Assalamu'alaikum warohmatulohi wabarokatu... Salam kenal dari pembahasan ini nuwun sewu kulo bade arep koreksi,, bahwa Tumenggung Surontani 1 Ariokusumo memerintah di zaman Kanjeng Sultan Agung pada tahun 1616 masehi di Wajak,, dengan nasab Tumenggung Surontani Ariokusumo bin pangeran jurukinting bin ki juru martani bin pangeran songeb bin sunan kidul ( giri kedaton) bin Raden Paku,, Sunan Giri 🙏🙏🙏🙏
@SambungGenerasiMataram5 ай бұрын
nama Surontani itu ada banyak yang nunggak semi, kalau Surontani seda prang ing bengawan/kali andaka itu mertua dari Surontani 1 Katumenggungan Wadjak. Harusnya sebelum mengadakan sarasehan, bisa sowan dan bertanya terlebih dahulu ke tedak turun beliau yang punya pegangan Layang Kekancingan juga data dan terkait data sezaman atau turunan harusnya bisa bertanya atau berkirim surat ke karaton(karena arsip/data tokoh2 yang berhubungan dengan mataram itu banyak terserat dan tersimpan dikaraton, dimaksudkan begitu biar tidak banyak terjadi kekeliruan saat pemaparan) atau bisa juga menghadirkan salah satu narasumber dari pihak karaton.. itu lebih bagus, jadi ada kajian lebih mendalam..
@YosanSaputra-ct3cv5 ай бұрын
Nyimak...cerita...? Sepertinya kok agak menyimpang dari cerita...buku babon?? Apakah tak ada konfirmasi dari pihak2 terkait/tedak turunnya...ya...apa susahnya kalau ada konfirmasi saling ...tanya jawab . Sama yg terkait dari pihak...keraton/;tedak turunnya? Agar tak ada penyimpangan alur sejarah ..ceritnya...salam Rahayu...
@mbahagusgunungbudeg49035 ай бұрын
Tumenggung Surontani memerintah di Katumenggungan Wajak sekitar th. 1616, pada era Sultan Agung. Bukan pada era Pakubuwana III ( 1749 - 1788 ) Pembicara pada menit 39.45 menyebutkan bahwa yang dimaksud Tumenggung Surontani Kertoyudho adalah Tumenggung Surontani era Pakubuwana III ( 1749 - 1788 ) berdasarkan catatan babad Giyanti. Cerita itu tidak benar karena Tumenggung Surontani hidup pada kisaran tahun 1616 Sumber yang dipakai Pembicara ( Babad Giyanti ) jelas tidak sejaman dengan sejarah era Sultan Agung yang jauh lebih tua. Jadi bisa disimpulkan pembicara ini tidak mengetahui / menguasai sejarah Tumenggung Surontani. Berdasarkan buku catatan kraton Jogja yg lebih valid dari buku babad Giyanti atau serat Kanda dan didukung oleh cerita dari keturunan Tumenggung Surontani yg punya serat kekancingan dari Kraton jogja disebutkan bahwa Tumenggung Surontani II di Desa Tanggung adalah Putra Tumenggung Surontani satu wajak. Tolong pembicara ini diingatkan ( abaikan saja dongengan pembicara ) agar tidak menambah keruwetan sejarah, karena ini sangat berbahaya untuk generasi kita. Hati2 ya, Narasumber bukan ahli sejarah, bukan orang yg meneliti tetapi hanya membaca dari Serat Kanda dan babad Giyanti...!!!
@hadisiswanto5555 ай бұрын
Niki gimana ta Mbah Agus... La Eyang Tumenggung Surontani Kertoyudo Putra dari Eyang Tumenggung Surontani yg di Wajak kok Eranya Gianti.. Sudah ratusan Tahun dan beda Era.... Sejarah kok di wolak wakil..
@mbahagusgunungbudeg49035 ай бұрын
Lha itulah akibatnya kalau mendatangkan narasumber yang tidak kompeten, hanya melihat gelar & gebyar tanpa pertimbangan yang khidmat. Bahaya bisa membuat kekacauan sejarah