Filsafat Bahasa dan Sosiolinguistik

Filsafat bahasa dan Sosiolinguistik. Setelah para filsuf berdebat panjang soal ide-ide besar filsafat. Mereka kemudian ragu, apakah bahasa yang mereka gunakan sebagai medium penyampainya dapat merepresentasikan keseluruhan ide-ide besar mereka.
Sejak itulah para filsuf mulai fokus menilik bahasa dan mempertanyakan berbagai hal soal bahasa. Maka lahirnya, apa yang disebut "Linguistics Turn" atau peralihan pada filsafat bahasa.
Sementara sosiolinguistik adalah kajian linguistik makro yang melihat bahwa bahasa tidak independen. Bahasa selalu bergantung pada faktor-faktor sosialnya seperti agama, gender, usia, politik dan ekonomi.
Lalu bagaimana jika cara pandang sosiolinguistik ini dibenturkan dengan filsafat (kontemporer)? Simaklah video ini selengkapnya.
Website: mazhabkepanjen.com
Instragram: www.instagram....
Facebook : / herly.yanto.18
Twitter : / herlianto3
Email: [e-mail]
#Filsafat
#Sosiolinguistik
#FilsafatBahasa
#CahyaningNalar

[@CahyaningNalar]

Mampukah bahasa merepresentasikan keseluruhan ide-ide besar filsafat? Berikan jawabanmu.!!

[@yohanardhi6786]

Bisa, karena bahasa itu adalah tools.

[@Matius_Rua]

Saya sangat setuju dengan postmodern, soalnya bahasa terbatas, sedangkan ide/pikirkan tdk terbatas,...

[@ARCreative11]

Ide / pikiran memang tidak terbatas tapi bagaimana suatu ide / pikiran bisa timbul tanpa peran bahasa yang mengkonstrusikan ide/pikiran tersebut ?

[@juliansukrisna7740]

Nonton, ndengerin, sambil otewe like.

[@CahyaningNalar]

Siap bung..

[@japri8248]

Penelitian tentang sosiolinguistik buat saya tumbuh uban. Baca banyak buku tapi bahasan di dalamnya tidak menguliti sehingga tidak diketahui warna kulitnya. Buku merekapun kebanyakan mengutip dari buku Chaer. Di dalam buku Chaer dikatakan sulit membedakan alih kode dan campur kode bahkan Chaer mengatakan penelitian Hill dan Hill mengungkap hampir tidak mungkin bisa membedakan alih kode dan campur kode. Akhirnya, karena banyak buku yang menurut saya tidak membedah alih kode dan campur kode secara gamblang mengakibatkan banyaknya perbedaan definisi dan batasan. Akibatnya sulit sekali dibedakan mana alih kode mana campur kode dalam sosiolinguistik itu. Saya sendiri merasa terjebak mengambil penelitian sosiolinguistik. Terdapat satu peristiwa tutur yang memang hampir mustahil bisa dibedakan yang mana alih kode yang mana campur kode. Sebab alih kodenya bisa dikatakan campur kode, campur kodenya bisa dikatakan alih kode, ahh. Akhirnya kita harus mendengarkan teori yang ingin kita dengarkan. Biarpun seharusnya semua teori harus kita terima.

[@CahyaningNalar]

Banyak buku yang lebih bagus dari bukunya Chaer. Q pun tak tertarik baca bukunya Chaer. Coba baca buku yang yang lain biar pikiranmu terbuka. Pekerjaan sosiolinguistik bukan membedakan code switching dan code mixing, linguistik ingin menjawab mengapa peristiwa bahasa terjadi dengan pola tertentu. Membedakan campur kode dan alih kode itu pekerjaannya diskripsi bahasa bukan sosiolinguistik. Kamu belum dalam memahami apa itu sosiolinguistik.

[@japri8248]

@@CahyaningNalar Saya lebih tertuju ke alih kode dan campur kodenya. Iya, sosiolinguistik adalah alat untuk mempelajari dan menyelesaikan konflik bahasa di "daerah" tertentu. Apa iya buku Chaer jelek. Sebab puluhan buku yang saya baca merujuk kepada buku Chaer juga. Terutama mengenai alih kode dan campur kode, selain mereka berkiblat kepada Chaer. Mereka tidak menjelaskan secara dasar apa itu alih kode dan campur kode. Kecuali Jendra, dalam bukunya dibedakan alih kode menjadi beberapa bagian seperti tag dan lainnya. Jika yang lain hanya kutip mengutip sehingga kadang berbentur dengan pengertian campur kode. Maka jadilah seperti yang dikatakan Hill dan Hill, hampir mustahil bisa membedakan alih kode dan campur kode. Saya juga sudah banyak membaca buku mengenai sosiolinguistik, jika buku orang luar jujur belum. Versi Inggris baru Jendra. Edit Iya, sosiolinguistik bukan untuk membedakan apa itu alih kode dan campur kode. Tapi batasan alih kode dan campur di dalam beberapa buku kadangkala tercampur. Artinya alih kode bisa juga dikatakan sebagai campur kode. Ada ahli yang mengatakan campur kode batasannya sampai klausa, banyak juga ahli yang mengatakan batasan alih kode juga klausa, bahkan ada yang mengatakan jenis alih kode tag. Lalu ada juga yang mengatakan minimal beralih kalimat maka dikatakan alih kode. Lalu ada batasan yang memberikan cahaya atas kegundahan itu, bunyi batasannya begini. Jika bahasa yang digunakan memiliki fungsinya sendiri dan beralih ke bahasa yang juga memiliki fungsi dan keotonomian sebagai sebuah kode serta relevan melalukan alih kode sesuai dengan konteksnya maka dikatakan alih kode, tetapi jika kode bahasa hanya terdapat satu fungsi bahasa maka dikatakan campur kode. Karena kode yang masuk mendukung satu fungsi saja dari bahasa utamanya. Akhirnya seperti komentar tadi, hanya akan menggunakan teori yang ingin digunakan. Daftar buku sosiolinguistik seingat saya yang saya baca. 1. Warsiman 2. Pateda 3. Wijana 4. Masruddin 5. Alimin 6. Malabar 7. Suhardi 8. Rokhman 9. Jendra Seingat saya buku itu berjudul sosiolinguistik, untuk sub bab di dalam sosiolinguistik (kedwibahasaan/bilingualisme) saya juga merujuk buku Tarigan, alwasilah dll dengan tujuan untuk memahami lebih jauh. Serta tak lupa buku Kridalakasana sebagai pelengkap literatur.

[@CahyaningNalar]

@@japri8248 saya tidak tahu apa pakarnya Chaer. Apa dia ahli sosiolinguitik, psikolinguistik, deskriptif linguistik atau cognitif linguistik. Semuanya dia nulis tema2 itu. Nah orang indonesia ambil enaknya langsung aja kutap-kutip chaer. Ada lagi, kalau sampyan baca riset-riset linguistik di Indonesia di bagian metodogi pasti banyak yang menggunakan Aryanto. Hampir semua Aryanto. Akhirnya nggak berkembang riset linguistik di Indonesia. Topik penelitiannya ya itu2 aja, kalau nggak code mixing ya code switching, kalau nggk itu ya toponimi, onomastik, gitu aja2. Ini membosankan risetnya. Ada banyak buku sosiolinguistik bagus berbahasa Inggris.. Dua di antaranya: Karyanya Home dan Rajend Meshtri dkk.. Riset sosiolinguistik keren2 dan mutakhir bisa dibaca di Jurnal Paradigma.

[@japri8248]

@@CahyaningNalar terima kasih sarannya. Nanti saya baca untuk membandingkan bacaan terhadulu dengan bacaan yang disarankan. Barangkali ada perbedaan besar. Tapi saya yakin sama saja.

[@projuhairi9706]

Posmodern memang terkesan aneh. Kalau bahasa diyakini tidak bisa merepresentasikan pikiran, terus pikiran mereka yang disampaikan lewat bahasa itu bagaimana..

[@rismasahid5732]

Minta tolong bahas Manfaat filsafat bahasa dan menulis bang 🙏

[@CahyaningNalar]

Sip...makasih requestnya bung

[@g.saputraa]

Bang penilaian objektif terhadap suatu hal itu ada nggak? Kalau ada kenapa? Kalau nggak juga kenapa? Atau ada perincian?

[@catatanintim4555]

cara menyampaikannya itu loh bang... heheheheh

[@dewi-ys1xd]

Bang, berarti kalo dilihat dari perkembangannya sosiolinguistik ini pertama kali lahir dari aliran filsafat yg mana ya?

[@minaasih5913]

😆😆😆😆