Awalnya saya berusaha "baik-baik saja" dengan kondisi keluarga yg complicated. Sampai akhirnya benar-benar memuncak dan saya memutuskan menarik diri untuk menyelamatkan kesehatan mental, menentukan masa depan saya sendiri. Permasalahan blunder mnrt saya, ketika org tua selalu menuntut ank utk berlaku seperti mau mereka, tdk menerima masukan, teori, kritikan apapun selain pendapat mereka sendiri. Jaman sdh berubah, karakter org pun berbeda2, gk bisa diperlakukan sama. Ank2 dg beban yg makin brtmbah ini terbentuk menjadi pribadi yang minder, penakut, atau sebaliknya pemberontak dan pembangkang. Alangkah lebih indahnya jika keluarga menjadi tmpt ternyaman kita untk pulang, orang terdekat untuk berbagi hati, bkn hnya sekedar label "keluarga" berbentuk selembar kartu identitas :) Spread love
@nabilaheruputri14849 ай бұрын
Saya suka konten seputar pernikahan dan parenting seperti ini 😊 Karena memang concern yang harus dipusatkan itu seputar itu, sangat banyak sekali permasalahan dalam hubungan suami istri & orangtua dengan anak. Yang mungkin juga saya amati: 1. Teknologi, menjauhkan yang dekat. Memang kemudahannya dan praktisnya bisa kita rasakan manfaatnya. Tapi harus pintar-pintar kontrol penggunaan gadget terutama. Tolak ukur masih sehatnya, ketika kita lebih nyaman komunikasi sama pasangan dan anak pas lagi kumpul daripada sibuk sama gadget masing2. 2. Ilmu agama semakin asing, dalam artian pembagian tugas orangtua, anak, suami, dan istri itu tidak banyak dipahami. Atau mungkin sudah banyak yang tidak mau dibatasi ruang geraknya. Padahal sudah jelas orangtua punya tanggung jawab besar mendidik anaknya, karena akan dihisab jika tidak dibesarkan dan dirawat dengan baik. Begitu juga anak, jika durhaka atau menyulitkan orangtuanya pun akan dihisab. Jika suami tidak menjalankan kewajiban & hak untuk istrinya, pun akan dihisab. Begitu juga istri sebaliknya, tidak luput dari hisab. Mungkin orangtua jaman dulu mengacu hanya sebatas, menurunkan ego mereka demi keutuhan rumah tangga. Sayangnya pun ego pasangan muda jaman sekarang, sangat tinggi sekali. Lebih sulit untuk sejalan jika 1 pihak masih tinggi egonya, karena sekarang wanita juga ingin "setara" 3. Hadir, tapi seperti absen. Kadang keberadaan pasangan atau anak, atau orangtua, selalu dekat dengan kita. Ketenu setiap hari, tapi rasanya jarang ngobrol. Jarang bercerita, jarang lagi ada momen interaksi intens seharian antar anggota keluarga. Biang keladinya adalah faktor gadget & kesibukan kerja, karena realitanya memang begitu 4. Luka pengasuhan sejak kecil, yang banyak dialami pasangan muda saat ini. Mungkin dulunya adalah korban juga dari orangtua generasi Boomers terutama, dan generasi X. Yang mereka sama2 kebanyakan menuntut anaknya untuk jadi seperti yang mereka inginkan. Belum lagi trauma jika diperlakukan kasar atau buruk oleh orangtua. Imbasnya mereka belum selesai dengan diri sendiri ketika berkeluarga. 5. Anak mulai melupakan bakti kepada orangtua. Bagaimana pun seharusnya sikap dan rasa hormat kita sama orangtua tetap harus baik. Meski mereka kurang baik memperlakukan kita, atau bukan contoh orangtua yang baik. Tapi karena mungkin lukanya terlalu dalam, membuat anak jaman sekarang lebih concern pada rasa sakit mereka ketimbang pesan Allah dalam Quran agar memuliakan orangtua 6. Fasilitas serba ada, jaman sekarang sulit untuk mengajarkan daya juang pada anak apalagi semua hal sekarang mudah, cepat, dan instan. Padahal mereka butuh belajar tentang proses, memulai, menjalani, gagal, coba lagi, dll sampai sesuai yg diharapkan. Gimanapun harta dan fasilitas berlimpah, idealnya anak itu tetap diajarkan untuk berhemat, dijatah, dibatasi, dimotivasi supaya mencapai tujuan dulu baru diberi apresiasi. Mirisnya sulit melakukan itu, jika kemudahan semudah itu didapat. Jadilah anak-anak bermental lemah dan mudah terpuruk. Karena mereka pasti kaget melihat kerasnya dunia yang sesungguhnya ketika dewasa
@Wisnu-em4ej9 ай бұрын
😢😢 teknologi menjauhkan kita dari orang orang dekat kita
@amirasunardi93929 ай бұрын
Nomor satu relete banget😭
@Rani_Rahmawanti9 ай бұрын
MasyaAllah. Dapat ilmu lagi, zaman teknologi semakin membuat anak2 harus berfikir kritis. Tantangan orang tua juga semakin dahsyat.
@thahirah883 ай бұрын
Masyaallah makasih ilmunya jazaakumullahu khoir 🙏
@yandasyamar11559 ай бұрын
Kembali ke AlQuran dan Sunnah agar bisa menggunakan teknologi sebagai sarana kebaikan amal ibadah kepada Allah Ta'ala,,,ibarat pisau bisa digunakan untuk kebaikan atau keburukan,,,,
@vee_8749 ай бұрын
generasi sandwich hanya istilah yg trend sekarang , dari dulu kita juga bantu orang tua walaupun SDH berkeluarga. Alhamdulillah ,rejeki jadi barokah. Walaupun tidak sebanyak orang lain tapi cukup, dan bonusnya insyaallah anak" menjadi Sholih dan Sholihah. Disamping pendekatan secara psikologis , pendekatan secara agama lebih diperlukan . Wallohua'lam 🙏🙏
@mochiichimo9 ай бұрын
Generasi sandwich tuh istilah dari jaman dulu, mungkin memang di Indonesia baru baru ini familiar sama istilah itu, tapi tau kan istilah anak sebagai tulang punggung keluarga? Nah itu sama aja😂😂 jadi mereka diwajibkan untuk membiayai generasi atasnya dan juga nanti anaknya
@AudinaId5 ай бұрын
Masyaallah, sangat inspiratif seklai ❤
@akk53679 ай бұрын
masyaAllah baru nemu channel ini ternyata isinya bermanfaat smuaa❤
@bukartiaja95979 ай бұрын
Saya sedang belajar begitu.. Tuntutan dari kakak dari adik dari orang tua.. Kamu kok gà ikut suami kok suami kerja apa gà dll.. Padahal kita sendiri sedang menata.. RT ini.. Lebih baik dari orang tua kita sendiri juga masa lalu rt kita.. Saya sekarang lebih percaya semua atas ketentuan allah dan saya percaya apa yg allah tetapkan u saya adalah yg terbaik.. Soal duniawi rt saya tidak fokus mencari duniawi Rumh tangga saya ingin jalan sesuai sunnah rasul belajar mencapai itu.. Dan menyederhanakan visi misi rt kita..
@HanaHafizah-g4q8 ай бұрын
Betul rumahtangga kita lah yg menentukan. Tidak akan sama dg rumahtangga nya orang lain. Masalahnya kelihatanya sama tapi pasti beda. Tetap berpegang pada aturan Allah. Semoga kita sama-sama bisa menjaga rumahtangga ini sampai ke janahNya. Aamiin
@bukartiaja95978 ай бұрын
Alhamdulillah terimaksih banyak
@ulfatuddakwah4479 ай бұрын
MasyaAllah.. Alhamdulillah dapat ilmu baru mengenai kesehatan mental ini
@prasidyasans9 ай бұрын
Judulnya harusnya : Mental Health Issue (masalah kesehatan mental)
@nendahprihatini39138 ай бұрын
Sebenarnya hidup itu simpel Kalau kita yakin bahwa Semua yg ada di dunia ini diciptakan oleh Alloh dan petunjuk Nya sudah ada ikuti aja insyaAlloh hidup tenang apapun yg terjadi pd diri ini Hasbunalloh wani'mallwakil Ni'mal Maula Wani'mannasiir AllohuAkbar
@HatiKehati-nl3jq9 ай бұрын
Makanya aku kurg setuju kalimat surga di telapak kaki ibu, krn bnyk ibu yg slalu menyalahkan anak. Yg gibah, yg menghujat dan menghina anaknya tapi bangga ma dirinya dan juga yg ngajarin anaknya pasrah bukannya ningkatin imannya.
@nabilaazzahra-de5pe9 ай бұрын
Masih banyak ibu2 yg baik....yg menghasilkan generasi 2 hebat....saya yakin
@masrurohelmaziyah6109 ай бұрын
Mohon maaf, kalau dalam islam, syurga dibawah telapak kaki ibu itu adalah hadits Nabi, aperumpamaan betapa mulianya Ibu untuk didurhakai terlepas bagaimanapun sifat ibunya. dan itu ditujukan untuk anak
@indahyunianti73739 ай бұрын
Awet muda bgt Desi Ilsanti ini
@ranasyakirah68279 ай бұрын
Pas banget ya. Harus belajar lagi supaya jadi orang tua yg ga baper sama kondisi tuntutan psikososial 😢 selesaikan diri sendiri dulu. Semoga anak2 kita bisa lebih baik lagi dalam memahami dan menjalani hidupnya sesuai tuntunan Allah. Barokalloh fii Kum atas ilmunya. Ditunggu lanjutannya... ❤
@NaufalRAUSYAN9 ай бұрын
Ustadz asa sararedih emang betul sebuah kelurga harus saling menguatkan baik secara mental dan ilmu yng disertai keimanan minta tolong bantu doanya ya semoga kita sukses urusan dunia dan akherat Amiin ya alloh
@yanilara66279 ай бұрын
Yg bikin sakit kecewa merasa tak berharga dlm hidup ini pertama menghadapi kenyataan mendapati"suami selingkuh"bkn hanya kita sbg pasangan tp anak2 jg terdampak,bahkan anak2 mendesak utk berpisah drpd toxic hidup penuh kecurangan dan pengkhianatan.memang betul masalah toxic itu telah bertahun2 dan akhirnya cuma menjd bom waktu😢
@pujialmuliani45668 ай бұрын
Teman sy cewek yg tdk bisa melupakkn cinta SMA di+ lg ada masalah ekonomi rt nya jd masalah selingkuh tdk murni suami,istri jg bisa selingkuh....hebatnya lg suami 6th rt tanpa sex sempat beranrem hebat tp ttp tdk bercerai alasan anak....kasihan sih lihatnya....
@insyartgallery42718 ай бұрын
Ijin save terimakasih BarakAllah
@inspirasioutfit148 ай бұрын
Ya allah Lg ngalamin banget ini 😔
@adedetisumiati34719 ай бұрын
Bismillah... emang sih di era di gital ini...org tua harus mengikuti dinamika zaman...Hadist nabi: kamu lahir pada era zaman nya...dan Pemida itu jangan baperan TPI berperan.... generasi Islam harus kuat mental...
@ardiansyah9749 ай бұрын
gimana caranya gabung ala nabi family
@ernakustianingsih66399 ай бұрын
INNER CHILD aku terluka. Bgmn menjalani hidup sbg seorang ibu dg mental yg hancur
@restyfitrianti33229 ай бұрын
Jangan doktrin diri , lebih baik arifmasi positif kediri
@aliyahhanifah74498 ай бұрын
Belajar memaafkn org lain dn ikhlas menerima ketentuan hidup kita dr yg Maha Kuasa
@diodevsАй бұрын
💓
@serinmaulidatin92649 ай бұрын
Aku bukan gen Z tp aku kena mental karena ortuku terlalu ikut campur masalah keluargaku😢
@banginasnovkeroppi31709 ай бұрын
Coba adakkan diskusi dek,kalau ikut campur urusan atau mengingatkan agama memang diperbolehkan. Km selama ortu hidup biarpun anakny sudah menikah tetap nanti di akhirat di mintai pertanggungjawaban ortuny krn gagal mendidik anak2xnya. Tapi kalau mencampuri urusan sepele contoh koq mesti pakai baju corak ini itu. Itu nggak boleh krn nanti pun dirimu punya anak anaknya besar dan menikah tetap ortu diakhirat dimintai pertanggujawabannya.
@nyengnyong72429 ай бұрын
Gak cuma anak jaman sekarang aja kali... Tp udah dr dulu.. Aku dan kelima sodara ku stress ngadepin kedua org tua kita. Dan skrg aku udah umur 50th. Berarti kan dr dulu
@erniatieeng37779 ай бұрын
Maaf stress kenapa ya? Sampai setress ngadepi orang tua.
@nyengnyong72429 ай бұрын
@@erniatieeng3777 ya parahlah. Stiap hr ngomel terus kerjanya. Bertengkar setiap hari sm BPK. Yg ada di otak ibu hanya uang dan uang. Keluarga kita gak pernah sholat. Ibu gila beli rumah dan rumah. Smntr kita sekolah butuh buku, seragam,tas,dll. Bahkan makan pun ga bs byk2. Bukan gak ada uang. Tp super pelit. Sekolah ga di kasih jajan. Cm di kasih ongkos angkot. Pagi2 ga ada sarapan. Otomatis anak2 nya kena mag akut. Sbb kelaparan dan kehausan dr pg-siang. Kami 6 bersaudara. Zaman dulu gak boleh bw bekal. Bahkan air minum. Cm anak TK dan SD saja yg boleh. Dan masih banyak lg kl di ceritakan gak cukup di tulis disini... Lagi pula gak baik mengumbar kejelekan org tua. Jgn lg bertanya.
@erniatieeng37779 ай бұрын
🙏maaf kalau pertanyaam sy tidak berkenan dan membuat sedih. Doa yang terbaik terus buat orang tua. 🙏
@nyengnyong72429 ай бұрын
@@erniatieeng3777 trima kasih atas pengertian nya...🙏 Sejelek2 mrk tetap org tua kami. Dan kini ibu sdh tiada. Jd tugas kita utk sll mendoakan yg terbaik. Masa kecil kami yg kelam. Biar jd pelajaran paling berharga. Utk menjadi lebih baik utk anak2 kita. Dan lebih mendekatkan diri kpd Allah SWT 🤲
@mindani-sou9 ай бұрын
Lanjutannya mana ustadz?
@asharharis39349 ай бұрын
Alanabi Fams di Kalimantan bisa tdak ust?
@adindapseviana33929 ай бұрын
maaf kak "mental health" itu kan artinya "kesehatan mental" yaa.. judulnya sepertinya kurang tepat apa ya? "Terkena mental health", "terkena kesehatan mental" ?
@Vynic_9 ай бұрын
Mungkin harusnya "Terkena Mental Health issue"
@UpinIpin-e5n9 ай бұрын
Iya bener sih..
@ununwindartih49919 ай бұрын
Kesehatan mental makstnya bisa kesehatan yang buruk atau baik...
@momsabcde92469 ай бұрын
Mungkin maksud judulnya ketika kita sbg orgtua melarang atau meminta anak melakukan sesuatu harusnya orgtuanya dulu yg memperbaiki mental healtnya Krn didikan dari jaman yg berbeda dahulu dan skrg.
@marnimarni66819 ай бұрын
Mental illness mungkin ya kalo sakit mental
@chandraaditya53748 ай бұрын
kerudung mba dessy namanya kerudung model apa ya? mau buat istri