Рет қаралды 8,674
KH Ahmad Siddiq, ulama progresif dari Jember, memiliki perjalanan hidup yang penuh makna. Berikut adalah beberapa aspek penting dalam perjalanan beliau:
Lahir dan Mendalami Agama di Pesantren: KH Ahmad Siddiq lahir pada 10 Rajab 1344 H (24 Januari 1926) di Talangsari, Jember, Jawa Timur. Sejak kecil, beliau mendalami pengetahuan agama di pesantren yang diasuh oleh orang tuanya. Ia juga belajar di Sekolah Rakyat Islam di Jember.
Studi di Pondok Pesantren Tebuireng: Saat mondok, KH Ahmad Siddiq belajar di Pondok Pesantren Tebuireng yang diasuh oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari. Di sana, beliau seangkatan dengan tokoh-tokoh seperti KH Sullam Samsun, KH Munasir Ali, dan KH Muchit Muzadi.
Pemikiran dan Karya Tulis: Beliau tidak hanya berperan sebagai ulama, tetapi juga sebagai penulis. Beberapa karya tulisnya meliputi:
Pedoman Berpikir Nahdlatul Ulama (FOSSNU Jatim, 1969)
Khittah Nahdliyyah (terbit pertama di Jember, April 1979)
Islam Pancasila dan Ukhuwah Islamiyah (wawancara dengan Fahmi D. Saifuddin, LTNNU, 1985)
Pemikiran KH Ahmad Siddiq (Aula, 1992)
Al-Hajj Ahmad Shiddiq al-Maulud fi Jimbar (tanpa tahun)
Dzikru al-Ghafilin liman Ahabba an Yasraha maa al-Auluya wa ash-Shalihin Majmuah (tanpa tahun)
Achmad Shiddiq al-Aurad fi al-Ma’had al-Islami ash-Shiddiqi Majmu’ah (1412 H)
KH Ahmad Siddiq wafat pada 23 Januari 1991 dan dimakamkan di Kompleks Pemakaman Aulia di Desa Mojo, Kediri. Kepemimpinannya dalam NU dilanjutkan oleh KH Ali Yafie dan kemudian oleh KH Ilyas Ruhiat.
Beliau adalah sosok yang memberikan kontribusi besar bagi Nahdlatul Ulama dan perjalanan hidupnya menginspirasi banyak orang.
#biografiulama #idrusramli #waliyulloh #walisongo