka terputus dari hubungan dekat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sama halnya dengan putra Nabi Nuh. Meskipun secara biologis ia adalah anak, namun secara ideologis bukan. Karena tidak beriman. Allah mengabadikan peristiwa dalam firman-Nya: وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ . قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.” Dia (Allah) berfirman, “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakekat)nya. Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh.” (QS. Hud: 45-46) Belakangan ini, kita megetahui gencarnya propaganda syiah. Mereka mengklaim sebagai ahlul bait dan membuat sebagian orang mengikuti mereka karena alasan itu. namun setelah mengetahui bahwa mereka mencaci ummul mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Ustman bin Affan radhiyallau ‘anhu bahkan mencaci hingga mengkafirkan mayoritas sahabat, kita jadi memahami bahwa mereka bukanlah ahlul bait yang sebenarnya sebagaimana hadits ini. Terlebih ketika banyak penyimpangan lain dalam hal syariat mulai dari mut’ah hingga khumus dan aqidah.
@bebabkeder8526
@bebabkeder8526 2 жыл бұрын
sepatutnya tumbnail tu cmni "ada capaliun tidak puas hati".. dia dh smpai maqam tu sbb tu capal ngam2 atas kepala
@CrickCricks
@CrickCricks Жыл бұрын
😂 tgk berapa besar punya capal duduk dia punya kapla..
@hatersarelosers8641
@hatersarelosers8641 Жыл бұрын
Sampai ke LOGO capal pun nak ejek2 ya hehe. Tak perlu lah mengejek sampai ke situ, itu pun dah mujur dia tak minat LOGO Marvel ke, Logo Playboy ke, logo brand2 arak ke, logo ada lambang salib ke dsbnya. Hati dia kita x tau, tapi insyaAllah biasanya yg minat sesuatu itu kerana kita CINTA / SUKA padanya. Jadi sangka baik aja lah, dia suka logo capal kerana dia CINTAKAN Rasulullah S.a.w 🙂
@CrickCricks
@CrickCricks Жыл бұрын
@@hatersarelosers8641 Demikianlah keadaan hadis palsu yang cuba untuk merubah wajah agama. Akhirnya nanti, agama kita tidak ubah seperti agama para rahib-rahib. Imam al-Zahabi berkata: Nabi ﷺbersabda, "‏ إِنَّ كَذِبًا عَلَىَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ، مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ ‏"‏‏ “Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah seperti berdusta atas nama selainku. Barangsiapa yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka dia menempah tempat duduknya di dalam api neraka.” (HR al-Bukhāri di dalam Sahih: 1291) Berbohong atas nama Nabi Muhammad, tidak sama seperti berbohong kepada orang lain. Sekalipun berbohong kepada Pak Menteri adalah satu dosa dan boleh dikenakan tindakan undang-undang, ia tidak lebih berat berbanding berdusta atas nama Nabi Muhammad SAW. Berdusta atas nama Nabi akan menyebabkan seseorang itu masuk neraka dan diseksa di dalamnya. Ingatlah! Ini janji neraka kepada orang yang berdusta atas nama Nabi Muhammad SAW
@bebabkeder8526
@bebabkeder8526 Жыл бұрын
@@hatersarelosers8641 logi camel pun org kafir ada pakai.. mungkin dorang xtau kot yg nabi selalu naik unta.. logo kuda ferari pun sama.. nabi naik kuda perang.. sbb dorang cinta kn nabi jgak kot
@hatersarelosers8641
@hatersarelosers8641 Жыл бұрын
@@bebabkeder8526 Berdusta dengan SENGAJA, kena FAHAM makna "muta'ammidan" .... Tapi mungkin mereka tak tahu martabat hadits yg sebenar, maka itu KEJAHILAN, bukan SENGAJA. Hati2 juga dalam MENUDUH. 🙂 Orang kafir pakai logo Camel ke apa, bergantung pada NIAT. "innamal a'maalu binniyyaaat" .... contoh lain, org kafir juga GOSOK GIGI, dan gosok gigi itu sunnah, maka adakah mereka ikut sunnah? Saya hanya bercakap bab SANGKA BAIK niat mereka, itu saja. Kalau nak terus sangka buruk ya silakan 🙂
@irwan6555
@irwan6555 2 жыл бұрын
Ust Adli akhlak 👍
@zisanzero4052
@zisanzero4052 2 жыл бұрын
Dia sendiri nak beri pertanyaan, dia juga yg ubah jdi debat... Perbincangan yg hngat
@lovepeace6755
@lovepeace6755 Жыл бұрын
Fitnah Akhir Zaman: Mengaku Ahlul Bait Tetapi Dibenci Rasulullah Banyak hadits yang menjelaskan fitnah-fitnah akhir zaman. Di antaranya adalah fenomena mengaku sebagai ahlul bait namun justru dibenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana sabda beliau: ثُمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ دَخَنُهَا مِنْ تَحْتِ قَدَمَىْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّى وَلَيْسَ مِنِّى وَإِنَّمَا أَوْلِيَائِىَ الْمُتَّقُونَ Kemudian setelahnya akan terjadi fitnah sara’ (kesenangan, kelapangan dan kemakmuran), sumber asapnya berasal dari dua telapak kaki seorang laki-laki dari keturunanku (ahlul bait). Ia mengklaim dirinya bagian dariku (pelanjut misi ahlul bait) padahal ia sama sekali bukan bagian dariku karena wali-waliku hanyalah orang-orang yang bertaqwa. (HR. Abu Daud dan Ahmad; shahih) Para ulama menjelaskan bahwa fitnah ini akan terjadi di akhir zaman sebelum keluarnya Dajjal. Sebelum fitnah sarra’ (kemakmuran) seperti hadits ini, akan didahului dengan fitnah ahlas yaitu saling memutus hubungan dan saling berperang. Namun hadits ini juga memberikan penjelasan yang sangat penting bahwa tidak semua ahlul bait (keturunan) Rasulullah adalah orang-orang yang dicintai beliau. Parameternya tetap iman dan ketaqwaan. Jika keturunan Rasulullah beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka mereka itulah ahlul bait yang sebenarnya. Sedangkan orang-orang yang mengklaim sebagai ahlul bait namun justru tidak bertaqwa, maka mereka terputus dari hubungan dekat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sama halnya dengan putra Nabi Nuh. Meskipun secara biologis ia adalah anak, namun secara ideologis bukan. Karena tidak beriman. Allah mengabadikan peristiwa dalam firman-Nya: وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ . قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.” Dia (Allah) berfirman, “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakekat)nya. Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh.” (QS. Hud: 45-46) Belakangan ini, kita megetahui gencarnya propaganda syiah. Mereka mengklaim sebagai ahlul bait dan membuat sebagian orang mengikuti mereka karena alasan itu. namun setelah mengetahui bahwa mereka mencaci ummul mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Ustman bin Affan radhiyallau ‘anhu bahkan mencaci hingga mengkafirkan mayoritas sahabat, kita jadi memahami bahwa mereka bukanlah ahlul bait yang sebenarnya sebagaimana hadits ini. Terlebih ketika banyak penyimpangan lain dalam hal syariat mulai dari mut’ah hingga khumus dan aqidah.
@qolbi1513
@qolbi1513 2 жыл бұрын
Terjemahan sat... 😭
@fazz_belukang
@fazz_belukang Жыл бұрын
tak silap ada habib dakwa boleh ckp dgn Nabi hud
@baomalsikneytvdotcom3283
@baomalsikneytvdotcom3283 Жыл бұрын
Geng habaib umar yg usop trompet syg tu
@fazz_belukang
@fazz_belukang Жыл бұрын
@@baomalsikneytvdotcom3283 syg pon tak kena gaya…
@abdrahimwahab5981
@abdrahimwahab5981 2 жыл бұрын
Soalan tak der kena pasal kuburriyun
@mohammadnajmibachok9330
@mohammadnajmibachok9330 2 жыл бұрын
Betul. "Habib" tu asyik tanya soalan yang menyimpang daripada persoalan asal.
@qolbi1513
@qolbi1513 2 жыл бұрын
dia tanya apa 🤕
@cintaqurandansunnahnabi
@cintaqurandansunnahnabi 2 жыл бұрын
@@qolbi1513 kalau suara Sunnah bagi Saya terjemah..Saya tolong nanti
@lovepeace6755
@lovepeace6755 Жыл бұрын
Fitnah Akhir Zaman: Mengaku Ahlul Bait Tetapi Dibenci Rasulullah Banyak hadits yang menjelaskan fitnah-fitnah akhir zaman. Di antaranya adalah fenomena mengaku sebagai ahlul bait namun justru dibenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana sabda beliau: ثُمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ دَخَنُهَا مِنْ تَحْتِ قَدَمَىْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّى وَلَيْسَ مِنِّى وَإِنَّمَا أَوْلِيَائِىَ الْمُتَّقُونَ Kemudian setelahnya akan terjadi fitnah sara’ (kesenangan, kelapangan dan kemakmuran), sumber asapnya berasal dari dua telapak kaki seorang laki-laki dari keturunanku (ahlul bait). Ia mengklaim dirinya bagian dariku (pelanjut misi ahlul bait) padahal ia sama sekali bukan bagian dariku karena wali-waliku hanyalah orang-orang yang bertaqwa. (HR. Abu Daud dan Ahmad; shahih) Para ulama menjelaskan bahwa fitnah ini akan terjadi di akhir zaman sebelum keluarnya Dajjal. Sebelum fitnah sarra’ (kemakmuran) seperti hadits ini, akan didahului dengan fitnah ahlas yaitu saling memutus hubungan dan saling berperang. Namun hadits ini juga memberikan penjelasan yang sangat penting bahwa tidak semua ahlul bait (keturunan) Rasulullah adalah orang-orang yang dicintai beliau. Parameternya tetap iman dan ketaqwaan. Jika keturunan Rasulullah beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka mereka itulah ahlul bait yang sebenarnya. Sedangkan orang-orang yang mengklaim sebagai ahlul bait namun justru tidak bertaqwa, maka mereka terputus dari hubungan dekat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sama halnya dengan putra Nabi Nuh. Meskipun secara biologis ia adalah anak, namun secara ideologis bukan. Karena tidak beriman. Allah mengabadikan peristiwa dalam firman-Nya: وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ . قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.” Dia (Allah) berfirman, “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakekat)nya. Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh.” (QS. Hud: 45-46) Belakangan ini, kita megetahui gencarnya propaganda syiah. Mereka mengklaim sebagai ahlul bait dan membuat sebagian orang mengikuti mereka karena alasan itu. namun setelah mengetahui bahwa mereka mencaci ummul mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Ustman bin Affan radhiyallau ‘anhu bahkan mencaci hingga mengkafirkan mayoritas sahabat, kita jadi memahami bahwa mereka bukanlah ahlul bait yang sebenarnya sebagaimana hadits ini. Terlebih ketika banyak penyimpangan lain dalam hal syariat mulai dari mut’ah hingga khumus dan aqidah.
@lovepeace6755
@lovepeace6755 Жыл бұрын
​@@mohammadnajmibachok9330 Fitnah Akhir Zaman: Mengaku Ahlul Bait Tetapi Dibenci Rasulullah Banyak hadits yang menjelaskan fitnah-fitnah akhir zaman. Di antaranya adalah fenomena mengaku sebagai ahlul bait namun justru dibenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana sabda beliau: ثُمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ دَخَنُهَا مِنْ تَحْتِ قَدَمَىْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّى وَلَيْسَ مِنِّى وَإِنَّمَا أَوْلِيَائِىَ الْمُتَّقُونَ Kemudian setelahnya akan terjadi fitnah sara’ (kesenangan, kelapangan dan kemakmuran), sumber asapnya berasal dari dua telapak kaki seorang laki-laki dari keturunanku (ahlul bait). Ia mengklaim dirinya bagian dariku (pelanjut misi ahlul bait) padahal ia sama sekali bukan bagian dariku karena wali-waliku hanyalah orang-orang yang bertaqwa. (HR. Abu Daud dan Ahmad; shahih) Para ulama menjelaskan bahwa fitnah ini akan terjadi di akhir zaman sebelum keluarnya Dajjal. Sebelum fitnah sarra’ (kemakmuran) seperti hadits ini, akan didahului dengan fitnah ahlas yaitu saling memutus hubungan dan saling berperang. Namun hadits ini juga memberikan penjelasan yang sangat penting bahwa tidak semua ahlul bait (keturunan) Rasulullah adalah orang-orang yang dicintai beliau. Parameternya tetap iman dan ketaqwaan. Jika keturunan Rasulullah beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka mereka itulah ahlul bait yang sebenarnya. Sedangkan orang-orang yang mengklaim sebagai ahlul bait namun justru tidak bertaqwa, maka mereka terputus dari hubungan dekat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sama halnya dengan putra Nabi Nuh. Meskipun secara biologis ia adalah anak, namun secara ideologis bukan. Karena tidak beriman. Allah mengabadikan peristiwa dalam firman-Nya: وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ . قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.” Dia (Allah) berfirman, “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakekat)nya. Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh.” (QS. Hud: 45-46) Belakangan ini, kita megetahui gencarnya propaganda syiah. Mereka mengklaim sebagai ahlul bait dan membuat sebagian orang mengikuti mereka karena alasan itu. namun setelah mengetahui bahwa mereka mencaci ummul mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Ustman bin Affan radhiyallau ‘anhu bahkan mencaci hingga mengkafirkan mayoritas sahabat, kita jadi memahami bahwa mereka bukanlah ahlul bait yang sebenarnya sebagaimana hadits ini. Terlebih ketika banyak penyimpangan lain dalam hal syariat mulai dari mut’ah hingga khumus dan aqidah.
@farhannusi8602
@farhannusi8602 2 жыл бұрын
MasyaAllah t.kasih admin atas usaha nya. Manafaat tuk kami awam ni..syabas teruskan menebar kebenaran moga Allah mmbantu kmu.. KataAli r.a "kenalilah kebenaran nescaya kamu kenal orng2 yg benar"..
@muslimhaji6292
@muslimhaji6292 Жыл бұрын
Cari link nasab Habib ba alawi terputus sejak 550 thn di KZbin .. Qubur PALSU wali wali yg sdh mulai di pertikaikan... klompok Habib habib tidak dapat memberi kan sanad Nasab mereka yg terputus dgn Nabi .
@mohammadasribinriffin
@mohammadasribinriffin 3 ай бұрын
aku respect sgt kt ustaz ni..kagum sgt dgn dia sbb fasih bertutur bahasa arab..
@marcdervish3940
@marcdervish3940 3 ай бұрын
Muka habib sme ust khairul perak
@danialm8122
@danialm8122 Жыл бұрын
Bagus ada orang nak berdebat. Jadi kita dapat lebih menerangkan kepada mereka.
@Daud2023
@Daud2023 Ай бұрын
Jazakallahu khiran
@mohdfairuz2874
@mohdfairuz2874 Жыл бұрын
Dia boleh cakap melayu tu ustaz.saja je dia nak buat leceh cakap arab...😁
@Abdul_hanif123
@Abdul_hanif123 Жыл бұрын
Takiyah kuat
@lovepeace6755
@lovepeace6755 Жыл бұрын
​@@Abdul_hanif123 Fitnah Akhir Zaman: Mengaku Ahlul Bait Tetapi Dibenci Rasulullah Banyak hadits yang menjelaskan fitnah-fitnah akhir zaman. Di antaranya adalah fenomena mengaku sebagai ahlul bait namun justru dibenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana sabda beliau: ثُمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ دَخَنُهَا مِنْ تَحْتِ قَدَمَىْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّى وَلَيْسَ مِنِّى وَإِنَّمَا أَوْلِيَائِىَ الْمُتَّقُونَ Kemudian setelahnya akan terjadi fitnah sara’ (kesenangan, kelapangan dan kemakmuran), sumber asapnya berasal dari dua telapak kaki seorang laki-laki dari keturunanku (ahlul bait). Ia mengklaim dirinya bagian dariku (pelanjut misi ahlul bait) padahal ia sama sekali bukan bagian dariku karena wali-waliku hanyalah orang-orang yang bertaqwa. (HR. Abu Daud dan Ahmad; shahih) Para ulama menjelaskan bahwa fitnah ini akan terjadi di akhir zaman sebelum keluarnya Dajjal. Sebelum fitnah sarra’ (kemakmuran) seperti hadits ini, akan didahului dengan fitnah ahlas yaitu saling memutus hubungan dan saling berperang. Namun hadits ini juga memberikan penjelasan yang sangat penting bahwa tidak semua ahlul bait (keturunan) Rasulullah adalah orang-orang yang dicintai beliau. Parameternya tetap iman dan ketaqwaan. Jika keturunan Rasulullah beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka mereka itulah ahlul bait yang sebenarnya. Sedangkan orang-orang yang mengklaim sebagai ahlul bait namun justru tidak bertaqwa, maka mereka terputus dari hubungan dekat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sama halnya dengan putra Nabi Nuh. Meskipun secara biologis ia adalah anak, namun secara ideologis bukan. Karena tidak beriman. Allah mengabadikan peristiwa dalam firman-Nya: وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ . قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.” Dia (Allah) berfirman, “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakekat)nya. Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh.” (QS. Hud: 45-46) Belakangan ini, kita megetahui gencarnya propaganda syiah. Mereka mengklaim sebagai ahlul bait dan membuat sebagian orang mengikuti mereka karena alasan itu. namun setelah mengetahui bahwa mereka mencaci ummul mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Ustman bin Affan radhiyallau ‘anhu bahkan mencaci hingga mengkafirkan mayoritas sahabat, kita jadi memahami bahwa mereka bukanlah ahlul bait yang sebenarnya sebagaimana hadits ini. Terlebih ketika banyak penyimpangan lain dalam hal syariat mulai dari mut’ah hingga khumus dan aqidah.
@lovepeace6755
@lovepeace6755 Жыл бұрын
Fitnah Akhir Zaman: Mengaku Ahlul Bait Tetapi Dibenci Rasulullah Banyak hadits yang menjelaskan fitnah-fitnah akhir zaman. Di antaranya adalah fenomena mengaku sebagai ahlul bait namun justru dibenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana sabda beliau: ثُمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ دَخَنُهَا مِنْ تَحْتِ قَدَمَىْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّى وَلَيْسَ مِنِّى وَإِنَّمَا أَوْلِيَائِىَ الْمُتَّقُونَ Kemudian setelahnya akan terjadi fitnah sara’ (kesenangan, kelapangan dan kemakmuran), sumber asapnya berasal dari dua telapak kaki seorang laki-laki dari keturunanku (ahlul bait). Ia mengklaim dirinya bagian dariku (pelanjut misi ahlul bait) padahal ia sama sekali bukan bagian dariku karena wali-waliku hanyalah orang-orang yang bertaqwa. (HR. Abu Daud dan Ahmad; shahih) Para ulama menjelaskan bahwa fitnah ini akan terjadi di akhir zaman sebelum keluarnya Dajjal. Sebelum fitnah sarra’ (kemakmuran) seperti hadits ini, akan didahului dengan fitnah ahlas yaitu saling memutus hubungan dan saling berperang. Namun hadits ini juga memberikan penjelasan yang sangat penting bahwa tidak semua ahlul bait (keturunan) Rasulullah adalah orang-orang yang dicintai beliau. Parameternya tetap iman dan ketaqwaan. Jika keturunan Rasulullah beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka mereka itulah ahlul bait yang sebenarnya. Sedangkan orang-orang yang mengklaim sebagai ahlul bait namun justru tidak bertaqwa, maka mereka terputus dari hubungan dekat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sama halnya dengan putra Nabi Nuh. Meskipun secara biologis ia adalah anak, namun secara ideologis bukan. Karena tidak beriman. Allah mengabadikan peristiwa dalam firman-Nya: وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ . قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.” Dia (Allah) berfirman, “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakekat)nya. Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh.” (QS. Hud: 45-46) Belakangan ini, kita megetahui gencarnya propaganda syiah. Mereka mengklaim sebagai ahlul bait dan membuat sebagian orang mengikuti mereka karena alasan itu. namun setelah mengetahui bahwa mereka mencaci ummul mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Ustman bin Affan radhiyallau ‘anhu bahkan mencaci hingga mengkafirkan mayoritas sahabat, kita jadi memahami bahwa mereka bukanlah ahlul bait yang sebenarnya sebagaimana hadits ini. Terlebih ketika banyak penyimpangan lain dalam hal syariat mulai dari mut’ah hingga khumus dan aqidah.
@muhammadhafnihosni3549
@muhammadhafnihosni3549 2 жыл бұрын
need translation.. kasihanilah kami yg xpandai bahasa Arab ni.. 😅
@abdulhamidharoon9902
@abdulhamidharoon9902 Жыл бұрын
Org melayu tk tau berbahasa arab tkda masaalah..tapi org melayu tk paham bahasa melayu ni yg masaalah..
@NuriJos-pg6yl
@NuriJos-pg6yl 2 ай бұрын
​@@abdulhamidharoon9902😂
@hafiizh79
@hafiizh79 2 жыл бұрын
Nampak sedap air
@lovepeace6755
@lovepeace6755 Жыл бұрын
Fitnah Akhir Zaman: Mengaku Ahlul Bait Tetapi Dibenci Rasulullah Banyak hadits yang menjelaskan fitnah-fitnah akhir zaman. Di antaranya adalah fenomena mengaku sebagai ahlul bait namun justru dibenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana sabda beliau: ثُمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ دَخَنُهَا مِنْ تَحْتِ قَدَمَىْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّى وَلَيْسَ مِنِّى وَإِنَّمَا أَوْلِيَائِىَ الْمُتَّقُونَ Kemudian setelahnya akan terjadi fitnah sara’ (kesenangan, kelapangan dan kemakmuran), sumber asapnya berasal dari dua telapak kaki seorang laki-laki dari keturunanku (ahlul bait). Ia mengklaim dirinya bagian dariku (pelanjut misi ahlul bait) padahal ia sama sekali bukan bagian dariku karena wali-waliku hanyalah orang-orang yang bertaqwa. (HR. Abu Daud dan Ahmad; shahih) Para ulama menjelaskan bahwa fitnah ini akan terjadi di akhir zaman sebelum keluarnya Dajjal. Sebelum fitnah sarra’ (kemakmuran) seperti hadits ini, akan didahului dengan fitnah ahlas yaitu saling memutus hubungan dan saling berperang. Namun hadits ini juga memberikan penjelasan yang sangat penting bahwa tidak semua ahlul bait (keturunan) Rasulullah adalah orang-orang yang dicintai beliau. Parameternya tetap iman dan ketaqwaan. Jika keturunan Rasulullah beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka mereka itulah ahlul bait yang sebenarnya. Sedangkan orang-orang yang mengklaim sebagai ahlul bait namun justru tidak bertaqwa, maka mereka terputus dari hubungan dekat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sama halnya dengan putra Nabi Nuh. Meskipun secara biologis ia adalah anak, namun secara ideologis bukan. Karena tidak beriman. Allah mengabadikan peristiwa dalam firman-Nya: وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ . قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.” Dia (Allah) berfirman, “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakekat)nya. Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh.” (QS. Hud: 45-46) Belakangan ini, kita megetahui gencarnya propaganda syiah. Mereka mengklaim sebagai ahlul bait dan membuat sebagian orang mengikuti mereka karena alasan itu. namun setelah mengetahui bahwa mereka mencaci ummul mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Ustman bin Affan radhiyallau ‘anhu bahkan mencaci hingga mengkafirkan mayoritas sahabat, kita jadi memahami bahwa mereka bukanlah ahlul bait yang sebenarnya sebagaimana hadits ini. Terlebih ketika banyak penyimpangan lain dalam hal syariat mulai dari mut’ah hingga khumus dan aqidah.
@abrahamlotus1293
@abrahamlotus1293 2 жыл бұрын
ckp melayu la... nmpk sgt habib tu tau bahasa melayu...
@izzuddinshaabi7672
@izzuddinshaabi7672 Жыл бұрын
Kau tahu ke cakap arab
@lovepeace6755
@lovepeace6755 Жыл бұрын
Fitnah Akhir Zaman: Mengaku Ahlul Bait Tetapi Dibenci Rasulullah Banyak hadits yang menjelaskan fitnah-fitnah akhir zaman. Di antaranya adalah fenomena mengaku sebagai ahlul bait namun justru dibenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana sabda beliau: ثُمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ دَخَنُهَا مِنْ تَحْتِ قَدَمَىْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّى وَلَيْسَ مِنِّى وَإِنَّمَا أَوْلِيَائِىَ الْمُتَّقُونَ Kemudian setelahnya akan terjadi fitnah sara’ (kesenangan, kelapangan dan kemakmuran), sumber asapnya berasal dari dua telapak kaki seorang laki-laki dari keturunanku (ahlul bait). Ia mengklaim dirinya bagian dariku (pelanjut misi ahlul bait) padahal ia sama sekali bukan bagian dariku karena wali-waliku hanyalah orang-orang yang bertaqwa. (HR. Abu Daud dan Ahmad; shahih) Para ulama menjelaskan bahwa fitnah ini akan terjadi di akhir zaman sebelum keluarnya Dajjal. Sebelum fitnah sarra’ (kemakmuran) seperti hadits ini, akan didahului dengan fitnah ahlas yaitu saling memutus hubungan dan saling berperang. Namun hadits ini juga memberikan penjelasan yang sangat penting bahwa tidak semua ahlul bait (keturunan) Rasulullah adalah orang-orang yang dicintai beliau. Parameternya tetap iman dan ketaqwaan. Jika keturunan Rasulullah beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka mereka itulah ahlul bait yang sebenarnya. Sedangkan orang-orang yang mengklaim sebagai ahlul bait namun justru tidak bertaqwa, maka mereka terputus dari hubungan dekat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sama halnya dengan putra Nabi Nuh. Meskipun secara biologis ia adalah anak, namun secara ideologis bukan. Karena tidak beriman. Allah mengabadikan peristiwa dalam firman-Nya: وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ . قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.” Dia (Allah) berfirman, “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakekat)nya. Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh.” (QS. Hud: 45-46) Belakangan ini, kita megetahui gencarnya propaganda syiah. Mereka mengklaim sebagai ahlul bait dan membuat sebagian orang mengikuti mereka karena alasan itu. namun setelah mengetahui bahwa mereka mencaci ummul mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Ustman bin Affan radhiyallau ‘anhu bahkan mencaci hingga mengkafirkan mayoritas sahabat, kita jadi memahami bahwa mereka bukanlah ahlul bait yang sebenarnya sebagaimana hadits ini. Terlebih ketika banyak penyimpangan lain dalam hal syariat mulai dari mut’ah hingga khumus dan aqidah.
@lovepeace6755
@lovepeace6755 Жыл бұрын
​@@izzuddinshaabi7672 Fitnah Akhir Zaman: Mengaku Ahlul Bait Tetapi Dibenci Rasulullah Banyak hadits yang menjelaskan fitnah-fitnah akhir zaman. Di antaranya adalah fenomena mengaku sebagai ahlul bait namun justru dibenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana sabda beliau: ثُمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ دَخَنُهَا مِنْ تَحْتِ قَدَمَىْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّى وَلَيْسَ مِنِّى وَإِنَّمَا أَوْلِيَائِىَ الْمُتَّقُونَ Kemudian setelahnya akan terjadi fitnah sara’ (kesenangan, kelapangan dan kemakmuran), sumber asapnya berasal dari dua telapak kaki seorang laki-laki dari keturunanku (ahlul bait). Ia mengklaim dirinya bagian dariku (pelanjut misi ahlul bait) padahal ia sama sekali bukan bagian dariku karena wali-waliku hanyalah orang-orang yang bertaqwa. (HR. Abu Daud dan Ahmad; shahih) Para ulama menjelaskan bahwa fitnah ini akan terjadi di akhir zaman sebelum keluarnya Dajjal. Sebelum fitnah sarra’ (kemakmuran) seperti hadits ini, akan didahului dengan fitnah ahlas yaitu saling memutus hubungan dan saling berperang. Namun hadits ini juga memberikan penjelasan yang sangat penting bahwa tidak semua ahlul bait (keturunan) Rasulullah adalah orang-orang yang dicintai beliau. Parameternya tetap iman dan ketaqwaan. Jika keturunan Rasulullah beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka mereka itulah ahlul bait yang sebenarnya. Sedangkan orang-orang yang mengklaim sebagai ahlul bait namun justru tidak bertaqwa, maka mereka terputus dari hubungan dekat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sama halnya dengan putra Nabi Nuh. Meskipun secara biologis ia adalah anak, namun secara ideologis bukan. Karena tidak beriman. Allah mengabadikan peristiwa dalam firman-Nya: وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ . قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.” Dia (Allah) berfirman, “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakekat)nya. Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh.” (QS. Hud: 45-46) Belakangan ini, kita megetahui gencarnya propaganda syiah. Mereka mengklaim sebagai ahlul bait dan membuat sebagian orang mengikuti mereka karena alasan itu. namun setelah mengetahui bahwa mereka mencaci ummul mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Ustman bin Affan radhiyallau ‘anhu bahkan mencaci hingga mengkafirkan mayoritas sahabat, kita jadi memahami bahwa mereka bukanlah ahlul bait yang sebenarnya sebagaimana hadits ini. Terlebih ketika banyak penyimpangan lain dalam hal syariat mulai dari mut’ah hingga khumus dan aqidah.
@abdulkarim-fn4pd
@abdulkarim-fn4pd Жыл бұрын
menarik ni. haha..
@ryowatanabei9051
@ryowatanabei9051 Жыл бұрын
Subhanallah,, Alhamdulillah.. Allahu Akbar... .... Astaghfirullah ....
@mullyeadeejr3971
@mullyeadeejr3971 10 ай бұрын
Menurut imam kiyai imannudin al banteni mereka keturunan nabi terputus dari jalur ubaidillah
@sukritairin9212
@sukritairin9212 Жыл бұрын
ostat ni abg si johan HotFM ka
@ffnetworks6018
@ffnetworks6018 Жыл бұрын
aku igt aku sorang je perasan..tone suare sebijik
@imanmutiara90
@imanmutiara90 Жыл бұрын
Banyak pertentangan Ibarah(teks) kitab tersebut.
@lovepeace6755
@lovepeace6755 Жыл бұрын
Fitnah Akhir Zaman: Mengaku Ahlul Bait Tetapi Dibenci Rasulullah Banyak hadits yang menjelaskan fitnah-fitnah akhir zaman. Di antaranya adalah fenomena mengaku sebagai ahlul bait namun justru dibenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana sabda beliau: ثُمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ دَخَنُهَا مِنْ تَحْتِ قَدَمَىْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّى وَلَيْسَ مِنِّى وَإِنَّمَا أَوْلِيَائِىَ الْمُتَّقُونَ Kemudian setelahnya akan terjadi fitnah sara’ (kesenangan, kelapangan dan kemakmuran), sumber asapnya berasal dari dua telapak kaki seorang laki-laki dari keturunanku (ahlul bait). Ia mengklaim dirinya bagian dariku (pelanjut misi ahlul bait) padahal ia sama sekali bukan bagian dariku karena wali-waliku hanyalah orang-orang yang bertaqwa. (HR. Abu Daud dan Ahmad; shahih) Para ulama menjelaskan bahwa fitnah ini akan terjadi di akhir zaman sebelum keluarnya Dajjal. Sebelum fitnah sarra’ (kemakmuran) seperti hadits ini, akan didahului dengan fitnah ahlas yaitu saling memutus hubungan dan saling berperang. Namun hadits ini juga memberikan penjelasan yang sangat penting bahwa tidak semua ahlul bait (keturunan) Rasulullah adalah orang-orang yang dicintai beliau. Parameternya tetap iman dan ketaqwaan. Jika keturunan Rasulullah beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka mereka itulah ahlul bait yang sebenarnya. Sedangkan orang-orang yang mengklaim sebagai ahlul bait namun justru tidak bertaqwa, maka mereka terputus dari hubungan dekat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sama halnya dengan putra Nabi Nuh. Meskipun secara biologis ia adalah anak, namun secara ideologis bukan. Karena tidak beriman. Allah mengabadikan peristiwa dalam firman-Nya: وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ . قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.” Dia (Allah) berfirman, “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakekat)nya. Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh.” (QS. Hud: 45-46) Belakangan ini, kita megetahui gencarnya propaganda syiah. Mereka mengklaim sebagai ahlul bait dan membuat sebagian orang mengikuti mereka karena alasan itu. namun setelah mengetahui bahwa mereka mencaci ummul mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Ustman bin Affan radhiyallau ‘anhu bahkan mencaci hingga mengkafirkan mayoritas sahabat, kita jadi memahami bahwa mereka bukanlah ahlul bait yang sebenarnya sebagaimana hadits ini. Terlebih ketika banyak penyimpangan lain dalam hal syariat mulai dari mut’ah hingga khumus dan aqidah.
@abrahamlotus1293
@abrahamlotus1293 Жыл бұрын
Habib tak penting air mangkuk yg lebih penting
@lovepeace6755
@lovepeace6755 Жыл бұрын
Fitnah Akhir Zaman: Mengaku Ahlul Bait Tetapi Dibenci Rasulullah Banyak hadits yang menjelaskan fitnah-fitnah akhir zaman. Di antaranya adalah fenomena mengaku sebagai ahlul bait namun justru dibenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana sabda beliau: ثُمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ دَخَنُهَا مِنْ تَحْتِ قَدَمَىْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّى وَلَيْسَ مِنِّى وَإِنَّمَا أَوْلِيَائِىَ الْمُتَّقُونَ Kemudian setelahnya akan terjadi fitnah sara’ (kesenangan, kelapangan dan kemakmuran), sumber asapnya berasal dari dua telapak kaki seorang laki-laki dari keturunanku (ahlul bait). Ia mengklaim dirinya bagian dariku (pelanjut misi ahlul bait) padahal ia sama sekali bukan bagian dariku karena wali-waliku hanyalah orang-orang yang bertaqwa. (HR. Abu Daud dan Ahmad; shahih) Para ulama menjelaskan bahwa fitnah ini akan terjadi di akhir zaman sebelum keluarnya Dajjal. Sebelum fitnah sarra’ (kemakmuran) seperti hadits ini, akan didahului dengan fitnah ahlas yaitu saling memutus hubungan dan saling berperang. Namun hadits ini juga memberikan penjelasan yang sangat penting bahwa tidak semua ahlul bait (keturunan) Rasulullah adalah orang-orang yang dicintai beliau. Parameternya tetap iman dan ketaqwaan. Jika keturunan Rasulullah beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka mereka itulah ahlul bait yang sebenarnya. Sedangkan orang-orang yang mengklaim sebagai ahlul bait namun justru tidak bertaqwa, maka mereka terputus dari hubungan dekat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sama halnya dengan putra Nabi Nuh. Meskipun secara biologis ia adalah anak, namun secara ideologis bukan. Karena tidak beriman. Allah mengabadikan peristiwa dalam firman-Nya: وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ . قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.” Dia (Allah) berfirman, “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakekat)nya. Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh.” (QS. Hud: 45-46) Belakangan ini, kita megetahui gencarnya propaganda syiah. Mereka mengklaim sebagai ahlul bait dan membuat sebagian orang mengikuti mereka karena alasan itu. namun setelah mengetahui bahwa mereka mencaci ummul mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Ustman bin Affan radhiyallau ‘anhu bahkan mencaci hingga mengkafirkan mayoritas sahabat, kita jadi memahami bahwa mereka bukanlah ahlul bait yang sebenarnya sebagaimana hadits ini. Terlebih ketika banyak penyimpangan lain dalam hal syariat mulai dari mut’ah hingga khumus dan aqidah.
@abrahamlotus1293
@abrahamlotus1293 Жыл бұрын
@@lovepeace6755 buktikan habib tu syiah
@ijat8865
@ijat8865 2 жыл бұрын
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
@cintaqurandansunnahnabi
@cintaqurandansunnahnabi 2 жыл бұрын
Katok dengan selipe kat kepala satgi.. tanya dan jangan ganggu majlis orang.
@lovepeace6755
@lovepeace6755 Жыл бұрын
Fitnah Akhir Zaman: Mengaku Ahlul Bait Tetapi Dibenci Rasulullah Banyak hadits yang menjelaskan fitnah-fitnah akhir zaman. Di antaranya adalah fenomena mengaku sebagai ahlul bait namun justru dibenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana sabda beliau: ثُمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ دَخَنُهَا مِنْ تَحْتِ قَدَمَىْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّى وَلَيْسَ مِنِّى وَإِنَّمَا أَوْلِيَائِىَ الْمُتَّقُونَ Kemudian setelahnya akan terjadi fitnah sara’ (kesenangan, kelapangan dan kemakmuran), sumber asapnya berasal dari dua telapak kaki seorang laki-laki dari keturunanku (ahlul bait). Ia mengklaim dirinya bagian dariku (pelanjut misi ahlul bait) padahal ia sama sekali bukan bagian dariku karena wali-waliku hanyalah orang-orang yang bertaqwa. (HR. Abu Daud dan Ahmad; shahih) Para ulama menjelaskan bahwa fitnah ini akan terjadi di akhir zaman sebelum keluarnya Dajjal. Sebelum fitnah sarra’ (kemakmuran) seperti hadits ini, akan didahului dengan fitnah ahlas yaitu saling memutus hubungan dan saling berperang. Namun hadits ini juga memberikan penjelasan yang sangat penting bahwa tidak semua ahlul bait (keturunan) Rasulullah adalah orang-orang yang dicintai beliau. Parameternya tetap iman dan ketaqwaan. Jika keturunan Rasulullah beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka mereka itulah ahlul bait yang sebenarnya. Sedangkan orang-orang yang mengklaim sebagai ahlul bait namun justru tidak bertaqwa, maka mereka terputus dari hubungan dekat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sama halnya dengan putra Nabi Nuh. Meskipun secara biologis ia adalah anak, namun secara ideologis bukan. Karena tidak beriman. Allah mengabadikan peristiwa dalam firman-Nya: وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ . قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.” Dia (Allah) berfirman, “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakekat)nya. Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh.” (QS. Hud: 45-46) Belakangan ini, kita megetahui gencarnya propaganda syiah. Mereka mengklaim sebagai ahlul bait dan membuat sebagian orang mengikuti mereka karena alasan itu. namun setelah mengetahui bahwa mereka mencaci ummul mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Ustman bin Affan radhiyallau ‘anhu bahkan mencaci hingga mengkafirkan mayoritas sahabat, kita jadi memahami bahwa mereka bukanlah ahlul bait yang sebenarnya sebagaimana hadits ini. Terlebih ketika banyak penyimpangan lain dalam hal syariat mulai dari mut’ah hingga khumus dan aqidah.
@izz_sp7858
@izz_sp7858 2 жыл бұрын
PENJELASAN SEBENARNYA APA YANG BERLAKU DI DAURAH QUBURIYYAH DI YAMAN Semalam 3/7(Ahad) telah berlangsung satu daurah yang berkaitan dengan sebuah buku berjudul quburiyyah di Yaman oleh 3 pembentang iaitu Us Syed Azwan Terengganu, Us Adli dan Prof Dr Basri di Baitussalam. Kami dari Persatuan Alumni Hadrmwt, Ittihad Annur Malaysia dan ad-daie ila Allah alHabib Abdullah Abdul Qadir alhabsyi telah bersedia untuk hadir bersama untuk mendengar apa yang akan disebutkan oleh pembentang kerana tajuk itu berkaitan dengan penduduk Yaman dan secara logiknya Hadrmwt di dalam Yaman mesti alHabib dari Yaman dan kami yang pernah belajar hendak mengetahui apa isi yang akan disampaikan oleh pembentang. Alhamdulillah kami dari keluaran Hadrmwt mengucapkan jutaan terima kasih pada Abu Talhah selaku tuan rumah yang juga berasa hairan dan syukur bagaimana orang yang berlainan pandangan dengan mereka turut hadir dalam keadaan yang baik bukan tujuan untuk bergaduh. MasyaAllah kami sebagai anak murid melihat rendah dirinya seorang habib yang duduk di lantai sahaja sehinggakan kami berasa segan dengan kedudukan beliau seorang ulama' ahli bait Nabi SAW terus duduk di bawah tanpa menyebutkan haknya seorang ulama' berketurunan ahli bait Nabi SAW. Beliau rela duduk di bawah dan ustaz Uwais AlQarni Abdul Wahab menterjemahkan setiap apa yang disebutkan oleh pembentang kepada alHabib. Segala apa yang disebutkan habib mendengar dengan baik walaupun beliau sendiri tahu yang disebutkan itu adalah tentang keluarganya, tempat tinggalnya,amalan ulama' di sana. Beliau sabar mendengar setiap apa yang diluahkan sehingga waktu dibuka persoalan. Habib diberikan peluang oleh penganjur dan pembentang bertanya by phone kerana terdapat pembentang yang mengajar secara online kerana tiada tauliah. Habib bertanya secara ilmiah dan ingin mendengar jawapan secara ilmiah. Apabila habib melihat konsep melalui telefon ini tidak berapa baik dan sempurna, habib meminta agar kalau boleh ingin bertemu ke tiga-tiga penceramah secara tertutup kerana kebanyakan yang datang itu adalah orang awam. Biar berbincang secara berdiskusi dan tertutup. Daurah dijalankan dari jam 9pagi sehingga 7malam dan kami alhamdulillah dapat bertemu dua orang pembentang iaitu Us Adli dua Us Syed Azwan. Kedua-duanya alfaqir (saya) pernah bertemu dengan mereka di Yaman. Pertemuan tertutup itu habib Abdullah terus mengatakan bagaimana ntum semua rasa ingin keluarkan buku yang mana disebabkan inilah kami orang Islam dikafirkan, diperangi sehingga dibunuh. Adakah kamu redha dengan apa yang berlaku sesama umat Islam hari ini. Adakah kamu sanggup mengkafirkan orang Islam? Kemudian mereka menjawab kami tidak mengkafirkan zat iaitu orang kami mengkafirkan perbuatan. Lalu habib mengatakan hukum kafir tu untuk siapa? Dan dari mana sandarannya? Mereka mati-mati menegaskan kami kafirkan perbuatan bukan orang 😁. Lalu habib berbahas dengan mereka tentang hukum istighasah, adakah apa yang kamu sebut ini adalah hukum jumhur ulama', lalu habib menyebutkan nama alhafiz iaitu kedudukan ulama' hadis yang paling tinggi. alHabib mengatakan sekiranya kamu tidak tahu jangan sebut pada orang ramai. Kamu bertanggungjawab dengan apa yang kamu sampaikan sebentar tadi. Namun mereka tidak bersetuju dan mengatakan yang mereka juga betul. Akhirnya pertemuan itu berhenti hampir Maghrib dan alHabib Abdullah juga ingin berbuka puasa memuliakan Dzulhijjah. Semoga Allah SWT pelihara ulama' Yaman, penduduk dan amalan salafus solehin negara Yaman dan Malaysia. Sebelum berakhir kami akan adakan perbincangan khas tentang ini untuk kita bahas satu persatu apa yang tertulis di dalam buku tersebut. Yang bersama daurah احمد بن شهدان YDP Persatuan Kebajikan An-Nur (alumni Hadramwt Yaman Malaysia) أهل مكة أدرى بشعبها Penduduk Mekah lebih tau tentang rakyatnya.
@lovepeace6755
@lovepeace6755 Жыл бұрын
Fitnah Akhir Zaman: Mengaku Ahlul Bait Tetapi Dibenci Rasulullah Banyak hadits yang menjelaskan fitnah-fitnah akhir zaman. Di antaranya adalah fenomena mengaku sebagai ahlul bait namun justru dibenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana sabda beliau: ثُمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ دَخَنُهَا مِنْ تَحْتِ قَدَمَىْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّى وَلَيْسَ مِنِّى وَإِنَّمَا أَوْلِيَائِىَ الْمُتَّقُونَ Kemudian setelahnya akan terjadi fitnah sara’ (kesenangan, kelapangan dan kemakmuran), sumber asapnya berasal dari dua telapak kaki seorang laki-laki dari keturunanku (ahlul bait). Ia mengklaim dirinya bagian dariku (pelanjut misi ahlul bait) padahal ia sama sekali bukan bagian dariku karena wali-waliku hanyalah orang-orang yang bertaqwa. (HR. Abu Daud dan Ahmad; shahih) Para ulama menjelaskan bahwa fitnah ini akan terjadi di akhir zaman sebelum keluarnya Dajjal. Sebelum fitnah sarra’ (kemakmuran) seperti hadits ini, akan didahului dengan fitnah ahlas yaitu saling memutus hubungan dan saling berperang. Namun hadits ini juga memberikan penjelasan yang sangat penting bahwa tidak semua ahlul bait (keturunan) Rasulullah adalah orang-orang yang dicintai beliau. Parameternya tetap iman dan ketaqwaan. Jika keturunan Rasulullah beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka mereka itulah ahlul bait yang sebenarnya. Sedangkan orang-orang yang mengklaim sebagai ahlul bait namun justru tidak bertaqwa, maka mereka terputus dari hubungan dekat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sama halnya dengan putra Nabi Nuh. Meskipun secara biologis ia adalah anak, namun secara ideologis bukan. Karena tidak beriman. Allah mengabadikan peristiwa dalam firman-Nya: وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ . قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.” Dia (Allah) berfirman, “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakekat)nya. Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh.” (QS. Hud: 45-46) Belakangan ini, kita megetahui gencarnya propaganda syiah. Mereka mengklaim sebagai ahlul bait dan membuat sebagian orang mengikuti mereka karena alasan itu. namun setelah mengetahui bahwa mereka mencaci ummul mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Ustman bin Affan radhiyallau ‘anhu bahkan mencaci hingga mengkafirkan mayoritas sahabat, kita jadi memahami bahwa mereka bukanlah ahlul bait yang sebenarnya sebagaimana hadits ini. Terlebih ketika banyak penyimpangan lain dalam hal syariat mulai dari mut’ah hingga khumus dan aqidah.
@ybbuatapahariini
@ybbuatapahariini Жыл бұрын
Tak faham Entah apa2
@yousefaljufrie4367
@yousefaljufrie4367 2 жыл бұрын
Cuba bagi yg full...takkan soal jawab 15 minit je...ke nak jaga periuk sendiri?
@mhdzkye
@mhdzkye 2 жыл бұрын
Full p cari sendiri dekat PMT atau BAITUSSALAM punya channel
@yousefaljufrie4367
@yousefaljufrie4367 2 жыл бұрын
@@mhdzkye tak nak post yg penuh lah tu
@ijat8865
@ijat8865 2 жыл бұрын
Malas nak cari ke..
@yousefaljufrie4367
@yousefaljufrie4367 2 жыл бұрын
@@ijat8865 bukan malas....takut double understanding...letak jelah terus semua dalm yt
@haiqalidham4910
@haiqalidham4910 2 жыл бұрын
@@ijat8865abg jgn lyn org gila, nnti kite pun jadi gila😂😂
@AqshaGugul
@AqshaGugul Жыл бұрын
Jangan sambil minum lah ustadz ,,hadz adab
@olilarc133
@olilarc133 Жыл бұрын
Dari mana kamu tahu dia bukan ahlul bait nabi saw? Dan bagaimana kalau dia memang keturunan Nabi saw, bukan kah itu Dosa besar
@seorang_aku
@seorang_aku Жыл бұрын
Khomini juga keturunan Rasulullah saw... Jadi?? Adakah dia benar wahai tuan??
@olilarc133
@olilarc133 Жыл бұрын
@@seorang_aku Allahualam.. pengajaran yang kita boleh ambil di sini ialah, jangan tuduh melulu, buang ketaksuban dengan guru² yg suka batu api..memang lah ketika guru tu berceramah kedengaran betul, tapi kena buat research sendiri juga.. baru adil..
@muhibbuddinhm3403
@muhibbuddinhm3403 Жыл бұрын
geram aku ..kata sayang, rindu nabi tapi zuriat nabi tak hormat + kurang ajar.. Lalu bagaimana kita dapat masuk syurga bersama dengan rasulullah jikalau kita yg tak hormat dan kurang ajar kepada zuriat nabi... SABDA NABI: CINTAILAH KETURUNAN KU KERANA CINTA KEPADA KU -(RIWAYAT HASSAN)-...semoga iman kita terjaga dan di jauhkan drpd fitnah yg melleluasa dzaman sekarang dan dzaman hadapannya Aamiin ya robb
@Channelkitamalaya.
@Channelkitamalaya. Жыл бұрын
cintai keturunan bab lain ,,bencikan kekarutan bab lain... cintai keturunan nabi jangan lah sampai yang sesat pun kau ikut.... di akhirat kelak Allah tidak tanya adakah kau bersama dengan yang ramai & dengan ulama ,dengan habaib ...tapi yang Allah tanya adalah kau bersama dengan kebenaran , syariat ii agama yang Allah wahyukan kepada nabi Muhamad saw
@seorang_aku
@seorang_aku Жыл бұрын
Cintai keturunan nabi?? Khomini tu tempohnya lagi dekat kepada Rasulullah saw.. keturunan Rasulullah saw... Adakah kita boleh mengikut ajaran syiah?? Tolong jawab... Sebab saya nak tahu...
@stoneroses8818
@stoneroses8818 Жыл бұрын
Banyak hadith2 berkenaan zuriat nabi ialah hadith palsu syiah. Islam tidak membezakan sesiapa berdasarkan keturunan, hanya amal soleh di sisi Allah. Rasulullah sendiri berkata sekiranya Fatimah yang mencuri, baginda sendiri akan memotong tangannya. Kalau betul sayang dan rindu nabi, maka buatlah sunnah dan perkara yg nabi ajar. Bukan berdusta dan mereka2 ibadah mengarut yang nabi tak pernah ajar
@Ikan_keringKapak-lj1vc
@Ikan_keringKapak-lj1vc Жыл бұрын
Ngaku keturunan nabi ade bukti ke,kalo stkat ngaku sape2 pn boleh ntah2 keturunan firaun
@muhibbuddinhm3403
@muhibbuddinhm3403 Жыл бұрын
@@Channelkitamalaya. memanglah kita tidak akan di tanya tentang kebersamaan dengan habaib ke ulama tapi kita akan di bangkit kan semula dengan orang yg kita cintai seperti nabi , dan nabi boleh beri kita syafaat yg mana boleh meringankan dosa dosa kita .
@bolladeen
@bolladeen Жыл бұрын
Kenapa wahabi ni cuma tahu bercakap? Di msia ni tak pernah pun mereka tangkap org yg buat ritual di kubur. Sibuk dgn keadaan di yemen. Masa org awam yemen dibedil tentera saudi, tak nak pula buka mulut? Mulut cakap lain, hati niat lain..
@mohamedhafizh9201
@mohamedhafizh9201 Жыл бұрын
saudi involve dalam peperangan syiah di yaman, sana'a dimana ada golongan zaidi syiah dan salafi. hadramawt jauh dari peperangan. tidak boleh digunakan argument itu, gunakan argument itu adalah seperti menggunakan victim card sedangkan tidak disentuh :)
@mohdfauzan9863
@mohdfauzan9863 Жыл бұрын
Jom p kubur
Ustaz Adli : Pertemuan Dengan Habib Setelah Daurah Quburiyyah
14:52
PROmediaTAJDID Short Video
Рет қаралды 31 М.
How do Cats Eat Watermelon? 🍉
00:21
One More
Рет қаралды 11 МЛН
Spongebob ate Michael Jackson 😱 #meme #spongebob #gmod
00:14
Mr. LoLo
Рет қаралды 10 МЛН
Fatwa Ulama al-Azhar Tentang Kubur & Kuburiyun
22:52
SidangKalam TV
Рет қаралды 20 М.
EKSKLUSIF | Kisah Sebenar Ustaz Nazrey Johani Keluar Raihan
10:27
How do Cats Eat Watermelon? 🍉
00:21
One More
Рет қаралды 11 МЛН