Garam dan Telaga

  Рет қаралды 24

Abdul Hakim Junaid

Abdul Hakim Junaid

Күн бұрын

GARAM DAN TELAGA
Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.
Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. "Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..", ujar Pak tua itu.
"Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah kesamping.
Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga didalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.
Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. "Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah. Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, "Bagaimana rasanya...?".
"Segar ", sahut tamunya. "Apakah kamu merasakan garam didalam air itu, tanya Pak Tua lagi. "Tidak", jawab si anak muda.
Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda, ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh disamping telaga itu. "Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama.
"Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu."
Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. "Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."
Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan "segenggam garam", untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.

Пікірлер
Materi Limit Part 01
20:16
Abdul Hakim Junaid
Рет қаралды 73
Ganti Pisau bergerigi
10:59
Abdul Hakim Junaid
Рет қаралды 785
1ОШБ Да Вінчі навчання
00:14
AIRSOFT BALAN
Рет қаралды 6 МЛН
ПРИКОЛЫ НАД БРАТОМ #shorts
00:23
Паша Осадчий
Рет қаралды 4,8 МЛН
Angry Sigma Dog 🤣🤣 Aayush #momson #memes #funny #comedy
00:16
ASquare Crew
Рет қаралды 50 МЛН
Menggenang Kenangan Jatigede
11:33
Watchdoc Documentary
Рет қаралды 3,5 МЛН
Ekspedisi Rumah Tua 1750
26:12
NGAWI PRODUCTION
Рет қаралды 148 М.
Puisi Hanya Bersemi di Linggar Jati
1:56
Bambang Syairudin
Рет қаралды 44
🎆 SESEORANG SEDANG MEMBICARAKAN KAMU 🎆
9:22
Cahaya Tarot
Рет қаралды 6 М.
Misteri Gunung Peyek | ON THE SPOT (27/06/19)
8:55
TRANS7 OFFICIAL
Рет қаралды 140 М.
Lima Cara Allah Mengampuni Dosa Hambanya - Ustadz Adi Hidayat
19:27
Ngaji Online Sama Ustadz
Рет қаралды 167
Pembahasan Soal Ujian
8:24
Abdul Hakim Junaid
Рет қаралды 72
Mesin Rumput Semak Belukar di Kebun Sawah part 01
7:22
Abdul Hakim Junaid
Рет қаралды 676
1ОШБ Да Вінчі навчання
00:14
AIRSOFT BALAN
Рет қаралды 6 МЛН