Рет қаралды 102
Dikira poligami banyak isteri dan hidup mewah.! Ternyata!
Narasumber cerita : Kiyai Rodli Umar
Mbah Murtadlo berasal dari Keboncandi hijrah ke Tampung Kalirejo menikah dengan waqila Ibunyai Romziyah, memiliki dua putra yaitu Mbah Nadzim dan Mbah Nahrowi. Setelah Ibunyai Romziyah kapundut dan kedua putra mbah murtadlo sudah berkeluarga, banyak yang menawari Mbah Murtadlo untuk menikah lagi namun Mbah Murtadlo mboten kerso. Mbah Murtadlo pun akhirnya mau menikah lagi dengan syarat jika ada orang yang mampu mengalahkan ilmunya. Singkat cerita Mbah Murtadlo dikalahkan ilmunya oleh Mbah Ishaq dari Gambiran. Karena Mbah Ishaq tidak memiliki putri akhirnya Mbah Murtadlo dinikahkan dengan kerabat Mbah Ishaq yang bernama Mbahnyai Zainah. Mbah Zainah dan Mbah Murtadlo pun menikah dan hidup di Wono salam karena memang sebelumnya Mbah Murtadlo diberi lahan oleh seseorang bernama Pak Atmo dan sudah memiliki tempat untuk muqim serta mengajar santri mosengan di sana. Mbah Murtadlo dan Mbah Zainah di Wono salam memiliki 4 putra-putri yaitu Mbah Maryam Syarifah, Mbah Nur Muhammad, Mbah Nasihah dan Mbah Fatmah.
Kemudian Mbah Murtadlo dan Mbah Zainah firoq yang akhirnya Mbah Zainah kembali ke Gambiran dan Mbah Murtadlo menikah lagi dengan Mbah Fufah Sambicilik namun tidak memiliki keturunan. Singkat cerita Mbah Murtadlo kapundut dan dimakamkan di Keboncandi dekat dengan Makam Mbah Sakaruddin.
Tambahan cerita dari Kiyai Rodhi Umar:
Rumah Mbah Murtadlo baik yang ada di Tampung maupun yang di Wono salam adalah Rumah Ged dek atau anyaman bambu bolong-bolong. Bukan tidak mau tapi tidak suka dengan dunia bahkan setiap hendak ke Masjid dimana jalan menuju Masjid itu melewati timur rumah Mbah Nahrowi Mbah Murtadlo memalingkan pandangannya ke arah timur agar tidak melihat rumah Mbah Nahrowi yang sangat mewah pada waktu itu. Lokasi rumah pelabetan di Tampung adalah rumah Kiyai Ali Murtadlo saat ini dan rumah pelabetan Mbah Murtadlo di Wonosari adalah Musholla Putri yang sekarang dibongkar
Setelah firoq dengan Mbah Murtadlo, Mbah Zainah menikah lagi dengan Mbah Tohir Bungkuk Singosari Malang dan dikaruniai putri yaitu Mbah Ummi Kulsum. Sepeninggal Mbah Murtadlo, putra-putri Mbah Zainah dengan Mbah Murtadlo meminta agar supaya Mbah Zainah tinggal lagi di Wonosari lagi, bersama putrinya Mbah Umi Kulsum karena di Gambiran sudah tidak ada sanak saudara lagi.