Рет қаралды 72,218
Presiden Joko Widodo (Jokowi) tercatat sudah lebih dari tiga kali melakukan konferensi pers yang diduga “seakan-akan” dilakukan oleh wartawan.
Kondisi ini jelas memprihatinkan, karena profesi Jurnalis/wartawan yang selama ini menyuarakan kepentingan publik jelas terganggu oleh kepentingan Presiden untuk menyampaikan kepentingannya sendiri.
Makroen Sanjaya, Pakar Komunikasi Media dan UIN Syarif Hidayatullah menduga Presiden takut menghadapi wartawan yang belakangan ini kritis dengan kondisi pemerintah hingga keluarganya.
Presiden sengaja menghindari wartawan, agar tidak muncul pertanyaan-pernyataan tajam yang membuat Jokowi tidak nyaman.
Sementara itu Nani Afrida, ketua Aliansi Jurnalis Independen menilai belakangan Presiden kurang percaya diri berhadapan dengan wartawan.
Pengalamannya sebagai peliput Istana mengatakan wawancara secara Door Stop merupakan wawancara yang paling sulit, karena kerap kali pertanyaan wartawan tidak bisa dikendalikan.
Bahkan Nani mengatakan, kecerdasan seorang pemimpin akan terlihat dari kemampuannya menghadapi wartawan yang mewawancarai secara Door Stop.
Kedua narasumber yang merupakan praktisi media ini sepakat, Presiden harus menghentikan cara-cara seperti ini dan memperbaiki tim komunikasinya secepat mungkin.
Saksikan dialog menarik ini, selengkapnya dalam Mimbar Bebas, yang dipandu oleh Jurnalis Senior Insan Sadono dan Kabul Indrawan.
Jangan lupa untuk klik like, subscribe, share dan nyalakan loncengnya agar kami bisa lebih baik baik lagi dalam menyajikan informasi terbaru di diskursus network.
#presiden #jokowi #aji #jurnalis #wartawan #uinjakarta
Sobat Dn Terimakasih yang sudah support Kami Lewat Super Stiker
Business Inquiries (0811-1220-992)
wa.me/08111220...
Support Diskursus Network with subscribe, like, share and comment
Baca dan tonton berita lainnya di website diskursusnetwo... kalian bisa dapatkan informasi menarik lainya di berbagai social media kita