Рет қаралды 706
Aldi dan Anisa baru saja merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang kedua. Mereka bahagia, meskipun bayang-bayang ketidakberadaan anak mulai membayangi kebahagiaan mereka. Aldi adalah seorang pengusaha sukses, sementara Anisa adalah seorang guru sekolah dasar yang dicintai oleh murid-muridnya. Kehidupan mereka sempurna, kecuali satu hal: mereka belum dikaruniai anak.
Di ruang tamu rumah Aldi dan Anisa
Anisa: "Aldi, aku sudah mencoba berbagai cara, tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda kehamilan."
Aldi: "Aku tahu, Sayang. Kita sudah konsultasi dengan banyak dokter. Mungkin kita harus mencoba bayi tabung?"
Anisa: "Aku takut, Aldi. Prosesnya tidak mudah dan biaya juga sangat mahal."
Aldi: "Kita punya sumber daya untuk itu. Yang penting kita harus tetap bersama dan berusaha, bukan?"
Masalah sebenarnya dimulai ketika ibu Maryati, ibu dari Aldi, datang berkunjung. Maryati adalah seorang wanita keras dan tradisional yang sangat mendambakan cucu.
Di meja makan saat makan malam
Maryati: "Anisa, kenapa sampai sekarang kamu belum memberikan Aldi seorang anak? Apa yang sebenarnya kamu lakukan selama ini?"
Anisa: "Bu, kami sudah berusaha, tapi mungkin belum waktunya."
Maryati: "Waktunya? Dua tahun itu sudah cukup lama. Mungkin sudah saatnya Aldi mempertimbangkan menikah lagi."
Aldi: "Bu, tolong. Kami sedang mencari solusi lain. Jangan memaksa Anisa seperti ini."
Maryati: "Aldi, kamu butuh garis keturunan. Anisa, kamu juga harus mengerti itu."
Setelah kunjungan itu, suasana rumah menjadi tegang. Aldi dihadapkan pada dua pilihan sulit: mendukung Anisa dalam program bayi tabung atau mempertimbangkan pernikahan kedua.
Di kamar tidur saat malam hari
Aldi: "Sayang, aku tahu ini sulit, tapi apa yang kita lakukan sekarang? Ibu semakin mendesak."
Anisa: "Aku tidak bisa menerima kalau kamu menikah lagi, Aldi. Aku cinta kamu dan aku tidak mau dimadu."
Aldi: "Aku juga cinta kamu, Anisa. Tapi kita perlu memikirkan bagaimana kita bisa memiliki anak. Apakah kamu bersedia mencoba bayi tabung?"
Anisa: "Aku akan mencoba, Aldi. Demi kamu dan demi keluarga kita."
Setelah banyak diskusi dan pertimbangan, Anisa setuju untuk mencoba program bayi tabung. Mereka berdua menjalani berbagai pemeriksaan dan prosedur yang melelahkan, namun tetap saling mendukung.
Di ruang tunggu klinik fertilitas
Anisa: "Aku takut, Aldi. Bagaimana kalau ini juga tidak berhasil?"
Aldi: "Kita harus tetap berharap, Sayang. Kita sudah sejauh ini. Kita harus percaya bahwa ini akan berhasil."
Anisa: "Baiklah, kita coba sekali lagi."
Setelah berbulan-bulan menjalani program bayi tabung, akhirnya mereka menerima kabar baik. Anisa dinyatakan hamil. Kabar ini membawa kebahagiaan yang luar biasa bagi Aldi dan Anisa, juga meredakan ketegangan dengan ibu Maryati.
Di rumah sakit saat pemeriksaan kehamilan
Dokter: "Selamat, Anisa. Kamu hamil."
Anisa: "Oh Tuhan, terima kasih. Aldi, kita berhasil!"
Aldi: "Aku tahu kita bisa melakukannya, Sayang. Kita akan menjadi orang tua."
Maryati: "Akhirnya, cucu yang aku tunggu-tunggu. Anisa, terima kasih."
Dengan kebahagiaan baru yang mereka temukan, Aldi dan Anisa berjanji untuk selalu bersama, menghadapi segala tantangan dengan cinta dan pengertian. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka tidak selalu mudah, tetapi mereka yakin bahwa cinta mereka akan selalu menguatkan mereka.
Di ruang tamu, beberapa bulan setelah kelahiran anak mereka
Aldi: "Anisa, aku sangat bersyukur kita tidak menyerah. Anak kita adalah anugerah yang paling indah."
Anisa: "Aku juga, Aldi. Terima kasih telah selalu bersamaku. Kita akan selalu bersama, menghadapi apa pun yang datang."
Aldi: "Selalu, Sayang. Selalu."
Tapi tunggu dulu, godaan dan tantangan dalam berumah tangga selalu ada, kehadiran orang ketiga memicu pertikain mereka berdua. Simak kelanjutannya...
(Bersambung.. 2)
#cinema #movie #movies #film #lovestory