Рет қаралды 263,705
Ada berapa banyak masa,
Badan belum jadi rangka,
Ada gaya adab papa,
Banyak orang kata umur cuma angka,
Maybe bala datang kemudian,
Bahtera bocor siapa nak kemudikan,
Pangkat dan hartanya ramai yang impikan,
Hakikatnya mati dalam kesunyian,
Jangan celupar,
Siapa nama saka aku nak tampar,
Berapa anak buah, sanggup datang luah,
Cari susur galur jangan cari orang luar,
Dan bila aku mula menyanyi,
Yang dulu mana bisu mula berbunyi,
Yang mana datang konon jual simpati,
Selimutku penuh peniti,
Mereka bakar aku macam aku lilin,
Sampai hangus untuk senang orang lain,
Datang sakit seksa tak terucap,
Kian meresap,
Dan aku laungkan kata kesat sebab
Senang orang lain,
Yang senang orang lain,
Yang tinggal aku, cuma jadi abu,
Pusara kamu pusaka aku,
Kalau cukup makan, tiada istilah kebulur,
Kepala moyang hancur hak masih tidak dihulur,
Yang mana pergi takkan tenang,
Penat jadi baik yang baik tak selalu menang,
Yang lemah meratap, foto ditatap,
Liang lahad menghimpit tanah menghempap,
Sedangkan yang di rumah sibuk berkelahi,
kertas putih masih lagi tak dijumpai,
Sialan,
Aku, engkau, mereka,
Siapa yang bawa sial,
Berapa ekar kah tanah janji untuk aku galas tanggungjawab yang tinggal,
Sampai bawak mati,
Sampai bawak mati,
Bagai air sungai,
Tak henti mengalir,
Aku sedang hanyut diri tak bernilai,
Siapa sudi hadir,
Di waktu kemudahan dicatu,
Di waktu masa saat ku perlu,
Di waktu semua merejamkan aku batu,
Badan kian letih,
Tahan aku masih,
Demi kertas putih.