Kepemimpinan Indonesia dari Suharto sampai Prabowo Subianto: Dari kebijakan stabilitas ke realisme

[@Pahrul-ez4ko]

Assalamu alaikum wr wb. Mohon, izin. Jika berkenan Prof, saya adalah salah satu followers Prof dan saat ini pekerjaan saya adalah dosen tetapi diri saya masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam ilmu pengetahuan khususnya metodologi penelitian. Jika berkenan, izinkan saya untuk banyak belajar ilmu pengetahuan sama Prof, dikarenakan video dan tulisan blog Prof sangat menarik dan menggugah minat saya untuk mendalami ilmu pengetahuan. Saya selalu mendengar ungkapan pernyataan di video dan blog Prof, bahwa ilmu pengetahuan atau sains adalah kebermanfaatan pada orang lain. Makasih banyak sebelumnya Prof. 🙏

[@profhadinur]

Semoga membawa keberkahan

[@sijunjun6]

Saya kurang sependapat dengan menyebut Bu Mega dalam masalah ekonomi dan transisi reformasi. Untuk ini mestinya Habibie. Yang tepat untuk kondisi Buk Megawati adalah stabilitas Politik setelah Gusdur menganggab Megawati dibalik penurunannya. Buk Mega lebih dekat ke antirealisme.

[@profhadinur]

Terima kasih atas komentarnya. Ya betul Bu Megawati lebih dekat dengan anti-realisme.

[@sijunjun6]

Di sisi lain saya berbeda dengan Jokowi. Jokowi lebih ke realisme. Menurut saya yang bersangkutan jauh dari pendekatan humanisme. Menurut saya IKN dan proyek Bandara dan Jalan toll bagian dari ambisius terlihat wah. Terjadi penggusuran dan ganti rugi yang tidak fair. Sisi realismenya nampak dengan caranya meyakinkan secara objektif proyek2nya yang diyakininya minin penggunaan data analisis. Sehingga menurut saya Jokowi realisme sejati non prakmatis.

[@profhadinur]

Ya. Jokowi itu realisme. Terima kasih atas komentarnya. Ini bisa menjadi diskusi yang menarik.