Gereja Intervensi Tradisi ? Tradisi Pengucapan bagi masyarakat Sulawesi Utara

Pengucapan sebuah tradisi turun temurun yang muncul dan berkembang di luar gereja dalam kebudayaan masyarakat Minahasa. Dan ditemukan juga dalam kebudayaan-kebudayaan lainnya.

[@VinTandi]

Sinode GPdI terlalu kaku, contoh halnya di tana Toraja untuk makan aja saat pemakaman jika ada anggota GPdI yg meninggal dunia tidak boleh memotong hewan untuk di makan orang saat pemakaman, padahal memberi makan kepada orang bukanlah suatu hal yg bertentangan dengan ajaran Alkitab. Memberi makan bukan adat tapi ya begitulah GPdI sangat kaku, kasian orang datang melayat sekalian pemakaman tpi tdk diberi makan

[@KeluargaFiladelfiaJoe]

Pertama, keputusan itu bukan "atas nama GPdI". Keputusan hamba Tuhan yang melarang itu bukan perintah sinode GPdI. Jadi, Anda salah jika mengatakan "sinode GPdI terlalu kaku" dengan alasan itu. Kedua, jika hanya baca keterangan yang Anda tulis, saya, hamba Tuhan GPdI, menganggap makan dalam kedukaan itu hal yang diperbolehkan jika itu adalah suatu tradisi. Tidak ada pertentangan dalam Alkitab jika teknisnya hanya sperti itu. Jadi, saya sendiri saja yang orang GPdI punya sikap yang beda dengan yang Anda maksud. Mka, jangan katakan "GPdI terlalu kaku" Ketiga, pastikan dulu alasan dari hamba Tuhan yang melarang tersebut. Apa alasan larangannya. Jika sudah, sampaikan pada saya sebelum Anda menulis "GPdI terlalu kaku" Keempat, jangan jump to conclusion. Kalau Anda bukan orang GPdI, dari sinode mana Anda akan saya tunjukkan kekakuan dalam sinode Anda. Jika Anda warga GPdI, masih bisa saya arahkan dengan klarifikasi bahwa GPdI tidak kaku untuk alasan sperti yang Anda sampaikan. Terima kasih 😊

[@VinTandi]

@@KeluargaFiladelfiaJoe Baik Pak. Saya jelaskan tentang agama dan pribadi saya. Saya lahir dari keluarga yg bergereja di GPdI, kedua ortu saya GPdI dan 2 saudara bapak saya adalah pendeta GPdI. Saya dari kecil di ajarkan bahwa memotong hewan untuk dikonsumsi di acara pemakaman itu sama halnya kita mempersembahkan kepada berhala, bahkan untuk jemaat GPdI kalau melayat atau pada saat pemakaman tdk boleh makan diacara tersebut karena dianggap sebagai berhala, oya baru beberapa minggu kakak dari bapak saya meninggal di kaltim dan keluarga pada datang semua tpi dari 3 saudaranya yg anggota jemaat GPdI dan sekaligus pendeta tdk mau makan makanan yg disediakan atau daging hewan yg di sediakan oleh pihak keluarga lain, saya pribadi miris melihat keluarga saya sendiri. Jadi apakah makanan yg disediakan dalam rangka pemakaman itu berhala???

[@KeluargaFiladelfiaJoe]

@@VinTandi Satu hal yang harus Anda ketahui, itu adalah preferensi pribadi dari yang bersangkutan. Itu bukan sikap resmi GPdI, bukan ajaran GPdI atau himbauan dari sinode GPdI. Itu bentuk penghayatan imannya tentang "makanan & berhala". Anda akan menemukan sikap ini di gereja-gereja lain. Ini soal keputusan pribadi apakah dia mau makan atau tidak, karena memang ada tertulis di dalam Alkitab, tepatnya Kisah Para Rasul 15, perihal anjuran Firman Tuhan untuk kita menjauhkan diri dari makanan yang berkaitan dengan penyembahan berhala atau kepercayaan adat / tradisi leluhur.