Рет қаралды 769
Pitrayadnya Alm. Ni Wayan Nordji (94 Thn) yang mana Almarhumah adalah istri dari Alm. I Wayan Suka (Veteran Pejuang Kemerdekaan 1945) asal Desa Geluntung, Marga Tabanan.
Upacara Ngaben dilaksanakan pada Tgl 15 Maret 2024 - Sukra Umanis Langkir di Santa Graha Tunon Bedha dengan pelaksanaan Gni Pranawa dan ngelanus/ dilanjutkan dengan proses Ngingkup Ngelinggihan di Merajan Dadia Desa Geluntung, Marga, Tabanan.
Upacara Pengabenan Alm. Ni Wayan Nordji dilaksanakan oleh Anak, Menantu, Keluarga Almarhumah dari rumah bajang di Desa Tunjuk, Kecamatan Tabanan, Keluarga Anak Menantu, Cucu dan Kumpi dari Kedampal Kerambitan, Tabanan, dan Keluarga Pengarep Yadnya dari Desa Geluntung, Marga Tabanan.
Upacara Ngaben sendiri memiliki makna sebagai wujud pelepasan Sang Atma (roh) dari belenggu keduniawian sehingga dapat memudahkan seseorang yang wafat dengan Tuhan (Mokshatam Atmanam).
Ngaben berasal dari kata beya yang berarti bekal. Namun ada juga yang mengatakan Ngaben berasal dari kata ngabu yang berarti menjadi abu.
Sedangkan, menurut keyakinan umat Hindu di Bali sendiri, manusia terdiri dari badan kasar, badan halus, dan karma.
Badan manusia dibentuk dari 5 unsur yang disebut Panca Maha Bhuta yaitu pertiwi (zat padat), apah (zat cair), teja (zat panas), bayu (angin), dan akasa (ruang hampa).
Kelima unsur tersebut akan menyatu membentuk fisik manusia dan digerakkan oleh atma (roh), jadi ketika manusia meninggal, yang mati hanya badan kasarnya saja, sedangkan atma nya tidak.
Bagi masyarakat Bali, Ngaben merupakan peristiwa yang sangat penting, karena dengan pengabenan, keluarga dapat membebaskan arwah orang yang telah meninggal dari ikatan-ikatan duniawi menuju surga dan menunggu reinkarnasi.
Upacara Ngaben juga memiliki makna, di antaranya:
1. Dengan membakar jenazah maupun simbolisnya kemudian menghanyutkan abu ke sungai, atau laut memiliki makna untuk melepaskan Sang Atma (roh) dari belenggu keduniawian sehingga dapat dengan mudah bersatu dengan Tuhan (Mokshatam Atmanam).
2. Membakar jenazah juga merupakan suatu rangkaian upacara untuk mengembalikan segala unsur Panca Maha Bhuta (5 unsur pembangun badan kasar manusia) kepada asalnya masing-masing agar tidak menghalangi perjalan Atma ke Sunia Loka.
3. Bagi pihak keluarga, upacara ini merupakan simbolisasi bahwa pihak keluarga telah ikhlas, dan merelakan kepergian yang bersangkutan.
Rangkaian Prosesi Upacara Ngaben :
1. Ngulapin.
2. Nyiramin Ngeringkes.
3. Ngajum Kajang.
4. Ngaskara.
5. Mameras.
6. Papegatan.
7. Pakiriman/Pelebon/Pengutangan.
8. Ngeseng.
9. Nganyud.
10. Makelud atau Ngaroras.
11. Nyegara Gunung.
12. Nangkilang ring Kahyangan Desa.
13. Ngingkup Ngelinggihan di Merajan.
14. Puput.