No video

Kepala BNPB Tinjau Kesiapsiagaan Warga Merapi di Yogyakarta

  Рет қаралды 107

BNPB Indonesia

BNPB Indonesia

Күн бұрын

Halo #SahabatTangguh!
Ada sebuah desa yang cantik bernama Kalurahan Karangwuni. Lokasinya berada di Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara geografis, lokasi desa ini berada di pesisir selatan dan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.
Kecantikan dari Kalurahan Karangwuni ini tak lepas dari menjamurnya spot wisata di sepanjang garis pantai. Sebut saja Pantai Glagah, Pantai Krida, Pantai Palma, Pantai Raziman dan lainnya. Pantai di Kalurahan Karangwuni itu menjadi pilihan terbaik untuk menikmati sunset atau matahari terbenam.
Sebagai desa maritim, penduduk Karangwuni tentu saja sudah terbiasa dihadapkan laut selatan yang terkenal dengan ombaknya yang ganas. Hal itu tidak terlepas dari dongeng legenda Nyi Roro Kidul digadang-gadang menjadi sosok di balik keganasan pantai selatan Jawa itu.
Di balik dari fenomena itu, sebenarnya ada temuan sains yang harus disikapi dengan bijak. Yang jelas, hal itu tidak bisa disangkutpautkan dengan mitos penguasa laut selatan tadi.
Dari ilmu sains, wilayah selatan jawa memiliki potensi sesar megathrust yang membentang dari wilayah Banten hingga Banyuwangi di Jawa Timur. Sesar atau patahan itu merupakan bagian dari apa yang disebut “Ring of Fire”. Jika ditarik garis, patahan itu sebenarnya membentang dari barat Sumatera, selatan Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Filipina, Jepang dan seterusnya.
Patahan itu menurut para ahli berpotensi memicu terjadinya gempabumi dan dapat mentriger gelombang tsunami. Namun kapan waktunya akan terjadi fenomena alam itu hingga saat ini belum dapat dipecahkan oleh sains.
Dari temuan sains itu, pemerintah kemudian mengambil kebijakan untuk memperkuat mitigasi, kesiapsiagaan masyarakat dan peringatan dini berbasis ekologi dan teknologi sebagai solusi dan antisipasi jangka panjang. Hal itu wujudkan dengan pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) yang diprakarsai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sejak 2019.
Melalui program Destana, masyarakat dilatih untuk mempersiapkan diri mulai dari peningkatan kapasitas, mitigasi hingga memahami konsep peringatan dini. Program Destana itu sekaligus menjadi kolaborasi dan sinergi positif antara pemerintah dan masyarakat demi menciptakan manusia tangguh bencana.
Sejak program Destana masuk ke Kalurahan Karangwuni, masyarakat berangsur-angsur memahami adanya potensi ancaman bencana dari laut selatan. Kabar baiknya, masyarakat kini sudah semakin memahami bagaimana konsep hidup berdampingan dengan alam di mana di dalamnya ada konsekuensi besar yaitu potensi risiko bencana.
Pada hari Kamis, 27 Juni 2024, Letjen TNI Suharyanto S.Sos., M.M., mendatangi Kalurahan Karangwuni untuk memastikan bahwa kesiapsiagaan masyarakat yang telah dibentuk melalui program Destana masih terjaga dengan baik.
Suharyanto tidak sendiri. Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi dan Direktur Kesiapsiagaan BNPB Pangarso Suryotomo mendampinginya di tengah masyarakat dan relawan yang tergabung dalam Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) se-Kabupaten Kulon Progo. Penjabat Bupati Kulon Progo, Srie Nurkyatsiwi juga turut hadir di sana. Tentunya bersama jajaran forkopimda di bawah komandonya.
Dalam forum itu, Suharyanto menebalkan pengetahuan masyarakat terkait fenomena sesar tadi. Menurut Suharyanto, wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) banyak sekali dilalui sesar yang sudah terdeteksi maupun yang belum.
Sebagai upaya membentuk masyarakat yang tangguh bencana, BNPB berkolaborasi dengan kementerian/lembaga lain. Sebut saja BMKG, BRIN termasuk unsur TNI dan Polri. Seluruh unsur itu pun memiliki peran penting sesuai tupoksinya masing-masing.
Dua hal itu menjadi bagian yang tidak boleh dipisahkan. Tanda-tanda alam maupun informasi peringatan dini bagi sebagian orang masih menjadi pertanyaan. Jika pemahaman masyarakat dan perilaku tidak dalam satu rangkaian, maka hal itu dapat memperbesar risiko bencana.
Dari seluruh rangkaian program Destana itu, Kepala BNPB menaruh harap semoga hal itu akan terus menjadi pelatihan dan tidak benar-benar dipraktekkan secara nyata. Dengan kata lain, Kepala BNPB berharap bahwa bencana tidak benar-benar terjadi di tengah masyarakat. Kendati demikian, Suharyanto memahami bahwa pun apabila bencana terjadi, semua itu merupakan kehendak Sang Pencipta. Manusia hanya dapat berikhtiar untuk melakukan hal terbaik demi mengurangi risiko bencana.
Lebih lanjut, Kepala BNPB mewanti-wanti bahwa bencana adalah kejadian yang berulang. Sehingga kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat tetap harus menjadi aset utama demi melahirkan manusia-manusia yang memiliki budaya sadar bencana.
Di hadapan para relawan, kepala desa, tokoh kebencanaan dan pemangku kebijakan yang hadir, Suharyanto memastikan bahwa BNPB akan terus mendampingi pemerintah daerah dalam memperkokoh Destana. Suharyanto tidak ingin apa yang sudah menjadi ketetapan dalam pengurangan risiko bencana ini kemudian luntur.
#BNPBTangguh
#BudayaSadarBencana

Пікірлер: 1
@repositoriku
@repositoriku 25 күн бұрын
Aku hadir😊
Uji Publik Nasional Perban Sismanlogpal
10:06
BNPB Indonesia
Рет қаралды 75
Joker can't swim!#joker #shorts
00:46
Untitled Joker
Рет қаралды 40 МЛН
Они так быстро убрались!
01:00
Аришнев
Рет қаралды 3,3 МЛН
艾莎撒娇得到王子的原谅#艾莎
00:24
在逃的公主
Рет қаралды 52 МЛН
Kilas Sepekan BNPB - Pekan Kedua Agustus 2024
6:54
BNPB Indonesia
Рет қаралды 94
Berita 60 Detik Edisi 22 Agustus 2024
1:00
BNPB Indonesia
Рет қаралды 44
Lomba Perayaan HUT RI ke-79 di BNPB
0:58
BNPB Indonesia
Рет қаралды 205
Joker can't swim!#joker #shorts
00:46
Untitled Joker
Рет қаралды 40 МЛН