Рет қаралды 23,779
Dalam Al Qur’an surah Al-Araf-175-177. Bal’am bin Ba’ura, adalah seorang Ulama dari kalangan Bani Israil yang hidup dijaman Nabi Musa a.s. Beliau dikaruniai ilmu, nama-nama Allah Swt yang Mulia (Ism al Adzham), dan berbagai kelebihan lainnya, hingga setiap doanya selalu Allah Swt Ijabah.
Suatu ketika Nabi Musa a.s dan rombongannya melakukan perjalanan dari Mesir. Beliau singgah di tanah Bani Kan’an, tempat di mana Bal’am tinggal. Melihat kedatangan Nabi Musa a.s bersama orang2 Saleh lainnya. Penguasa dan beberapa orang pemuka kabilah merasa terancam kedudukannya.
Mereka meminta Bal ’am agar mendoakan Nabi Musa dan pengikutnya binasa. Mereka mendatangi Bal’am seraya berkata :
Wahai Bal’am, Musa bin Imran telah hadir di tengah Bani Israil. Kami khawatir kalau mereka akan mengusir kami.
Sesungguhnya kami adalah kaummu, dan engkau adalah orang yang terkabul doanya. Keluar dan berdoalah kepada Allah Swt agar menimpakan keburukan kepada mereka.
Pada awalnya Bal ’am menolak. Beliau menyadari, kalau Nabi Musa adalah utusan Allah Swt yang berada di jalan kebenaran. Karena itu, tak mungkin baginya memusuhi Nabi Musa dan pengikutnya.
Bal’am berkata, “Celakah kalian! Nabi Allah itu dijaga oleh para Malaikat dan orang-orang beriman. Bagaimana mungkin aku mendoakan keburukan atas mereka, sedangkan kelebihan yang aku miliki ini juga dari Allah Swt ? Jika aku berdoa kepada Allah supaya menolak Musa berikut orang-orang yang menyertainya, niscaya lenyaplah Dunia dan Akhiratku.
Tetapi, karena dahsyatnya bujuk rayu sang penguasa yang akan memberikan harta dan kedudukan padanya, istrinyapun goyah dan meminta agar Bal’am menerima tawaran tersebut. Akhirnya Iman Bal’am pun ikut goyah dan tak kuasa menolaknya. Akhirnya Bal’am bin Ba’urapun bergabung bersama penguasa dzalim. Sehingga Allah Swt mencabut semua kemuliaan yang ada padanya.
Bal’am kemudian menaiki keledainya menuju bukit Husban, dimana ia dapat melihat Nabi Musa dan pengikutnya. Baru berjalan beberapa langkah, keledainyapun menderum, tak mau jalan. Bal’am pun turun dan memukulnya.
Awalnya keledai itu tak mau jalan. Tetapi karena dipukul keras, keledai itupun berdiri. Baru berjalan beberapa langkah, keledai itupun berhenti. Lalu dipukulnya kembali hingga berdiri. Selanjutnya, keledai itu terus menolak tak mau jalan. Ketika ia kembali menyiksa keledainya, maka Allah mengizinkan keledai tersebut berbicara padanya.
Keledai itu berkata, “Celaka engkau, wahai Bal’am ! Kemana engkau hendak pergi? Tidakkah engkau melihat para Malaikat dihadapanku menolak ? Apakah engkau hendak pergi kepada Nabi Allah dan kaum Mukminin untuk mendoakan keburukan kepada mereka.
Namun Bal’am yang sudah bergabung dengan penguasa dzalim itu, tak peduli dan terus memukulnya. Allah Swt membiarkan keledai itu berjalan hingga sampailah di hadapan Nabi Musa a.s dan Bani Israil.
Mohon simak kajian ini hingga selesai, dan mohon maaf atas segala kekurangan kami.
#nabimusa #balambinbauro #ustadzabuhumairoh