Рет қаралды 131
Nabil merasa terpenjara. Ada ketidakpuasan dan hal yang tak lengkap dalam dirinya. Dia seperti tertawan dalam kegelisahan. Tak peduli seberapa sering dia berprestasi dan diganjar penghargaan, justru itu semakin membebaninya. Terutama melihat kelakuan teman-teman kelasnya yang seolah kehilangan kemauan dan kemampuan belajar, dia harus melakukan sesuatu, walau belum tahu apa itu.
Terutama sejak membaca sebuah buku (Belajar Cara Belajar dari Syarif Rousyan Fikri) yang kerap menggelisahkannya, ada sebuah kutipan di sana yang seakan menamparnya, "Buta huruf (illiterate) di abad ke-21 bukanlah orang-orang yang tidak bisa membaca dan menulis, namun mereka yang tidak bisa belajar (learn), menanggalkan pelajaran sebelumnya (un-learn), dan belajar kembali (re-learn)." Dia ingin menghubungkannya dengan jargon SMA, "Maju Bersama, Hebat Semua." Dia ingin melakukan aksi nyata, hingga dia mempunyai ide untuk membuat sebuah Program Literasi, SATU BULAN SATU BUKU (SABU-SABU).
Perjalanannya tak mudah, bahkan senior di komunitasnya, menentangnya, dukungan hanya datang dari seorang kawannya. Bersama mereka berdua, memulainya dari membagi buku gratis. Sayang, belum ada yang cukup berminat. Dia kembali mempresentasikan ide untuk programnya, kali ini mendapat sambutan dari teman-teman di sekolahnya dan mulai "meresmikan" programnya. Idenya mendapat apresiasi dari sekolahnya.
Nabil, bertalenta tak hanya untuk memajukan dirinya tapi juga menggerakkan teman-teman sekolahnya!
Berkas Film Pendek bisa diakses pada tautan berikut: bit.ly/BerkasF...