Рет қаралды 5,916
ALUNAN MUSIK TRADISIONAL
"DEGUNG SUNDA"
Gamelan sudah dikenal masyarakat Sunda sejak lama. Naskah Sewaka Darma, diperkirakan berasal dari tahun 1435, sudah menyebut istilah gangsa yang berarti gamelan. “Naskah ini memberitakan adanya ketrampilan orang Sunda di bidang musik dengan dikenalnya berbagai nama alat gamelan atau alunan suaranya.
Pada awalnya, gamelan Sunda hanya terdiri atas bonang, saron (cempres), jenglong, dan gong. Seiring waktu, terjadi penambahan waditra (instrumen) sesuai kebutuhan musikal seperti kendang, suling, dan rebab, dan lain-lain.
Di Tanah Sunda terdapat beberapa jenis gamelan, yaitu ajeng, cara balen, degung, gambang kromong, salendro/pelog, goong gede, goong renteng, koromong, monggang, prawa, ringgeng, sekaten, toplek. Namun berdasarkan bentuk, kelengkapan, dan penempatan alat musiknya, gamelan Sunda dikelompokkan menjadi tiga: gamelan salendro atau pelog, gamelan renteng, dan gamelan ketuk tilu.
Gamelan degung berkembang akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19. Konon, ia merupakan musik kerajaan atau kadaleman. Hal ini bisa dilihat dari istilah “degung” yang berasal dari kata “ngadeg” (berdiri) dan “agung” (megah) atau “pangagung” (menak; bangsawan). Jadi degung berarti kesenian yang digunakan bagi kemegahan (keagungan) martabat bangsawan.
Menurut Enoch Atmadibrata dkk, dahulu gamelan degung hanya ditabuh secara gendingan (instrumental)