Bu Okky terlalu berani menghakimi seseorang, padahal yang dihakimi sudah pada pencapaian hidup yang tinggi. Perlu introspeksi diri.
@BUKANAHLIFILSAFATАй бұрын
Berudu mengukur paus
@nyomanmawa5916Ай бұрын
@@BUKANAHLIFILSAFAT analogi yang pas
@Labib_1453Ай бұрын
@@BUKANAHLIFILSAFAT simpel aja.. kalau ibu hamil dikasih S2O4 warga 62 dikasih bakal apa?
@ujangronda7263Ай бұрын
@@BUKANAHLIFILSAFATkata siapa paus, cuma anak kodok.😂
@MuchdirinАй бұрын
Alhamdulillah belajar di Bukan Ahli Filsafat, Bukan Partai Politik, you tube2 yg tdk nyinyir dan kebencian saya bisa tercerahkan dan mudah memahami tentang filsafat hidup, tentang evolusi kesadaran, evolusi hidup shg bisa menyimpulkan bahwa KONSEP HIDUP TRI LOGI (Teologi, Ideoligi dan Psikologi) yg sdh dijadikan PRINSIP HIDUP saya.
@okaprabawa417729 күн бұрын
Bener pak, lagian kalo terlalu banyak baca buku gimana kita punya waktu buat santai2 menekuni hobi, ngoleksi mainan misalnya. Hidup harus balance
@zolaoke1123Ай бұрын
Tingkatan literasi linear dng kemampuan implementasi ,bagi GIBRAN yg rendah hati kuantitas membaca buku tak perlu publikasi tapi kuantitas karya GIBRAN orang banyak yang tahu ,mbak oki tak perlu demo ttg demokrasi, rakyat kecil (wong cilik) dah pada tahu bahwa vox populi vox dei bukan suara rakyat suara keponakan karena budhenya yg punya perusahaan, mbak OKI cepatlah sadar diri hasilkan karya2 yg menginspirasi tidak memprovokasi karena pilihan tak sesuai isi hati (kalah pilpres).
@ulilalbabhs9340Ай бұрын
Tugas kita mencerdaskan lingkungan kita dan menyemangati orang yang dalam gapaian kecerdasan, ada yang kelihatan membaca tapi tidak, ada yang tampak tak membaca tapi dia tahu segala. Jangan pernah remehkan siapapun.
@ahzanmintoharjo8099Ай бұрын
Suka sama konten2 bapak ini. Mudah dipahami dan bijaksana dlm menilai orang.
@BUKANAHLIFILSAFATАй бұрын
Terimakasih apresiasinya. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.
@jokonirboyo8689Ай бұрын
Buku memang " Jendela dunia" kita semua sepakat tp hendaknya buku dimaknai sbg referensi atau komparasi..pembanding kerangka berfikir tdk hrs ditelan sbg dogma atau sebuah kebenaran mutlak ..🤔
@solihinlinda6335Ай бұрын
Gibran putra terbaik bangsa saat ini
@emilianew7946Ай бұрын
Ollalllaaa ....Oky Jaddong M, ..membagongkan ..emang baca ..perlu dimuat dalam berita
@BUKANAHLIFILSAFATАй бұрын
Membaca adalah aktivitas sunyi.
@dadz6263Ай бұрын
Mengklaim banyak membaca buku tp tdk merefleksikan intelektualitas dan kebijaksanaan, perlu dipertanyakan moralitasnya...
@dadz6263Ай бұрын
Semakin banyak buku yg pernah dibaca dpt dipastikan ybs memiliki pengetahuan dan kosa kata serta diksi yg baik dan sehrsnya membuat sikap, ucapan dan prilakunya merepresentasikan kecerdasan dan kebijaksanaannya... Mereka yg
@RegarTombakАй бұрын
Yg bergelar Profesor , Doktor itu pasti sudah baca ribuan buku, tapi bila yg keluar dari mulutnya hanya kata kata kotor dan merendahkan, bicara tanpa data, apakah berguna lagi membanggakan membaca buku itu ? kualitas seperti itu kami miliki di terminal terminal bus dan persimpangan jalan.
@susianamaypertiwiningsih3210Ай бұрын
Sangat setuju sekali..saya pikir Gibran sosok pemuda yg tdk suka pamer..suka membanggakan gelar akademisiny.. suka menghina orang yg kepintarannya dibawahnya..Gibran pribadi yg rendah hati..apapun hujatan hinaan orang gak tetlalu diambil hati
@susianamaypertiwiningsih3210Ай бұрын
Yg suka menghina dan merendahkan Gibran belum tentu IQ dan EQ nya lbh tinggi dari Gibran
@SonandergronАй бұрын
🍉🇮🇩 Membaca gk hrs melalui teks tertulis krn ada audio book. Bgmana bila pejabat buta huruf_? Wapres, menteri, gubernur, adl jabatan politis, bukanlah mahasiswa yg mencari referensi.
@agussurjanto2422Ай бұрын
Sudut pandang akademisi dengan pengusaha jelas beda. Yang satu bergulat dengan teori, satunya lagi bergulat dengan persoalan praktis. Jaman sudah berubah, buku bukan lagi jendela dunia karena internet sudah menjadi pintu terbuka dunia.
@nefankaАй бұрын
Baca buku tapi yg bertema bagaimana menjadi terorisme ya buat apa? Baca buku tapi sekadar mengeja juga enggak berguna? Sekarang buku bukan lagi sumber informasi satu-satunya meningkatkan intelektual seseorang.
@tutihermatuti1711Ай бұрын
Bahasa menunjukan bangsa ,tuturkata cermin keperibadian
@Watchdog1234Ай бұрын
Okky bikin novel gak laku, trus cari peruntungan masuk ke hatred-politic...
@BUKANAHLIFILSAFATАй бұрын
Apa judul novel beliau?
@anangsoedjito1852Ай бұрын
Membaca dengan mata batin lbh baik drpd membaca dgn mulut yg kotor
@Ishak-g8xАй бұрын
Panjang lebar beretorika dengan bahasa bijak ..ujung2nya udah tau lah arahnya kemana..
@lisanugraha2087Ай бұрын
Belajar filsafat perlu baca buku filosofis. Baca buku itu wajib.
@BUKANAHLIFILSAFATАй бұрын
Salah satunya saya Kira.
@choiron_23Ай бұрын
si Okky kan emang didasarkan atas kebencian... Dia berfikir kalau belajar itu harus melalu baca buku. Ada banyak jenis pembelajar. Apakah jenis tipe visual, listener, atau doer. Deddy Cobuzier yang mengalami yang mengalami disleksia, lebih banyak belajar dengan cara mendengarkan (audio book) daripada membaca secara langsung.
@vivo69-o1yАй бұрын
Si OKi cmn cari panggung aja , Krn slm ini dia g terkenal tp kl menjelek2an pak Jokowi & kluarga Krn ini yg paling cepat terkenal. Lanjutkan trs Bung buat konten2 pencerahan sprti ini .Spy para nitizen TDK trgiring berita negative & hoaak
@tokokomputerganikomputer9356Ай бұрын
Kalau kita sebagai penganut agama Islam, seharusnya sadar bahwa nabi Muhammad saw adalah seorang yang buta huruf. Tetapi ilmu dan kebijaksanaannya jauh melampaui para ilmuwan dan atau para ahli ilmu filsafat wkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwk Ingat bukan membandingkan Gibran dengan nabi Muhammad saw lho!
@florianussuharto6864Ай бұрын
BUKU BUKAN GURU....PENGALAMAN ADALAH GURU YG BAIK& BENAR.❤
@bayuirawan8907Ай бұрын
Jaman now, "baca buku" sudah diganti dengan kindle, browsing, youtube, coursera, udemy... dan masih banyak lagi. Enggak harus "literally baca buku".
@orangiklan5568Ай бұрын
Penjelasannya keren
@sardiwaisini305Ай бұрын
Saya berpendapat, tidak setiap orang harus membaca buku banyak,.manusia adalah buku hidup itu sendiri dan setiap orang membuat bukunya sendiri. Untuk menjadi orang yang cerdas tidak harus membaca bukunya orang. Cuma bila membaca buku, kita lebih banyak/kaya akan wacana pemikira, apa itu bagus dan berguna "tidak juga" 😊krn manusia itu sangat kompleks. Dan tidak ada buku tunggal yang memberikan petunjuk kebemaran yang ada hanya buku "pembenaran" 😂😂. Okky membaca buku tapi tidak bisa memahami buku yang di bacanya bahwa manusi itu unik.
@yudaperkasa2046Ай бұрын
setuju
@kartono9917Ай бұрын
Targetnya Okky sederhana saja sepertinya... Yaitu cepat viral wk wk
@johnnysalindeho7224Ай бұрын
Okky dan roki gerung jangan2 masih keluarga ya mas😅
@markussuroso4337Ай бұрын
Siang min, mendengarkan.
@BUKANAHLIFILSAFATАй бұрын
Siap. Terimakasih pak. Sehat selalu
@markussuroso4337Ай бұрын
Amin.
@bambangtrenggonotrenggono1673Ай бұрын
Gibran membawa indonesia kepada pemikiran yang beda, masih muda n fresh..
@davidsm3038Ай бұрын
Kenapa2 akhir2 ini banyak muncul chanel2 yg banyak membahas pemikiran2 filsafat seolah2 membela Jokowi cs. Tapi bahkan ga pernah menuangkan pemikiran2 filsafat seputar dinasti, fufufafa, bansos, dsbnya? 😢
@murkanataАй бұрын
Jangan2 okky yg HRS baca buku
@sigit...4936Ай бұрын
Sekelas wapres bedain asam folat sama asam sulfat aja susah, kelihatan banget literasinya minim, bacaan cuman komik, matanya ngantuk kek orang banyak nyimeng, perlu dipertanyaan beground aslinya seperti apa, yg kita tahu cuman polesan karena kuasa bapaknya.
@mayodequirino8226Ай бұрын
Itu bedanya Hata dengan Gibran.
@yudaperkasa2046Ай бұрын
betul beda zaman
@rhinofebriadi4617Ай бұрын
Kembali sebuah analisa bias dari seorang pencinta buta😂😂😂. Kayak stand up komedi, premisnya betul, konklusinya patah. Saya sepakat, tak perlulah kita mengetahui dia lulusan mana, bacaannya apa, teman bergaulnya siapa untuk sekedar mengetahui kualitas seseorang. Cukup dengan menyimak apa yang keluar dari lisannya. Tapi justru dari lisan wapres kita inilah kita dapat kesimpulan bahwa wapres kita kurang wawasan. Jangan hanya ambil contoh dalam debat saja. Come on ... Jangan terlalu piciklah. Coba tunjukkan dimana ada moment wapres kita bicara sedikit panjang ( tak perlu panjang, tapi sedikit panjang , tapi tanpa baca teks ya ), sehingga kita bisa memahami pola pikir dan narasinya. Kalau Prabowo, Anis, Mahfud, Ganjar, bahkan Muhaimin ... Kita pernah dengar speech tanpa teksnya. Dan kita punya gambaran tentang siapa mereka dari narasi yang mereka sampaikan. Tapi wapres kita ....... Come on, jujurlah pada diri sendiri. Jangankan pada solo speech, pada sesi wawancara ringan saja kita tak bisa memahami arah pembicaraan wapres kita.
@BUKANAHLIFILSAFATАй бұрын
Suatu waktu sobat akan menyaksikannya. Saya sudah menyaksikannya.
@rhinofebriadi4617Ай бұрын
@@BUKANAHLIFILSAFAT apakah anda tiba pada sebuah kesimpulan, memang orang ini adalah salah satu orang terbaik di Indonesia. Atau rasionalitas anda diwarnai emosi sehingga penilaian anda tidak dari titik nol. Melainkan dari titik 10 kemudian anda turunkan jadi 8. Tolong jawab, apakah ini kualitas terbaik yang di punyai Indonesia ? Atau sekedar ini yang ada sebagai resultante dari kasak kusuk politik yang paling memungkinkan ? Adakah orang ini punya kualifikasi bung Hatta di usia mudanya, adakah orang ini punya kualifikasi bj Habibi pada usia mudanya ?
@redenpelope1986Ай бұрын
Oky kurang ketjaan
@irwansitepu-i1qАй бұрын
BUZZERP...😂
@WitonMulyawanАй бұрын
Tong kosong nyaring bunyinya🤣🤣🤣
@BUKANAHLIFILSAFATАй бұрын
Tong kosong tidak ada "bunyinya" lebih gawat tuh. He..he
@rhinofebriadi4617Ай бұрын
Dari cara bicara anda, pemilihan diksi, saya paham anda seorang pembaca dan memiliki pengetahuan yang cukup luas. Apalagi dengan latar belakang buku yang ber rak rak itu. Tapi kena kesimpulan anda bisa patah .... 😂😂😂😂 Tak mencerminkan banyaknya buku yang anda baca. Saya menerima Gibran sebagai wapres sebagai konsekuensi dari demokrasi di negara yang hukumnya tidak tegak dan sebagian besar rakyatnya masih bodoh dan kurang sejahtera , dan pastinya miskin literasi. Tapi mari kita menerima wapres kita dengan segala kekurangannya lah ... Pembelaan kelemahan wapres kita itu malah menunjukkan bahwa wapres kita memang memiliki kelemahan sampai harus dibela sedemikian rupa. Mari kita jujur pada diri kita, Gibran menjadi wakil presiden bukan karena dia muda, dia pintar, dia jago orasi, dia berpengalaman di pemerintahan, dia memiliki jaringan internasional, dia berpendidikan tinggi, dia lulus cum laude, dia gaul, dia ganteng, dia ceria, dia berkarisma, dia super kaya raya, dia ber IQ diatas rata rata, dia pemimpin ormas, dia aktifis, dia simpatik, dia religius, dia artist, dia sporty ..... Tidak ... Dia tidak punya itu semua. Tapi dia punya , yang orang lain tidak punya Dia punya bapak presiden, dia punya paman MK, dia punya support sistem no 1 di Indonesia, dia punya backingan oligarki, dia digendong Prabowo. Dia bisa mengakali APBN. Kan itu ..... Jika kita sepakat disitu ... Clear
@BUKANAHLIFILSAFATАй бұрын
Terimakasih apresiasinya sobat. Saya pemula dalam segala hal. Sedikit pengetahuan dibidang politik mengajarkan bahwa kekuatan politik selalu berada di belakang "layar". Mereka yang dibelakang layar itulah yang paling "cerdas".
@rhinofebriadi4617Ай бұрын
@@BUKANAHLIFILSAFAT kebetulan selera saya bukan pemimpin yang mengandalkan kecerdasan orang belakang layar. Saya prefer kepada pemimpin yang cerdas. Layar belakang adalah support sistem untuk mengkonstruksi dan merangkaikan gagasan si pemimpinnya. Bahaya bagi pemimpin yang tidak cerdas, lalu mengandalkan kecerdasan belakang layarnya. Iya kalau belakang layarnya adalah orang orang berintegritas, kalau tidak .... ? Maka pemimpin yang hanya bermodalkan popularitas akan menjadi pemimpin boneka dan tak jelas arahnya. Saya bersyukur presiden kita adalah Prabowo. Beliau punya kualitas itu.
@BUKANAHLIFILSAFATАй бұрын
@@rhinofebriadi4617 Saya Kira politik tidak bergantung sepenuhnya pada variable selera belaka.
@rhinofebriadi4617Ай бұрын
@@BUKANAHLIFILSAFAT lah iya betul. Saya kan sedang membicarakan preferensi saya pribadi. Preferensi ini saya sederhanakan dengan istilah selera. Kalau Poltik tentu bukan hanya selera, ada idntitas, ada kepentingan, ada emosional, ada rasionalitas.