No video

Kisah Mbah YAI Salim tanya hukum Rokok pada Mbah YAI Kholil Bangkalan.

  Рет қаралды 526

PENCARI HIKMAH 129

PENCARI HIKMAH 129

Күн бұрын

.
Kisah Mbah kiyai Salim sepuh bertanya hukum merokok pada Mbah kiyai Holil Bangkalan Madura.
Kiai Holil kedatangan tamu Kiai Salim. Kiai yang sangat sepuh. Begitu sepuhnya, bahkan kalau mau membandingkan secara sekilas saja, wajah Kiai holil terlihat masih kinyis-kinyis ketimbang Kiai Salim.
Meski lebih sepuh, namun Kiai Salim mengakui keilmuan Kiai Holil. Meski jadi tokoh di desanya, Kiai Salim tetap mengikuti kiai-kiai yang dianggapnya punya ilmu lebih mumpuni. Kebetulan kiai yang dianggap mumpuni itu salah satunya Kiai Holil.
Itulah kenapa, sore itu Kiai Salim sowan ke kediaman Kiai Holil.
“Kang, aku ini sudah sepuh. Paling sebentar lagi juga mati. Tapi beberapa hari kemarin aku dengar ada fatwa yang dikeluarkan Kiai Bahron bahwa rokok itu haram. Lebih-lebih lewat majelisnya Kiai Bahron, dikeluarkan maklumat fatwa haramnya rokok pula. Wah, wah,” kata Kiai Salim ini.
Kiai Holil cuma tersenyum.
“Padahal panjenengan itu perokok berat ya, Mbah?” tanya Kiai Holil.
“Iya,” kata Kiai Salim menunduk bingung.
“Lalu? Sampeyan mau ikutin hukum rokok yang itu?” tanya Kiai Holil.
“Nah, itu. Aku bingung Kang Holil. Aku itu memang secara keilmuan belum ada apa-apanya sama Kiai Bahron. Tapi aku ngerasa juga beliau belum ada apa-apanya dibanding panjenengan, Kang Holil. Makanya hari ini aku niat sowan mau tahu pendapat Kang Holil,” kata Kiai Salim.
“Pendapat apa?” tanya Kiai Holil.
“Ya pendapat soal rokok. Menurut panjenengan, rokok itu haram atau halal?’ tanya Kiai Salim.
Kiai Holil agak terkejut ditanya begitu. Tiba-tiba, tanpa ada rencana , seorang sesama kiai bertanya soal hukum rokok.
“Memangnya panjenengan siap kalau misalnya aku bilang rokok itu haram, Mbah?” tanya Kiai Holil.
“Oh, jadi menurut panjenengan rokok itu haram?” kata Kiai Salim. Tentu dengan nada sedih.
“Lho, bukan. Bukan begitu Maksudku, memangnya kalau fatwa itu keluar dari mulutku, panjenengan mau ikut Mbah?” tanya Kiai Holil.
“Insya Allah, Kang. Kalau panjenengan bilang itu haram. Mulai detik ini pula aku akan berhenti merokok,” kata Kiai Salim.
Kiai Holil agak terkejut. Meski secara keilmuan Kiai Salim ini cuma kiai kampung yang nguri-uri musolla kampung di desa, tapi kan semua orang juga tahu betapa solehnya Kiai Salim. Selalu konsisten menjadi imam musola dan ngaji di kampungnya, bahkan sampai usianya sekarang yang sudah hampir mendekati kepala sembilan.
Begitu Kiai Holil akan bicara, tiba-tiba…
“Sebentar Kang Holil. Sebentar. Sebelum panjenengan mau keluarin fatwa soal hukum rokok, aku cerita dikit boleh?” tanya Kiai Salim.
“Iya, boleh. Silakan Mbah,” kata Kiai Holil.
“Jadi gini Kang. Aku ini kan memang kiai ndeso, tuwek, dan sudah ditinggal mati istri bertahun-tahun lalu. Hiburanku itu selama ini ya cuma rokok Kang. Kalau habis solat, lalu ngaji sebentar di musola, aku ini suka rokokan di undakan musola. Lah mau ngapain lagi? Aku ini udah pensiun, anakku udah merantau semua,” cerita Kiai Salim.
Kiai Holil mendengarkan.
“Lalu aku ini denger fatwa hukum rokok haram itu, Kang. Wah, pusing saya. Hiburanku satu-satunya di dunia ini akhirnya diharamkan juga. Sudah ditinggal mati istri, tua, harta nggak banyak. Lah kok yang saya suka ada yang mengharamkan, padahal saya itu kan kiai Kang…” kata Kiai Salim.
Kiai Holil cuma terkekeh mendengar akhir kalimat itu, sambil membatin, “Emangnya kenapa kalau kiai…”
Tapi, Kiai Salim tetap melanjutkan…
“Masak iya kiai nonton dangdutan kayak bocah-bocah itu. Nonton film-film. Layo kan nggak pantas tho Kang. Makanya aku itu udah bersyukur banget bisa rokokan tiap habis jamaah solat di musola. Kadang sambil tak pakai buat zikir pula itu rokok. Ingat Gusti Allah . Kok bisa ya kebul-kebul begini aja bikin nikmat. Ajaib bener emang Gusti Allah itu,” kata Kiai Salim.
Kiai Holil tersenyum lebar. Sekaligus merasa menyesal tadi sejenak meremehkan Kiai Salim yang sepuh ini.
“Apa iya kalau diharamkan, aku ini masih punya hiburan yang bisa bikin ingat sama Gusti Allah? Memangnya kalau nonton dangdutan gitu bisa inget? Ah, kayaknya kok nggak mungkin. Makanya itu, aku sowan kemari. Untuk cari kejelasan. Gimana itu Kang?” tanya Kiai Salim.
Kiai Holil mengangguk-angguk.
“Gimana Kang?” tanya Kiai Salim lagi.
“Sudah Mbah. Buat panjenengan halal .” kata Kiai Holil sambil tersenyum lebar sekali.
“Lho kok gitu?” tanya Kiai Salim terkejut.
Kiai Holil lebih terkejut lagi mendengar Kiai Salim bertanya.
“Panjenengan ini pripun Mbah. Sudah aku bilang halal kok panjenengan malah tanya. Bukannya panjenengan harusnya senang ya?” tanya Kiai Holil.
“Bukan begitu, Kang. Aku ini dari rumah sudah siap kalau panjenengan bilang rokok haram kok. Lah kok tiba-tiba halal begini kan aku jadi bingung tho Kang,” kata Kiai Salim.
Kiai Holil tersenyum. Semakin salut dengan Kiai Salim.

Пікірлер: 2
@Antokjaya85
@Antokjaya85 3 ай бұрын
Bnyk yg gk fham, itu bukn foto nya kyai Kholil 😂😅
@hikmah129
@hikmah129 3 ай бұрын
Terima kasih atas kunjungannya sobat 🙏
GTA 5 vs GTA San Andreas Doctors🥼🚑
00:57
Xzit Thamer
Рет қаралды 25 МЛН
Секрет фокусника! #shorts
00:15
Роман Magic
Рет қаралды 61 МЛН
КТО ЛЮБИТ ГРИБЫ?? #shorts
00:24
Паша Осадчий
Рет қаралды 4,3 МЛН
26 Agustus 2024
16:16
al dekat
Рет қаралды 1,8 М.
Gus Baha Rebo wekasan
36:54
Ngaji Yuk
Рет қаралды 181 М.
BANTAHAN HABIB RIZIEQ ATAS PERNYATAAN RHOMA IRAMA TERBARU
25:56
Hidayah Robbi
Рет қаралды 1,9 МЛН
DITANYA SIAP YANG MENCIPTAKAN TUHAN ??? INI JAWABAN ABU NAWAS
16:14
Kewalian K. Kholil Bangkalan Waktu Mondok - KH. Abdullah Faqih
19:51
LenNyornek TV
Рет қаралды 647 М.
GTA 5 vs GTA San Andreas Doctors🥼🚑
00:57
Xzit Thamer
Рет қаралды 25 МЛН